Tugas Referat Radiologi - Karsinoma Serviks - V11
Tugas Referat Radiologi - Karsinoma Serviks - V11
Diajukan kepada :
dr. Rochmawati Istutiningrum, Sp. Rad
Disusun oleh :
Putri Pitaloka G4A020055
Arifatul Ulumiyah G4A020057
SMF RADIOLOGI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KARSINOMA SERVIKS
Disusun oleh :
Putri Pitaloka G4A020055
Arifatul Ulumiyah G4A020057
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti kepaniteraan Klinik di bagian
Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan atas berkat rahmat dan anugerahnya
sehingga penyusunan referat berjudul “Karsinoma Serviks” ini dapat diselesaikan.
Referat ini merupakan salah satu tugas di SMF Radiologi. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki penulisan kami di masa yang akan
datang. Kami juga mmengucapkan banyak terimakasih kepada :
Semoga referat ini bermanfaat bagi semua pihak yang ada di dalam maupun
diluar lingkungan RSUD Margono Soekarjo.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
A. Definisi...............................................................................................................2
B. Epidemiologi......................................................................................................2
C. Etilogi dan Faktor Risiko....................................................................................3
D. Klasifikasi...........................................................................................................4
E. Patofisiologi........................................................................................................9
F. Prosedur Diagnostik.........................................................................................10
G. Tatalaksana.......................................................................................................29
H. Prognosis..........................................................................................................35
I. Komplikasi........................................................................................................36
J. Pencegahan.......................................................................................................37
III. KESIMPULAN.....................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................41
iv
I. PENDAHULUAN
Hasil Riskesdas pada tahun 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
kanker pada kelompok wanita lebih besar dibandingkan laki laki, Hal ini dapat
disebabkan karena jenis kanker spesifik wanita seperti kanker payudara dan
karsinoma serviks merupakan jenis kanker utama yang paling banyak dilaporkan di
3.1% dari 378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian
terkait karsinoma serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun
tertinggi di negara berkembang, dan urutan ke 10 di negara maju atau urutan ke-5
secara global. Di Indonesia sendiri karsinoma serviks menduduki urutan kedua dari
10 kanker terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens
sebesar 12,7%. Kejadian karsinoma serviks akan sangat mempengaruhi hidup baik
penderita itu sendiri maupun keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi
Pengetahuan mengenai karsinoma serviks saat ini masih kurang dipahami oleh
sebagian besar wanita usia produktif di Indonesia. Hal ini sangat memprihatinkan
mengingat karsinoma serviks merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah sejak
dini. Pencegahan dan deteksi dini merupakan hal yang krusial dalam penatalaksaan
karsinoma serviks karena dampak karsinoma serviks yang tidak hanya mempengaruhi
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Epidemiologi
pada tahun 2020, ditemukan sebesar 6,6% kasus baru pada wanita dengan
berkembang dari pada negara maju yaitu 12,4 per 100.000 penduduk di
negara berkembang dan 5,2 per 100.000 penduduk di negara maju (Sung
et al., 2021).
kanker terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan
2
jumlah wanita penderita baru karsinoma serviks berkisar 90-100 kasus per
angka kedua proporsi kasus kanker terbanyak pada laki-laki dan wanita di
Rumah Sakit Kanker Dharmais yaitu sebesar 10,69%, dan 19,12% pada
Virus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16 dan 18 (Kemenkes, 2017).
Virus ini hanya ditularkan pada orang yang aktif secara seksual dan tidak
terjadinya karsinoma serviks antara lain: aktivitas seksual pada usia muda,
meningkatkan risiko dua kali terkena karsinoma serviks. Usia ibu saat
hamil yang kurang dari 18 tahun dan juga jumlah paritas yang banyak (≥ 4
risiko terkena karsinoma serviks. Merokok menjadi salah satu faktor risiko
3
karsinoma serviks, hal ini karena produk dari tembakau akan
Selain itu, pemakaian kontrasepsi oral jangka panjang, yaitu lebih dari 5
Risiko tersebut meningkat 1,9 kali lipat setiap 5 tahun. Adapun penyakit
yaitu chlamydia dan herpes genitalis. Selain itu infeksi HIV juga
D. Klasifikasi
4
exclude a high-grade squamous
squamous intraepithelial
intraepithelial lesion lesion (HSIL)
(ASC-H) B. Squamous cell
B. Squamous intraepithelial carcinoma
lesion (SIL)
Low-grade squamous
intraepithelial lesion
(LSIL)
High-grade
squamous
intraepithelial lesion
(HSIL)
- With features suspicious
for invasion
C. Squamous cell carcinoma
Glandular lesion Glandular tumours and
A. Atypical precursor
Endocervical cells A. Adenocarcinoma in situ
(NOS, or specify in B. Adenocarcinoma
comments)
Endometrial cells
(NOS, or specify in
comments)
Glandular cells
(NOS, or specify in
comments)
B. Atypical
Endocervical cells,
favor neoplastic
Glandular cells, favor
neoplastic
C. Endocervical
adenocarcinoma in situ
(AIS)
D. Adenocarcinoma
Endocervical
Endometrial
Extrauterine
Not otherwise
specified (NOS)
Other epithelial tumors
A. Adenosquamous
carcinoma
5
B. Adenoid basal
carcinoma
C. Adenoid cystic
carcinoma
D. Undifferentiated
carcinoma
Neuroendocrine tumors
A. Low-grade
neuroendocrine tumor
B. High-grade
neuroendocrine
carcinoma
<5 mm (a)
<3 mm
kedalaman <5 mm
6
1) IB1 Karsinoma invasif dengan kedalaman
cm
terbesar <4 cm
terbesar ≥4 cm
pelvis
terbesar <4 cm
terbesar ≥4 cm
ke dinding pelvis
paraaorta (c)
7
a. IIIA Karsinoma melibatkan sepertiga bagian bawah
saja
paraaorta
IV
berdekatan
Keterangan:
8
1. Pencitraan dan patologi dapat digunakan, jika tersedia, untuk
ditetapkan.
E. Patofisiologi
diinduksi oleh HPV ini bisa berkembang dalam 2 tahun setelah infeksi
pertama pada epitel skuamus endoserviks yang tidak stabil (Ghim et al.,
2002). HPV dapat masuk melalui luka lecet kecil seperti yang terjadi saat
baik, akan tetapi diketahui bahwa HPV masuk dimediasi oleh sebuah
9
reseptor, dan diberbagai penelitian juga menyebutkan bahwa heparin
keganasan. Integrasi DNA virus dengan genom sel tubuh merupakan awal
akan mengikat p53, sehingga tumor suppressor gene (TSG) p53 akan
tidak terkontrol, perbaikan DNA dan apoptosis tidak terjadi (Puteri, 2020).
F. Prosedur Diagnostik
BNO-IVP, foto toraks dan bone scan, CT scan atau MRI, PET scan.
rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan stadium IB2 atau lebih.
(Kemenkes, 2017).
10
Pada anamnesis umumnya pada lesi prakarsinoma pasien tidak
gejala dapat berkembang menjdi nyeri pinggang atau perut bagian bawah
ureter, bahkan sampai oligo atau anuria. Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai
menunjukkan serviks normal atau terlihat adanya lesi. Tumor yang besar
2019).
11
primer dan menilai persebaran lokal, sedangkan untuk metastasis jauh
terbaik dinilai dengan CT scan atau PET scan. Lokasi paling umum
1. Gambaran Ultrasonografi
12
digunakan untuk menentukan stadium dari karsinoma serviks
2. Gambaran CT Scan
a. Tumor primer
13
isodense dibandingkan parenkim normal. Tumor primer
(Puteri, 2020).
14
Gambar 2.2 Karsinoma serviks stadium IIIB dengan
hidronefrosis
15
Gambar 2.3 Perluasan tumor ke dalam myometrium
16
b. Invasi parametrium
2 cm (Puteri, 2020).
17
Gambar 2.6 Massa di serviks dan parametrium
18
Gambar 2.8 Invasi otot dan sakral
19
hilangnya bidang lemak perivesikal atau perirektal, massa
e. Invasi limfatik
20
dan 10 mm untuk kelenjar iliaka eksternal. Terdapat tiga
(Puteri, 2020).
21
Gambar 2.11 Jalur Lateral: Penyebaran limfatik di
sepanjang jalur nodus pelvis lateral
22
Gambar 2.13 Jalur Presakral Pelvis: Penyebaran
limfatik di sepanjang jalur kelenjar presacral pelvis
f. Metastasis jauh
3. Gambaran MRI
23
Karsinoma serviks memiliki intensitas intermediate
24
Gambar 2.17 karsinoma serviks berbentuk barel meluas
ke serviks bagian dalam, dengan mempertahankan os
eksternal
25
Gambar 2.18 Karsinoma serviks dengan invasi vagina.
(A) sagital dan (B) aksial
c. Invasi parametrium
26
piriformis, atau levator ani, dengan atau tanpa ureter
27
Gambar 2.21 Karsinoma serviks dengan invasi kandung
kemih
28
dari otot-otot hypointense dan pembuluh darah (Puteri,
2020).
G. Tatalaksana
et al., 2020; PNPK, 2017; Puteri, 2020, Susianti & Aulia, 2017):
1. Lesi prakanker
a. Krioterapi
29
Krioterapi mendestruksi lapisan epitel serviks dengan
b. Elektrokauter
c. Diatermi elektrokoagulasi
tersebut luas.
d. Laser
30
yang paling luar akan menguap karena cairan
ulang.
b. Stadium IA1
31
3) Histerektomi total dilakukan pada pasien tanpa
pertimbangan kesuburan.
1) Operarif
2) Non operatif
32
untuk memperoleh distribusi dosis yang optimal
1) Operatif
2) Neoajuvan kemoterapi
pemeriksaan histologik.
e. Stadium IIB
33
3) Neoajuvan kemoterapi yaitu rekomendassi C
limfadenektomi pelvik.
parametrectomy
f. Stadium IIIA
g. Stadium IIIB
34
kemoradiasi dengan regimen non cisplatin atau
radiasi.
h. Stadium IIIC
diperlukan.
i. Stadium IVA
j. Stadium IVB
35
Kasus karsinoma serviks stadium IVB
H. Prognosis
karsinoma serviks dengan stadium 0, I, II, dan III masih tinggi, sedangkan
I. Komplikasi
36
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus karsinoma serviks antara
1. Metastasis
2. Obstruksi ureter
37
area tungkai. Nyeri hebat dirasakan terutama di area punggung
4. Perdarahan masif
mudah berdarah.
J. Pencegahan
serviks antara lain (Legianawati et al., 2019; Susianti & Aulia, 2017):
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
38
Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan adalah tes pap
39
III. KESIMPULAN
40
9. Probabilitas ketahanan hidup dalam kurun waktu 1 tahun pada pasien
karsinoma serviks masih baik pada stadium 0, I, II, dan III; pada pasien yang
menjalani pengobatan kemoterapi, transfusi PRC, dan operasi; serta pada
pasien tanpa komplikasi.
10. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus karsinoma serviks antara lain
metastasis, obstruksi ureter, nyeri dan edem tungkai, dan perdarahan masif.
11. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi karsinoma serviks
antara lain pencegahan primer berupa vaksinasi HPV dan pencegahan
sekunder berupa skrining rutin dengan tes papsmear serta tes IVA.
41
DAFTAR PUSTAKA
Bhatla N., Jonathan S B., Mauricio C F., Lynette A D., Seija G., Kanishka K., et al.
2018. Revised FIGO staging for carcinoma of the cervix uteri.
International Federation of Gynecology and Obstetrics. Vol.145(1): 129-
135.
Ghim S., Partha S B., AB Jenson. 2002. Cervical Cancer: Etiology, Pathogenesis,
Treatment, and Future Vaccines. Asian Pacific Journal of Cancer
Prevention. Vol.3(3): 207-214.
Hsiao Y H., Shun F Y., Ya H C., Tze H C., Horng D T, Ming C C., et al. 2021.
Updated applications of Ultrasound in Uterine Cervical Cancer. Journal of
Cancer. Vol.12(8): 2181-2191
Ibeanu O A. Molecular Pathogenesis of Cervical Cancer. Cancer Biology &
Therapy. Vol.11(3): 295-306.
Inayati, K. D., Purnami, S. W. 2015. Analisis Survival Nonparametrik pada Pasien
Kanker Serviks di RSUD Dr. Soetomo Surabaya menggunakan Metode
Kaplan Meier dan Uji Log Rank. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 4 (2):
199-204.
Johnson C A., Deepthi J., Amelita M., Mona A. 2019. Cervical Cancer: An Overview
of Pathophysiology and Management. Seminars in Oncology Nursing.
Vol.35(2): 166-174.
Kementerian Kesehatan. 2017. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker
Serviks. Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Depertemen Kesehatan,
Jakarta. 59 hal.
Kementrian Kesehatan. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. 674 hal.
Legianawati, D., Puspitasari, I. M., Suwantika, A. A., Kusumadjati, A. 2019. Profil
Penatalaksanaan Kanker Serviks Stadium IIB-IIIB dengan Terapi Radiasi
dan Kemoradiasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Periode Tahun 2015-2017. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Vol 8 (3):
205-216.
Mansoori B., Gaurav K., Glorimar R., Kevin A., Jayanthi L., Daniella F P. 2020.
Multimodality Imaging of Uterine Cervical Malignancies. Nuclear
Medicine and Molecular Imaging. Vol.215(2): 292-304.
Mortality Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. Ca Cancer J Clin. Vol.7(3):
209-249.
42
Pitriani. 2013. Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks pada Pasien Rawat Inap di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tesis. Universitas
Hassanuddin, Makassar.
Puteri, A. P. 2020. Karsinoma Serviks: Gambaran Radiologi dan Terapi Radiasi.
CDK. Vol 47 (4): 277-286.
Sung H., Jacques F., Rebecca L., Mathieu L., Isabelle S., Ahmedin J., et al. 2021.
Global Cancer Statistics 2020: GLOBOCAN Estimates of Incidence and
Susianti., Aulia, W. 2017. Pengobatan Karsinoma Serviks. Majority. Vol 6
(2): 92-99.
Susanti, Wita A. 2017. Pengobatan Karsinoma Serviks. Majority. Vol.6(2): 92-99.
43