MAKALAH
ANALISIS KUALITATIF ANION DAN RENCANA PROYEK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hayuni Retno Widarti, M. Si.
Dr. Neena Zakia, S .Si, M.Si.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “MAKALAH ANALISIS KUALITATIF ANION
DAN RENCANA PROYEK” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Kimia Analitik.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Hayuni Retno
Widarti, M. Si. Dan Ibu Dr. Neena Zakia, S. Si, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Definisi Analisis Kualitatif Anion 5
2.2 Klasifikasi Anion 5
2.3 Sifat-Sifat Anion 5
2.4 Uji Pendahuluan untuk Anion 7
2.5 Tes Khusus untuk Anion 7
2.6 Uji Pemastian terhadap Anion 9
BAB III 11
RENCANA PROYEK 11
3.1 Pengertian Titrasi 11
3.2 Tujuan 11
3.3 Alat dan Bahan 11
3.4 Langkah Kerja 12
3.5 Hasil dan Pembahasan 12
BAB IV 13
PENUTUP 13
4.1 Kesimpulan 13
4.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
2
DAFTAR TABEL
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
S2- + H2O → HS- + OH-
Empat anion lain yaitu SO32-, CrO42-, NO22-, SO42- merupakan basa yang relatif lemah
seperti yang ditunjukkan oleh nilai Kb-nya. Garam anion ini dengan kation yang bersifat asam
lemah akan menghasilkan larutan garam yang bersifat basa yang lebih lemah dibandingkan
garam anion S2-, PO43-, dan CO32-. Berikut beberapa nilai Kb dari anion.
Tabel 1 Beberapa Nilai Kb dari Anion
Anion Kb Anion Kb
tidak menunjukkan sifat-sifat sebagai oksidator. Akan tetapi, dalam suasana asam pekat,
SO42- yang sebagian besar ada dalam bentuk HSO4- menunjukkan sifat oksidator yang agak
kuat. Ion nitrit NO₂- dapat bersifat sebagai oksidator kuat, maupun reduktor yang lemah bila
ada dalam suasana asam. Hanya oksidator kuat seperti ion permanganat, MnO4- atau klor, Cl2
yang mampu mengoksidasi ion nitrit dalam suasana asam.
2.3.3 Kesetimbangan kelarutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion.
Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba²+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari
anion tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Demikian pula dengan reaksi pengendapan
anion dengan menggunakan ion Ag+ merupakan bagian penting dari uji pendahuluan dari
analisis anion.
Ion sulfit, karbonat, kromat, fosfat, dan sulfat, bila direaksikan dengan Ba2+ akan
menghasilkan garam barium yang hanya sedikit larut dalam air, yang ditunjukkan dengan
kecilnya nilai Ksp. Nilai Ksp garam barium dari anion-anion tersebut ditunjukkan pada tabel
berikut.
6
Tabel 2 Nilai Ksp Beberapa Garam dan Asam Konjugasi
Nama Garam Ksp
Dalam suasana asam, ion karbonat dan sulfit terdekomposisi menghasilkan CO2 dan
SO2 bila larutannya memiliki cukup H+.
Dalam keadaan larutan netral semua anion kecuali NO3- menghasilkan endapan
dengan kation Ag+. Semua garam perak, kecuali Ag2S, AgI, AgBr, larut dalam larutan asam
kuat seperti HClO4, anion-anion CO32-, NO2-, SO32- mengalami penguraian atau membentuk
asam konjugasinya, sehingga hasil kali ion-ion larutannya lebih kecil dari nilai Ksp.
7
2.4.1 Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi
Terjadinya warna merah-coklat sampai hitam bila beberapa tetes larutan sampel
atau analit ditambahkan ke dalam larutan Mangan(II) klorida, MnCl2 dalam larutan
HCl pekat, menunjukkan adanya anion pengoksidasi.
➜Kemungkinan anionnya : NO2-, NO3-, CrO42-, yang mampu mengoksidasi Mn2+
menjadi Mn3+ jika dilangsungkan dalam suasana asam klorida pekat.
➜Munculnya warna karena terbentuknya ion kompleks dari Mn3+ seperti [MnCl₅]²-.
➜Jika sampel yang diuji mengandung anion pengoksidasi, kecil kemungkinannya
mengandung anion pereduksi, terutama bila pengujiannya dilakukan dalam
keadaan asam.
➜Anion pereduksi hanya dapat berada bersama-sama, jika perlakuannya dilakukan
pada suasana basa atau netral.
2.4.2 Deteksi Adanya Ion Pereduksi
Timbulnya suspensi atau endapan biru gelap bila larutan sampel ditambahkan ke
dalam larutan yang mengandung FeCl₃, K₃[Fe(CN)6] dan HCI encer menunjukkan
adanya anion-ion pereduksi, seperti S²-, SO₃²-, I-, atau NO₂.
➜ Endapan biru timbul, karena terbentuknya KFe[Fe(CN)₆] sebagai hasil reduksinya.
➜ KFe[Fe(CN)₆] merupakan senyawa kompleks yang di dalamnya terdapat besi (II)
dan besi (III). Sebagai contohnya, reaksi dengan ion I- dapat dituliskan sebagai
berikut
2Kᐩ + 2Fe³ᐩ + 2[Fe(CN)₆]³⁻ + 2I⁻ ->2KFe[Fe(CN)₆] (s) + I₂(aq)
8
Pereduksi S2-, SO32-, I-, NO2-
Golongan II Golongan IV
Anion yang stabil dalam HClO4 encer dan Anion yang stabil dalam HClO4 encer, tetapi
mengendap sebagai garam perak menghasilkan garam perak yang larut dalam
S2- → Ag 2S (hitam) suasana asam atau netral
I- → AgI (kuning pucat) NO3-
Br- → AgBr (kuning-coklat) AgSO4 sebagai endapan
Cl- → AgCl (putih)
9
(2) didinginkan larutan bersuasana asam dari langkah 1, ditambahkan larutan perak
nitrat, dicatat warna endapan yang terbentuk. Dipisahkan endapan (hasil langkah 2)
dari larutannya. Dibuat larutan menjadi bersuasana basa dengan menambahkan
larutan NH₄OH 6M. Ditambahkan lebih banyak larutan perak nitrat jika perlu.
Dicatat warna endapan yang terbentuk.
Intrepretasi
Pengamatan
Keadaan Dingin Keadaan Panas
10
Intrepretasi
Pengamatan
Keadaan Dingin Keadaan Panas
Hasil dari penambahan H₂SO₄ pada sampel anion yang diuji. Uji dengan H₂SO₄ harus
dilakukan pada sampel yang diuji dalam bentuk padatan. Jika sampel yang diuji adalah
campuran dari garam, hasil dari uji tidak selalu mudah untuk diinterpretasi, karena gas yang
terbentuk mungkin terperangkap. Demikian pula dengan garam yang sulit larut (seperti perak
halida) dan garam yang mengandung karakter kovalen (misal Cdl₂ dan HgCl₂) yang hanya
bereaksi lambat dengan asam.
Endapan yang ditunjukan dalam kurung tidak akan terlihat jika HCIO₄ encer
ditambahkan dalam larutan pertama. Jika konsentrasi NO₂ relatif tinggi, NO₂⁻ akan terlihat
dalam golongan III, yang juga terlihat pada golongan I.
11
kemudian dilewatkan dalam larutan barium hidroksida. Terbentuknya endapan putih dari
barium karbonat BaCO3 menunjukkan sampel mengandung CO32-.
CO32- + 2H+ → CO2 (g) + H2O (l)
CO2 (g) + Ba2+ + 2OH- → BaCO3 (s) + H2O (l)
2.5.4 Uji Anion Nitrit, NO 2- dan Nitrat, NO3-
Uji adanya ion nitrit didasarkan atas kemampuannya sebagai bahan pengoksidasi.
Larutan uji harus dibuat sedikit bersuasana asam dengan menambahkan asam sulfat encer
atau asam asetat. Beberapa tetes larutan besi(II) sulfat yang baru dibuat yang dimasukkan ke
dalam larutan sampel akan menyebabkan oksidasi besi(II) menjadi besi(III) dan pereduksian
NO2 menjadi NO. Reaksi antara NO dan kelebihan besi(II) menghasilkan kompleks besi yang
berwarna coklat (cincin coklat).
NO2 + Fe2+ + 2H+→ Fe3+ + NO (aq) + H2O (l)
Fe2+ + NO (aq) → [Fe(NO)]2+
Uji identifikasi untuk NO3- mirip, tetapi konsentrasi hidrogen atau keasamannya lebih tinggi.
NO2 bersifat oksidator dan reduktor, sedang NO3 hanya sebagai oksidator.
2.5.5 Uji Anion Halida (Cl -, I-, Br-)
Metode untuk mendeteksi satu ion halida bila terdapat ion halida bila terdapat ion
halida lainnya adalah didasarkan sifat-sifat reduktor halogen. Reaksi bertahap ini
dimungkinkan terjadi karena ion iodida I- lebih mudah teroksidasi daripada ion Br-. I- dan Br-
lebih mudah teroksidasi dibandingkan ion klorida. Larutan yang diuji pertama kali harus
dibuat bersuasana sedikit asam dengan larutan HCl, kemudian ditambahkan sejumlah kecil
CCl4. Selanjutnya ditambahkan air klor atau larutan natrium hipoklorit (NaOCl) sambil
diaduk. Munculnya warna violet pada lapisan CCl4 menunjukkan adanya ion iodida.
2I- + Cl2 (g) → I2 (dalam CCl4) + 2Cl-
Uji bromida, bila di dalamnya terdapat ion I-, maka I- harus dioksidasi menjadi IO3
yang tidak berwarna, kemudian ditambahkan air klor.
I2(dalam CCl4) + 5Cl2 + 6H2O(l) → 2IO3 + 10 Cl2- + 12H+
Dengan menambahkan air klor secara terus-menerus, warna kuning sampai coklat yang
terbentuk pada lapisan CCl4 yang mengindikasi adanya Br- dalam sampel.
2Br-- + Cl2 (aq)→ Br2(dalam CCl4) + 2Cl-
Uji identifikasi Cl-, bila di dalamnya terdapat ion I- dan Br-, pertama menghilangkan
ion I- dan Br- dengan menggunakan ion peroksodisulfat (S2O82-).
2X-- + S2O82-→ X2 + 2SO42- , X- = I- atau Br-
Halogen yang dibebaskan diekstraksi ke dalam CCl4, kemudian diasamkan dengan HNO3,
kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalamnya. Terbentuknya endapan putih AgCl
yang larut dalam larutan amoniak pekat, menunjukkan adanya ion Cl-. Bila larutan dalam
sampel tidak terdapat ion I- dan Br-, pengujian adanya ion Cl- lebih sederhana. Jika pengujian
dengan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCl yang larut dalam larutan amoniak
pekat, menunjukkan adanya ion Cl-.
12
2.6 Uji Pemastian terhadap Anion
Dalam setiap hal dimana adanya anion telah ditunjukkan, ini harus dipastikan dengan
sedikitnya satu uji pemastian yang membedakan.
13
SO42- Direaksikan dengan larutan Terbentuk endapan putih BaSO4
barium klorida yang tidak larut dalam HCl encer
BAB III
RENCANA PROYEK
3.2 Tujuan
Tujuan titrasi adalah untuk mengetahui keberadaan anion dalam suatu sampel, yaitu
air injeksi beserta kadarnya.
14
3.4 Langkah Kerja
Analisis Sulfat (SO42-)
1. Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades hingga
volume menjadi 100 ml.
2. Ditambah amonium oksalat sebanyak 1 ml lalu ditambah 5 ml asam asetat (pekat), 5
ml aseton dan 2 tetes indikator sulfunazol.
3. Didiamkan ± selama 15 menit lalu diaduk dengan magnetic stirrer.
4. Selanjutnya dititrasi dengan BaCl2 0,05 N hingga terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi biru dan dicatat volume BaCl2 yang habis terpakai.
Analisis Bikarbonat (HCO3-)
1. Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam erlenmeyer dan diencerkan dengan aquadest
sampai volumenya menjadi 100 ml.
2. Ditambah 3 tetes indikator metil orange.
3. Dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari orange muda menjadi
orange tua. Dicatat volume HCl 0,1 N yang habis terpakai.
Analisis Klorida (Cl-)
1. Dimasukkan 1 ml sampel ke dalam erlenmeyer
2. Kemudian diencerkan dengan aquades sampai volumenya menjadi 100 ml.
3. Ditambahkan indikator K2Cr2O4 5% secukupnya dan dititrasi dengan AgNO3 0,1 N
hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata
4. Kemudian dicatat volume AgNO 3 0,1 N yang habis terpakai.
Pada pengujian HCO3- ini menggunakan metode titrasi asidimetri yaitu titrasi dengan
menggunakan larutan baku yang bersifat dalam penetapan kadar suatu zat yang bersifat asam
kemudian ditambah 3 tetes indikator metil orange yang bertujuan untuk menandai titik
ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan yang awalnya berwarna orange
15
muda menjadi warna orange tua. Warna ini dikarenakan adanya pengaruh ion H+ dari HCl
yang bereaksi dengan indikator metil orange.
Penentuan kadar klorida menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Metode ini
digunakan untuk menentukan kadar klorida dalam rentang pH 7-10 dengan larutan standar
AgNO3 dan K2Cr2O4 5% digunakan sebagai indikator pada saat titik akhir titrasi. Titrasi
dilakukan dalam suasana netral, apabila ion klorida telah habis diendapkan oleh ion perak
maka ion kromat akan berwarna merah bata yang ditandai sebagai titik akhir titrasi. Saat
sebelum titik ekuivalen :
AgNO3 + Cl- → AgCl(s) + NO3-
Setelah titik ekuivalen :
AgNO3 + K2Cr2O4 → Ag 2CrO4(s) + NO3-
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data, buku, dan artikel yang telah kami temukan dan diskusikan, dapat
disimpulkan analisis anion adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion
serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Anion dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelas; pada kelas A, proses yang dipakai merupakan proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan
asam-asam. Pada kelas B, yang dipakai merupakan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan.
Sifat-sifat anion ada tiga; sifat asam-basa, sifat redoks, dan kesetimbangan kelarutan.
Uji pendahuluan untuk anion meliputi deteksi adanya ion pengoksidasi, deteksi adanya ion
pereduksi, deteksi dari kelompok anion, dan sifat-sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Tes
khusus untuk anion dilakukan setelah deteksi tiap kelompok telah dilakukan. Uji Pemastian
terhadap Anion dilakukan dalam setiap hal dimana adanya anion telah ditunjukkan, ini harus
dipastikan dengan sedikitnya satu uji pemastian yang membedakan.
16
4.2 Saran
Melalui makalah Analisis Kualitatif Anion yang telah kami susun dari berbagai
sumber, penulis memberikan saran kepada pembaca makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Makalah ini sebagai bahan untuk lebih mengetahui dan memperluas pengetahuan
mengenai analisis kualitatif anion, semoga dapat digunakan sebaik mungkin.
2. Penulisan makalah ini masih perlu dilakukan perbaikan secara akurat agar hasilnya
lebih sempurna, maka saya meminta saran dan kritik yang sifatnya membangun guna
lebih sempurnanya makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Asmah, N., Amri, Y., & Fajri, R. (2020). Penentuan Kadar Anion dan Kation pada Air Injeksi
di WTP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field.
Ibnu, M. S. (2005). Kimia Analitik 1 (1st ed.). Universitas Negeri Malang (UM PRESS).
Setiono, & Pujdaatmaka, A. H. (1985). Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
18