Anda di halaman 1dari 19

0

MAKALAH
ANALISIS KUALITATIF ANION DAN RENCANA PROYEK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hayuni Retno Widarti, M. Si.
Dr. Neena Zakia, S .Si, M.Si.

Disusun oleh Offering D:


1. Insi Norma Jelita (210331626019)
2. Khoirunisa Febrianti (210331626076)
3. Mir’atus Sholihah (210331626074)
4. Moch. Seftian Danu Tirta (210331626006)
5. Muh. Rahadeva Suryaputra (210331626030)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “MAKALAH ANALISIS KUALITATIF ANION
DAN RENCANA PROYEK” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Kimia Analitik.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Hayuni Retno
Widarti, M. Si. Dan Ibu Dr. Neena Zakia, S. Si, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 21 September 2022

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3

BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Definisi Analisis Kualitatif Anion 5
2.2 Klasifikasi Anion 5
2.3 Sifat-Sifat Anion 5
2.4 Uji Pendahuluan untuk Anion 7
2.5 Tes Khusus untuk Anion 7
2.6 Uji Pemastian terhadap Anion 9
BAB III 11

RENCANA PROYEK 11
3.1 Pengertian Titrasi 11
3.2 Tujuan 11
3.3 Alat dan Bahan 11
3.4 Langkah Kerja 12
3.5 Hasil dan Pembahasan 12
BAB IV 13
PENUTUP 13
4.1 Kesimpulan 13
4.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

2
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Beberapa Nilai Kb dari Anion 6


Tabel 2 Nilai Ksp Beberapa Garam dan Asam Konjugasi 7
Tabel 3 Anion Peoksidasi dan Anion Pereduksi yang Umum
Tabel 4 Penggolongan Anion 8
Tabel 5 Beberapa uji Pemastian terhadap Anion 9
Tabel 6 Data Hasil Pengamatan 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik adalah studi yang mempelajari tentang pemisahan, identifikasi,
kuantifikasi komponen kimia. Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur-unsur senyawa apa yang ada dalam suatu
sampel. Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu
yang terkandung dalam suatu sampel.
Anion dapat diidentifikasi keberadaannya melalui satu atau lebih reaksi kimia,
pengujian keberadaan anion bisa menggunakan analisis kualitatif. Anion juga memiliki
sejumlah sifat-sifat dan reaksi-reaksi tes khususnya. Pengklasifikasi anion berdasarkan
prosesnya dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan B. Kelas A, proses yang dipakai
merupakan proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap,
yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, sedangkan pada kelas B, yang
dipakai merupakan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Analisis kualitatif anion secara sistematis telah berkembang cukup lama. Berkat
kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun 1840, yang kemudian
diterbitkan sebagai buku pada tahun 1897. Langkah-langkah analisis anion dapat
dilakukan secara sistematis melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar
untuk kajian analisis kualitatif bahan anorganik. Analisis anion lebih sederhana
dibandingkan analisis kation, anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi
dari gejala-gejala yang timbul.
Dalam setiap kegiatan analisis kualitatif pengamatan visual merupakan hal yang
penting. Warna adalah penting, karena beberapa ion anorganik dapat diketahui dari
warnanya yang spesifik. Walau demikian kita tidak boleh menarik kesimpulan secara
cepat, terutama bila yang dianalisis berupa larutan yang terdiri dari campuran beberapa
ion agar tidak terjadi kesimpulan yang salah. Amatan visual berkaitan dengan warna dari
sampel padatan juga penting. Warna-warna endapan yang dihasilkan dari reaksi dalam
larutan kadang-kadang menunjukkan identitas dari endapan yang terbentuk.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa itu analisis kualitatif anion?
1.2.2. Bagaimana klasifikasi terhadap anion?
1.2.3. Apa saja sifat-sifat dari anion?
1.2.4. Bagaimana uji pendahuluan terhadap anion?
1.2.5 Bagaimana tes khusus untuk anion?
1.2.6 Bagaimana uji pemastian terhadap anion?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi analisis kualitatif anion.
1.3.2 Mengetahui klasifikasi dari anion.
1.3.3 Mengetahui sifat-sifat dari anion.
1.3.4 Mengetahui metode uji pendahuluan terhadap anion.
1.3.5 Mengetahui tes khusus untuk anion
1.3.6 Mengetahui uji pemastian terhadap anion.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Analisis Kualitatif Anion


Analisis Anion adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta
jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan Analisis kualitatif adalah
untuk mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan
jenis bahan kimia yang terdapat pada sampel. Jadi analisis kualitatif anion adalah analisa
yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat
dalam suatu sampel tersebut.

2.2 Klasifikasi Anion


Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi ke dalam dua kelas, yaitu:
2.2.1 Kelas A
Pada kelas A, proses yang dipakai merupakan proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam.
(i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer diantaranya
karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit, sianida,
dan sianat.
(ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi dari zat-zat
dari gas yang dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer ditambahkan zat
berikut: fluorida, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat,
heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
2.2.2 Kelas B
Pada kelas B, yang dipakai merupakan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan.
(i) Reaksi pengendapan
Sulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan
Manganat, permanganat, kromat, dan dikromat.

2.3 Sifat-Sifat Anion


Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan
dan mengidentifikasi ion yang sejenis. Kesetimbangan asam-basa, kesetimbangan heterogen,
kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion kompleks merupakan jenis-jenis
kesetimbangan yang sering digunakan dalam analisis kualitatif anion. Kajian yang lebih rinci
tentang kesetimbangan biasanya dipelajari dalam kimia fisika, akan tetapi perlu kiranya
dibahas kembali secara ringkas tentang beberapa jenis kesetimbangan yang aplikatif untuk
analisis anion.
2.3.1 Sifat-sifat asam-basa
Garam-garam larut dalam air yang mengandung kation basa kuat bila berkombinasi
(bergabung) dengan anion dari asam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Misalnya anion S2-, PO43-, dan CO32- adalah basa Bronsted-Lowry yang kuat. Garam yang
berasal dari anion ini dengan kation seperti K+ bereaksi dengan air dan menghasilkan larutan
yang bersifat basa. Misalnya

5
S2- + H2O → HS- + OH-
Empat anion lain yaitu SO32-, CrO42-, NO22-, SO42- merupakan basa yang relatif lemah
seperti yang ditunjukkan oleh nilai Kb-nya. Garam anion ini dengan kation yang bersifat asam
lemah akan menghasilkan larutan garam yang bersifat basa yang lebih lemah dibandingkan
garam anion S2-, PO43-, dan CO32-. Berikut beberapa nilai Kb dari anion.
Tabel 1 Beberapa Nilai Kb dari Anion

Anion Kb Anion Kb

S2- 3 x 10-2 PO43- 1 x 10-2

CO32- 2,1 x 10-4 SO32- 2,0 x 10-7

CrO42- 3,1 x 10-8 NO2- 1,4 x 10-11

SO42- 1,0 x 10-12 NO3- 5 x 10-17

Br- 1 x 10-23 Cl- 3 x 10-23


2.3.2 Sifat redoks
kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktor, sebagian lain
sifat oksidator reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan
oksidator kuat dalam suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan reduktor dalam
suasana asam (S2- digambarkan sebagai H2S, sedangkan SO32- digambarkan sebagai H2SO3).
I2 (s) + 2e- → 2I- Eo = 0,536 V
S(s) + 2H+ + 2e- → H2S(aq) Eo = 0,142 V
SO42- + 4H+ + 2e- → H2SO4 (aq) + H2O(l) Eo = 0,172 V
Sifat oksidator dari ion SO4 tergantung pada kondisi. Dalam larutan encer ion SO42-
2-

tidak menunjukkan sifat-sifat sebagai oksidator. Akan tetapi, dalam suasana asam pekat,
SO42- yang sebagian besar ada dalam bentuk HSO4- menunjukkan sifat oksidator yang agak
kuat. Ion nitrit NO₂- dapat bersifat sebagai oksidator kuat, maupun reduktor yang lemah bila
ada dalam suasana asam. Hanya oksidator kuat seperti ion permanganat, MnO4- atau klor, Cl2
yang mampu mengoksidasi ion nitrit dalam suasana asam.
2.3.3 Kesetimbangan kelarutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion.
Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba²+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari
anion tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Demikian pula dengan reaksi pengendapan
anion dengan menggunakan ion Ag+ merupakan bagian penting dari uji pendahuluan dari
analisis anion.
Ion sulfit, karbonat, kromat, fosfat, dan sulfat, bila direaksikan dengan Ba2+ akan
menghasilkan garam barium yang hanya sedikit larut dalam air, yang ditunjukkan dengan
kecilnya nilai Ksp. Nilai Ksp garam barium dari anion-anion tersebut ditunjukkan pada tabel
berikut.

6
Tabel 2 Nilai Ksp Beberapa Garam dan Asam Konjugasi
Nama Garam Ksp

Barium sulfit BaSO3 1,0 x 10-8

Barium karbonat BaCO3 2,0 x 10-9

Barium sulfat BaSO4 1,7 x 10-10

Barium kromat BaCrO4 8,5 x 10-11

Barium fosfat Ba3(PO4)2 1,0 x 10-8

Nama ion Asam konjugasi Ka

asam sulfit HSO3- 5,0 x 10-8

asam karbonat HCO3- 4,8 x 10-11

asam kromat HCrO4- 3,2 x 10-7

asam fosfat HPO42- 1,0 x 10-12

Dalam suasana asam, ion karbonat dan sulfit terdekomposisi menghasilkan CO2 dan
SO2 bila larutannya memiliki cukup H+.
Dalam keadaan larutan netral semua anion kecuali NO3- menghasilkan endapan
dengan kation Ag+. Semua garam perak, kecuali Ag2S, AgI, AgBr, larut dalam larutan asam
kuat seperti HClO4, anion-anion CO32-, NO2-, SO32- mengalami penguraian atau membentuk
asam konjugasinya, sehingga hasil kali ion-ion larutannya lebih kecil dari nilai Ksp.

2.4 Uji Pendahuluan untuk Anion


Uji Pendahuluan untuk Anion dimaksudkan untuk memisahkan anion pengoksidasi
dan anion pereduksi ke dalam empat golongan atau kelompok yang didasarkan pada
reaksinya terhadap asam perklorat, HCLO4 encer dan ion perak, Ag+. Informasi
tambahan diperoleh dari reaksinya terhadap asam sulfat pekat pada sampel yang tidak
diketahui komposisinya. Uji Pendahuluan ini dapat dideteksi dari terjadinya
perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuknya endapan.

7
2.4.1 Deteksi Adanya Ion Pengoksidasi
Terjadinya warna merah-coklat sampai hitam bila beberapa tetes larutan sampel
atau analit ditambahkan ke dalam larutan Mangan(II) klorida, MnCl2 dalam larutan
HCl pekat, menunjukkan adanya anion pengoksidasi.
➜Kemungkinan anionnya : NO2-, NO3-, CrO42-, yang mampu mengoksidasi Mn2+
menjadi Mn3+ jika dilangsungkan dalam suasana asam klorida pekat.
➜Munculnya warna karena terbentuknya ion kompleks dari Mn3+ seperti [MnCl₅]²-.
➜Jika sampel yang diuji mengandung anion pengoksidasi, kecil kemungkinannya
mengandung anion pereduksi, terutama bila pengujiannya dilakukan dalam
keadaan asam.
➜Anion pereduksi hanya dapat berada bersama-sama, jika perlakuannya dilakukan
pada suasana basa atau netral.
2.4.2 Deteksi Adanya Ion Pereduksi
Timbulnya suspensi atau endapan biru gelap bila larutan sampel ditambahkan ke
dalam larutan yang mengandung FeCl₃, K₃[Fe(CN)6] dan HCI encer menunjukkan
adanya anion-ion pereduksi, seperti S²-, SO₃²-, I-, atau NO₂.
➜ Endapan biru timbul, karena terbentuknya KFe[Fe(CN)₆] sebagai hasil reduksinya.
➜ KFe[Fe(CN)₆] merupakan senyawa kompleks yang di dalamnya terdapat besi (II)
dan besi (III). Sebagai contohnya, reaksi dengan ion I- dapat dituliskan sebagai
berikut
2Kᐩ + 2Fe³ᐩ + 2[Fe(CN)₆]³⁻ + 2I⁻ ->2KFe[Fe(CN)₆] (s) + I₂(aq)

Tabel 3 Anion Pengoksidasi dan Anion Pereduksi yang Umum


Jenis Anion Rumus Kimia

Pengoksidasi NO2-, NO3-, CrO42-

8
Pereduksi S2-, SO32-, I-, NO2-

2.4.3 Deteksi dari Kelompok Anion


Karakteristik asam-basa dan reaksi kesetimbangan dalam larutan dari anion yang
mengikuti klarifikasi dalam empat kelompok didasarkan sifat-sifatnya terhadap asam
perklorat dan ion perak.
Tabel 4 Penggolongan Anion. Tanda Kurung Menunjukkan Tambahan Spesies yang Terlihat
Jika Pemisahan dari Sampel dari Larutan yang Digunakan untuk Setiap Kelompok Uji.
Catat, bahwa S2-, SO32-, CO32-, dan NO2- yang Tidak Stabil dalam Larutan HClO4 Bila
Larutan ini Dipanaskan

Golongan I Golongan III


Anion yang terurai dalam larutan asam
kuat (HClO4 encer) membebaskan gas bila Amnion yang stabil dalam HClO4, tetapi
larutannya dipanaskan. Gas-gas yang mengendap sebagai garam perak bila
dibebaskan memiliki sifat-sifat sebagai larutannya dinetralkan
berikut: [CO32- → Ag 2CO3 (kuning pucat)]
S2- → H2S (gas tidak berwarna, berbau [NO2- → AgNO2 (kuning pucat, konsentrasi
seperti telur busuk) NO2- harus relatif tinggi)]
SO32- → SO2 (gas tidak berwarna, berbau PO43- →Ag2PO4 (kuning)
seperti belerang dibakar) CrO42- → Ag 2CrO4 (coklat kemerahan)
CO32- → CO2 (gas tak berwarna dan tak SO42- → Ag2SO4 (putih; konsentrasi SO42-
berbau) harus relatif tinggi)
NO2- → NO2 + NO (gas berwarna coklat
dan berbau menyengat)

Golongan II Golongan IV
Anion yang stabil dalam HClO4 encer dan Anion yang stabil dalam HClO4 encer, tetapi
mengendap sebagai garam perak menghasilkan garam perak yang larut dalam
S2- → Ag 2S (hitam) suasana asam atau netral
I- → AgI (kuning pucat) NO3-
Br- → AgBr (kuning-coklat) AgSO4 sebagai endapan
Cl- → AgCl (putih)

Tujuan dari Pengelompokan ke dalam 4 golongan adalah


➜ Klasifikasi anion ke dalam 4 golongan dirancang untuk memberikan informasi
awal tentang ada tidaknya ion-ion itu sendiri (tidak untuk proses pemisahan)
➜ Agar ion ion dalam satu kelompok tidak terinterferensi oleh anion dari kelompok
lain.
Urutan Pengujian Keempat Golongan
(1) ditambahkan larutan HCIO₄ 6M ke dalam sampel, dihangatkan dan dicatat ada
tidaknya gas yang dihasilkan

9
(2) didinginkan larutan bersuasana asam dari langkah 1, ditambahkan larutan perak
nitrat, dicatat warna endapan yang terbentuk. Dipisahkan endapan (hasil langkah 2)
dari larutannya. Dibuat larutan menjadi bersuasana basa dengan menambahkan
larutan NH₄OH 6M. Ditambahkan lebih banyak larutan perak nitrat jika perlu.
Dicatat warna endapan yang terbentuk.

Diagram Alir Pengelompokan Anion ke dalam 4 Golongan

2.4.4 Sifat-sifat Anion dalam Asam Pekat


Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18 M) dalam analisis anion tergantung
pada kemampuan anion sebagai bahan pengoksidasi dan sifat keasamannya.

Intrepretasi
Pengamatan
Keadaan Dingin Keadaan Panas

Tidak ada perubahan PO₄³⁻,NO₃⁻, SO₄²⁻ PO₄³⁻, SO₄²⁻

Perubahan Warna CrO₄²⁻ (kuning) → Cr₂O₇² Sama


(jingga)
Cr₂O₇² (jingga) → CrO₃
(merah)

10
Intrepretasi
Pengamatan
Keadaan Dingin Keadaan Panas

Membebaskan gas tak CO₃⁻ → CO₂ Sama


berwarna, tak berbau

Membebaskan gas tak S²⁻ → H₂S


berwarna, berbau SO₃²⁻ → SO₂ Sama
menyengat Cl⁻ → HCl

Membebaskan gas NO₂⁻ → NO₂ (coklat) NO₂⁻ → NO₂


berwarna Br ⁻ → Br₂ (merah-coklat) Sama
I⁻ → I₂ (ungu) (dari uap panas)

Hasil dari penambahan H₂SO₄ pada sampel anion yang diuji. Uji dengan H₂SO₄ harus
dilakukan pada sampel yang diuji dalam bentuk padatan. Jika sampel yang diuji adalah
campuran dari garam, hasil dari uji tidak selalu mudah untuk diinterpretasi, karena gas yang
terbentuk mungkin terperangkap. Demikian pula dengan garam yang sulit larut (seperti perak
halida) dan garam yang mengandung karakter kovalen (misal Cdl₂ dan HgCl₂) yang hanya
bereaksi lambat dengan asam.
Endapan yang ditunjukan dalam kurung tidak akan terlihat jika HCIO₄ encer
ditambahkan dalam larutan pertama. Jika konsentrasi NO₂ relatif tinggi, NO₂⁻ akan terlihat
dalam golongan III, yang juga terlihat pada golongan I.

2.5 Tes Khusus untuk Anion


Uji khusus anion dilakukan setelah deteksi tiap kelompok telah dilakukan. Prosedur
tes khusus terhadap anion sebagai berikut.
2.5.1 Uji Anion Sulfida, S 2-.
Tes dilakukan langsung pada sampel padatan. Jika sampel dalam keadaan larutan
dilakukan penguapan sampai diperoleh padatannya. Penambahan HCl encer akan
membebaskan H2S. Deteksi H2S dengan kertas Pb-asetat, Pb(CH3COO)2 menghasilkan warna
hitam dari PbS.
Pb(CH3COO)2 + H2S → PbS (s) (hitam) + 2CH3COOH
2.5.2 Uji Anion Sulfat, SO 42-
Adanya ion sulfat, SO42- dapat diidentifikasi dengan penambahan larutan BaCl2 dalam
suasana asam pada larutan sampel. Pembentukan endapan putih barium sulfat, BaSO4
menunjukkan adanya SO42- pada larutan sampel.
SO42-+ Ba2+ → BaSO4 (s)
2.5.3 Uji Anion Karbonat, CO 32-
Jika sampel yang diuji dalam keadaan larutan, sampel harus dipanaskan hingga kering
(beberapa karbonat logam akan terurai pada pemanasan yang kuat). Sisa pemanasan atau
sampel padatnya kemudian diuji dengan sejumlah kecil seng, larutan hidrogen peroksida
(H2O2) encer, dan H2SO4 encer. Gas yang dibebaskan dari hasil pemanasan dengan penangas

11
kemudian dilewatkan dalam larutan barium hidroksida. Terbentuknya endapan putih dari
barium karbonat BaCO3 menunjukkan sampel mengandung CO32-.
CO32- + 2H+ → CO2 (g) + H2O (l)
CO2 (g) + Ba2+ + 2OH- → BaCO3 (s) + H2O (l)
2.5.4 Uji Anion Nitrit, NO 2- dan Nitrat, NO3-
Uji adanya ion nitrit didasarkan atas kemampuannya sebagai bahan pengoksidasi.
Larutan uji harus dibuat sedikit bersuasana asam dengan menambahkan asam sulfat encer
atau asam asetat. Beberapa tetes larutan besi(II) sulfat yang baru dibuat yang dimasukkan ke
dalam larutan sampel akan menyebabkan oksidasi besi(II) menjadi besi(III) dan pereduksian
NO2 menjadi NO. Reaksi antara NO dan kelebihan besi(II) menghasilkan kompleks besi yang
berwarna coklat (cincin coklat).
NO2 + Fe2+ + 2H+→ Fe3+ + NO (aq) + H2O (l)
Fe2+ + NO (aq) → [Fe(NO)]2+
Uji identifikasi untuk NO3- mirip, tetapi konsentrasi hidrogen atau keasamannya lebih tinggi.
NO2 bersifat oksidator dan reduktor, sedang NO3 hanya sebagai oksidator.
2.5.5 Uji Anion Halida (Cl -, I-, Br-)
Metode untuk mendeteksi satu ion halida bila terdapat ion halida bila terdapat ion
halida lainnya adalah didasarkan sifat-sifat reduktor halogen. Reaksi bertahap ini
dimungkinkan terjadi karena ion iodida I- lebih mudah teroksidasi daripada ion Br-. I- dan Br-
lebih mudah teroksidasi dibandingkan ion klorida. Larutan yang diuji pertama kali harus
dibuat bersuasana sedikit asam dengan larutan HCl, kemudian ditambahkan sejumlah kecil
CCl4. Selanjutnya ditambahkan air klor atau larutan natrium hipoklorit (NaOCl) sambil
diaduk. Munculnya warna violet pada lapisan CCl4 menunjukkan adanya ion iodida.
2I- + Cl2 (g) → I2 (dalam CCl4) + 2Cl-
Uji bromida, bila di dalamnya terdapat ion I-, maka I- harus dioksidasi menjadi IO3
yang tidak berwarna, kemudian ditambahkan air klor.
I2(dalam CCl4) + 5Cl2 + 6H2O(l) → 2IO3 + 10 Cl2- + 12H+
Dengan menambahkan air klor secara terus-menerus, warna kuning sampai coklat yang
terbentuk pada lapisan CCl4 yang mengindikasi adanya Br- dalam sampel.
2Br-- + Cl2 (aq)→ Br2(dalam CCl4) + 2Cl-
Uji identifikasi Cl-, bila di dalamnya terdapat ion I- dan Br-, pertama menghilangkan
ion I- dan Br- dengan menggunakan ion peroksodisulfat (S2O82-).
2X-- + S2O82-→ X2 + 2SO42- , X- = I- atau Br-
Halogen yang dibebaskan diekstraksi ke dalam CCl4, kemudian diasamkan dengan HNO3,
kemudian ditambahkan larutan AgNO3 ke dalamnya. Terbentuknya endapan putih AgCl
yang larut dalam larutan amoniak pekat, menunjukkan adanya ion Cl-. Bila larutan dalam
sampel tidak terdapat ion I- dan Br-, pengujian adanya ion Cl- lebih sederhana. Jika pengujian
dengan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCl yang larut dalam larutan amoniak
pekat, menunjukkan adanya ion Cl-.

2.5.6 Uji Anion Kromat, CrO 42-


Adanya ion kromat, CrO42- ditandai oleh warna kuning dari larutan suasana basa atau
orange dalam suasana asam. Adanya ion kromat dalam larutan diidentifikasi dengan endapan
kuning barium kromat, BaCrO4 yang terbentuk bila ke dalam larutan sampel yang ada dalam
suasana asam ditambahkan larutan barium asetat, Ba(CH3COO)2.
Ba2+ + CrO42- → BaCrO4(s)

12
2.6 Uji Pemastian terhadap Anion
Dalam setiap hal dimana adanya anion telah ditunjukkan, ini harus dipastikan dengan
sedikitnya satu uji pemastian yang membedakan.

Tabel 4 Beberapa uji Pemastian terhadap Anion


Anion Cara Kerja Hasil

Cl- Memanaskan zat padat dengan Menghilangkan warna kertas


H2SO4 pekat dan MnO2 lakmus dan menjadikan kertas
KI-kanji menjadi biru.

Direaksikan dengan larutan Terbentuk endapan putih AgCl


AgNO3 yang tidak larut dalam air

Br- Memanaskan zat padat dengan Terbentuk endapan putih atau


H2SO4 pekat dan MnO2 kuning

Direaksikan dengan larutan Terbentuk endapan kuning AgBr


AgNO3 yang sukar larut dalam amonia
encer

I- Ditambahkan larutan argentum Terbentuk endapan kuning yang


mudah larut dalam larutan kalium
sianida dan larutan natrium
tiosulfat

Ditambahkan larutan Pb asetat Panas : terbentuk endapan kuning


PbI2 yang larut
Dingin : terbentunk
keping-keping kuning keemasa

Ditambahkan larutan asam Terbentuk uap keunguan


sulfat pekat

F- Direaksikan dengan asam sulfat Terbentuk gas


pekat

NO3- Dengan tes cincin coklat. Adanya NO3 ditunjukkan dengan


Ditambahkan 3 ml larutan terbentuknya cincin coklat
FeSO4 ke dalam 2 ml larutan
NO3-. Dituangkan 3-5 ml asam
sulfat pekat melalui dinding
tabung

NO2- Ditambahkan larutan KI Timbul warna biru dalam pasta


kemudian diasamkan dengan kanji
asetat atau sulfat encer

SO32- Ditambahkan larutan KMnO4 Terjadi penghilangan warna ungu


yang diasamkan dengan asam KMnO4 karena MnO4 tereduksi
sulfat encer menjadi ion Mn2+

13
SO42- Direaksikan dengan larutan Terbentuk endapan putih BaSO4
barium klorida yang tidak larut dalam HCl encer

CN- Direaksikan dengan larutan Terbentuk endapan putih AgCN


AgNO3 yang mudah larut dalam larutan
sianida berlebih

SCN- Direaksikan dengan larutan Terbentuk warna merah darah


FeCl3

BAB III
RENCANA PROYEK

3.1 Pengertian Titrasi


Titrasi merupakan suatu metode analisa kimia yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya
(larutan standar). Pada metode titrasi terdapat beberapa jenis diantaranya yaitu, titrasi asam
basa, titrasi argentometri dan titrasi kompleksometri.

3.2 Tujuan
Tujuan titrasi adalah untuk mengetahui keberadaan anion dalam suatu sampel, yaitu
air injeksi beserta kadarnya.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Erlenmeyer
2. Statif dan klem
3. Buret
4. Gelas beaker
5. Pipet tetes
3.3.2 Bahan
1. Air injeksi
2. aquades
3. AgNO3 0,1 N
4. NaOH 0,1 N
5. Ammonium oksalat
6. Asam asetat
7. BaCl2 0,05 N
8. HCl 0,1 N
9. Indikator K2Cr2O4 5%
10. Indikator sulfunazol
11. Indikator metil orange

14
3.4 Langkah Kerja
Analisis Sulfat (SO42-)
1. Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan aquades hingga
volume menjadi 100 ml.
2. Ditambah amonium oksalat sebanyak 1 ml lalu ditambah 5 ml asam asetat (pekat), 5
ml aseton dan 2 tetes indikator sulfunazol.
3. Didiamkan ± selama 15 menit lalu diaduk dengan magnetic stirrer.
4. Selanjutnya dititrasi dengan BaCl2 0,05 N hingga terjadi perubahan warna dari ungu
menjadi biru dan dicatat volume BaCl2 yang habis terpakai.
Analisis Bikarbonat (HCO3-)
1. Dimasukkan 5 ml sampel ke dalam erlenmeyer dan diencerkan dengan aquadest
sampai volumenya menjadi 100 ml.
2. Ditambah 3 tetes indikator metil orange.
3. Dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari orange muda menjadi
orange tua. Dicatat volume HCl 0,1 N yang habis terpakai.
Analisis Klorida (Cl-)
1. Dimasukkan 1 ml sampel ke dalam erlenmeyer
2. Kemudian diencerkan dengan aquades sampai volumenya menjadi 100 ml.
3. Ditambahkan indikator K2Cr2O4 5% secukupnya dan dititrasi dengan AgNO3 0,1 N
hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata
4. Kemudian dicatat volume AgNO 3 0,1 N yang habis terpakai.

3.5 Hasil dan Pembahasan

Tabel 5 Data Hasil Pengamatan


Anion mg/L mg eq/L Warna Warna
Sebelum Sesudah
Reaksi Reaksi

Sulfat 96,07 2,00 Ungu Biru

Bikarbonat 1627,20 26,67 Orange muda Orange tua

Klorida 6402,27 180,60 Abu-abu Merah bata


Pada penelitian ini dilakukan pengujian kadar anion dan kation pada air injeksi di
WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field. Pada
penentuan kadar sulfat dilakukan dengan cara titrasi argentometri dengan menambahkan
indikator sulfanazol fungsi penambahan indikator adalah untuk menentukan titik ekiuvalen
ketika dua larutan telah mencapai netralisasi dan dititrasi dengan BaCl2 0,05 N agar sulfat
dapat diikat oleh ion Ba, hingga membentuk endapan putih yaitu BaSO4 dan terjadi
perubahan warna dari ungu menjadi biru.
Persamaan Reaksi : SO42-(aq)+ BaCl2(aq) → BaSO4(s) + 2Cl-(aq)

Pada pengujian HCO3- ini menggunakan metode titrasi asidimetri yaitu titrasi dengan
menggunakan larutan baku yang bersifat dalam penetapan kadar suatu zat yang bersifat asam
kemudian ditambah 3 tetes indikator metil orange yang bertujuan untuk menandai titik
ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan yang awalnya berwarna orange

15
muda menjadi warna orange tua. Warna ini dikarenakan adanya pengaruh ion H+ dari HCl
yang bereaksi dengan indikator metil orange.
Penentuan kadar klorida menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Metode ini
digunakan untuk menentukan kadar klorida dalam rentang pH 7-10 dengan larutan standar
AgNO3 dan K2Cr2O4 5% digunakan sebagai indikator pada saat titik akhir titrasi. Titrasi
dilakukan dalam suasana netral, apabila ion klorida telah habis diendapkan oleh ion perak
maka ion kromat akan berwarna merah bata yang ditandai sebagai titik akhir titrasi. Saat
sebelum titik ekuivalen :
AgNO3 + Cl- → AgCl(s) + NO3-
Setelah titik ekuivalen :
AgNO3 + K2Cr2O4 → Ag 2CrO4(s) + NO3-

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data, buku, dan artikel yang telah kami temukan dan diskusikan, dapat
disimpulkan analisis anion adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion
serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Anion dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelas; pada kelas A, proses yang dipakai merupakan proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan
asam-asam. Pada kelas B, yang dipakai merupakan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan.
Sifat-sifat anion ada tiga; sifat asam-basa, sifat redoks, dan kesetimbangan kelarutan.
Uji pendahuluan untuk anion meliputi deteksi adanya ion pengoksidasi, deteksi adanya ion
pereduksi, deteksi dari kelompok anion, dan sifat-sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Tes
khusus untuk anion dilakukan setelah deteksi tiap kelompok telah dilakukan. Uji Pemastian
terhadap Anion dilakukan dalam setiap hal dimana adanya anion telah ditunjukkan, ini harus
dipastikan dengan sedikitnya satu uji pemastian yang membedakan.

16
4.2 Saran
Melalui makalah Analisis Kualitatif Anion yang telah kami susun dari berbagai
sumber, penulis memberikan saran kepada pembaca makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Makalah ini sebagai bahan untuk lebih mengetahui dan memperluas pengetahuan
mengenai analisis kualitatif anion, semoga dapat digunakan sebaik mungkin.
2. Penulisan makalah ini masih perlu dilakukan perbaikan secara akurat agar hasilnya
lebih sempurna, maka saya meminta saran dan kritik yang sifatnya membangun guna
lebih sempurnanya makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmah, N., Amri, Y., & Fajri, R. (2020). Penentuan Kadar Anion dan Kation pada Air Injeksi

di WTP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field.

Jurnal Kimia Sains dan Terapan, 2(1), 1-4.

Ibnu, M. S. (2005). Kimia Analitik 1 (1st ed.). Universitas Negeri Malang (UM PRESS).

Setiono, & Pujdaatmaka, A. H. (1985). Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro

dan Semimikro (5th ed.). PT. Kalman Media Pusaka.

18

Anda mungkin juga menyukai