1. Jelaskan factor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi!
2. Jelaskan perbedaan reproduksi seksual dan aseksual pada fungi? 3. Jelaskan bentuk-bentuk spora pada fungi beserta contohnya masing-masing 1 spesies! 4. Jelaskan fase-fase pada kurva pertumbuhan fungi! 5. Bagaimana cara menghitung kurva pertumbuhan fungi! Jawab 1. Faktornya adalah: a) Substrat : merupakan nutrient utama bagi fungi.nutrien-nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-enzim ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa- senyawa yang lebih sederhana. Misalnya, apabila substratnya nasi, atau singkong, atau kentang, maka fungi tersebut harus mampu mengekskresikan enzim α-amilase untuk mengubah amilum menjadi glukosa. Senyawa glukosa tersebut yang kemudian diserap oleh fungi. Apabila substratnya daging, maka fungi tersebut harus mengeluarkan enzim yang proteolitik untuk dapat menyerap senyawa asam-asam amino hasil uraian protein. b) Kelembapan : Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium, Fusarium, dan banyak hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan nisbi yang lebih rendah, yaitu 80%. Fungi yang tergolong xerofilik tahan hidup pada kelembapan 70%, misalnya Wallemia sebi, Aspergillus glaucus, banyak strain Aspergillus tamari dan A. Flavus (Santoso et al., 1998 dalam Gandjar, 2006). c) Suhu : Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi dapat dikelompokkan sebagai berikut: Fungi psikrofil adalah fungi yang dengan kemampuan untuk tumbuh pada atau dibawah 0ºC dan suhu maksimum 20ºC Fungi mesofil adalah fungi yang tumbuh pada suhu 10-35ºC, suhu optimal 20- 35ºC. Fungi dapat tumbuh baik pada suhu ruangan (22-25ºC). Sebagian besar fungi adalah mesofilik. Fungi termofil adalah fungi yang hidup pada suhu minimum 20 º C, suhu optimum 40 ºC dan suhu maksimum 50-60 º C. Contohnya Aspergillus fumigatus yang hidup pada suhu 12-55 º C. d) Derajat keasaman lingkungan: pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyenangi pH di bawah 7.0. Jenis-jenis khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu pH 4.5-5.5. e) Bahan kimia: Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan fungi. Senyawa formalin disemprotkan pada tekstil yang akan disimpan untuk waktu tertentu sebelum dijual. Hal ini terutama untuk mencegah pertumbuhan kapang yang bersifat selulolitik, seperti Chaetomium globosum, Aspergillus niger, dan Cladosporium cladosporoides yang dapat merapuhkan tekstil, atau meninggalkan noda-noda hitam akibat sporulasi yang terjadi, sehingga menurunkan kualitas bahan tersebut. 2. Reproduksi secara seksual – dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya Reproduksi secara aseksual – terjadi pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang 3. Tipe seksual: a) Askospora: Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Contoh Saccharomyces b) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium. Contohnya Auricularia. c) Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia. Contohnya rhizopus sp d) Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium. Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium menghasilkan oospora. Contohnya Aspergillus Tipe aseksual: a) Konidiospora Atau Konidium:Dalam hal ini spora yang dibentuk di ujunh atau sisi suatu hifa. Contohnya Penicillum sp b) Sporangiospora: dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium yang terletak pada ujung hifa khusus yang disebut sprangiosfor. Contohnya Pilobolus sp c) Arthrospora Atau Oidium: merupakan spora yang terbentuk pada sel-sel hifa yang terputus. Contohnya oidiodendron d) Klamidospora: merupakan spora berdinding tebal yang dibentuk ketika keadaan lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Contohnya Candida albicans e) Blastospora; Merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu khamir. Contohnya Candida 4. Fasenya adalah: a) Fase lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan, pembentukan enzim- enzim untuk mengurai substrat b) fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelah dan fase lag menjadi fase aktif c) fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak, aktivitas sel sangat meningkat, dan fase ini merupakan fase yang penting dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita dapat memanen enzim-enzim dan pada akhir dari fase ini atau d) fase deselerasi (Moore-Landecker, 1996 dalam Gandjar, 2006), yaitu waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen biomassa sel atau senyawa- senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh sel-sel e) fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang mati relatif seimbang. Kurva pada fase ini merupakan garis lurus yang horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen pada fase stasioner f) fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup. 5. Kurva pertumbuhan fungi diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau kekeruhan media pada khamir dalam waktu tertentu,caranya: Jika 100 sel ditumbuhkan selama 5 jam menghasilkan 1.720.320 sel maka: Log number of cells (end) - log number of cells (beginning) Number of generations= 0.301 60 min X hours Generation of time= = 21 minutes/generation Number of generation