Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MIKOLOGI

EFRIDA FIRDA YANI


3118066
DIII ANALIS KESEHATAN A

1. Jelaskan factor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi!


2. Jelaskan perbedaan reproduksi seksual dan aseksual pada fungi?
3. Jelaskan bentuk-bentuk spora pada fungi beserta contohnya masing-masing 1 spesies!
4. Jelaskan fase-fase pada kurva pertumbuhan fungi!
5. Bagaimana cara menghitung kurva pertumbuhan fungi!
Jawab
1. Faktornya adalah:
a) Substrat : merupakan nutrient utama bagi fungi.nutrien-nutrien baru dapat
dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-enzim ekstraseluler yang dapat
mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana.
Misalnya, apabila substratnya nasi, atau singkong, atau kentang, maka fungi tersebut
harus mampu mengekskresikan enzim α-amilase untuk mengubah amilum menjadi
glukosa. Senyawa glukosa tersebut yang kemudian diserap oleh fungi.
Apabila substratnya daging, maka fungi tersebut harus mengeluarkan enzim yang
proteolitik untuk dapat menyerap senyawa asam-asam amino hasil uraian protein.
b) Kelembapan : Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor
memerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang
Aspergillus, Penicillium, Fusarium, dan banyak hyphomycetes lainnya dapat hidup
pada kelembapan nisbi yang lebih rendah, yaitu 80%.
Fungi yang tergolong xerofilik tahan hidup pada kelembapan 70%, misalnya
Wallemia sebi, Aspergillus glaucus, banyak strain Aspergillus tamari dan A. Flavus
(Santoso et al., 1998 dalam Gandjar, 2006).
c) Suhu : Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
 Fungi psikrofil adalah fungi yang dengan kemampuan untuk tumbuh pada atau
dibawah 0ºC dan suhu maksimum 20ºC
 Fungi mesofil adalah fungi yang tumbuh pada suhu 10-35ºC, suhu optimal 20-
35ºC. Fungi dapat tumbuh baik pada suhu ruangan (22-25ºC). Sebagian besar
fungi adalah mesofilik.
 Fungi termofil adalah fungi yang hidup pada suhu minimum 20 º C, suhu
optimum 40 ºC dan suhu maksimum 50-60 º C. Contohnya Aspergillus
fumigatus yang hidup pada suhu 12-55 º C.
d) Derajat keasaman lingkungan:
 pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena enzim-enzim tertentu
hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu.
Umumnya fungi menyenangi pH di bawah 7.0.
 Jenis-jenis khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH yang cukup rendah, yaitu pH
4.5-5.5.
e) Bahan kimia:
 Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan fungi.
 Senyawa formalin disemprotkan pada tekstil yang akan disimpan untuk waktu
tertentu sebelum dijual.
 Hal ini terutama untuk mencegah pertumbuhan kapang yang bersifat selulolitik,
seperti Chaetomium globosum, Aspergillus niger, dan Cladosporium
cladosporoides yang dapat merapuhkan tekstil, atau meninggalkan noda-noda
hitam akibat sporulasi yang terjadi, sehingga menurunkan kualitas bahan tersebut.
2. Reproduksi secara seksual – dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya
Reproduksi secara aseksual – terjadi pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora.
Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel inang
3. Tipe seksual:
a) Askospora: Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Contoh Saccharomyces
b) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium. Contohnya Auricularia.
c) Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung
dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia. Contohnya rhizopus sp
d) Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium.
Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium
menghasilkan oospora. Contohnya Aspergillus
Tipe aseksual:
a) Konidiospora Atau Konidium:Dalam hal ini spora yang dibentuk di ujunh atau sisi
suatu hifa. Contohnya Penicillum sp
b) Sporangiospora: dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium yang terletak
pada ujung hifa khusus yang disebut sprangiosfor. Contohnya Pilobolus sp
c) Arthrospora Atau Oidium: merupakan spora yang terbentuk pada sel-sel hifa yang
terputus. Contohnya oidiodendron
d) Klamidospora: merupakan spora berdinding tebal yang dibentuk ketika keadaan
lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Contohnya Candida
albicans
e) Blastospora; Merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu khamir.
Contohnya Candida
4. Fasenya adalah:
a) Fase lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan, pembentukan enzim-
enzim untuk mengurai substrat
b) fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelah dan fase lag menjadi fase aktif
c) fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak,
aktivitas sel sangat meningkat, dan fase ini merupakan fase yang penting dalam
kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita dapat memanen enzim-enzim dan pada
akhir dari fase ini atau
d) fase deselerasi (Moore-Landecker, 1996 dalam Gandjar, 2006), yaitu waktu sel-sel
mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen biomassa sel atau senyawa-
senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh sel-sel
e) fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang mati relatif
seimbang. Kurva pada fase ini merupakan garis lurus yang horizontal. Banyak
senyawa metabolit sekunder dapat dipanen pada fase stasioner
f) fase kematian dipercepat, jumlah sel-sel yang mati atau tidak aktif sama sekali lebih
banyak daripada sel-sel yang masih hidup.
5. Kurva pertumbuhan fungi diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau
kekeruhan media pada khamir dalam waktu tertentu,caranya:
Jika 100 sel ditumbuhkan selama 5 jam menghasilkan 1.720.320 sel maka:
Log number of cells (end) - log number of cells (beginning)
Number of generations=
0.301
60 min X hours
Generation of time= = 21
minutes/generation
Number of generation

Anda mungkin juga menyukai