Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

RUMAH SAKIT No. ICD-10 No. Revisi Halaman


UMUM DAERAH (ICD 10: P70) 1/4
MALINGPING
Tanggal Terbit/Revisi Ditetapkan Oleh:
Panduan Praktik
Direktur RSUD Malingping
Klinis

Ikatan Dokter Anak Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS
Indonesia Pembina IV/b
NIP. 19730815 200312 2 005
Pengertian (Definisi) Hipoglikemia pada neonatus menurut WHO merupakan
kadar gula darah <47 mg/dl (2,6 mmol/L).
Hipoglikemia pada neonatus menurut American
Academy of Pediatric (AAP) merupakan kadar gula
darah < 45 mg/dl (2,5 mmol/L), sedangkan definisi dari
Pediatric Endocrine Society (PES) menyebutkan
hipoglikemia jika kadar gula darah < 50 mg/dL (2,8
mmol/L). Unit Kerja Koordinasi Neonatologi PP IDAI
dalam PNPK menggunakan nilai <47 mg/dL
berdasarkan definisi dari WHO atau <45 mg/dL
menurut AAP.

Anamnesa Bayi Berisiko Hipoglikemia


- Bayi dari ibu diabetes (IDM)
- Bayi besar masa kehamilan (BMK)
- Bayi kecil masa kehamilan (KMK)
- Bayi kurang bulan dan lewat waktu
- Bayi sakit atau stress (RDS, hipotermia)
- Bayi puasa
- Bayi dengan polisitemia
- Bayi dengan eritroblastosis
- Obat-obat yang dikonsumsi ibu, misalnya steroid,
beta simpatomimetik dan beta blocker

Pemeriksaan  Jitteriness, rewel/gelisah, hipotonia, tangis


Fisik high-pitch, tangis lemah
 Sianosis
 Kejang atau tremor
 Letargi, gangguan menghisap
 Apnea, takipnea
 Hipotermia
Pemeriksaan Pemeriksaan glukosa darah (ICD 9 CM: 90.5)
Penunjang

Kriteria Berdasarkan klinis (anamnesis, pemeriksaan fisis, dan


Diagnosa pemeriksaan penunjang)

Hipoglikemia pada neonatus merupakan kadar


gula darah < 45 - 47 mg/dl (2,5 -2,6 mmol/L). Nilai
GD tersebut adalah nilai gula darah dari sampel
darah vena. Pada pengambilan sampel darah kapiler
terdapat perbedaan 10-18 mg/dl lebih tinggi.

Pemeriksaan GD dilakukan pada usia 2-4 jam setelah


lahir karena diusia tersebut kadar hipoglikemia
mencapai titik nadir
Hipoglikemia pada neonatus merupakan kadar gula
darah < 45 - 47 mg/dl (2,5 - 2,6 mmol/L). Perbedaan
hasil pemeriksaan dapat terjadi pada bayi baru lahir
karena bergantung pada waktu pemeriksaan. Bayi
usia 0 hingga < 4 jam kadar gula darah harus
≥ 40 mg/dl, usia ≥ 4-24 jam kadar gula darah harus ≥
45 mg/dl, dan usia ≥ 24 jam kadar gula darah harus ≥
50 mg/dL. Oleh karena adanya proses hipoglikemia
fisiologis pada bayi baru lahir, maka setelah
pemeriksaan kadar gula darah pasca-lahir,
pemeriksaan kadar gula darah ulangan disarankan
pada 2-4 jam setelah pemeriksaan kadar gula
pertama.
Pediatric Endocrine Society (PES) mengatakan kadar gula
darah bayi < 48 jam harus dipertahankan di atas 50
mg/dL, sedangkanjika usia bayi > 48 jam gula darah
harus dipertahankan di atas 60 mg/dL.

Jika bayi menunjukkan gejala simptomatik, maka


harus dikoreksi jika gula darah < 60 mg/dL.

Neonatus risiko tinggi dengan GDS:


AAP: Usia < 4 jam GDS < 25 mg/dL; 4-24 jam GDS < 35
mg/dL
PES: Usia 24-48 jam GDS < 50 mg/dL; >48 jam GDS <
60mg/dL
Diagnosa  Transitory neonatal disorders of calcium and magnesium
Banding metabolism (ICD 10: P71)
 Pyridoxine deficiency (ICD 10: E53.1)
 Hyperosmolality and hypernatraemia
(ICD 10: E87.0)
 Hypo-osmolality and hyponatraemia
(ICD 10: E87.1)
Tatalaksana  Penanganan bayi hipoglikemia tergantung pada 2
hal, yaitu: kadar gula darah rendah dan ada
tidaknya gejala klinis.
 Bayi asimtomatik:
Mulai diberikan minum peroral dalam 1 jam
pertama, kemudian 30 menit sesudahnya dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah.

Dapat diberikan koreksi hipoglikemia melalui asupan


enteral apabila kadar gula darah >25-<45 mg/dl.

Apabila kadar gula darah <25 mg/dL diberikan bolus


glukosa 200 mg/kg (dekstrosa 10% dengan dosis 2
ml/kg) dilanjutkan pemberian infus dekstrosa dengan
GIR 5-8 mg/kg/menit (80-100 ml/kg/hari). Kadar
glukosa plasma yang diharapkan 40-50 mg/dL.

 Bayi simtomatik:
Apabila kadar gula > 25-<45 mg/dL diberikan
bolus glukosa 200 mg/kg (dekstrosa 10% dengan
dosis 2 ml/kg) dilanjutkan pemberian infus
dekstrosa dengan GIR 5-8 mg/kg/menit (80-100
ml/kg/hari). Kadar glukosa plasma yang
diharapkan 40-50 mg/dL.

 Setelah koreksi hipoglikemia, monitoring gula darah


dilakukan kembali setelah 30 menit-1 jam paska
koreksi.

 Neonatus risiko tinggi:


Direkomendasikan bayi segera mendapat asupan
enteral dalam 1 jam pertama, kemudian 30 menit
sesudahnya dilakukan pemeriksaan kadar gula
darah.

Pada bayi dengan paska resusitasi dengan CPAP


atau VTP bayi tidak dianjurkan untuk diberikan
asupan enteral dan segera mendapat akses IV serta
infus dektrosa 10% 60-80 cc/kgBB/24 jam

 Pada bayi dengan infus dekstrosa


direkomendasikan untuk dievaluasi nilai GIR. GIR
pada bayi cukup bulan: 4-6 mg/kgBB/menit dan
pada bayi kurang bulan: 6-8 mg/kgBB/menit

Bila ada riwayat syok dan normoglikemia, maka


pemberian cairan dibatasi menjadi 60 mL/kgBB/hari
menggunakan D10W (GIR 4,2 mg/kgBB/menit),
D12,5W (GIR 5,2 mg/kgBB/menit), atau D15W
(GIR 6,2 mg/kgBB/menit).

Akses vena sentral diperlukan untuk pemberian


cairan dekstrosa >12,5% atau dekstrosa 12,5% yang
diberi zat/komponen tambahan.
Edukasi Pemberian asupan enteral dini merupakan tindakan
pencegahan tunggal yang paling penting. Jika
pemberian asupan secara enteral akan dimulai, ASI
atau D5W harus digunakan jika bayi dapat
mentoleransi pemberian asupan melalui puting atau
selang nasogastrik. Bayi tersebut harus dipantau
sampai mereka mencapai pemberian asupan penuh
dan telah memiliki tiga pembacaan pra-pemberian
asupan di atas 40-45 mg/dl. Kita harus hati-hati
untuk memastikan bahwa ibu menyusui memberikan
asupan yang memadai.
Jika bayi yang berisiko terkena hipoglikemia tidak
dapat mentoleransi pemberian asupan melalui puting
atau selang akibat darah yang tertelan, dapat
diupayakan untuk melakukan satu kali percobaan
lavage lambung dan melanjutkan pemberian asupan
melalui mulut. Jika tindakan ini gagal, terapi IV
dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar glukosa
dipantau.

Prognosis Ad vitam : Dubia Bonam


Ad sanationam : Dubia Bonam
Ad fungsionam : Dubia Bonam

Kepustakaan 1. Sritipsukho S, Suarod T, Sritipsukho P. Survival and outcome


of very low birth weight infants born in a university hospital
with level II NICU. J Med Assoc Thai. 2007;90(7):1323.
2. Resuscitation ILCo. The International Liaison Committee on
Resuscitation (ILCOR) consensus on science with treatment
recommendations for pediatric and neonatal patients: pediatric
basic and advanced life support. Pediatrics. 2006;117(5):955-
77.
3. McCormick M, Cooper P. Managing newborn problems: a
guide for doctors, nurses, and midwives. World Health
Organization; 2003.
4. Queensland Clinical Guidelines. Newborn hypoglycaemia.
Australia Queensland 2013.
5. USCF Children's Hospital. Neonatal hypoglycemia [Available
from:
https://www.ucsfbenioffchildrens.org/pdf/manuals/52_Hypogly
cemia.pdf.
6. Thompson-Branch A, Havranek T. Neonatal hypoglycemia.
Pediatrics. 2017;38(4).
7. Sweet C, Grayson S, Polak M. Management strategies for
neonatal hypoglycemia. J Pediatr Pharmacol Ther.
2013;18(3):199-208.
8. Thornton P, Stanley C, De Leon D, Harris D, Haymond M,
Hussain K, et al. Recommendations from the Pediatric
Endocrine Society for Evaluation and Management of
Persistent Hypoglycemia in Neonates, Infants, and children.
167. 2015;2(238-45).

Anda mungkin juga menyukai