Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

“M” DENGAN MALARIA

DI RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM I THERESIA

OLEH :

INDAH SARI TANGSEBOK.,S.KEP.,NS

MG21/03/01/232

RUMAH SAKIT MITRA MASYARAKAT

TIMIKA PAPUA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dan maksud penyusunan makalah ini
untuk memenuhi presentasi kasus keperawatan dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny. M Dengan Malaria Di Ruang Penyakit Dalam Theresia”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari mengalami banyak
hambatan dan kesulitan namun berkat dan bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. dr.Joni Ribo Tandisau, SpB-KBD selaku Direktur RS Mitra Masyarakat.
2. Sr. M. Reza FCh Skep., Ners selaku Wadir Keperawatan.
3. Ibu Witra G. Wajongkere, selaku Kepala Ruang Penyakit Dalam I Theresia
yang telah banyak memberikan motivasi dan arahan serta bimbingan.
4. Bapak Daniel Marpaung selaku Preseptor Ruang Penyakit Dalam I Theresia
yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
5. Seluruh rekan-rekan Ruang Penyakit Dalam I Theresia yang telah
memberikan banyak masukan.
6. Pasien Ny. M yang telah memberikan informasi dan kerjasama selama Di
Ruang Penyakit Dalam I Theresia.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi membantu penyempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini berguna bagi semua pembaca, demi peningkatan mutu
pelayanan keperawatan, menambah wawasan dan pengetahuan serta
perkembangan ilmu keperawatan.
Timika, 30 April 2022

INDAH SARI TANGSEBOK., S.KEP.,NS

ii
DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar ...................................................................................I

Daftar Isi ..............................................................................................II

Pendahuluan .......................................................................................1

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah .....................................................1


B. Tujuan Penulisan ...............................................................2
C. Metode Penulisan ..............................................................2
D. Batasan Masalah ...............................................................3
BAB II : TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar medik ..........................................................4


1. Definisi .........................................................................4
2. Anatomi Fisiologi ..........................................................4
3. Etiologi .........................................................................7
4. Patofisiologi ..................................................................9
5. Tanda dan Gejala .........................................................12
6. Pemeriksaan Penunjang ..............................................12
7. Penatanlaksanaan Medik .............................................12
8. Komplikasi ....................................................................16
B. Konsep Dasar Keperawatan ..............................................16

1. Pengkajian Keperawatan ..............................................16

2. Diagnosa Keperawatan ................................................19


3. Perencanaan Keperawatan ..........................................24
4. Implementasi Keperawatan...........................................30
5. Evaluasi Keperawatan...................................................30

iii
6. Dischard Planing ..........................................................31
7. Patoflowdiagram ...........................................................32
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian .........................................................................32
B. Pengelompokan Data .........................................................33
C. Analisa Data .......................................................................33
D. Diagnose Keperawatan ......................................................36
E. Rencana Keperawatan .......................................................37
F. Tindakan Keperawatan ......................................................38
G. Evaluasi .............................................................................39

BAB IV :PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................40
B. Saran .................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................42

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan
oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Malaria adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium yang ditularkan pada manusia
melalui gigitan nyamuk jenis anopheles betina, penyakit ini dapat menyerang
segala ras, usia, dan jenis kelamin (Askandar, 2015). Menurut Tamsuri (2019)
dikenal empat spesies dari genus plasmodium yang hidup sebagai penyebab
penyakit malaria pada manusia yaitu: Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Berbeda dengan penyakit-
penyakit yang lain, malaria tidak dapat disembuhkan meskipun dapat diobati
untuk menghilangkan gejala- gejala penyakit. Malaria menjadi penyakit yang
sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal dalam tubuh manusia seumur
hidup.

The World Malaria Report tahun 2021, memperkirakan 80.000 kasus


malaria. Menurut Departemen Kesehatan Indonesia, situasi malaria tahun 2021
dari 304 kabupaten di Indonesia. Berdasarkan data API pada tahun 2019,
Provinsi Papua mencapai 31,93%, Provinsi Papua menjadi wilayah dengan
kasus malaria tertinggi sebanyak 216.380 kasus. Data kasus penderita malaria
di Rumah Sakit Mitra Masyarakat Mimika Periode bulan November sampai
desember 2021 penderita malaria sebanyak 334 kasus dan mengalami
peningkatan di pada bulan januari sampai dengan april 2022 yaitu sebanyak 405
kasus.
Berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus bagaimana menerapkan “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan
Diagnosa Medis Malaria di Ruang Interna I Theresia di RS Mitra Masyarakat
Papua.

1
B. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa
Medis Malaria di Ruang Penyakit Dalam I Theresia di RS Mitra Masyarakat
Papua.
2. Tujuan Khusus Penulis dapat:
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa Medis
Malaria di Ruang Penyakit Dalam I Theresia RS Mitra Masyarakat
Papua.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa Medis
Malaria di Ruang Penyakit Dalam I Theresia di RS Mitra Masyarakat
Papua.
C. Metode Penulisan
Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah metode
deskriptif dalam bentuk studi kasus pada keluarga Mengadakan pengamatan
dan melaksanakan asuhan keperawatan pasien malaria di RS Mitra Masyarakat
Papua.
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara:
Mengadakan tanya jawab dengan keluarga mengenai klien atau
pasien hipertensi. Wawancara dilakukan selama proses keperawatan
berlangsung.
2. Observasi:
Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan
secara langsung pada pasien dengan malaria di RS Mitra Masyarakat
Papua.
3. Studi Kepustakaan
Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan
yang menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan
perencanaan keperawatan pada pasien dengan malaria.

2
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis dan catatan
perawatan untuk mendapatkan data mengenai asuhan keperawatan dan
pengobatan pada pasien malaria
5. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien malaria tropika di RS
Mitra Masyarakat.

D. Batasan Masalah
Pada makalah ini, pasien mempunyai Diagnosa medis shock hipovolemik
escausa vomiting acute + low intake, shock sepsis, malaria tropika,
hipokalsemia, namun penyusun membatasi masalah pada makalah ini yaitu
Malaria.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medik


1. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan ditemukanya
bentuk aseksual di dalam darah (Nurarif ,2020).
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual yang sering menginvasi di hepar dan
berkembang biak di dalam darah (Mansjoer. A, 2018).
Malaria tropika/falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang
paling berat, di tandai dengan panas yang ireguler, anemia,
splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.
Masa inkubasi 9 – 14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk sel
darah merah (Tamsuri, 2019)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa malaria adalah
penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan di tandai dengan ditemukannya bentuk
aseksualdi dalam darah yang menginvasi di hepar dan berkembang biak
dalam darah.

2. Anatomi Fisiologi
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai
fungsi sangat penting dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai
dua komponen yaitu komponen padat dan komponen cair. Fungsi
transportasi darah adalah membawa dan mengantarkan nutrisi dan
oksigen dari usus dan paru-paru kepada sel diseluruh tubuh dan
mengangkut sisa-sisa metabolisme ke ogan-organ pembuangan. Darah
juga membawa dan menghantar hormon-hormon dari kelenjar endokrin

4
ke organ sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer, elektrolit, dan
berbagai zat kimia untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.

Gambar 2.1 Anatomi Sel Darah


(Sumber : Askandar Tjokroprawiro, 2017)

Pusat produksi panas untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan


kepermukaan tubuh yang pada akhirnya diatur pelepasannya dalam
upaya homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia
bervariasi tergantung berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah
adalah 70cc/kgBB. Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan
trombosit. Bagian padat darah merupakan 45% dari seluruh volume
darah, 55% adalah plasma yang merupakan komponen cair darah.
1) Sel darah merah atau eritrosit
Bentuknya bulat pipih dengan cekungan ditengahnya. Sel
darah merah normal tidak mempunyai inti sel, diameternya tujuh
mikron yang bersifat kenyal sehingga bisa berubah bentuk
menyesuaikan pembuluh darah yang di laluinya. Sel darah merah
dibuat di dalam sumsum tulang. Rata-rata umur hidup sel darah
merah sekitar 105-120 hari.Kemudian sel menjadi usang dan

5
dihancurkan dalam system retikulo endoteal. Terutama di limfa dan
hati. Globin dan globulin diubah menjadi asam amino untuk
digunakan sebagai protein dalam jaringan dan zat besi dalam hemh
dari hemoglobin diubah menjadi glirubin dan biliverdin yang berwarna
kehijau-hijauan. Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan
pada wanita 12-14%.

2) Sel darah putih atau leukosit


Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan
tubuh dengan cara menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin)
yang masuk. Jumlah leukosit adalah 5000-9000/mm3 darah. Bila
jumlah leukosit berkurang disebut leukopenia. Sedangkan bila
tubuh tidak membuat leukosit sama sekali disebut Agranulositosis.
3) Trombosit atau keping – keping darah
Trombosit berbentuk keping-keping yang merupakan bagian-
bagian kecil dari sel yang besar yang membuatnya yaitu
megakaryosit. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru dan
limfa. Ukurannya kecil sekitar 2-4 mikron. Umur peredarannya
hanya berkisar 10 hari. Trombosit mempunyai kemampuan untuk
melakukan : Daya aglutinasi (membeku atau menggumpal), Daya
adesi (saling melekat), Daya agregasi (berkelompok). Jumlah
trombosit di dalam tubuh antara 150.000-350.000 keping/mm3
darah. Fungsi trombosit yaitu Hemostasis (penghentian aliran
darah/perdarahan) Pembekuan darah.
4) Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai medium
transfor dan 7-9% terdiri dari zat padat (protein seperti albumin,
globulin, fibrinogen, juga ada unsur natrium, kalium, kalsium, fosfor,
besi, asam amino, kolesterol, glukosa, dan enzim).Albumin yang
dibentuk di hati merupakan 53% dari seluruh protein serum,
berperan dalam mempertahankan volume darah dengan menjaga
tekanan osmotic koloid, pH dan keseimbangan elektrolit.

6
3. Etiologi

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa dan di


sebarkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Protozoa penyebab
penyakit malaria adalah genus plasmodium yang dapat
menginfeksi manusia maupun serangga. Terdapat empat spesies
plasmopdium yang menyebabkan malaria pada manusia, yaitu
vivaks, ovale, malariae, falsiparum. Diduga penyakit ini bersaral dari
afrika dan menyebar mengikuti gerakan migrasi manusia melalui pantai
mediterania, india dan asia tenggara. Nama malaria mulai dikenal sejak
zaman kekaisaran romawi.Kata malaria berasal dari bahasa itali yang
berarti udara kotor dan biasa juga disebut dengan istilah demam romawi
(Sarwono, 2017).
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
malaria yaitu :
a. Umur
Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria,
terutama pada anak dengan gizi buruk (Rampengan T, H, 2000).
Infeksi akan berlangsung lebih pesat pada usia muda atau sangat
muda karena belum matangnya sistem imun, sedangkan pada usia
tua disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh misalnya oleh
karena penyakit penyerta seperti diabetes melitus. Perbedaan angka
kesakitan malaria pada berbagai golongan umur selain di pengaruhi
oleh faktor kekebalan juga di pengaruhi oleh faktor lain seperti
pekerjaan, pendidikan dan migrasi penduduk.
b. Riwayat malaria sebelumnya
Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya, biasanya
akan terbentuk immunitas sehingga akan lebih tahan terhadap
infeksi malaria. Contohnya penduduk asli daerah endemik akan lebih
tahan di bandingkan denagn transmigran yang datang dari daerah
non endemis.

7
c. Ras
Beberapa ras manusia atau kelompok penduduk mempunyai
kekebalan alamiah terhadap malaria, misalnya siekle cell anemia
merupakan kelainan yang timbul karena penggantian asam amino
glutamat pada posisi 57 rantai hemoglobin. Bentuk heterozigot dapat
mencegah timbulnya malaria berat, tetapi tidak melindungi dari
infeksi. Mekanisme perlindungannya belum jelas, diduga karena
eritrosit Hb S (sickle cell train) yang terinfeksi parasit lebih mudah
rusak di sistem retikuloendothelial, dan karena penghambatan
pertumbuhan parasit akibat tekanan O2 intraeritrosit rendah serta
perubahan kadar kalium intra sel yang akan mengganggu
pertumbuhan parasit atau karena adanya akulasi bentuk heme
tertentu yang toksik bagi parasit.
d. Kebiasaan
Kebiasaan sangat berpengaruh terhadap penyebaran malaria.
Misalnya kebiasaan tidak menggunakan kelambu saat tidur dan
senang berada di luar rumah pada malam hari. Seperti pada
penelitian di Mimika Timur, Papua ditemukan bahwa kebiasaan
penduduk menggunakan kelambu masih rendah yaitu hanya
mencapai angka 4,37 persen sampel Rumah Tangga. (Riskesdas,
2018).
e. Status gizi
Status gizi berinteraksi secara sinergis dengan daya tahan
tubuh. Makin baik status gizi seseorang, makin tidak mudah orang
tersebut tidak terkena penyakit. Dan sebaliknya makin rendah status
gizi seseorang makin mudah orang tersebut terkena penyakit.
f. Sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi sangat berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk mencukupi kebutuhan dasarnya seperti sandang,
pangan dan papan. Semakin tinggi sosial ekonomi seseorang
semakin mudah pula seseorang mencukupi segala kebutuhan

8
hidupnya termasuk didalamnya kebutuhan pakan pelayanan
kesehatan, makanan yang bergizi serta tempat tinggal yang layak.
Menurut Biro Pusat Statistik, semakin tinggi status sosial ekonomi
seseorang maka pengeluaran cenderung bergeser dari bahan
makan ke bahan non makanan. Jadi faktor sosial ekonomi seperti
kemiskinan, harga barang yang tinggi, pendapatan keluarga rendah,
dan produksi makanan rendah merupakan resiko untuk terjangkitnya
malaria.
g. Immunitas
Immunitas merupakan suatu pertahanan tubuh. Masyarakat
yang tinggal di daerah endemis malaria biasanya mempunyai
immunitas yang alami sehinga mempunyai pertahanan terhadap
infeksi malariamelalui sporozoit yang memerlukan siklus hati
(Widoyono, 2018).

4. Patofisiologi
Pasien malaria biasanya memperoleh infeksi di daerah endemik
melalui gigitan nyamuk. Vektor, spesies nyamuk Anopheles, melewati
plasmodia, yang terkandung dalam air liur masuk ke dalam tubuh
manusia saat nyamuk tersebut menghisap darah.
Hasil infeksi tergantung pada imunitas host. Individu dengan
kekebalan dapat secara spontan menghapus parasit. Pada mereka yang
tidak memiliki kekebalan, parasit, memperluas infeksi. Sejumlah kecil
parasit menjadi gametocytes, yang mengalami reproduks, seksual ketika
diisap oleh nyamuk. Hal ini dapat berkembang menjadi infeksi
sporozoites. yang terus berkembang menjadi siklus transmisi baru
setelah menggigit ke dalam host baru. Secara garis besar semua jenis
plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di
tubuh manusia dan sebagian di tubuh nyamuk.
Kondisi masuknya sporozit ke dalam tubuh manusia, maka akan terjadi
siklus malaria yang terdiri atas siklus eksoeritrosit, siklus eritrosit, dan
siklus sporogonik (widoyono, 2018).

9
a. Siklus eksoeritrosit.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh manusia dan terjadi di dalam hati.
Penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit, menyengat
manusia dan dengan ludahnya memasukkan sporozoit ke dalam
peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim pada sel hepatosit di
parenkim hati. Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan. Setelah 6-9
hari skizon menjadi dewasa dan pecah dengan melepaskan beribu-ribu
merozoit. Sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki
jaringan lain, antara lain limpa atau diam di hati. Dalam waktu 48-72 jam,
sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang dilepaskan dapat
memasuki siklus dimulai kembali.
b. Siklus eritrosit.
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit
membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizonmerozoit.
Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah
menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai
ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten,
sedangkan masa tunas dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan
hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
c. Siklus sporogonik.
Siklus ini terjadi di dalam tubuh nyamuk (sporogoni). Setelah
beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang
menjadi bentuk-bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak
akan berkembang lalu mati bila tidak diisap oleh Anopheles betina. Di
dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan
betina menjadi zigot, yang kemudian melakukan penetrasi pada dinding
lambung dan berkembang menjadi okista. Dalam waktu 3 minggu,
sporozoit kecil akan memasuki kelenjar ludah nyamuk.
Di dalam vaskular, protozoa bereplikasi di dalam sel dan menginduksi
sitolisis sel darah merah menyebabkan pelepasan produk metabolik

10
toksik ke dalam aliran darah dan memberikan gejala, seperti menggigil,
sakit kepala, mialgia, dan malaise. Kondisi ini terjadi dalam siklus eritrosit.
Parasit juga dapat menyebabkan ikterus dan anemia. Plasmodium.
falciparummerupakan jenis yang paling berbahaya dari lima spesies
plasmodium karena dapat menyebabkan gagal ginjal, koma, dan
kematian. Kematian akibat malaria dapat dicegah. jika perawatan yang
tepat dicari dan diimplementasikan.
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat menghasilkan bentuk
yang tidak aktif tetapi masih tetap ada dalam hati orang yang terinfeksi
dan muncul di lain waktu.
Parasit memperoleh energi mereka semata-mata dari glukosa dan
mereka mencernanya 70 kali lebih cepat dari sel darah merah yang
mereka tempati sehingga menyebabkaninsufisiensi insulin yang akan
memberikan manifestasi penurunan intake glukosa jaringan. Kondisi ini
akan memberikan dampak terhadap hipoglikemia intrasel danekstrasel.
Hipoglikemia intrasel akan dilanjutkan dengan respons peningkatan
glukogenesis dan glukoneogenesis yang memberikan manifestasi
pemecahan lemak dan perubahan sintesis protein. Peningkatan
pemecahan lemak akan meningkatkan produksi keton yang juga akan
meningkatkan risiko terjadinya ketoasidosis diabetikum. Perubahan
sintesis protein akan meningkatkan risiko kaheksia, letargi, dan terjadi
penurunan gama globulin yang juga meningkatkan risiko infeksi akibat
kerusakan jaringan kulit. Pada hipoglikemi ekstrasel akan memberikan
manifestasi peningkatan osmotik plasma dan peningkatan pengeluaran
glukosa oleh ginjal. Pada kondisi peningkatan osmotik plasma akan
terjadi dehidrasi sel yang berlanjut pada koma hiperglikemi. Respons dari
peningkatan pengeluaran glukosa oleh ginjal akan menyebabkan diuresis
osmotik dengan manifestasi poliuri, polidipsi, hipokalemi, dan
hiponatremi.

11
5. Tanda dan Gejala

Gejala yang klasik yaitu terjadinya trias malaria serangan


paroksimal secara berurutan : periode dingin (15-60 menit) : mulai
menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung
dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi
saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur, diikuti dengan
periode panas:penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap
tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat ; kemudian
periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan temperatur turun,
dan penderita merasa sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada
infeksi plasmodium vivax, pada plasmodium falcifarum menggigil dapat
berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung
12 jam pada plasmodium falcifarum, 36 jam pada plasmodium vivax dan
ovale, 60 jam pada plasmodium malariae (Widoyono, 2018).

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum


penderita, meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah
leukosit, eritrosit, dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia
darah (gula darah, SGOT, SGPT) serta pemeriksaan rontgen dan USG
untuk melihat apakah terjadi pembesaran hati dan limpa dan
pemeriksaan lainya sesuai indikasi (Widoyono, 2018).

7. Penatalaksanaan Medik
a. Obat anti malaria terdiri dari 5 jenis, antara lain:

1) Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit,


yaitu proguanil, pirimetamin.
2) Skizontisit jaringan sekunder yang membasmi parasit
eksoeritrosit, yaitu premakuin.

12
3) Skizontisit darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,
klorokuin, dan amodiakuin.
4) Gametosit yang menghancurkan bentuk seksual. Premakuin
adalah gametosit yang ampuh bagi keempat sepesies. Gametosit
untuk p. Vivax, p. Falsifarum, p. Malariae, p. Ovale.adalah kina,
klorokuin, dan amodiakuin.
5) Sporontosit mencegah gametosit daalam darah untuk membentuk
ookista dan sporozoit dalam nyamuk anopheles, yaitu premakuin
dan proguanil.
b. Penggunaan obat anti malaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif
saja tetapi juga termasuk :

1) Pengobatan pencegahan pengobatan (profilaksis) bertujuan


mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis.
Penyembuhan dapt diperoleh dengan pemberian terapi jenis ini
pada infeksi malaria oleh p.falciparum karena parasit ini tidak
mempunyai fase eksoeritrosit.
2) Pengobatan kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis
skizontisit
3) Pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada
nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk. Obat anti
malaria yang dapat di gunakan seperti jenis gametosit atau
sporontosit
c. Penatalaksanaan dapat dibagi menjadi 2, yaitu bersifat umum dan
spesifik.
1) Pengobatan umum
Diberikan obat anti malaria oral sesuai penyebabnya, dan cara
dan dosis pengobatan tergantung dari tingkat endemisitas dan
status resistensi parasit setempat.
2) Pengobatan spesifik
a) Syok dengan hipovolemik

13
Bila pasien mengalami renjatan, pemberian cairan sebagai
berikut:1 jam pertama: 30 ml/kg BB/jam. Dilanjutkan untuk 23
jam berikutnya 20 ml/kg BB/jam, dan tets pemeliharaan 10
ml/kg BB/hari.Dilakukan pengawasan terhadap:tekanan darah,
volume urin harus >400 ml/hari, sehingga cairan yang masuk
dalam 24 jam pertama dapat melebihi jumlah yang
dikeluarkan, kemungkinan terjadinya edema paru, dapat juga
dipakai plasma ekspander, misalnya 500 ml larutan dekstran
40% dalam campuran garam fisiologis dan glukosa (dapat
menaikan volume darah sampai 3 kali).
b) Hipertermia (suhu >400C) : ditolong dengan kompres hangat,
diperlukan tambahan cairan 400ml/hari untuk mengimbangi
cairan yang hilang melalui keringat, awasi suhu pasien,
transfusi darah, indikasinya:Hemoglobin (Hb) <6 g% atau,
Hematokrit (Ht) <18%, Jumlah eritrosit <2 juta/mm3
c) Pengobatan malaria untuk wanita hamil :diberikan selama
kehamilan dan waktu nifas. cara dan dosis pengobatan
tergantung dari tingkat endemisitas dan status resistensi
parasit setempat. obat-obat yang dipakai (kecuali fansidar)
tidak mempunyai efek abortif maupun teratogenik. Selain itu
perlu di berikan asam Folat 5mg / Vit B12 50gram/hari.
Pemberian preparat besi perlu di pikirkan. Transfusi darah
pada anemia berat akan menghindarkan wanita hamil dari
kematian.
d. Pencegahan
1) Tidur memakai kelambu
2) hindari keaadaan rumah yang lembab, kotor dan pakaian yang
bergelantungan
3) Pasangkan kasa nyamuk pada ventilasi dirumah
4) Bersihkan semak-semak disekitar rumah
5) Timbun sampah dan alirkan air yang tergenang disekitar rumah.

14
8. Komplikasi
Menurut Gandahusada, Ilahude dan Pribadi (2018) beberapa
komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit malaria adalah :
a. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian
tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria
lainnya.Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala
permulaan.Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan
kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau
menyeluruh.
b. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara
mendadak (<> 3 mg/ dl.Seringkali penyulit ini disertai edema
paru.Angka kematian mencapai 50%.Gangguan ginjal diduga
disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal, yang
dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan
filtrasi pada glomerulus.
c. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah
melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi
yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh
kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
d. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun.

15
B. Konsep Dasar Keperawatan
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan dalam proses keperawatan
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses
dinamis pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses
keperawatan yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang terus
menerus mengenai kesehatan pasien yang memungkinkan tim perawat
dalam merencanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2020)
a. Pengumpulan data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
informasi (data-data) yang lengkap dari pasien, keluarga pasien,
catatan medik dan dari potensi lain termasuk tes diagnostik data dasar
pasien dapat dikumpulkan melalui wawancara observasi dan
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) yang meliputi
data-data sebagai berikut.Pengelompokan danAnalisa data adalah
kegiatan yang digunakan untuk menginterprestasikan dan
pengambilan keputusan dan merupakan suatu pengaturan yang
sistematis dalam mengelompokan data yaitu data subjektif dan data
objektif.
1) Data subjektif : informasi yang di ucapakan pasien, keluarga
kepada perawat selama wawancara atau pengkajian keperawatan
dan tidak dirasakan oleh orang lain
2) Data objektif : informasi yang didapat perawat melaui proses
melihat (observasi, inspeksi/ merasakan /palpasi).
b. Biodata Data
Lengkap dari keperawatan meliputi: nama lengkap,jenis
kelamin, status perkawinan, suku bangsa, bahasa yang digunakan,
agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

16
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat masuk rumah
sakit, dibuat berdasarkan PQRST
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita
sebelumnya apakah pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti
jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu
menderita kanker ataupun tumor serta untuk mengetahui apakah
ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui apakah sedang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit
keturunan seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga
apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.
4) Riwayat Psikososial meliputi
a) Pola konsep diri : Pandangan pasien terhadap keadaannya
b) Pola kognitif: Pengetahuan pasien terhadap penyakit yang
dideritanya
c) Pola koping : Menyangkut hal-hal yang dilakukan pasien
dengan atau keluarga dalam menangani masalahnya
5) Riwayat spritual
Bagaimana ketaatan pasien dalam menjalani Ibadah sesuai
keyakinannya
a) Bagaimana dukungan keluarga terhadap keyakinan keluarga
b) Ritual atau acara keagamaan yang bisa dijalankan
d. Metode Pengumpulan Data
Metode umum yang digunakan selama pemeriksaan fisik adalah
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Teknik-teknik ini melibatkan
indra penglihatan, pendengaran, perabaan dan penghiduan

17
1) Inspeksi : Pemeriksaan secara visual terhadap anggota tubuh
atau postur
2) Palpasi : Proses pemeriksaan dengan menggunakan tangan/ jari
tangan pada permukaan tubuh
3) Perkusi : Proses pemeriksaan dengan cara mengetuk dibeberapa
permukaan tubuh, misalnya thorax dan abdomen
e. Test diagnostik Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik merupakan bagian
dari tahap pengumpulan informasi hal ini dalam pelaksanaan
pemeliharaan kesehatan, beberapa test yang digunakan untuk
mendiagnosis penyakit sedangkan yang lain bermanfaat dalam
menentukan terapi.
f. Data Dasar Pengkajian
1) Aktivitas/ Istirahat
a) Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.
b) Tanda : Tachikardi, kelemahan otot dan penurunan
kekuatan.
2) Integritas ego Menunjukan perubahan persepsi diri.
3) Eliminasi
a) Gejala : Diare atau konstipasi ; penurunan haluaran urine.
b) Tanda : Distensi abdomen.
4) Makanan /cairan
a) Gejala : Anoreksia, mual dan muntah.
b) Tanda :Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan,
penurunan massa otot, penurunan haluaran urine dan
konsentrasi urine.
5) Nyeri /Ketidaknyamanan
a) Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
b) Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi,
delirium atau coma.
6) Pernapasan

18
a) Gejala : Tachipnea dengan penurunan kedalaman
pernapasan.
b) Tanda : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
7) Keamanan Suhu 36,60C, irama jantung janin.
8) Interaksi sosial
Bingung/ meragukan perubahan peran yang di antisipasi
tahap maturasi/ perkembangan bervariasi dan dapat mundur
dengan stress kehamilan, respon anggota keluarga lain dapat
bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang
respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan aktual maupun potensial sebagai
dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil tempat
perawat beranggung jawab (Nikmatur Rohmah & Saiful Walid,
2017).Adapun diagnosa keperawatan untuk malaria dalam kehamilan
dapat mencakup :
a. Hipertermia
Definisi :suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
(SDKI, 2017)
Penyebab :
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolism
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan incubator

19
Gejala dan tanda mayor:

1) Subjektif:
Tidak tersedia
2) Obejektif:
a) Suhu tubuh diatas normal
Gejala dan tanda minor
1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat
b. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflasmasi sitemik
Defenisi : Pnegalaman sensori dan emosionalberkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dengan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :
1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)

Gejala dan dan mayor:

1) Subjektif
a) Mengeluh nyeri

20
2) Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif ( mis. Waspada, menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur

Gejala dan tanda minor

1) Subjektif :
Tidak tersedia
2) Objektif
a) Tekanan darah meningkat
b) Pola nafas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berfikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaphoresis
c. Defisit nutrisi
Defenisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolism
Penyebab :
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologois (mis. Stress, keenganan untuk makan)

21
Gejala dan tanda mayor:

1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif
a) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
ideal.

Gejala dan tanda minor:

1) Subjektif :
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram/nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
2) Objektif
a) Bising usus hiperaktif
b) Otot mengunyah lemah
c) Otot menelan lemah
d) Membrane mukosa pucat
e) Sariawan
f) Serum albumin turun
g) Rambut rontok berlebihan
h) Diare
d. Intoleransi aktifitas
Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-
hari.
Penyebab :
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton

22
Gejala dan tanda mayor :

1) Subjektif
a) Mengeluh lelah
2) Objektif
a) Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.

Gejala dan tanda minor :

1) Subjektif
a) Dyspnea saat/setelah melakukan aktivitas
b) Merasa tidak nyaman setelah melakukan aktivitas
c) Merasa lemah
2) objektif
a) tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
b) gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah
beraktivitas
c) gambaran EKG menunjukkan iskemia
d) sianosis
e. Hipovolemia
Definisi :Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial dan
intraseluler
Penyebab :
1) Kehilangan cairan aktif
2) Kegagalan mekanisme regulasi
3) Peningkatan permeabilitas kapiler
4) Kekurangan intake cairan
5) Evaporasi

Gejala dan tanda mayor :

1) Subjektif
Tidak tersedia
2) Objektif

23
a) Frekuensi nadi meningkat
b) Nadi teraba lemah
c) Tekanan darah menurun
d) Tekanan nadi menyempit
e) Turgor kulit menurun
f) Membrane mukosa kering
g) Volume urin menurun
h) Hematokrit meningkat

Gejala dan tanda minor

1) Subejektif
a) Merasa lemah
b) Mengeluh haus

2) Objektif
a) Pengisian vena menurun
b) Status mental berubah
c) Suhu tubuh meningkat
d) Kontensi urin meningkat
e) Berat badan turun

3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Nikmatur Rohmah &
Saiful Walid, 2017).
b. Hipertermia.
 Tujuan & Kriteria Hasil
Termoregulasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam
diharapkan suhu tubuh tetap berada pada rentang normal.

24
Dengan kriteria hasil :
- Menggigil menurun
- Suhu tubuh membaik
- Suhu kulit membaik
 Manajemen Hipertermia
Observasi:
- Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan inkubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik:
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Hindari pemberian antipiretik atau asprin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu.
c. Nyeri akut
 Tujuan dan kriteria hasil
Tingkat Nyeri
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat nyeri menurun.
Dengan kriteria hasil:
- Frekuensi nadi membaik

25
- Pola nafas membaik
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Susah tidur menurun
 Manajemen Nyeri
Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

26
d. Defidit nutrisi
 Tujuan & Kriteria Hasil
Status Nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
status nutrisi terpenuhi.
 Kriteria hasil:
- Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
- Berat badan atau IMT meningkat
- Frekuensi makan meningkat
- Nafsu makan meningkat
 Manajemen Nutrisi
Observasi:
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
Terapeutik:
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
e. Intoleransi aktifitas
 Tujuan dan kriteria hasil
Toleransi aktivitas :

27
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan toleransi aktivitas meningkat.
 Kriteria hasil :
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat.
- Kelluhan lelah menurun .
- Despnea saat aktivitas mennurun.
 Manajemen Energi
Observasi:
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Terapeutik:
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
- Melaporkan/menujukkan peningkat toleransi terhadap
aktifitas yang dapat di ukur dengan tak adanya
dispnea,kelemahan.

28
f. Hipovolemi
 Tujuan dan Kreiteria Hasil :
Status Cairan
 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan status cairan membaik.

 Kriteria hasil :
- Kekuatan nadi
- Turgor kulit
- Output urine
- Dyspnea
- Edema perifer
- Membran mukosa
- Kadar HB
 Manajemen Hipovolemia
Observasi:
- Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. frekuensi
nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membran mukosa, kering, volume urin menurun,
hematokrit meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotons (mis. Nacl, RL)

29
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa
2,5%, Nacl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
di hadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan ( Potter& Perry, 2019 )
Fase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan
dari rencana keperawatan, implementasi mengarah kepada
pelaksanan rencana keperawatan yang sudah disusun yang termasuk
dalam implementasi keperawatan adalah membantu dalam
perawatan hygiene, peningkatan kenyamanan fisik dan fsikologis
mendukung fungsi pernafasan dan eliminasi, memfasilitasi
perencanaan makanan, cairan dan nutrisi, mengatur dukungan
pasien dan memberikan pendidikan kesehatan meningkatkan
hubungan teraupetik.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
dengan keadaan pasien (hasil yang diamati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Nikmatur Rohmah
& Saiful Walid, 2017). Merupakan tahap perbandingan hasil-hasil
yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat, pada tahap
perencanaan serta sebagai tahap akhir dari proses keperawatan dan
diarahkan untuk menentukan respon pasien terhadap intervensi
keperawatan dan sejauh mana tujuan-tujuan sudah tercapai, rencana
asuhan keperawatan memberikan landasan bagi evaluasi.

30
6. Dischard Planning
a) Ajarkan pada pasien untuk menjaga lingkungan tempat tinggal
untuk bersih agar tidak jadi sarang nyamuk.
b) Ajarkan pasien untuk mengenal tanda dan gejala kekambuhan
malaria.
c) Jelaskan factor penyebab malaria dan menghindari factor
pencetus.
d) Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dosis dan
waktu.
e) Instruksikan untuk control kembali.

31
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Terlampir

32
1. Pengelompokan Data

Data subjektif Data objektif

a. Pasien mengatakan nyeri a. Pasien lemah


pada kepala dirasakan b. KU sakit sedang
sudah 3 hari c. Kes CM
b. Pasien mengatakan nyeri d. TD: 120/80 mmHg
kepala seperti tertusuk-tusuk e. N: 112x/mnt
c. Pasien mengatakan nyeri f. P: 20x/mnt
yang di rasakan hilang timbul g. S: 36.2oC
d. Pasien mengatakan nyeri h. Spo2: 98%
timbul pada saat berkativitas i. Leukosit: 3.310/mm3
e. Pasien mengatakan skala j. DDR: Tropica : PFRF 9045p/ul
nyeri 3 dari intensitas 0-10 k. Trombosit: 120 ribu/mm3
l. Hemoglobin : 11.1 g/dL

2. Analisa Data

Tanggal Data Etiologi Masalah

24-04- Ds : Agen injuri Nyeri akut


2022 a. Pasien (Biologis, Kimia,
18.06 mengatakan fisik, Psikologis)
nyeri pada
kepala
dirasakan
sudah 3 hari
b. Pasien
mengatakan

33
nyeri kepala
seperti
tertusuk-tusuk
c. Pasien
mengatakan
nyeri yang di
rasakan hilang
timbul
d. Pasien
mengatakan
nyeri timbul
pada saat
berkativitas
e. Pasien
mengatakan
skala nyeri 3
dari intensitas
0-10

DO :

a. Pasien lemah
b. KU sakit
sedang
c. Kes CM
d. TD:120/80
mmHg
e. N: 112x/mnt
f. P: 20x/mnt
g. S: 36.2oC
h. Spo2: 98%
i. Leukosit:

34
3.310/mm3
j. DDR: Tropica :
PFRF 9045p/ul
k. Trombosit: 120
ribu/mm3
l. Hemoglobin :
11.1 g/dL

35
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri (Biologis, Kimia, fisik, Psikologis).

36
C. Intervensi keperawatan
Terlampir

37
D. Implementasi
Terlampir

38
E. EVALUASI
Terlampir

39
BAB IV

PENUTUP
I. Kesimpulan
a. Konsep Dasar Medik
Setelah penulis membahas konsep tinjauan teoritis dari kasus pada
Ny.M dengan masalah Malaria di ruang perawatan penyakit dalam
Theresia di RSMM, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
plasmodium yang ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk jenis
anopheles betina, penyakit ini dapat menyerang segala ras, usia, dan jenis
kelamin.
b. Konsep Asuhan Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, menyusun
perencanaan dan melaksanakan tindakan keperawatan, serta
mengadakan evaluasi maka penulis mencoba menarik kesimpulan yang
muncul pada Ny.M dengan diagnosa Malaria. Diagnosa keperawatan yang
muncul menurut teori adalah:
a) Hipertermia
b) Nyeri akut
c) Deficit nutrisi
d) Intoleransi aktifitas
e) Hipovolemia
Sedangkan keperawatan yang penulis temukan pada saat melakukan studi
kasus dilapangan adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri (Biologis, Kimia, fisik,
Psikologis).
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari, pada hari ketiga
dilakukan evaluasi untuk menilai apakah pencapaian yang telah diraih
sudah sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dari hasil evaluasi yang
dilakukan didapatkan bahwa dua diagnosa terjadi dan kedua diagnosa
tersebut teratasi.

40
II. Saran
Selama melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny.M dengan Malaria
maka penulis memberikan saran-saran yang kiranya dapat diterima dan
bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya:
a) Untuk Keluarga Pasien
Diharapkan dapat menambah informasi serta wawasan tentang
Malaria agar dapat mengetahui penyebab, tanda gejala dan cara
mencegah malaria dan bila sudah terjangkit agar segera ke fasilitas
kesehatan untuk mendapat pengobatan berlanjut.
b) Untuk Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit dapat
memberikan pelayanan, edukasi dan motivasi untuk pasien dan
keluarga tentang pentingnya menjaga lingkungan dirumah agar tetap
bersih dan menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit
malaria.
c) Untuk Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan masukan untuk
Rumah Sakit guna meningkatkan pelayanan kesehatan, selain itu
tenaga medis dapat melakukan tindakan promotive dan preventif
seperti penyuluhan tentang malaria terhadap pasien, keluarga pasien
dan pengunjung rawat jalan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Askandar Tjokroprawiro, Poernomo Boedi Setiawan, Djoko Santoso, Gatot


Soegiarto (2017) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya : Airlangga
University
A Potter, & Perry, A. G. (2019) Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep,. Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC
A. Tamsuri (2019) Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta
Corwin (2010) Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2021. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.
Mansjoer, Arif. (2018). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta:
Media Aesculapius
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi
11 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Nikmatur Rohmah (2017) Proses Keperawatan Teori & Aplikasi, Jakarata
AR-Ruzz Medika.
Nursalam. (2020). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan
praktek. Jakarta : Salemba Medika.
Prawiharjo, Sarwono. (2018). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Bina Pustaka.
WHO. (2021). WHO Malaria Report.WORLD MALARIA REPORT 2021

42

Anda mungkin juga menyukai