Anda di halaman 1dari 32

PAPER UJIAN AKHIR

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PENGARUH KADAR BIODIESEL DARI MIKROALGA CHLORELLA
SP. DAN MIKROALGA NANNOCHLOROPSIS SP. DENGAN
MENGGUNAKAN REAKSI TRANSESTERIFIKASI”

KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :

DENDY WAHYU RADITYA 19031010005


MUHAMMAD ADAM ABDULLAH 19031010015
BIMANTARA HIDAYAH 19031010018
LUSITANIA RAHMA PUTRI 19031010040

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Paper Ujian Akhir Praktikum
Mikrobiologi ini dengan judul “Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga
Chlorella sp. dan Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”.
Paper ujian akhir ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
mikrobiologi yang diberikan pada semester V. Paper ini disusun berdasarkan
literatur yang telah kami telaah dengan melakukan pengamatan hingga
perhitungan dan dilengkapi dengan teori dan petunjuk dari asisten pembimbing.
Paper ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa bantuan baik sarana,
prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Caecillia Pujiastuti, MT selaku Kepala Laboratorium Pengantar Teknik
Kimia II
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan -
masukan dalam proses identifikasi.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih banyak
kekurangan. Maka kami selalu mengharapkan kritik dan saran, seluruh asisten
dosen yang turut membantu dalam identifikasi yang kami lakukan. Tentunya kami
sangat berharap paper yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Fakultas Teknik khususnya Jurusan Teknik Kimia.

Surabaya, 22 November 2021

Penyusun

LABORATORIUM PTK II i
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
I.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
I.3 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
II.1 Biodiesel ....................................................................................................... 3
II.2 Standar Biodiesel .......................................................................................... 4
II.3 Karakterisasi Biodiesel ................................................................................. 5
II.4 Potensi Mikroalga Sebagai Biodiesel ........................................................... 6
II.5 Mikroalga Chlorella Sp. ............................................................................... 8
II.6 Mikroalga Nannochloropsis Sp. ................................................................... 9
II. 7 Pembuatan Biodiesel ................................................................................. 10
II.7.1 Pembuatan Biodiesel dengan Mikroalga Chlorella Sp........................ 12
II.7.2 Pembuatan Biodiesel dengan Mikroalga Nannochloropsis Sp............ 12
II.8 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel ....................................... 13
II.8.1 Faktor Pada Proses Transesterifikasi ................................................... 13
II.8.2 Faktor Pada Reaksi Esterifikasi ........................................................... 14
II.9 Transesterifikasi Dengan Katalis ................................................................ 15
II.9.1 Transesterifikasi dengan Katalis Asam Homogen .............................. 15
II.9.2 Transesterifikasi dengan Katalis Basa Heterogen ............................... 16
II.10 Metodologi Penelitian .............................................................................. 17
II.10.1 Bahan ................................................................................................. 17
II.10.2 Alat .................................................................................................... 17
II.10.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 18

LABORATORIUM PTK II ii
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

II.11 Hasil Dan Pembahasan ............................................................................. 20


II.11.1 Hasil dan Pembahasan pada Mikroalga Chlorella Sp. ...................... 20
II.11.2 Hasil dan Pembahasan pada Mikroalga Nannochloropsis Sp. .......... 21
II.11.3 Perbandingan Hasil Kadar Biodiesel yang Diperoleh dengan SNI ... 22
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM .......................................................... 23
III.1 Kesimpulan................................................................................................ 23
III.2 Saran .......................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

LABORATORIUM PTK II iii


PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Skema reaksi transesterifikasi menggunakan metanol, R1 ,R2 dan R3


adalah jenis asam lemak yang berikatan membentuk trigliserida ......................... 11
Gambar II.2 Reaksi Transesterifikasi .................................................................... 11
Gambar II.3 Skema Transesterifikasi dengan Katalis Asam Didahului dengan
Reaksi FFA dengan Alkohol yang Membentuk Methyl Ester .............................. 15
Gambar II.4 Reaksi Konversi Trigliserida Menjadi Methyl Ester ........................ 15
Gambar II.5 eaksi trigliserida yang dikonversikan menjadi methyl ester ............. 16
Gambar II.6 Reaksi Saponifikasi .......................................................................... 16
Gambar II.7 Kromatografi Gas Metil Ester dari Biodiesel pada perbandingan mol
reaktan 1:35, suhu 60 oC dan katalis 1,5 % ........................................................... 20
Gambar II.8 Grafik Hubungan Rasio Molar Minyak Alga : Metanol terhadap
Yield Crude Biodiesel dengan penambahan katalis 5% terhadap minyak alga .... 21

LABORATORIUM PTK II iv
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Spesifikasi (Syarat Mutu) Biodiesel Ester Alkil menurut SNI 04-7182-
2006 ......................................................................................................................... 4
Tabel II.2 Perbandingan Mikroalga dengan Bahan Baku Biodiesel Tanaman Lain 7
Tabel II.3 Komposisi asam lemak di dalam Chlorella sp. ...................................... 8
Tabel II.4 Jenis Senyawa Metil Ester dalam Biodiesel ......................................... 20

LABORATORIUM PTK II v
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, termasuk
energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Indonesia saat ini masih sangat
bergantung pada bahan bakar tak terbarukan berbasis fosil sebagai sumber energi.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan memenuhi
persyaratan lingkungan global, permasalahan tersebut dapat diminimalkan dengan
penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Bahan bakar
alternatif dapat pula sebagai solusi dari kebutuhan bahan bakar untuk cadangan
energi. Salah satu bahan bakar alternative tersebut adalah biodiesel. Indonesia
sendiri memiliki beranekaragaman tanaman yang dapat dijadikan sumber bahan
bakar biodiesel seperti mikroalga dan kelapa sawit.
Mikroalga merupakan bahan baku biomassa yang dapat digunakan dalam
produksi biodiesel. Kelebihan dari mikroalga yaitu memiliki kandungan lipid
yang tinggi, tingkat pertumbuhan yang cepat dan dapat menghasilkan minyak 10
hingga 20 kali lebih banyak daripada tanaman yang lain. Terdapat beberapa jenis
mikroalga yang dapat digunakan sebagai bahan produksi biodiesel yang memiliki
kandungan berbeda – beda, seperti Chlorella sp dan Nannochloropsis sp. Kedua
mikroba tersebut mengandung lipid yang berbeda dimana Chlorella sp memiliki
28-32% lipid dari berat keringnya sedangkan Nannochloropsis sp mempunyai
kandungan lipid 31 hingga 68% berat kering biomassa. Dengan begitu kandungan
biodiesel yang diperoleh menjadi bervariasi. Berdasarkan pernyataan – pernyataan
tersebut maka dapat dilakukan telaah maupun identifikasi mengenai hasil akhir
produksi biodiesel menggunakan mikroalga yang berbeda serta mengetahui
kandungan kadar biodiesel yang terkandung.

LABORATORIUM PTK II 1
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses produksi biodiesel
2. Untuk membandingkan kadar biodiesel yang diperoleh menggunakan
mikroalga Chlorella sp dan mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan
Standart SNI
3. Untuk mengetahui pengaruh penambahan katalis pada produksi biodiesel
menggunakan mikroalga Chlorella sp maupun mikroalga Nannochloropsis
sp.

I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengaplikasikan konsep produksi biodiesel dalam dunia
industry menggunakan mikroalga yang berbeda.
2. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembuatan biodiesel menggunakan mikroalga yang berbeda.
3. Agar praktikan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam
produksi biodiesel menggunakan mikroalga yang berbeda.

LABORATORIUM PTK II 2
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, karena
pembakarannya tidak mengeluarkan SO2, sedikit asap dan mengandung kadar CO
yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar solar. Biodiesel merupakan
alkil ester asam lemak yang diperoleh dari minyak nabati. Biodiesel dapat dibuat
dari bermacam sumber, seperti minyak nabati, lemak hewani dan sisa dari minyak
atau lemak (misalnya sisa minyak penggorengan). Biodiesel mempunyai sifat-sifat
fisik yang mirip dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk
mesin-mesin diesel yang ada hampir tanpa modifikasi. Biodiesel dapat diproduksi
dari minyak-minyak tumbuhan seperti minyak kelapa, selain itu biodiesel juga
dapat diproduksi dari berbagai minyak nabati lain seperti DALM (Destilat Asam
Lemak Minyak) sawit hasil samping pengolahan proses pengolahan minyak
kelapa sawit menjadi minyak makan / minyak goreng (Astuti, 2008).
Biodiesel terdiri dari campuran mono-alkil ester dari rantai panjang asam
lemak, adalah bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terbuat dari minyak
nabati atau lemak hewan. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar memiliki
banyak keuntungan di antaranya berasal dari sumber yang dapat diperbaharui
(renewable) dan mudah ditemukan, mudah terurai secara biologis, dan dapat
mengurangi emisi gas rumah kaca, kecuali NOx Biodiesel memiliki bilangan
setana dan titik nyala (flash point) lebih tinggi sehingga lebih mudah disimpan.
Biodiesel diproduksi melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati atau lemak
hewan dan alkohol. Biodiesel merupakan bahan bakar yang ramah terhadap
lingkungan. Biodiesel tidak mengandung berbahaya seperti Pb, bersifat
biodegradable, emisi gas buangnya juga lebih rendah dibandingkan emisi bahan
bakar diesel. Biodiesel memiliki efek pelumasan yang tinggi sehingga dapat
memperpanjang umur mesin dan memiliki angka setana yang tinggi ( > 50) (Aziz,
2011).

LABORATORIUM PTK II 3
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

II.2 Standar Biodiesel


Standar mutu Biodiesel di Indonesia berdasarkan Standar Nasional
Indonesia dituangkan dalam SNI 04-7182-2006 yang ditampilkan pada Tabel 3.
Biodiesel yang dimaksud dalam SNI 04-7182-2006 adalah ester alkil bisa metal,
etil dan sejenisnya dari asam-asam lemak.
Tabel II.1 Spesifikasi (Syarat Mutu) Biodiesel Ester Alkil menurut SNI 04-7182-
2006

Spesifikasi
No Parameter Satuan Metode Uji ASTM
Min Maks
Massa Jenis
1 Kg/m3 850 890 ASTM D 1298
@40oC
Viskositas
2 Kinematik mm2/s 2,3 6,0 ASTM 445
@40oC
3 Angka Setana CN 51 ASTM D 613
Titik Nyala
o
4 (Mangkok C 100 ASTM D 93
Tertutup)
o
5 Titik Kabut C 18 ASTM D 2500
Korosi
Lempeng
6 No. 3 ASTM D 130
Tembaga (3 jam
@50oC
Residu Karbon
- Dalam
contoh asli 0,05
7 %-massa ASTM D 4530
- Dalam 10% 0,30
ampas
distilasi
ASTM
8 Airdan sedimen %-vol 0,051)
D2709/D1796
Temperatur o
9 C 360 ASTM D 1160
Distilasi 90%
Abu
10 %-massa 0,02 ASTM D 874
Tersulfatkan
11 Belerang Ppm-m 100 ASTM

LABORATORIUM PTK II 4
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

(mg/kg) D5453/D1266
Ppm-m
12 Fosfor 10 AOCS Ca 12-55
(mg/kg)
Mg- ASTM D 664
13 Angka Asam 0,8
KOH/kg AOCS Sd 3d-63
ASTM D 6584
14 Gliserol Bebas %-massa 0,02
AOCS Ca 14-56
ASTM D 6584
15 Gliserol Total %-massa 0,24
AOCS Ca 14-56
Kadar Ester
16 %-massa 96,5 Dihitung2)
Alkil
17 Angka Iodium %-massa 115 AOCS Cd 1-25
18 Uji Halphen Negative AOCS Cd1-25
(Heryani, 2018)
II.3 Karakterisasi Biodiesel
Biodiesel yang dihasilkan di uji sifat fisik dan kimianya seperti angka
asam, massa jenis, bilangan iod, bilangan penyabunan, kadar abu tersulfatkan,
kadar airGdan senyawa penyusun biodiesel menggunakan GC-MS.
1. Uji Angka Asam
Sampel biodiesel sebanyak 20 g dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan
ditambahkan 50 ml alkohol 95%. Kemudian dipanaskan dalam penangas air
hingga mendidih dalam penangas air sambil diaduk sampai terbentuk larutan
homogen. Setelah dingin,dititrasi dengan KOH 0.1 N menggunakan indikator
PP sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang selama 30 detik.
Bilangan asam dihitung dengan perhitungan berikut :
𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 56,1
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑚 = − − − − − − − − − − − (1)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
2. Massa Jenis Pada Suhu 40 ºC (ASTM D 1298)
Pada suhu 40 oC yakni cuci dan bersihkan piknometer dengan aquades
dilanjutkan dengan etanol kemudian dikeringkan dalam oven. Timbang bobot
piknometer kosong (mk), Isi piknometer dengan aquadest pada suhu 40 oC
sampai penuh (tanda tera). Piknometer dimasukkan dalam penangas air pada
suhu 40 oC selama 30 menit.suhu penangas air dipastikan 40 oC lalu ditimbang

LABORATORIUM PTK II 5
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

piknometer berisi aquadest (ma). Piknometer dikosongkan dan dicuci dengan


alkohol lalu dikeringkan. Diisi piknometer dengan biodiesel suhu 40 oC
sampai tanda tera. Piknometer dimasukkan dalam penangas air suhu 40 oC
selama 30 menit, kemudian diangkat dan dibersihkan permukaannya dengan
kertas tisu, Timbang neraca analitik (mb), massa jenis ditentukkan dengan
rumus berikut :
(𝑚𝑏 − 𝑚𝑘)
𝜌𝑏 = ( 𝑥𝜌𝑎) − − − − − − − − − − − − − − − −(2)
(𝑚𝑎 − 𝑚𝑘)
Keterangan :
ρb = massa jenis biodiesel
ρa = massa jenis aquadest pada suhu 40oC = 993 kg/m3
3. Analisa Komposisi Senyawa dalam Biodiesel dengan GCMS
Sampel sebanyak 1 μL diinjeksikan ke dalam kolom GC dengan
menggunakan kolom autosampler. Pemisahan dilakukan dalam kolom RTx 1-
Ms Restech, 30 m x 0.25 mm ID, 0.25 μm, dengan fase diam Poly di metyl
xiloxane, suhu injektor 280 0C, suhu kolom 70 0C dinaikkan sampai 300 0C
dengan kenaikan 10 0C/menit, laju alir 1.15 mL/menit. Hasil analisi berupa
spektrum massa dibandingkan dengan library software GCMS postrum
analysis (Adhani, 2016).

II.4 Potensi Mikroalga Sebagai Biodiesel


Mikroalga merupakan makhluk hidup yang dapat berfotosintesis.
Mikroalga tumbuh hanya memerlukan cahaya matahari dan beberapa sumber
makanan sederhana lainnya. Bila dibandingkan dengan tanaman sumber biodiesel
yang lain seperti tanaman kacang kedelai, mikroalga memiliki laju pertumbuhan
dan produktivitas yang cukup tinggi serta memerlukan luas lahan yang relatif
rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan minyak dalam mikroalga
lebih banyak dibandingkan minyak pada tanaman lain, hal ini dapat dilihat dalam
tabel II.2 yang membandingkan efisiensi produksi biodiesel dan penggunaan
lahan untuk tumbuh.

LABORATORIUM PTK II 6
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Mikroalga dianggap sebagai salah satu sumber produksi biodiesel yang


paling efisien. Menurut Ahmad (2010), terdapat beberapa keuntungan penggunaan
mikroalga sebagai biodiesel yaitu
1. Meningkatkan efisiensi ataupun mengurangi biaya. Biaya pemanenan
mikroalga relative lebih rendah dibandingkan biomasa yang lain. Selain itu
pemanfaatan mikroalga sebagai bahan baku biodiesel tidak akan mengganggu
kestabilan supplai rantai makanan manusia.
2. Pengembangan mikroalga tidak memerlukan area yang luas dibanding
tanaman lain.
3. Mikroalga mempunyai kandungan minyak sekitar 20 sampai 50% berat
keringnya.
4. Mikroalga dapat mengikat CO2 di udara
5. Dapat dipanen hampir sepanjang tahun sehingga menjadi sumber yang
berkelanjutan
6. Menghasilkan minyak yang non-toxic dan ramah lingkungan.
Tabel II.2 Perbandingan Mikroalga dengan Bahan Baku Biodiesel Tanaman Lain

Kandu Yiels Produksi


Pengguan
ngan Minyak Biodiesel
aan Lahan
Jenis tanaman Minya (L (kg
(m2/kg
k (% minyak/h biodiesel/
biodiesel)
berat) a) ha)
Corn (Zea mays L.) 44 172 66 152
Hemp (Cannabis sativa L.) 33 363 31 321
Soybean (Glycine max L.) 18 636 18 562
Jatropha (Jatropha curcas L.) 28 741 15 656
Camelina (Camelina sativa
42 915 12 809
L.)
Canola (Brassica napus L.) 41 974 12 862
Sunflower (Helianthus
40 1070 11 946
annuus L.)
Castor (Ricinus communis) 48 1307 9 1156
Palm oil (Elaeis guineensis) 36 5366 2 4747
Microalgae (Low oil content) 30 58700 0,2 51927

LABORATORIUM PTK II 7
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Microalgae (Medium oil


50 97800 0,1 86515
content)
Microalgae (High oil content) 70 136900 0,1 121104

II.5 Mikroalga Chlorella Sp.


Menurut Bold dan Wynne (1985), klasifikasi dari Chlorella sp. adalah
sebagai berikut :
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Species : Chlorella sp.
Chlorella sp. memiliki dinding sel yang tebal, mikroalga bersel tunggal
yang hidup di lingkungan perairan, tumbuh dan berkembang dengan
memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan karbon dioksida sebagai
sumber karbon. Chlorella sp. merupakan kelompok organisme protista autotrof,
yakni protista yang mampu membuat makanannya sendiri, karena mempunyai
pigmen klorofil. Chlorella sp. merupakan salah satu kelompok alga hijau yang
paling banyak jumlahnya diantara alga hijau lainnya, 90% Chlorella sp. hidup di
air tawar dan 10% Chlorella sp. hidup di air laut. Chlorella sp.. mengandung lipid
cukup tinggi dengan kisaran 28-32 % berat kering sehinggaberpotensi untuk
dijadikan sebagai bahan baku biodiesel. Adapun komposisi asam lemak di dalam
Chlorella sp. dideskripsikan dalam Tabel II.3.
Tabel II.3 Komposisi asam lemak di dalam Chlorella sp.

No Fatty Acids %Total


Saturated Fatty Acid (SFA)
C12 : 0 Dodecanoic (Lauric Acid) 0,61 ± 0,13
C14 : 0 Tetradecanoic (Myristic Acid) 8,62 ± 0,78
1
C16 : 0 Palmitic Acid 30,99± 2,55
C18 : 0 Stearic Acid 9,00 ± 0,50
C20 : 0 Eicosanoic (Arachidic) 17,85 ± 1,12

LABORATORIUM PTK II 8
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

C22 : 0 Docosanoic (Behenic Acid) 0,10 ± 0,03


C24 : 0 Tetracosanoic (Lignoceric) 0,23 ± 0,02
Total SFA 67,4 ± 0,06
Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA)
2 C16 : 1 Palnitolic Acid 25,68 ± 2,58
Oleic Acid 0,37 ± 0,02
Total MUFA 26,05 ± 2,59
Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA)
C18 : 2 Linoleic Acid 0,96 ± 0,01
C18 : 3 Linoleic Acid 0,05 ± 0,01
3
C18 : 4 Octodecatertraenoic -
C20 : 5𝜔t Eicosapentaenoic Acid (EPA) 0,17 ± 0,01
C22 : 6 Docosapentaenoic Acid 0,01 ± 0,01
Total PUFA 1,19 ± 0,03
(Widianingsih, 2013)

II.6 Mikroalga Nannochloropsis Sp.


Nannochloropsis sp. merupakan jenis mikroalga yang mempunyai ciri –
ciri berwarna kehijauan, tidak berflagela, dan tidak motil. Sel Nannochloropsis sp.
berbentuk bola (bulat kecil), berukuran 4-6 mikrometer, dan memiliki kandungan
minyak yang tinggi dari massa tubuhnya. Pemilihan Nannochloropsis sp. sebagai
bahan baku biodiesel ini karena Nannochloropsis sp. adalah mikroalga yang telah
banyak dibudidayakan dan kaya akan manfaat, terutama dalam hal kesehatan.
Nutrisi yang terkandung didalamnya termasuk protein; karbohidrat; lemak;
beberapa mineral seperti : Kalsium, Kalium, Natrium, Magnesium, Seng, Besi,
Mangan, Tembaga, Nikel, dan Kobalt; serat; dan vitamin seperti totrienol.
Beberapa pigmen bermanfaat juga terkandung didalam mikroalga ini. Mikroalga
memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman yang lain karena kemampuan
tumbuh dengan cepat, tidak berkompetisi dengan bahan pangan, tidak
memerlukan area yang luas, serta dapat tumbuh di air laut, air tawar maupun air
limbah.
Diketahui bahwa mikroalga memiliki kandungan lipid yang cukup tinggi.
Komponen utama lipid dari mikroalga adalah triasil gliserida. Mikroalga memiliki

LABORATORIUM PTK II 9
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

kandungan lipid dan asam lemak yang dapat dikonversi menjadi salah satu energi
alternatif biodiesel. Pemanfaatan mikroalga sebagai bahan baku biodiesel menjadi
pilihan alternatif karena kandungan lipid mikroalga dapat mencapai 80% dari
berat kering dan memiliki karakteristik serupa dengan minyak nabati. Kandungan
minyak nabati pada mikroalga yang besar mengidentifikasikan tingginya
kandungan asam lemak dalam alga (Septianto,2020).

II. 7 Pembuatan Biodiesel


Biodiesel dapat dibentuk melalui reaksi esterifikasi, transesterifikasi dan
perengkahan, baik thermal maupun katalitik.
1. Esterifikasi
Proses pertama dalam memproduski biodiesel adalah dengan reaksi
esterifikasi. Untuk mempercepat berlangsungnya reaksi perlu ditambahkan
dengan katalis. Katalis – katalis yang cocok adalah zat berkarakter asam
seperti asam sulfat, asam sulfonate organic atau resin penukar kation asam
kuat. Reaksi esterifikasi mengikuti persamaan sebagai berikut :
Katalis asam
RCOOH + CH3OH RCOOCH3 + H2O
(asam lemak bebas) (methanol) (metil ester) (air)
Untuk mendorong agar reaksi bisa berlangsung ke arah produk maka
reaktan methanol harus ditambahkan dalam jumlah yang berlebih atau air
sebagai produk ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa
minyak. Untuk langkah pertama, dilakukan pada saat awal reaksi mulai
berlangsung dengan membuat rasio asam lemak bebas dengan methanol lebih
besar. Pada langkah kedua dapat dilakukan dengan proses reaksi adsorpsi dan
reaksi-distilasi. Untuk proses reaksi – adsorpsi maka air yang terbentuk
diserap dengan menggunakan adsorbent atau molecular. Reaksi distilasi
dilangsungkan dalam titik didihnya sehingga air bisa teruapkan. Dalam proses
ini, methanol akan teruapkan juga bersama dengan air, sehingga dibutuhkan
pemisahan methanol dan air serta recycle methanol dari kolom distilasi.

LABORATORIUM PTK II 10
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar


asam lemak bebas tinggi (> 5 mg KOH/g) (Widayat, 2019).
2. Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi kimia antara trigliserida dan
alkohol dengan bantuan katalis untuk memproduksi mono-ester yang disebut
biodiesel (Brennan dan Owende, 2010). Reaksi transesterifikasi akan
menurunkan viskositas dari trigliserida. Reaksi ini merupakan reaksi
reversibel yang dapat dituliskan seperti pada Gambar II.1. Adapun langkah-
langkah reaksi tersebut ditunjukkan pada Gambar II.2.

Gambar II.1 Skema reaksi transesterifikasi menggunakan metanol, R1 ,R2 dan


R3 adalah jenis asam lemak yang berikatan membentuk trigliserida
Transesterifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan ester dimana
salah satu pereaksinya juga merupakan senyawa ester. Jadi disini terjadi
pemecahan senyawa trigliserida dan migrasi gugus alkil antara senyawa ester.
Ester yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi ini disebut biodiesel.
Reaksinya adalah sebagai berikut :

Gambar II.2 Reaksi Transesterifikasi

LABORATORIUM PTK II 11
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi bolak balik yang relatif


lambat. Untuk mempercepat jalannya reaksi dan meningkatkan hasil, proses
dilakukan dengan pengadukan yang baik, penambahan katalis dan pemberian
reaktan berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Pemilihan katalis dilakukan
berdasarkan kemudahan penanganan dan pemisahannya dari produk. Untuk itu
dapat digunakan katalis asam, basa dan penukar ion (Aziz, 2011).

II.7.1 Pembuatan Biodiesel dengan Mikroalga Chlorella Sp.


Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif minyak diesel yang sedang
dikembangkan di Indonesia. Kebutuhan biodiesel saat ini sebagian dipenuhi dari
Jatropa dan tanaman nabati lainnya dalam jumlah kecil. Kebutuhan biodiesel dari
tanaman tersebut belum mencukupi, untuk itu dikembangkan biodiesel dari
mikroalga Chlorella Sp. Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintesis yang
berpotensi digunakan untuk menjadi sumber bahan baku biodiesel.
Salah satu mikroalga yang mudah didapatkan dan dikembangkan di
Indonesia adalah Chlorella. Chlorella termasuk dalam filum Chlorophyta , kelas
Chlorophyceae, Ordo Chloroccocales , Famili Chlorelllaceae, Genus Chlorella ,
dan Spesies Chlorella sp. Pada reaksi dua tahap In-situ, proses ekstraksi minyak
dan reaksi esterifikasi dilaksanakan secara simultan sehingga tidak menggunakan
tahap ekstraksi. Dengan reaksi dua tahap In-situ bertujuan untuk mengkaji sifat
fisik dan kimia biodiesel yang diperoleh dari mikroalga Chlorella Sp dan
membandingkan dengan minyak solar dari minyak bumi (SNI) (Dyah, 2015).

II.7.2 Pembuatan Biodiesel dengan Mikroalga Nannochloropsis Sp.


Proses pada pembuatan biodiesel dari mikroalga Nannochloropsis sp ini
terdiri dari 4 tahap yaitu : ekstraksi mikroalga, preparasi katalis, proses
transesterifikasi dan purifikasi biodiesel. Ekstraksi mikrolaga Nannochloropsis sp
ini dilakukan dengan menggunakan pelarut organik heksana/isopropanol (3:2)
dengan metode maserasi hingga didapatkan minyak dari mikroalga. Katalis yang
akan digunakan adalah CaO/Hydrotalcite dengan variabel % w/w jumlah katalis
terhadap minyak mikroalga yaitu 5%. Minyak mikroalga yang telah didapat

LABORATORIUM PTK II 12
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

selanjutnya melalui proses transesterifikasi untuk dijadikan biodiesel dengan


variabel rasio molar minyak mikroalga dan metanol 1:5, 1:15, 1:25 dan variabel %
w/w jumlah katalis terhadap minyak mikroalga. Biodiesel yang telah terbentuk
selanjutnya dipisahkan dari pelarutnya (Septianto, 2020).

II.8 Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Biodiesel


II.8.1 Faktor Pada Proses Transesterifikasi
1. Pengaruh air dan asam lemak bebas
Semua bahan yang akan digunakan harus bebas dari air. Air akan
bereaksi dengan katalis, sehingga jumlah katalis menjadi berkurang. Katalis
harus terhindar dari kontak dengan udara agar tidak mengalami reaksi dengan
uap air dan karbon dioksida.
2. Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah.
Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi adalah
3 mol untuk setiap 1 mol trigliserida untuk memperoleh 3 mol alkil ester dan 1
mol gliserol. Perbandingan alkohol dengan minyak nabati 4,8:1 dapat
menghasilkan konversi 98%.
3. Pengaruh jenis alkohol
Pada rasio 6:1 metanol akan memberikan perolehan ester yang tertinggi
dibandingkan dengan menggunakan etanol atau butanol.
4. Pengaruh jenis katalis
Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi
bila dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling populer
untuk reaksi transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium
hidroksida (KOH), natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida
(KOCH3).
5. Jenis minyak nabati
Perolehan metil ester akan lebih tinggi jika menggunakan minyak nabati
murni (refined) dibandingkan minyak kasar (crude). Namun apabila produk
metil ester akan digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, cukup

LABORATORIUM PTK II 13
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

digunakan bahan baku berupa minyak yang telah dihilangkan getahnya dan
disaring.
6. Pengaruh temperatur
Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30 - 65°C (titik
didih metanol sekitar 65°C). Semakin tinggi temperatur, konversi yang
diperoleh akan semakin tinggi untuk waktu yang lebih singkat.
7. Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat
pereaksi dengan zat yang bereaksi. Hal tersebut dapat mempercepat reaksi dan
reaksi terjadi secara sempurna. Semakin besar tumbukan maka semakin besar
pula harga konstanta laju reaksi.
8. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat
semakin besar sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika
kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi
tidak akan menguntungkan karena tidak memperbesar hasil (Freeman, 1984).

II.8.2 Faktor Pada Reaksi Esterifikasi


Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi, faktor-faktor
tersebut antara lain :
1. Keadaan pereaksi dan luas permukaan, makin kecil partikel pereaksi makin
besar permukaan pereaksi yang bersentuhan dalam reaksi, sehingga reaksi
makin cepat.
2. Konsentrasi, makin besar konsentrasi makin cepat laju reaksi meskipun tidak
terlalu demikian. Pereaksi yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi
laju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda.
3. Temperatur, jika temperatur dinaikkan laju reaksi bertambah.
4. Penambahan katalis, zat yang dapat mempercepat suatu reaksi, tetapi tidak
ikut bereaksi. Sebagai contoh, campuran hidrogen dan oksigen kita tambahkan
serbuk platina sebagai campuran katalis, maka akan segera reaksi yang sangat
eksplosif (Heryani, 2018).

LABORATORIUM PTK II 14
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

II.9 Transesterifikasi Dengan Katalis


II.9.1 Transesterifikasi dengan Katalis Asam Homogen
Transesterifikasi dengan katalis asam adalah reaksi kimia yang melibatkan
asam lemak dan alkohol yang menghasilkan FAAE (Fatty Acid Alkyl Ester),
glycerine dan air. Minyak yang mengandung asam lemak bebas (FFA) tidak dapat
dikonversi menjadi biodisel dengan katalis basa. FFA akan membentuk sabun dan
menghambat proses pemisahan. Transesterifikasi dengan katalis asam akan
mengakibatkan terjadi reaksi esterifikasi dan dilanjutkan dengan transesterifikasi.
Proses esterifikasinya akan mengkonversi FFA menjadi biodiesel dan
transesterifikasinya akan mengkonversi gliserida yang terkandung dalam minyak
menjadi biodiesel. Katalis yang biasa digunakan dalam transesterifikasi asam
yaitu asam sulfat, asam hidroklorida dan ferri sulfat. Adapun skema
transesterifikasi dengan katalis asam didahului dengan reaksi FFA dengan alkohol
yang membentuk methyl ester seperti berikut :

Gambar II.3 Skema Transesterifikasi dengan Katalis Asam Didahului dengan


Reaksi FFA dengan Alkohol yang Membentuk Methyl Ester
Kemudian reaksi selanjutnya merupakan reaksi konversi trigliserida
menjadi methyl ester seperti berikut :

Gambar II.4 Reaksi Konversi Trigliserida Menjadi Methyl Ester

LABORATORIUM PTK II 15
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Transesterifikasi dengan katalis asam cocok digunakan dalam pre-treatment untuk


mengurangi jumlah asam lemak bebas (FFA) dalam bahan baku. Proses ini
menghasilkan yield yang tinggi pada FAAE, tetapi waktu reaksi cukup lama
memerlukan jumlah metanol yang banyak.

II.9.2 Transesterifikasi dengan Katalis Basa Heterogen


Transesterifikasi dengan katalis basa merupakan proses yang paling baik
untuk produski biodiesel. Penelitian menemukan jika transesterifikasi dengan
katalis basa dapat menghasilkan biodiesel dengan yield dan kemurnian yang
tinggi dalam waktu yang singkat, kira-kira 30-60 menit. Transesterifikasi dengan
katalis basa dapat lebih cepat 4000 kali dari pada menggunakan proses
tranesterifikasi dengan katalis asam. Namun, proses ini sangat sensitif dengan
kualitas bahan bakunya, proses ini membutuhkan bahan baku dengan FFA dan
kandungan air yang rendah. Dalam reaksi ini, reaksi utama merupakan reaksi
trigliserida yang dikonversikan menjadi methyl ester, seperti berikut :

Gambar II.5 eaksi trigliserida yang dikonversikan menjadi methyl ester


Reaksi Transesterifikasi dengan katalis basa akan menghasilkan reaksi
samping (reaksi saponifikasi) seperti berikut :

Gambar II.6 Reaksi Saponifikasi


(Schuchardt, 1998)

LABORATORIUM PTK II 16
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

II.10 Metodologi Penelitian


II.10.1 Bahan
A. Mikroalga Chlorella Sp.
1. Mikroalga Chlorella kering
2. Pelarut Methanol
3. Katalis KOH
4. Aquadest

B. Mikroalga Nannochloropsis Sp.


1. Cairan alga Nannochloropsis sp
2. Pelarut heksana : isopropanol
3. Pelarut Methanol
4. Katalis CaO/Hydrotalcite

II.10.2 Alat
A. Mikroalga Chlorella Sp.
1. Pendingin balik
2. Kompor listrik
3. Labu leher tiga
4. Klem, statif
5. Magnetic stirrer
6. Corong pisah
7. Motor pengaduk
8. Beker gelas
9. Erlenmeyer
10. Timbangan elektrik
11. Pipet
12. Thermostat
13. Labu takar
14. Corong
15. Oven

LABORATORIUM PTK II 17
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

16. Buret
17. Penyangga
18. Gc-ms

B. Mikroalga Nannochloropsis Sp.


1. Labu Leher Tiga
2. Thermometer
3. Corong Buchner
4. Pompa Vakum

II.10.3 Prosedur Penelitian


A. Mikroalga Chlorella Sp.
1. Biodiesel dibuat dengan proses reaksi dua tahap in-situ dimana proses
esterifikasi dengan mereaksikan 40 gram Chlorella sp dengan larutan
methanol dalam labu leher dua yang dilengkapi termostat pada suhu
50°C dengan pengadukan konstan menggunakan magnetic stirer
selama 30 menit.
2. Kemudian proses dilanjutkan dengan transesterifikasi in-situ.
Campuran hasil reaksi didinginkan selama 10 menit untuk
menghentikan reaksi. Kemudian hasil reaksi dipisahkan untuk
memisahkan antara endapan (Chlorella sp) dan FAME.
3. FAME kemudian diekstraksi menggunakan 50 mL n-hexane. Akan
terbentuk gliserol (lapisan bawah) dan FAME (lapisan atas).
4. Fase FAME ini dicuci dengan air (T=50ºC) sebanyak 3x50 mL untuk
mengambil gliserol yang masih terikut dalam FAME.
5. Mengambil FAME (lapisan atas) sebagai hasil, lalu mendestilasi
FAME tersebut untuk memisahkan FAME dari solvent (heksan).
6. Memasukkan dalam oven pada suhu 80°C untuk menghilangkan sisa
solvent dan air.
7. Kemudian biodiesel yang diperoleh dianalisis.

LABORATORIUM PTK II 18
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

B. Mikroalga Nannochloropsis Sp.


Prosedur pada penelitian menggunakan Mikroalga Nannochloropsis Sp.
adalah sebagai berikut :
1. Proses ekstraksi mikroalga menggunakan metode maserasi
Cairan alga Nannochloropsis sp sebanyak 100 mL dimasukkan
kedalam alat labu leher tiga yang telah dilengkapi dengan termometer.
Kemudian pelarut heksana : isopropanol (3:2) dimasukkan kedalam
labu leher tiga dengan rasio perbandingan alga : pelarut (1:6 mL/mL).
Pada proses ini, waktu yang digunakan selama 5 jam dengan
menggunakan temperatur operasi 70°C. Kemudian tahap berikutnya
adalah proses pemisahan antara hasil ekstraksi dengan pelarut heksana
: isopropanol (3:2) yang masih tersisa dalam hasil ekstraksi tersebut.
2. Proses transesterifikasi minyak alga dengan bantuan katalis heterogen
CaO/Hydrotalcite
Pada proses ini minyak alga sebanyak 20 gr dimasukkan
kedalam alat labu leher tiga yang telah dilengkapi dengan termometer.
Kemudian pelarut metanol 99,8% dimasukkan kedalam labu leher tiga
sesuai dengan variasi rasio molar perbandingan minyak alga : pelarut
(1:5; 1:15; 1:25 mL/mL). Kemudian ditambahkan katalis
CaO/Hydrotalcite sebanyak 5% w/w dari massa minyak alga
Nannochloropsis sp. Pada proses ini, waktu yang digunakan selama 8
jam dengan menggunakan temperatur operasi 65°C.
3. Proses purifikasi biodiesel yang telah didapatkan
Mikroalga Nannochloropsis sp yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan mikroalga berbentuk cairan. Yield crude
biodiesel yang telah didapatkan dari proses transesterifikasi
selanjutnya disaring menggunakan corong buchner dengan bantuan
pompa vakum. Crude biodiesel yang terbentuk dilapisan atas
dipisahkan dari metanol dan gliserol pada lapisan bawah menggunakan
corong pemisah. Kemudian pada crude biodiesel dilakukan pencucian
dengan menggunakan aquadest sebanyak 2 kali untuk selanjutnya

LABORATORIUM PTK II 19
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

dipisahkan antara crude biodiesel dengan aquadest menggunakan


corong pemisah.

II.11 Hasil Dan Pembahasan


II.11.1 Hasil dan Pembahasan pada Mikroalga Chlorella Sp.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dyah pada tahun 2015 dalam
pembuatan biodiesel menggunakan mikroalga Chlorella sp diperoleh analisa yang
dilakukan menggunakan GC-MS untuk mengetahui jenis senyawa yang
terkandung di dalam metil ester dari Chlorella sp. Kandungan metil ester ini akan
menunjukkan nilai yield pada biodiesel. Hasil analisa GC-MS ditunjukkan pada
Gambar II.7.

Gambar II.7 Kromatografi Gas Metil Ester dari Biodiesel pada perbandingan mol
reaktan 1:35, suhu 60 oC dan katalis 1,5 %
Berdasarkan data GC, maka berbagai jenis metil ester yang ada pada biodiesel
dapat ditentukan. Kandungan metil ester pada biodiesel ditunjukkan pada Tabel
II.4
Tabel II.4 Jenis Senyawa Metil Ester dalam Biodiesel

Nama Senyawa % Senyawa


Metil ester palmitate 30,24
Metil ester nonadecanoate 14,51
3,7,11,15 - tetramethyl 11,50
Methyl palmitoleat 19,63

LABORATORIUM PTK II 20
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Methyl acachidonate 11,29


Di dalam biodiesel kandungan metil ester paling besar adalah metil ester palmitate
yang ditunjukkan oleh puncak nomor 10 dengan kandungan senyawa sebesar
30,24%. Hal tersebut menunjukkan kadar biodiesel atau dapat dikatakan persen
yield dari biodiesel sama dengan persen senyawa dari metil ester palmitate dimana
methyl ester yang dihasilkan semakin banyak maka yield produk biodiesel akan
meningkat.

II.11.2 Hasil dan Pembahasan pada Mikroalga Nannochloropsis Sp.


Pada penelitian yang dilakukan oleh Septianto pada tahun 2020 dalam
pembuatan biodiesel menggunakan mirkoalga Nannochloropsis sp diperoleh
pengaruh rasio molar minyak alga dan metanol terhadap yield crude biodiesel
yang dihasilkan. Pengaruh tersebut digambarkan pada gambar dibawah ini :

Gambar II.8 Grafik Hubungan Rasio Molar Minyak Alga : Metanol terhadap
Yield Crude Biodiesel dengan penambahan katalis 5% terhadap
minyak alga
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan pengaruh rasio molar minyak alga dan
metanol terhadap yield crude biodiesel yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan
bahwa perbandingan rasio molar minyak mikroalga dan metanol 1:15
menghasilkan yield crude biodiesel tertinggi sebesar 40,32%. Besarnya nilai yield
yang diperoleh menunjukkan kadar biodiesel yang terkandung. Dengan masih

LABORATORIUM PTK II 21
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

adanya asam lemak bebas sisa yang tidak bereaksi cenderung dapat menghambat
reaksi pembentukan metil ester sehingga hasil kadar biodiesel yang didapat kecil
dan pengaruh penggunaan metanol dalam jumlah yang berlebih dapat
menyebabkan reaksi cenderung ke arah produk sehingga konversi biodiesel
semakin besar dan yield yang diperoleh pun semakin besar.

II.11.3 Perbandingan Hasil Kadar Biodiesel yang Diperoleh dengan SNI


Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh kualitas biodiesel yang dilihat dari
besarnya persen metil ester atau persen yield yang didapat dimana pada mikroalga
Chlorella Sp diperoleh kadar metil ester yang menunjukkan kadar yield sebesar
30,24 % sedangkan pada mikroalga Nannochloropsis Sp diperoleh kadar yield
sebesar 40,32%. Dari kedua kadar tersebut menunjukkan bahwa kadar biodiesel
hasil percobaan kurang sesuai dengan standar SNI 04-7182-2006 untuk nilai kadar
ester alkil atau kadar biodiesel minimal 96,5 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pembuatan Biodiesel dari mikroalga Chlorella Sp dan Nannochloropsis Sp
menghasilkan kualitas biodiesel yang kurang layak untuk digunakan.
Ketidaksesuaian hasil kadar yang didapatkan dengan satndart SNI dipengaruhi
oleh beberapa faktor saat proses produksi yaitu pengaruh temperature,
pengadukan, pengaruh air dan asam lemak bebas. Semua bahan yang akan
digunakan harus bebas dari air. Air akan bereaksi dengan katalis, sehingga jumlah
katalis menjadi berkurang. Katalis harus terhindar dari kontak dengan udara agar
tidak mengalami reaksi dengan uap air dan karbon dioksida. Kemudian reaksi
transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30 - 65°C (titik didih metanol
sekitar 65°C). Semakin tinggi temperatur, konversi yang diperoleh akan semakin
tinggi untuk waktu yang lebih singkat. Proses transesterifikasi konvensional
selesai pada 30 menit pertama reaksi mencapai yield 80% kemudian selesai
sepenuhnya setelah 1 jam pengadukan yang ditandai dengan persen yield yang
semakin meningkat. Selain itu semakin homogen suatu campuran maka produk
methyl ester yang dihasilkan akan semakin banyak sehingga yield produk akan
meningkat.

LABORATORIUM PTK II 22
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut, bahwa :
1. Proses produksi biodiesel dapat dibentuk melalui dua cara yaitu reaksi
esterifikasi dan reaksi transesterifikasi. Esterifikasi mereaksikan minyak
lemak dengan alcohol. Reaksi esterifikasi tidak hanya mengkonversi asam
lemak bebas menjadi metil ester tetapi juga mengubahnya menjadi trigliserida.
Esterifikasi biasa dilakukan untuk membuat biodiesel dari minyak berkadar
asam lemak bebas tinggi (.5 mg KOH/g). Sedangkan reaksi transesterifikasi
yaitu reaksi kimia antara trigliserida dan alcohol dengan bantuan katalis untuk
memproduksi mono-ester yang disebut biodiesel. Proses transesterifikasi
biasanya ditunjukan untuk membuat biodiesel dengan menggunakan bahan
baku yang memiliki kadar FFA (Free Fatty Acid) rendah yaitu 2%.
2. Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh kualitas biodiesel dari besarnya
persen metil ester atau persen yield yang didapat dimana pada mikroalga
Chlorella sp diperoleh kadar metil ester yang menunjukkan kadar yield
sebesar 30,24 % sedangkan pada mikroalga Nannochloropsis Sp diperoleh
kadar yield sebesar 40,32 %. Dari kedua kadar tersebut dapat disimpulkan
bahwa kadar biodiesel hasil percobaan kurang sesuai dengan Standar SNI 04-
7182-2006 untuk nilai kadar ester alkil atau kadar biodiesel minimal 96,5 %.
3. Pengaruh penambahan katalis pada pembuatan biodiesel agar dapat
meningkatkan laju reaksi kimia untuk mencapai kesetimbangan dimana katalis
terlibat dalam reaksi secara tidak permanen. Pada pembuatan biodiesel dengan
mikroba Chlorella Sp menggunakan katalis basa homogen yaitu KOH
sedangkan pada mikroba Nannochloropsis Sp menggunakan katalis basa
heterogen yaitu CaO.

LABORATORIUM PTK II 23
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

III.2 Saran
1. Sebaiknya perlu ditentukan nilai dari persen FFA yang terkandung pada
minyak mikroalga agar dapat ditentukan dengan jelas reaksi yang akan
digunakan
2. Sebaiknya memperhatikan suhu yang digunakan saat proses ekstraksi
karena mikroalga yang digunakan memiliki ketahanan yang berbeda –
beda.
3. Sebaiknya memperhatikan pemilihan jenis katalis untuk mempercepat
reaksi serta tidak menimbulkan reaksi saponifikasi.

LABORATORIUM PTK II 24
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

DAFTAR PUSTAKA

Adhani, L., Isalmi, A., dkk 2016, ‘Pembuatan Biodiesel dengan Cara Adsorpsi
dan Transesterifikasi Dari Minyak Goreng Bekas’, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Kimia, Vol. 2, No. 1.
Ahmad, A. L, Mat Yasin,N. H., Derek J. C. J., Lim, J. K 2010, ‘Microalgae as a
sustainable energy source for biodiesel production: A review’, Renewable
and Sustainable Energy Reviews., Vol. 15, Hh 584-593.
Astuti, E 2008, ‘Pengaruh Konsentrasi Katalisator dan Rasio Bahan terhadap
Kualitas Biodiesel dari Minyak Kelapa’, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 2,
No. 1, hh 5 – 10.
Aziz, I 2011, ‘Pembuatan produk biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan
Cara Esterifikasi dan Transesterifikasi’, Jurnal Valensi, Vol. 2, No. 3, hh.
443-448.
Bold, H. C., Wynne, M. J 1985, Introduction to the Algae Second Edition, New
York: Prentice-Hall Mc, Engelwood Cliffs.
Brennan, L., Owende, P 2010. ‘Biofuels from Microalgae-A Review of
Technologies for Production, Processing, and Extractions of Biofuels and
Co-Products’. Revew.Sustain.Energ.Rev., 14, 557-57710.1016.
Dyah, S 2015, ‘Pembuatan Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp Melalui Dua
Tahap Reaksi In – Situ’, Jurnal Ilmiah Teknologi, Vol. 1, No. 1.
Freedman, R.E 1984, Strategi Management : A Stakeholder Approach, Pitman,
Boston.
Heryani, H 2018, Teknologi Produksi Biodiesel, Lambung Mangkurat University
Press, Banjarmasin.
Septianto, A. D., Saptio A., Yustia W. M 2020, ‘Produksi Biodiesel dari
Mikroalga Nannochloropsis sp. Menggunakan Metode Transesterifikasi
dengan Bantuan Katalis Heterogen CaO/Hydrotalcite’, Jurnal Teknik
Kimia, VIII.
Schuchardt, U., Sercheli, R., Matheus, R., Vagas 1998, Transesterification of
Vegetable Oils : a Review. J. Braz, Chem Soc, Vol. 9, No, 3.

LABORATORIUM PTK II 25
PAPER UJIAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“Pengaruh Kadar Biodiesel Dari Mikroalga Chlorella sp. dan
Mikroalga Nannochloropsis sp. Dengan Menggunakan Reaksi
Transesterifikasi”

Widayat, Joelianingsih, & Sunandar 2019, Biodiesel Proses, Karakteristik, dan


Implementasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Widianingsih., H, Retno., E, Hadi., M, Jane 2013, ‘Fatty AcidComposition of
Marine Microalgae in Indonesia’, Journal ofTropical Biologi and
Conservation., No. 10, Hh. 75-82.

LABORATORIUM PTK II 26

Anda mungkin juga menyukai