Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Hidayat Sutanto, S.Pd
No UKG : 201699543347
Unit Kerja : SMAN 1 Bajuin – Kab. Tanah Laut

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi

1 Minat belajar Menurut : Setelah dilakukan analisis


yang rendah pada Slameto dalam Hazari Gustina (2020) terhadap hasil kajian
pembelajara beberapa indikator minat belajar merupakan literatur dan hasil
fisika perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan wawancara, serta
keterlibatan siswa. dikonfirmasi melalui
observasi / pengamatan
Zaki Al Fuad dan Zuraini (2020) dapat diketahui bahwa
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat penyebab Rendahnya Minat
belajar antara lain : belajar siswa adalah :
Faktor Internal 1. Model pembelajaran
• Aspek jasmani yang masih belum
• Aspek Psikolohi menarik.
Faktor Eksternal 2. Kurang memanfaatkan
• Keluarga media pembelajaran
• Sekolah selama proses
• Lingkunga masyarakat pembelajaran.

Suharni & Purwanti, (2018) Model Pembelajaran yang


ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa diantaranya : kurang menarik membuat
siswa menjadi kehilangan
• Tekun menghadapi tugas
minat dalam kegiatan
• Ulet menghadapi kesulitan,
belajar. Apalagi jika mata
• Menunjukkan minat terhadap macam-macam
pelajaran tersebut dianggap
masalah
sulit, maka hilanglah sudah
• Lebih senang bekerja mandiri semangat belajar siswa
• Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal- Media pembelajaran juga
hal yang bersifat mekanis mempengaruhi minat siswa
• Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau dalam belajar, media yang
sudah yakin akan sesuatu) menyenangkan juga akan
• Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya menarik siswa dalam
• Senang mencari dan memecahkan masalah pembelajaran. Misalnya,
soal-soal. penggunaan alat praktikum
sederhana, atau alat-alat di
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan kerja sekitar yang memanfaatkan
diperoleh. konsep dari materi yang
• Guru kurang aktif menggunakan model diajari tentu akan sangat
pembelajaran yang inovatif. menarik minat siswa.
• Guru kurang memberikan apersepsi untuk
meningkatkan motivasi dan minat belajar.
• Terlalu sering memberikan tugas dan
meresume.
• Kurangnya perhatian orang tua.
• Guru belum memaksimalkan media
pembelajaran yang menarik.
• Kebanyakan siswa memiliki pandangan ingin
bekerja setelah lulus.
• Siswa lebih tertarik ke gawai mereka

2 Kesiapan Siswa Menurut : Setelah dilakukan analisis


dalam belajar Ambar Indriastuti, dkk (2017) terhadap hasil kajian literatur
fisika masih Menurut teori, karakteristik kognitif siswa dan hasil wawancara, serta
kurang dan siswa dapat dipengaruhi oleh kesiapan belajar. Kesiapan atau dikonfirmasi melalui observasi
readiness adalah kesediaan untuk memberi respon atau / pengamatan dapat diketahui
masih belum bereaksi. Kondisi bahwa penyebab Rendahnya
fokus selama siswa yang siap menerima pelajaran dari guru, akan Minat belajar siswa adalah :
pembelajaran berusaha merespon pertanyaan pertanyaan yang telah • Guru mengajar dengan cara
fisika. diberikan oleh guru. yang menoton.
• Siswa kurang bisa
Aviana dan Hidayah didalam Olivia Fridaram, dkk (2020) memanfaatkan waktu saat
Siswa yang tidak dapat memfokuskan pikiran terhadap dirumah antara belajar
materi pembelajaran disebabkan oleh beberapa hal mandiri dan membantu
misalnya: orang tua.
• guru yang mengajar dengan metode pembelajaran • Guru kurang memberikan
klasikal motivasi.
• kurangnya keterampilan guru di dalam mengelola • Suasana proses
kelas pembelajaran yang belum
• dan ditambah suasana di kelas yang panas, sesak, menyenangkan.
dan terkadang bising yang memunculkan gangguan • Keadaan psikis dan mental
suara sehingga suasana di kelas menjadi sangat yang kurang baik
tidak nyaman dan kondusif untuk belajar • Kondisi siswa kurang Fit

Fedian.A, dkk (2018) Kreatifitas guru bagaimana


Kesiapan siswa dalam belajar ada beberapa aspek, yaitu: mengolah proses pembelajaran
merupakan hal mau tidak mau
a. Kesiapan fisik, seperti faktor kelelahan, mengantuk, harus dilakukan guru untuk
dan kesehatan. bisa membuat siswa selalu
b. Kesiapan materiil seperti buku tulis untuk catatan, fokus. Jika guru mngajar
dengan monoton ditambah
alat tulis, dan LKS kimia dan buku paket kimia . kurang memberikan apersepsi
c. Kesiapan psikis, seperti motivasi dalam dan motivasi kepada siswa
membuat siswa cepat merasa
mempelajari kimia, dan kondisi mental dan bosan. Keadaan psikis dan
emosional siswa mental yang kurang baik ini
d. Kesiapan kognitif, dilihat aktivitas siswa sebelum pembelajaran bisa membuat siswa tidak fokus
kimia dimulai (belajar mandiri, berkelompok, membaca materi dan tidak siap untuk belajar,
hal ini bisa disebabkan
pelajaran, dan membuat ringkasan pelajaran), aktivitas siswa
hubungan siswa dengan orang
selama pembelajaran kimia (aktif bertanya, dan menjawab tua maupun lingkungan.
pertanyaan), dan dari hasil pretest sebelum pembelajaran kimia Kemudian kondisi fisik siswa
dimulai juga mempengaruhi fokus
siswa, kebanyakan siswa
Berdasarkan hasil wawancara denga rekan kerja. kurang tidur dan bekerja saat
faktor yang mempengaruhi dirumah. Hal ini berakibat pada
• guru kurang memberi motivasi fisik siswa.
• suasana pembelajaran yang belum menyenangkan.
• Ada sebagian siswa yang saat dirumah digunakan
waktunya untuk bekerja.
• Siswa mengantuk, kelelahan, dan sedang berada
pada kesehatan yang kurang baik
• Keadaan psikis dan mental yang kurang baik

3 Siswa cenderung Menurut : Setelah dilakukan analisis


cepat menyerah Agustina & Komalasari, 2014 terhadap hasil kajian
ketika Siswa yang nantinya terjun ke dunia kerja dan literatur dan wawancara,
menghadapi masyarakat haruslah memiliki daya juang untuk dapat ditentukan penyebab
menyelesaikan masalah hidupnya. Daya juang atau
tugas maupun disebut juga Adversity Quotient (AQ) merupakan
Siswa cenderung cepat
soal yang mereka kecerdasan seseorang ketika menghadapi situasi-situasi menyerah ketika
anggap sulit. hambatan atau masalah dalam kehidupan menghadapi tugas maupun
soal yang mereka anggap
Supardi, U.S. (2015) sulit diantara :
Adversity quotient (AQ) memiliki empat dimensi pokok
yang menjadi dasar penyusunan alat ukur Adversity • Kebiasaan siswa yang
quotient pada siswa yaitu 1) Control (Pengendalian), 2) Origin hanya menyalin tugas
dan Ownership (Kepemilikan), 3) Reach (Jangkauan), dan 4) temannya saja
Endurance (Daya Tahan) • Siswa yang masih suka
hal yang instan.
Putro, dkk (2021) • Siswa belum memiliki
Daya juang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tujuan yang jelas dalam
(1) Tidak mudah mengeluh ataupun putus asa;
(2) Tidak menunjukan sikap kemalasan;
bersekolah.
(3) Tidak membiarkan waktu terbuang percuma.
beberapa faktor pembentuk daya juang: Secara dasar yang membuat
• Daya saing siswa cenderung cepat
• Produktivitas menyerah ketika
• Kreativitas menghadapi suatu
• Motivasi permasalah di sekolah
• Mengambil Resiko karena kebiasaan siswa
• Perbaikan yang gemar menyerahkan
• Ketekunan segalanya keorang lain.
• Belajar Dirinya merasa tidak bisa,
• Merangkul perubahan dan gampangnya teman-
teman yang lain
Berdasarakan Hasil wawancara rekan kerja
memberikan hasil tugasnya
• suasana kegiatan belajar yang kurang
menyenangkan
untuk disalin. Hal ini
• Karakter siswa/bawaan siswa yang masih suka menjadi kebiasaan yang
menunggu dan menyalin tugas temannya. membudaya sehingga terus
• Kebiasaan siswa menyukai yang instan, tanpa berulang tiap kali
perlu repot-repot. mendapatkan soal-soal yang
• Tidak adanya tujuan yang ingin dicapai siswa sulit. Selain itu merasa tidak
sehingga siswa merasa tidak ada timbal baliknya adanya tujuan yang jelas
belajar. Siswa hanya ikut belajar dan absen. dalam belajar materi
membuat siswa yang
penting hadir dan dapat
nilai, sudah cukup. Tidak
peduli nilainya rendah
ataupunn tinggi.
4 Rendahnya Menurut : Setelah dilakukan analisis
kemampuan Husna nur Dhini , (2018) terhadap hasil kajian
siswa dalam Higher order thinking skills (HOTS) adalah suatu proses literatur dan wawancara,
menyelesaikan berpikir peserta didik dalam level kognitif dan dapat ditentukan penyebab
dikembangkan dari berbagai konsep. Higher order
permasalahan thinking skills (HOTS) ini meliputi didalamnya
Rendahnya kemampuan
berbasis HOTS. kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir, siswa dalam menyelesaikan
menganalisis, kemampuan beragumen, dan kemampuan permasalahan berbasis
mengambil keputusan. HOTS diantaranya :
• Kognitif siswa dan dasar
Andi Saddia, dkk : 2021 matematika siswa masih
HOTS atau keterampilan berpikir rendah.
tingkat tinggi merupakan bagian dari taksonomi Bloom • Guru belum sering
hasil revisi yang berupa kata kerja operasional yang
terdiri dari analyze (C4),
mengajarkan dan
evaluate (C5) dan create (C6) yang dapat memberi soal-soal
digunakan dalam penyusunan soal HOTS.
• Pemahaman siswa akan
Lailatun Najahah, dkk (2022) konsep materi belum
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan kuat.
soal HOTS berupa kesalahan membaca (reading errors), • Model pembelajaran
kesalahan memahami (comprehension errors), kesalahan
yang digunakan guru
penulisan rumus (transformation errors), kesalahan
keterampilan proses (process skill errors), dan kesalahan tidak meningkatkan
penentuan jawaban akhir (encoding error). daya HOTS siswa.
Faktor yang mempengaruhi kesalahan siswa adalah tidak
paham konsep, kesalahan proses berpikir, lupa, kurang Secara garis besar
teliti, tidak mengetahui rumus dan langkah penyelesaian
soal, dan pengaruh dari kesalahan pada tahapan
kemampuan siswa dalam
sebelumnya menyelesaikan soal-soal
berbasis HOTS harus sering
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan rekan kerja. dilatih selama proses
• kemampuan kognitif siswa masih belum berada pada belajar-mengajar. Proses
level HOTS memberikan latihan HOTS
• guru belum sering menggunakan soal-soal HOTS bisa dalam penggunaan
• Siswa belum paham secara menyeluruh akan konsep model pembelajaran yang
yang dipelajar. diterapkan oleh guru. Selain
• Dasar matematika siswa yang masih rendah. itu juga, dasar operasional
• Guru jarang menggunakan model pembelajaran yang matematika juga harus kuat
dapat meningkat HOTS siswa.
agar mendukung pola pikir
dan penalaran dalam
menyelesaikan soal-soal
berbasis HOTS.
5 Kurangnya Menurut : Setelah dilakukan analisis
kegiatan Sulfiyah dan Ujiayati Cahyaningsih (2021), terhadap hasil kajian
praktikum baik Praktikum adalah salah satu bentuk pengajaran yang literatur dan hasil
secara digital dianggap cukup efektif karena sekaligus dapat meliputi wawancara, serta
tiga ranah yaitu yaitu ranah kognitif , afektif dan
maupun psikomotorik
dikonfirmasi melalui
langsung dalam observasi / pengamatan
proses Alif Z Wahyudi (2017),Kasmawati (2019) dapat diketahui bahwa
pembelajaran praktikum memiliki beberapa kelebihan yaitu: penyebab Kurangnya
fisika 1) Lebih menarik perhatian murid dan memungkinkan kegiatan praktikum baik
pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai secara digital maupun
makna. langsung dalam proses
2) Lebih realistis dan mempunyai makna. pembelajaran fisika.
3) Murid belajar langsung menemukan prinsip-prinsip
• Sarana dan
langkah-langkah pemecahan masalah.
4) Banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatan prasarana
murid dalam situasi belajar. Kegiatan demikian akan • Siswa kurang
membangkitkan motivasi dan hasil belajar siswa. kooperatif.
Namun, praktikum juga memiliki kelemahan: • Kompetensi guru
1) Membutuhkan waktu yang lama dibandingkan belajar akan teknologi
secara teori. masih belum
2) Bagi murid yang berusia muda, kemampuan rasional maksimal.
mereka masih terbatas.
Tidak dapat dihindarkan
3) Menurut kemandirian, kepercayaan diri sendiri,
kebiasaan bertindak sebagai subjek pada lingkungan bahwa keterbatasan atau
yang kurang memberikan pesan kepada anak sebagai ketidaktersedianya sarana
objek. dan prasara untuk
4) Kesukaran dalam menggunakan faktor subjektifitas, praktikum menjadi
terlalu cepat sampai kepada kesimpulan dan membuat penghambat utama jika
generalisasi yang terlalu umum dari pengalaman yang guru ingin lebih
sangat terbatas. memperjelas materi yang
akan di ajarkan. Selain itu
Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan kerja.
pula praktikum dapat
• Keterbatasan sarana dan prasaran guru dan peserta
didik untuk mengakses kegiatan praktikum secra
meningkatkan motivasi dan
digital/ laboratorium virtual fokus siswa selama
• Siswa kurang Kooperatif. pembelajaran.
• Guru kurang memanfaatkan teknologi yang ada Selain itu siswa yang
untuk kegiatan praktikum secara digital. kurang kooperatif pun juga
menjadi kendala jika guru
ingin praktikum sederhana
dengan peralatan seadanya.
Hal ini karena ada saja
siswa yang tidak membawa
alat dan bahan dengan
berbagai alasan.
6 Pemanfaatan Menurut : Setelah dilakukan analisis
fasilitas gadget Muhammad Nuhfan Mahfud, dkk (2018) terhadap hasil kajian literatur
Secara umum manfaat gadget dalam pembelajaran dan hasil wawancara, serta
masih belum adalah memperlancar interaksi antara guru dengan dikonfirmasi melalui observasi
optimal siswa sehingga akan terciptanya proses belajar mengajar / pengamatan dapat diketahui
dilakukan yang efektif dan efisien. Manfaat secara khusus dengan bahwa penyebab Pemanfaatan
adanya gadget penyampaian materi akan dengan mudah fasilitas gadget masih belum
sebagai sarana
diterima oleh siswa dan mampu meningkatkan optimal dilakukan sebagai
belajar-mengajar. kemampuan memahami materi pada siswa sarana belajar-mengajar.
• Keterbatasan jaringan
Putri pratiwi Indraswari, (2019) yang tidak stabil.
penggunaan gadget dapat berdampak positif seperti, • Guru kurang termotivasi
mempermudah komunikasi jarak jauh, dan memaksilkan fasilitas e-
memudahkan siswa mengkonsultasikan tugas-tugas dan learning
pelajaran yang belum di mengerti. dan dapat pula • Model pembelajaran yang
berdampak negatif tergantung pada pengguna gadget masih monoton.
tersebut. Seperti, malas, lambat memahami pelajaran,
terlalu banyak bermain game hingga minat belajar Motivasi guru berpengaruh
menjadi turun. karena guru lah yang
memegang peranan utama
Berdasarkan Hasil wawancara dengan rekan kerja dalam pembelajaran, guru
• Kerbatasnya sarana dan prasarana baik gadget yang dapat mengarahkan siswa
maupun jaringan internet yg sering tidak stabil untuk memanfaatkan gadget
• kurangnya pengetahuan siswa dalam mengeksplore dalam pembelajaran. Sehingga
materi² pembelajaran yg terdapat di internet. yang kurang termotivasi
• Guru kurang memberikan arahan akan penggunaan cenderung hanya
gadget sebagai sarana belajar. menggunakan metode
• Cara mengajar guru yang masih klasikal. pembelajaran seperti biasa.
• Guru belum termotivasi memanfaatkan e-learning Sarana prasarana yang kurang
secara maksimal. memadai akan menghambat
penggunaan gadget dalam
pembelajaran. Misalnya
internet yang susah maka guru
tidak dpat menerapkan quiz
interaktif seperti Quizizz atau
Kahoot,
7 Guru belum Menurut : Setelah dilakukan analisis
optimal Hasmirani, (2022) terhadap hasil kajian literatur
menggunakan Pemilihan berbagai model pembelajaran sangat penting dan hasil wawancara, serta
Model-model guna menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. dikonfirmasi melalui observasi
Model pembelajaran yang dipilih disesuaikan dengan / pengamatan dapat diketahui
pembelajaran materi yang diajarkan serta kemampuan siswanya guna bahwa penyebab Guru belum
inovatif. mencapai tujuan pembelajaran. optimal menggunakan
Model-model pembelajaran
Ain Huda (2018), Fathurrahman (2017) inovatif.
kesulitan guru dalam melaksanakan pendekatan
saintifik dikarenakan belum pahamnya guru terhadap • Kompetensi guru yang
pendekatan saintifik. Hal ini disebabkan belum dimaksimalkan.
karenakompetensi yang dimiliki guru sangatlah minim • Sarana dan prasarana
terutama dalam kompetensi pedagogik. • Persepsi guru yang
menganggap
Anggarini Diah Ayu Setyorani (2019) pembelajaran langsung
Kemampuan dalam manajemen kelas sangat yang paling efektif.
menentukan keberhasilan pembelajaran. Tanpa
Kompetensi guru yang
kemampuan manajemen kelas yang efektif, guru akan
kurang memberikan pengaruh atau dampak yang positif belum dimaksimalkan salah
terhadap pembelajaran. Kemampuan guru dalam satunya karena guru
menerapkan pendekatan di dalam kelas sangat kurang mengikuti pelatihan
diperlukan untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan bimtek tentang model-
model pembelajaran
Berdasarkan Hasil Wawncara dengan rekan kerja inovatif. Kemudian sarana
• Kurangnya pemahaman terhadap berbagai model dan prasarana yang kurang
pembelajaran yang ada. memadai, seperti proyektor,
• Banyaknya tuntutan administratif dan pekerjaan komputer dll. Selain itu juga
tambahan lainnya persepsi guru bahwa
• Persepsi Guru bahwa variasi model pembelajaran pembelajaran langsung
tidak perlu yang masih dirasakan
• Tidak ada peraturan mengikat untuk menggunakan efektif untuk diterapkan di
variasi model pembelajaran
kelas. Hal ini dikarenakan
• Sarana dan prasarana yang belum memadai
kondisi dan karakteristik
siswa dan lingkungan yang
dirasakan guru belum
mampu diterapkan model-
model pembelajaran
inovatif.
8 Siswa memiliki Menurut: Setelah dilakukan analisis
kemampuan Haryadi dan Pujiastuti (2015), terhadap hasil kajian literatur
matematika Kemampuan matematika merupakan bagian dari dan hasil wawancara, serta
dasar yang masih kemampuan dasar yang perlu dimiliki dan dikuasai dikonfirmasi melalui observasi
/ pengamatan dapat diketahui
rendah dalam penguasaan konsep fisika. Kemampuan bahwa penyebab Siswa
matematis yang tinggi di kalangan peserta didik memiliki kemampuan
secara langsung akan mendukung peningkatan matematika dasar yang masih
penguasaan konsep fisika secara baik rendah.
• Latar belakang sekolah
Mardiyatmi & Abdullah (2018) asal (input siswa)
menunjukkan bahwa kemampuan dasar • Merasa bahwa
matematika berpengaruh signifikan terhadap matematika dasar
kompetensi belajar IPA, khususnya Fisika. tanggung jawabnya guru
matematika.
• Guru kurang membuat
Berdasarkan Hasil Wawancara,
variasi cara mengajar agar
Siswa lambat dalam mengerjakan soal perhitungan operasi dasar matematika
dikarenakan beberapa factor, yaitu: juga ikut terlatih.
• Latar belakang sekolah asal (input siswa), Sebelum covid-19 menyerang
• Factor lingkungan, input siswa yang masuk ke
• Factor guru dalam mengusai materi dan sma kemampuan dasar
cara mengajar matematika sudah kurang.
Dan ini pun diperparah ketika
• Guru yang bukan mengampu matematika
covid-19 pembelajaran secara
merasa bahwa itu bukan tanggung daring, yang padahal di daerah
jawabnya. sekitar sini minim akan
• Siswa tidak hapal perkalian dan pembagian. jaringan internet. Akibatnya
guru hanya memberikan tugas
dan resume tanpa adanya
pembimbingan dari guru.
Sehingga kemampuan dasar
matematikanya menjadi
menurun, karena siswa banyak
menggunakan kalkulator
ataupun mencari jawaban di
brainly.
9 Hasil Belajar Menurut : Setelah dilakukan analisis
siswa yang masih Siswanto, (2016) terhadap hasil kajian
rendah hasil belajar dapat terungkap secara holistik literatur dan hasil
penggambaran pencapaian siswa setelah melalui wawancara, serta
pembelajaran.
dikonfirmasi melalui
Slameto, (2010) observasi / pengamatan
ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu dapat diketahui bahwa
faktor internal dan faktor eksternal. penyebab hasil Belajar
1. Faktor Internal siswa yang masih rendah.
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, • Siswa asik dengan
kematangan dan kesiapan aktivitasnya sendiri
2. Faktor Eksternal • Guru belum memberikan
faktor keluarga model pembelajaran yang
yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara tepat berdasarkan
anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga. karakteristik siswa.
Faktor sekolah • Kebiasaan siswa yang
mencakup keadaan gedung, metode menyalin tugas saja dan
mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi tidak mau mengulang
siswa dengan siswa, metode belajar, alat kembali pelajaran.
pelajaran. Siswa yang asik dengan
Faktor masyarakat aktivitasnya sendiri
Seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, menandakan bahwa siswa
pengaruh dari teman bergaul siswa, dan sudah merasa bosan dengan
mass media yang juga dapat berpengaruh proses pembelajaran. Hal ini
positif dan negatif. membuat siswa tidak mampu
lagi menangkap materi yang
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan rekan kerja dijelaskan oleh guru dan
• kurangnya pemahaman siswa terhadap materi berakibat pada hasil belajarnya.
Kemudian kebiasaan siswa
pembelajaran.
menyalin jawaban temannya
• Guru kurang memotivasi siswa membuat siswa enggan untuk
• Guru kurang menggunakan model belajar dan berusaha keras agar
pembelajaran inovatif. mengerti apa yang sudah
• Kebiasaan siswa menyalin tugas, jadi ketika dipelajari. Selain itu
ulangan tidak ada yang mencapai KKM. pembawaan guru dan juga
• Siswa tidak mau membuka pelajarannya model pembelajaran yang
disampaikan oleh guru juga
kembali saat dirumah.
berpengaruh besar terhadap
• Siswa asik dengan kegiatannya sendiri saat faktor psikologis siswa, seperti
guru menjelaskan. minat, motivasi, daya juang dan
lain sebagainya yang berakibat
pada hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Ain, Nurul, Huda Choirul. (2018). “Pendekatan Saintifik Di Sekolah Dasar”. Physics
Education Journal. 2 (1)1-

Dhini, N. H. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan
Literasi Matematika. Semarang: Program Pascasarjana, Univeritas Negeri Semarang

Fathorrahman. 2017. “Kompetensi Pedagogik Profesional Keperibadian dan Kompetensi


Sosial”. Administrasi Pendidikan. 15 (1). 123- 142

Fridaram, O. dkk. (2020). Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik dengan Bimbingan
Klasikal Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Magistrorum Et Scholarium:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 01 No. 2

Fuad, A. Z., & Zuraini. (2020). Aktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas I
Sdn 7 Kute Panang. Jurnal Tunas Bangsa, -

Haryadi, R., dan Pujiastuti, H., 2015, “Pengaruh kemampuan matematis terhadap hasil belajar
fisika”, Prosiding SKF 2015, Bandung: Pendidikan Fisika UPI.

Hasmirani. (2022). Pengaruh Model Paikem Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Siswa
Kelas Iv Sd Terpadu Rama Makassar. Thesis. Tidak Diterbitkan. Makassar :
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah
Makassar

Hazari G. 2020. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar Negeri 68 Kota Bengkulu. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Tarbiyah Dan Tadris. Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Indraswari, P. P. (2019). Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Belajar Pada Siswa
Sma Rama Sejahtera Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Makasar: Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar

Indriastuti. A., Sutaryadi, & Susantiningrum. (2017). Pengaruh Kesiapan Belajar Siswa Dan
Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Informasi Dan
Komunikasi Administrasi Perkantora, Vol. 1, No. 1

Kasmawati, A.D. (2019). PENGARUH METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL


BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN Di KELAS XII IPA SMAN 11 SINJAI. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN Alauddin Makassar

Mahfud, M. N., Wulansari, A. (2018). Penggunaan Gadget Untuk Menciptakan Pembelajaran


Yang Efektif. Surakarta: Pendidikan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah
Mardiyatmi, E. dan S. I. A. (2018). Pengaruh kemampuan dasar matematika dan kreatifitas
belajar terhadap kompetensi belajar fisika. Jurnal Penddikan MIPA, 1(1), 46–57

Najahah, L. dkk. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesalahan Yang Dilakukan


Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Hots: Analisis Newman. Jurnal Natural Science
Educational Research, Vol. 4 No. 3

Putro, L. N. S., Sutrisno., & Wong, M. (2021). Korelasi Kecerdasan Daya Juang (Adversity
Quotient) Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa. Jurnal Dharma Acariya Nusantara,
Vol. 1 No. 1

Saddia, A. dkk. (2021). Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Hots Fisika Siswa Sma Di
Kota Majene. Jurnal Fisika dan Pembelajarannya (PHYDAGOGIC), Vol. 1 No. 1

Setyorani, A. D. A. (2019). Analisis Kendala Dan Solusi Pelaksanaan Kelas Yang Inovatif Dan
Menyenangkan Di Sd Muhammadiyah Suruh Kabupaten Semarang. Skripsi.
Semarang: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Siswanto, B. T. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Pada


Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif SMK di Kota Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan Vokasi, 111-120.

Slameto, 2010, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Suharni & Purwanti. (2018). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan
dan Konseling, Vol. 3 No. 1

Sulfiyah. & Cahyaningsih, U. (2021). Pengaruh Penggunaan Metode Praktikum Terhadap


Prestasi Belajar Ipa Siswa Kels Iv Sekolah Dasar. Majalengka, Jawa Barat: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Supardi U.S. (2015). Pengaruh Adversity Qoutient Terhadap Prestasi Belajar Matematika.
Jurnal Formatif 3 (1)

Anda mungkin juga menyukai