Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENDIDIKAN NILAI KIMIA

“ Nilai Dalam Konten Materi Kimia SMA”


Dosen Pengampu : Dr. Ayi Darmana M.
Si &Susilawati Andayani, S.Si., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

Alysia Arnopi Munthe 4203331039


Aulia Rahmah 4203131027
Hotma Damayanti Purba 4192431015
Lewis M. Simanjuntak 4203331013
Nia Pratiwi Siregar 4203131025
Nurul Azmi 4202431019
Rahul Hutagaol 4203331019
Ranti Evi Sondang Sianturi 4201131007
Surya Panangian Munthe 4203331020
Tiara Angelina Br Panjaitan 4203331018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan karunia – Nya
sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Integrasi Pendidikan
Nilai dalam Kimia “ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Nilai dalam Kimia.
Pemakalah mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si dan ibu
Susilawati Amdayani, S.Pd,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Nilai dalam
kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang pemakalah tekuni.Pemakalah juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan makalah ini.
Pemakalah menyadari , bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu , kritik dan saran yang bersifat membangun akan pemakalah nantikan dan terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.

Medan, 24 September 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................6


BAB III PENUTUP ...........................................................................................................23
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................23
3.2 Saran .................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam bidang ilmu pengetahuan alam yang
di pelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal tersebut membuat peserta didik mau tidak
mau harus memahami ilmu kimia dan masih banyak peserta didik yang menganggap kimia
sebagai mata pelajaran yang sulit . Konsep kimia yang bersifat abstrak,pendekatan
pembelajaran yang diterapkan guru, dan kurangnya dukungan guru menjadi penyebab peserta
didik kesulitan dalam belajar kimia . Pemahaman materi kimia oleh peserta didik merupakan
tujuan pembelajaran kimia. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan
pembelajaran adalah pemilihan pendekatan, strategi, dan model pembelajaran oleh guru namun
pada kenyataannya, baik pendekatan, strategi, ataupun model yang diterapakan oleh guru tidak
bervariasi.
Pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya diartikan sebagai
proses menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi dimaknai juga sebagai proses mengatur
lingkungan supaya peserta didik belajar. Pembelajaran yang memposisikan peran aktif peserta
didik sebagai subjek belajar dapat digunakan untuk mengurangi dominasi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Proses membelajarkan peserta didik maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran kimia pada intinya memiliki
makna yang sama dengan mata pelajaran yang lain, akan tetapi dengan ilmu yang diajarkan
dimata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang diajarkan di sekolah
menengah pertama dan menengah atas (SMA) maka kimia diajarkan secara lebih detail di
sekolah menengah atas karena disesuaikan.
Pembelajaran kimia yang dilakukan di sekolah pada umumnya tidak 3 mengintegrasikan
dengan penerapan pada kehidupan sehari – hari, terutama yang berkaitan dengan isu sosial,
perkembangan teknologi, serta dampak bagi lingkungan dan masyarakat. Pembelajaran kimia
hanya berfokus pada pemahaman materi, sehingga peserta didik tidak memiliki gambaran
penerapan materi dunia nyata. Oleh karena itu, pembelajaran saat ini belum dapat mengasah
kemampuan analisis, kepekaan terhadap permasalahan, serta melatih pemecahan masalah.
Kimia termasuk dalam rumpun ilmu pengetahuan sains. Pembelajaran sains tidak hanya sekedar
mempelajari pengetahuannya saja melainkan adanya proses dalam melakukan aktivitas ilmiah,
sikap dan watak ilmiah yang harus dimiliki oleh peserta didik sains juga dapat dilakukan
melalui keterampilan proses kognitif tingkat tinggi yang mencakup keterampilan proses sains,
metode saintifik, berpikir saintifik (berpikir secara Scientist) dan berpikir kritis dengan
pemehaman peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa makna nilai konten dalam materi kimia SMA ?
 Bagaimana konteks pembelajaran kimia dalam standar proses pendidikan ?
 Mengapa nilai-nilai dalam kimia perlu kita ajarkan kepada peserta didik ?
1.3 Tujuan
 Mengetahui makna nilai konten dalam materi kimia SMA
 Mengetahui konteks pembelajarn kimia dalam standar proses Pendidikan?
 Mengetahui alasan penting kita sebagai guru mengajarkan nilai-nilai dalam kimia
kepada peserta didik.
BAB II

PEMBAHASAN

Hakikat pendidikan nilai

Pendidikan nilai pada hakikatnya lebih berorientasi pada aspek afektif yang dapat
membantu manusia meningkatkan kualitas hidupnya melalui proses interaksi ke dalam diri
secara ber tahap sehingga manusia mampu mengembangkan nilai dan sikap secara matang dan
dapat diterima oleh masyarakat. Karena itu, pendidikan nilai menjadi sangat penting dalam pro
ses pendidikan, terutama dalam menjaga keseimbangan antara pendidikan nilai dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak penguasaan teknologi yang tanpa di-
kontrol oleh nilai-nilai etika dan agama akan melahirkan ke-seng saraan dan kemiskinan
manusia. Manusia yang lepas dari nilai-nilai akan melahirkan manusia yang tidak memiliki nilai
kemanusiaan. Kegagalan pendidikan yang paling fatal adalah manakala output pendidikan itu
tidak lagi memiliki ke pekaan nurani yang berlandaskan pada moralitas dan rasa.

Pendidikan Nilai berdasar laporan Nasional Resource Center for Value Education ,
dalam Mulyana, (2004: 119) dide fi nisikan sebagai usaha untuk membimbing peserta didik da-
lam memahami, mengalami, dan mengamalkan nilai-nilai il-miah, kewarganegaraan, dan sosial
yang tidak secara khusus dipu satkan pada pandangan agama tertentu. Pendidikan nilai
digunakan sebagai proses untuk membantu peserta didik da-lam mengeksplorasi nilai-nilai yang
ada melalui pengujian kritis, sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki kua litas
berpikir dan perasaannya. Pendidikan nilai sangat diper lukan karena pemahaman terhadap
suatu nilai tidak dapat dilakukan dengan akal budi, melainkan harus dengan hati nurani. Dalam
berbagai literatur istilah Pendidikan Nilai dan Pen-didikan Moral sering digunakan untuk
kepentingan yang sama, hal ini disadari karena eratnya hubungan di antara keduanya.
Pendidikan Nilai pada hakikatnya adalah pendidikan yang mem pertimbangkan objek dari sudut
pandang moral yang meliputi etika dan non-moral yang meliputi estetika yaitu menilai objek
dari sudut pandang keindahan dan selera pri-badi, serta etika yaitu menilai benar atau salahnya
dalam hu-bungan antarpribadi..

Pendidikan nilai terdiri dari dua kata, yakni pendidikan dan nilai. Kata pendidikan
terdiri dari kata didik yang mendapat awalan pen dan akhiran an. Kata tersebut sebagaimana
dijelaskan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan sebagainya)
mendidih. Pengertian ini memberi memberi kesan bahwa kata pendidikan lebih mengacu pada
cara melakukan suatu perbuatan dalam hal ini mendidik.

Klasifikasi nilai dalam pendidikan nilai

Dalam teori nilai yang digagasnya, Spranger (Mulyana, 2004: 32) menjelaskan ada enam
orientasi nilai yang sering dijadikan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam
pemunculannya, enam nilai tersebut cenderung menampilkan sosok yang khas terhadap pribadi
seseorang. Ke-enam nilai tersebut adalah sebagai berikut:

Nilai teoretik: Nilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan
membuktikan kebenaran sesuatu. Nilai teoretik memiliki kadar benar-salah menurut
pertimbangan akal. Oleh karena itu nilai erat dengan konsep, aksioma, dalil, prinsip, teori dan
generalisasi yang diperoleh dari sejumlah dan pembuktian ilmiah. Komunitas manusia yang
tertarik pada nilai ini adalah para filosof dan ilmuwan.

Nilai ekonomis: Nilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung-rugi. Objek
yang ditimbangnya adalah “harga” dari suatu barang atau jasa. Karena itu, nilai ini lebih
mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia. Oleh karena pertimbangan nilai ini
relatif pragmatis, Spranger melihat bahwa dalam kehidupan manusia seringkali terjadi konflik
antara kebutuhan nilai ekonomis ini dengan nilai lainnya. Kelompok manusia yang tertarik nilai
ini adalah para pengusaha dan ekonom.

Nilai estetik: Nilai estetik menempatkan nilai tertingginya pada bentuk dan keharmonisan.
Apabila nilai ini ditilik dari subyek yang memiliknya, maka akan muncul kesan indah-tidak
indah. Nilai estetik berbeda dengan nilai teoretik. Nilai estetik lebih mengandalkan pada hasil
penilaian pribadi seseorang yang bersifat subyektif, sedangkan nilai teroretik lebih melibatkan
penilaian obyektif yang diambil dari kesimpulan atas sejumlah fakta kehidupan. Nilai estetik
banyak dimiliki oleh para seniman seperti musisi, pelukis, atau perancang model.

Nilai sosial: Nilai tertinggi dari nilai ini adalah kasih sayang di antara manusia. Karena itu
kadar nilai ini bergerak pada rentang kehidupan yang individualistik dengan yang altruistik.
Sikap yang tidak berpraduga jelek terhadap orang lain, sosiabilitas, keramahan, serta perasaan
simpati dan empati merupakan kunci keberhasilan dalam meraih nilai sosial. Nilai sosial ini
banyak dijadikan pegangan hidup bagi orang yang senang bergaul, suka berderma, dan cinta
sesama manusia.

Nilai politik: Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Karena itu, kadar nilainya akan
bergerak dari intensitas pengaruh yang rendah sampai pengaruh yang tinggi (otoriter).

Kekuatan merupakan faktor penting yang berpengaruh pada diri seseorang. Sebaliknya,
kelemahan adalah bukti dari seseorang kurang tertarik pada nilai ini. Dilihat dari kadar
kepemilikannya nilai politik memang menjadi tujuan utama orang-orang tertentu seperti para
politisi dan penguasa.

Nilai agama: Secara hakiki sebenarnya nilai ini merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran
yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai sebelumnya. Nilai ini bersumber dari
kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan. Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah
kesatuan (unity). Kesatuan berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan, antara kehendak
manusia dengan kehendak Tuhan, antara ucapan dengan tindakan, antara i’tikad dengan
perbuatan. Spranger melihat bahwa pada sisi nilai inilah kesatuan filsafat hidup dapat dicapai.
Di antara kelompok manusia yang memiliki orientasi kuat terhadap nilai ini adalah para nabi,
imam, atau orang-orang sholeh.

Pendidikan nilai/karakter bagi peserta didik, akhir-akhir ini mendapat perhatian khusus
dari Kementerian Pendidikan Nasional dan jajarannya, serta ahli-ahli kependi-dikan, dan
sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan nilai/karakter peserta didik perlu ditingkatkan. Hal
tersebut disebabkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) hasilnya belum
seperti yang diharapkan.

Dalam UU Sisdiknas Pasal 3 disebutkan ”Pendidikan nasional (a) berfungsi mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional tersebut sangat luhur dalam pembentukan
peserta didik untuk menjadi anak bangsa yang memiliki nilai/karakter luhur.

Nilai/Karakter dalam Pembelajaran Kimia


Kimia tidak memiliki nilai kehidupan, tetapi dengan mempelajari kimia peserta didik dapat
mengambil manfaatnya berupa nilai-nilai kehidupan. Proses kimia diperoleh dengan metode
ilmiah, yang di dalamnya terdapat kerja ilmiah. Kerja ilmiah terdiri atas langkah-langkah: (1)
merumuskan masalah, (2) mengumpulkan keterangan, (3) membuat hipotesis, (4) melakukan
eksperimen (mencatat data, mengolah data,menganalisis data), (5) menarik kesimpulan, (6)
menguji kembali kesimpulan dengan eksperimen, dan (7) melaporkan hasil.

Dalam kerja ilmiah peserta didik wajib memiliki sikap ilmiah yang meliputi:

1. Jujur, yaitu mengajukan data sebenarnya dari hasil penelitian tanpa mengubahnya,
walaupun tidak sesuai dengan hipotesis dan teori,

2. Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang diperoleh teman lain atau ilmuwan
lain dan teori baru dari eksperimen terbaru,

3. Mampu membedakan fakta dan opini,

4. Tekun dan ulet dalam melakukan penelitian serta tidak mudah putus asa,

5. , cermat, dan akurat tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan dalam pene-litian ,
sehingga didapatkan hasil yang benar-benar akurat,

6. mudah percaya jika tidak ada bukti yang mendukung,

7. Percaya bahwa kebenaran itu bersifat relaif, sehingga tidak memaksakan diri

Sikap ilmiah dalam pembelajaran kimia merupakan bagian dari sikap pada umum-nya, dan sikap adalah bagian
Chia, 2006). Nilai afektif yang diinginkan ditanamkan guru sains/kimia kepada peserta didiknya bukanlah se
Ada 4 (empat) istilah yang memiliki kemiripan arti, yaitu nilai, norma, etika, dan moral. Nilai diartikan sebag
Ada empat sumber nilai dan empat jenis nilai, yaitu nilai yang bersumber dari:

1. Ratio: jenis nilai benar-salah (nilai hukum);

2. Kehendak: jenis nilai baik-buruk (nilai moral);

3. Perasaan: jenis nilai indah-tidak indah (nilai estetika);

4. Agama: jenis nilai religius-tidak religius (nilai agama);

Nilai/karakter dalam bentuk yang lebih operasional, yaitu sikap dan perilaku, ditanamkan
pada peserta didik terutama melalui dimensi kerja ilmiah dan sikap ilmiah. Pelaksanaan hal
tersebut dilakukan pada ketiga tahap proses pembelajaran, yaitu perenca-naan proses,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil proses pembelajaran. Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran kimia merupakan hal tetap
dan tidak dapat diubah, oleh karenanya aspek nilai/karakter dalam proses pembelajaran
dapat dimasukkan dalam materi proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, dan instrumen penilaian. Bagaimana teknik pemaduan hal tersebut
memerlukan kegiatan tersendiri.
Contoh nilai dalam Konten Materi Kimia SMA

 Nilai Materi Kelas X


Identifikasi : Nilai
No Konsep Definisi /uraian konsep (spritual,sosial,moral,estetika/ hikmah
/pesan moral/ pelajaran
1 Atom  Atom adalah suatu satuan  Kita sebagai makhluk ciptaan
dasar materi, yang terdiri Tuhan kita harus selalu mengingat
atas inti atom serta awan jasa orang-orang yang disekeliling
elektron bermuatan kita ketika kita telah mencapai
negatif yang kesuksesan, karena kita tidak akan
mengelilinginya. Inti dapat mencapai kesuksesan
atom terdiri atas proton tersebut tanpa adanya orang-orang
yang bermuatan positif, disekeliling kita yang selalu
dan neutron yang membantu kita dalam mencapai
bermuatan netral. kesuksesan tersebut.
Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada
inti atom oleh gaya
elektromagnetik.

 Istilah atom berasal dari  Kita sebagai makhluk ciptaan


bahasa Yunani, yang Tuhan kita harus saling berbagi
berarti tidak dapat di hal-hal yang positif terhadap
potong ataupun sesuatu sesama kita bukan dengan hal yang
yang tidak dapat dibagi buruk ataupun negative karena
dibagi lagi. perbuatan itu dapat merugikan diri
kita sendiri maupun orang lain
 Secara relatif atom
dianggap sebuah objek
yang sangat kecil yang  Walaupun kita memiliki
memiliki massa yang kedudukan yang sangat kecil dan
secara proporsional kecil tidak seperti yang lain , tapi kita
pula. Atom hanya dapat juga memiliki kelebihan sendirii,
dipantau dengan kita harus mencari tau kelebihan
menggunakan peralatan kita dengan cara kita sendiri
kusus seperti mikroskop
gaya atom
2 Ikatan  Ikatan kimia merupakan  Kita ketahui bahwa manusia
Kimia gaya yang mengikat dua adalah makhluk sosial yang saling
atau lebih untuk membuat membutuhkan dimana kita harus
senyawa yang Tujuan saling membantu sesama kita dan
pembentukan ikatan tidak memiliki sifat ingin menang
kimia adalah agar terjadi sendiri karna kita pasti akan
pencapaian kestabilan memerlukan suatu saat bantuannya
suatu. sehingga ikatan kita sesama
 Ikatan Ion Terjadi jika makhluk sosial berikatan dengan
atom unsur yang memiliki baik,tentram dan saling menjaga.
energi ionisasi kecil  Kita sebagai makhluk ciptaan
melepaskan elektron Tuhan harus saling membantu
valensinya (membentuk teman kita yang kekurangan dari
kation) dan atom unsur kita ,kita tidak boleh sombong dan
lain yang mempunyai mengucilkan teman kita yang
afinitas elektron besar memiliki kekurangan karena hal
menangkap/menerima itu membuat ikatan kita dengan
elektron tersebut teman kita menjadi ikatan yang
(membentuk anion). terjalin dengan baik .
 Ikatan kovalen Adalah  Di dalam kehidupan tidal ada yang
ikatan yang terjadi karena bisa hidup seorang diri saja,
pemakaian pasangan melainkan harus saling tolong
elektron secara bersamaan menolong Dan saling membantu
oleh 2 atom yang satu dengan yang lain . Untuk
berikatan. mencapai hasil yang maksimal
Ikatan kovalen terjadi maka dibutuhkan kerjasama yang
akibat ketidakmampuan baik . Untuk mendapatkan suatu
salah 1 atom yang akan hal yang luar Biasa maka
berikatan untuk diperlukan Trik Serta skill yang
melepaskan elektron padu sehingga menyatu dalam Apa
(terjadi pada atom-atom yang ingin Di capai
non logam).
Ikatan kovalen terbentuk
dari atom-atom unsur
yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta beda
keelektronegatifannya
lebih kecil dibandingkan
ikatan ion.

3 Sistem  Sistem periodik unsur  Kita sebagai makhluk ciptaan


Periodi kimia adalah susunan tuhan, tidak semua nya
k Unsur unsur-unsur berdasarkan mempunyai kemiripan sifat seperti
nomor atom dan orang tua atau keluarga kita
kemiripan sifat-sifatnya. sendiri, maka sebaiknya kita harus
 Unsur-unsur dalam sistem tetap bersifat baik terhadap
periodik unsur kimia siapapun.
terdiri dari dua kelompok,  Setiap makhluk hidup sudah diatur
yakni golongan (lajur sang pencipta golongan rezeki nya
vertical), dan periode masing”, maka dari itu perbanyak
(lajur horizontal). beribadah dan bertawakal lah
 Sistem periodik unsur kepada sang pencipta agar
kimia yang disusun oleh diberikan rezeki yang lebih baik
Moseley berkembang lagi.
dengan baik hingga  Setiap makhluk hidup didunia ini
sampai pada bentuk yang sudah diciptakan oleh tuhan
sekarang ini. dengan keadaan dan bentuk tubuh
yang baik dan indah.
4 Hukum  Hukum Lavoisier  Hasil yang kita peroleh sama
Dasar “Massa total zat sebelum dengan seberapa banyak kita telah
Kimia reaksi sama dengan massa berusaha dengan segala sesuatu
total zat setelah reaksi” yang kita kehendaki, maka dari itu
 Hukum Proust berusahalah semaksimal dan
“Perbandingan massa sebaik mungkin agar hasil yang
unsur-unsur dalam suatu kita peroleh sebanding.
senyawa adalah tertentu  Segala sesuatu yang kita jalani dan
dan tetap” kita kehendaki sudah
 Hukum Dalton ditakdirkan/digariskan/dikehendaki
“Jika dua unsur dapat oleh Sang Pencipta
membentuk lebih dari  Setiap insan manusia tercipta
suatu senyawa salah satu dengan fungsi organ dan
massa unsur dibuat tetap, kedudukan yang sama, namun
maka perbandingan massa dibedakan dengan sifat, rupa,
unsur lainnya dalam karakteristiknya. Maka dari itu
senyawa tersebut layaknya manusia biasa tidak
merupakan bilangan bulat diperkenankan menjadi sombong
yang sederhana” akan hal kecil, perbedaan
 Hukum Gay Lussac menyatukan kita.
dicetuskan oleh ilmuwan  Dalam kehidupan kita sehari-hari
asal Prancis, yaitu Joseph untuk memperoleh hasil yang baik
Gay Lussac. Lussac kita harus kerjasama dengan tim
meneliti tentang volume atau sesama..
gas dalam suatu reaksi
kimia. Berdasarkan
penelitiannya, Lusac
mengambil kesimpulan
bahwa perubahan volume
gas dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan.
 Avogadro berhasil  Nilai Sosial nya kita tidak sendiri
menjelaskan hokum Gay tapi kita mempunyai teman untuk
Lussac dan membuat membantu sama halnya dengan
hipotesis sebagai berikut : jika kita membantu teman maka
Pada suhu dan tekanan kita juga akan dibantu dan Nilai
yang sama, perbandingan spiritual dalam kehidupan sehari –
volume gas yang hari yaitu kita diciptakan dengan
volumenya sama ciri- ciri masing – masing.
memiliki jumlah molekul
yang sama pula.

5 Stoikio  Aspek kehidupan perlu kita lihat dan


metri  Stoikiometri merupakan kenali dalam kehidupan yang
sebuah pembelajaran mempengaruhi jalannya keseharoan
yang membahas seperti aspek social dengan
hubungan kuantitatif masyarakat,aspek politik dengan
antara berbagai zat kimia pemerintahan dan aspek yang lainnya
yang berperan sebagai agar kita tetap melihat perkembangan
reaktan dan juga hasil hubungan yang terjadi terjalin dengan
reaksi. Konsep baik.
perhitungan kimia atau
stoikiometri merupakan
aplikasi dari Hukum
Dasar Kimia.

 Dalam ilmu kimia,  Dalam kehidupan manusia yang


stoikiometri adalah ilmu saling berkaitan sama seperti zat-zat
yang mempelajari yang meliputi banyak hal,jadi kita
kuantitas suatu zat dalam harus bersosialisasi sebagai makhluk
reaksi kimia. Zat-zat sosial untuk dapat berinteraksi
tersebut meliputi massa, dengan makhluk lain karena sesama
jumlah mol, volume, dan makhluk saling membutuhkan harus
jumlah partikel. Tak saling menjaga .
hanya itu, stoikiometri
juga diartikan sebagai
perhitungan kimia yang
menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang
terlibat dalam reaksi.

 Ada beberapa hukum  Terdapat hukum-hukum yang


dasar kimia yang mengatur kehidupan oleh sebab itu
digunakan untuk kita sebagai manusia harus taat aturan
stoikiometri, yaitu hukum dan kepada hukum yang berlaku dan
kekekalan massa, hukum yang sudah disepakati.
perbandingan tetap,
hukum perbandingan
berganda, hukum Boyle,
hukum Gay Lussac, dan
Hipotesis Avogadro

.
 Nilai Materi Kelas XI

 Konsep Definisi/Uraian Konsep Identifikasi : Nilai


(spiritual,moral,estetika/hikmah/pesan
moral/pelajaran)
1. Laju Reaksi Laju reaksi adalah Nilai yang dapat diambil
berkurangnya jumlah adalah Pesan Moral
pereaksi untuk setiap Dari pengertian dia atas dapat kita
satuan waktu atau ketahui bahwasanya setiap kehidupan
bertambahnya jumlah hasil yang kita jalani selalu ada yang
reaksi untuk setiap satuan berkurang contoh nya seperti umur
waktu. kita yang dimana setiap harinya jatah
hidup di dunia berkurang. Dan yang
bertambah setiap waktu nya contoh
nya ilmu yang kita cari , maka dari
itu hidup di dunia haruslah berhati-
hati dan memanfaatkan waktu kita
dengan sebaik-baiknya.

Pada umumnya, harga Nilai yang dapat diambil


orde reaksi merupakan adalah Nilai Moral
Dari sini dapat kita lihat bahwasanya
bilangan bulat
penting nya prinsip konsisten dalam
sederhana, yaitu 1, 2,
kehidupan kita, karena agar kita
atau 3, tetapi kadang-
memiliki tujuan hidup dan karakter
kadang juga terdapat
diri yang jelas.
pereaksi yang
Nilai yang dapat diambil
mempunyai orde reaksi 0, adalah Nilai Spritual
½, atau bahkan negatif. Dalam kehidupan ada kala nya kita
ambisi dalam mencapai suatu tujuan ,
namun kita harus tau terkadang
Berdasarkan uraian yang tujuan kita tersebut dapat
dijelaskan, kenaikan suhu menghancurkan kita. Jadi dalam
dapat mempercepat ingin mencapai suatu tujuan libatkan
laju reaksi. Akan tetapi, Tuhan dalam rencana kita agar tujuan
reaksi pada suhu yang kita tidak menghancurkan kita. Karna
tinggi akan merusak sesungguhnya Tuhan lah yang tau
kualitas yang terbaik buat hamba nya.
2. Kesetimbangan Kesetimbangan kimia Nilai yang dapat diambil adalah
Kimia adalah keadaan saat kedua Nilai Sosial :
reaktan dan produk Kita sebagai makhluk sosial yang
bertemu dalam konsentrasi saling membutuhkan dimana kita
yang tidak memiliki harus saling membantu sesama kita
kecenderungan lebih lanjut karena seiring berjalan nya waktu kita
untuk berubah seiring suatu saat akan membutuhkan
waktu. bantuan dari orang lain juga.

Nilai yang dapat diambil adalah


Nilai Moral :
Faktor-faktor yang Dalam kehidupan ada beberapa factor
mempengaruhi yang mempengaruhi kehidupan
kesetimbangan kimia: contohnya : Faktor lingkungan dan
Perubahan konsentrasi, keluarga, ini mempunyai dampak
Perubahan volume dan dalam kehidupan karena itu hubungan
tekanan, Perubahan suhu kita dengan keluarga dan masyarakat
harus terjalin dengan harmonis agar
terciptanya kehidupan yang baik dan
seperti kesetimbangan kimia yang
dipengaruhi beberapa factor agar
mencapai kesetimbangan tersebut.
Pesan yang dapat diambil adalah
Pergeseran Pesan Moral :
Kesetimbangan Kimia Apabila kita ingin mencapai suatu
Suatu reaksi mengalami tujuan baik itu satu ataupun banyak
kesetimbangan apabila yang ingin digapai maka diperlukan
laju reaksi kanan sama usaha yang ekstra untuk
dengan laju reaksi kiri. mendapatkannya, seperti untuk
Maka untuk menghasilkan menghasilkan produk maka
produk yang maksimal diperlukan laju reaksi kanan sama
atauminimal dengan laju reaksi kiri,berarti
sesuai dengan harapan, diperlukan usaha sekaligus doa untuk
maka ada beberapa faktor mencapai hasil yang maksimal atas
yang harus diubah. tujuan kita.
3. Minyak Bumi Minyak bumi merupakan Nilai yang dapat diambil adalah
bahan bakar yang berasal Nilai Spiritual :
dari fosil. Jasad renik Kita sebagai makhluk hidup harus
organisme yang hidup di mensyukuri dan menjaga akan
lautan. Ketika organisme kekayaan alam kita agar generasi kita
tersebut mati, sisa-sisa nantinya dapat menikmati kekayaan
tubuhnya akan akan alam kita.
mengendap di dasar lautan Nilai pelajaran:
Apa yang sudah terjadi setiap
& tertutupi lumpur.
prosesnya harus kita hargai karena
Pengaruh tekanan dan
semua setiap proses adalah usaha kita
temperature tinggi
untuk mencapai tujuan kita.
mengubah lumpur menjadi
lapisan bebatuan.
Nilai yang dapat diambil adalah
Hidrokarbon yang Nilai Moral :
terkandung dalam minyak Walaupun kita memiliki yang lebih
bumi terutama adalah dari orang lain kita tidak boleh
alkana, sedangkan sisanya sombong dan kita harus saling
adalah sikloalkana, alkena, menghargai sesame kita dan jangan
alkuna, dan senyawa pernah menilai orang dari apa yang
dia punya tapi nilai lah seseorang
aromatik. Komponen kecil
dari
lainnya selain hidrokarbon bagaimana ia menjalani setiap proses
adalah senyawa-senyawa hidupnya maka dari situlah kita dapat
karbon yang mengandung menghargai
oksigen, belerang, ataupun
nitrogen.
4. Hidrokarbon Hidrokarbon merupakan Nilai yang dapat diambil
sumber energi listrik dan adalah nilai moral
panas utama dunia karena Dari hidrokarbon kita bisa
energi yang dihasilkannya mengambil nilai bahwasannya tidak
ketika dibakar. Energi untuk menyepelekan hal-hal kecil.
hidrokarbon ini biasanya Seperti halnya hidrokarbon energi
sering langsung digunakan yang biasanya digunakan dalam
sebagai pemanas di bentuk gas yang tidak berwujud, dan
rumah-rumah, dalam tidak berbau yang padahal menjadi
bentuk minyak maupun salah satu sumber energi listrik dan
gas alam. panas. Untuk itu, lebih menghargai
hal-hal kecil yang bahkan sebenarnya
tidak kita sadari.

Senyawa hidrokarbon Nilai yang dapat diambil


adalah adalah Nilai Moral :
salah satu senyawa yang Sebaik baiknya manusia adalah ia
sangat penting di dalam yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari kita. orang lain, hendaknya orang lain
Senyawa hidrokarbon selalu menjadi manfaat,saling
umumnya digunakan tolong menolong dan memberi
menjadibahan bakar dan satu sama lain dalam hal
beberapa bahan kimia kebaikan
yang dapat diolah kembali.
Misalnya, plastik, karet,
minyak bumi, gas alam,
dan lainnya.
5. Termokimia Termokimia adalah ilmu Nilai yang dapat diambil
yang mempelajari tentang adalah Nilai moral:
perubahan panas (kalor) Kita adalah mahluk sosial yang
suatu zat yang melibatkan membutuhkan ataupun
proses kimia dan fisika. melibatkan orang – orang sekitar
dalam menjalani proses
kehidupan untuk mencapai
sebuah tujuan.
Tujuan utama termokimia Nilai yang dapat diambil
ialah pembentukan kriteria adalah Nilai Moral :
untuk ketentuan penentuan Karena untuk mencapai sesuatu
kemungkinan terjadi atau tujuan diperlukan ketentuan dan
spontanitas dari
transformasi yang aturan kehidupan yang perlu
diperlukan. diperhatikan dan ditaati. Hal-hal
yang bersifat tetap dan tidak
berubah selama prosesnya
adalah hal yang harus tetap
dijalani dan
terus berusaha untuk mencapainya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kimia merupakan pembelajaran yang bersifat praktis. Peserta didik dilatih untuk
melakukan penelitian kualitatif dan kuantitatif sederhana baik secara individu maupun
kolaboratif mengenai berbagai fenomena kehidupan dunia nyata. Membentuk sikap
religius melalui Kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. penyampaian nilai–nilai relegius
secara lisan dapat ditempuh saat menjelaskan pelajaran di depan kelas. Cara penyampaian
nilai–nilai relegius yang disisipkan dalam penjelasan pelajaran kimia dapat dilakukan
dengan berbagai cara, tergantung kreativitas guru yang mengajar. buku pelajaran kimia
SMA/MA yang di dalamnya telah mengintegrasikan nilai-nilai relegius islami dan
pengalaman ketika mengikuti pelatihan pendampingan penyusunan buku kimia oleh tim
dari Departemen Agama RI, pengintegrasian nilai-nilai adalah upaya dalam membentuk
karakter.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.123dok.com/article/konsep-hakikat-pendidikan-nilai-urgensi-pendidikan-
nilai.yj8k2emq#:~:text=Pendidikan%20nilai%20pada%20hakikatnya%20lebih%20berorientasi%20pada%
20aspek,sikap%20secara%20matang%20dan%20dapat%20diterima%20oleh%20masyarakat

https://portalbangkabelitung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-982960722/hakikat-pendidikan-nilai-
bagian-dari-tujuan-pendidikan-umum?page=2

Budi Jatmiko. (2007). Kurikulum IPA Masa Depan. Makalah Kajian Kebijakan Kuri-kulum Masa Depan.
Jakarta: Puspendik.

Conny Semiawan, dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktif-kan Siswa dalam
Belajar. Jakarta: Gramedia.

Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2001). Applied Approach-Mengajar di Perguruan Tinggi, Buku 2.01: Etika dan Moral dalam
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.(2003). Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Bandung: Citra Umbara.(2005). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

FMIPA UNY. (2007). Rambu-rambu Pengembangan Penilaian Afektif dalam Perkuliahan. Yogyakarta:
FMIPA UNY

https://haloedukasi.com/contoh-nilai-dan-norma-sosial

Anda mungkin juga menyukai