Anda di halaman 1dari 34

No Kode: DAR 2/Profesional/180/6/2022

PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA

MODUL 6 LOGIKA MATEMATIKA


KB 4. Aturan Bukti Bersyarat dan Bukti Tak Langsung

Penulis:
Dr. Emi Pujiastuti, M.Pd.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


2022

73
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 74
A. Pendahuluan ................................................................................................... 75
B. Capaian Pembelajaran .................................................................................... 76
C. Pokok-pokok Materi........................................................................................ 77
D. Uraian Materi .................................................................................................. 77
1. Aturan Bukti Bersyarat ............................................................................ 77
2. Bukti Tak Langsung ......................................................................................... 83
E. Forum Diskusi.................................................................................................. 88
F. Rangkuman ..................................................................................................... 89
G. Tes Formatif .................................................................................................... 90
H. Daftar Pustaka................................................................................................. 92
I. Kriteria Penilaian Tes Formatif ........................................................................ 93
TUGAS AKHIR MODUL 6 .................................................................................................... 94
TES SUMATIF MODUL 6 .................................................................................................... 94
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF MODUL 6.................................................................... 103
KRITERIA PENILAIAN TES FORMATIF ............................................................................... 103
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF MODUL 6 ...................................................................... 105
KRITERIA PENILAIAN TES SUMATIF ................................................................................. 106

74
A. Pendahuluan
Logika merupakan cabang ilmu dasar dalam matematika. Belajar logika berarti belajar
berpikir dan bernalar secara logis yang merupakan kegiatan akal manusia dalam memanfaatkan
pengetahuan yang diterima melalui panca indera, kemudian diolah agar dicapai suatu kebenaran.
Dengan belajar logika, seseorang mampu memanifestasikan pikiran sehingga dapat
mempertimbangkan, menganalisis, menunjukkan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menarik
kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, dan lain sebagainya. Dengan demikian tujuan
mempelajari logika matematika adalah agar pembelajar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat,
konsisten, dan benar. Selanjutnya dengan mempelajari logika matematika, para mahasiswa PPG
dapat menerapkan pemikiran-pemikiran matematis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
penerapan pemikiran modus ponens atau modus tollens.
Pada materi sebelumnya para mahasiswa telah belajar tentang tentang pengertian kalimat
dan pernyataan, dan aljabar proposisi. Pada bagian ini para mahasiswa akan diarahkan untuk
belajar dan mengkaji tentang aturan bukti bersyarat dan bukti tak langsung (reductio ad
absurdum). Berbekal dengan pengetahuan mengenai konsep pernyataan, negasi dari suatu
pernyataan, pernyataan majemuk (konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi), dan hukum-
hukum aljabar proposisi seperti tautologi, kontradiksi, dan kontingensi, mahasiswa diharapkan
mampu membuktikan keabsahan dari sebuah argumen, serta konsep aturan bukti bersyarat dan
bukti tak langsung.
Relevansi belajar dan mempelajari logika matematika adalah sebagai berikut.
1. Mempelajari logika matematika memiliki relevansi agar menjadi pemikir yang jernih dan
kritis.
2. Mempelajari logika matematika memiliki relevansi agar mampu mendidik para mahasiswa
PPG melaksanakan disiplin intelektual yang diperlukan dalam menarik kesimpulan.
3. Mempelajari logika matematika memiliki relevansi agar mampu mendidik para mahasiswa
PPG dalam menginterpretasikan fakta dan pendapat orang lain secara akurat, ilmiah, dan
reflektif.
4. Mempelajari logika matematika memiliki relevansi agar mampu mendidik para mahasiswa
PPG dapat menyeleksi penalaran-penalaran yang keliru dan tidak jelas.
5. Mempelajari logika matematika memiliki relevansi agar mampu mendidik para mahasiswa
PPG untuk menerapkan pemikiran-pemikiran matematis dalam kehidupan sehari-hari.
Modul ini ditulis dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi dalam mempelajari
logika matematika. Agar modul ini memiliki manfaat secara optimal bagi para mahasiswa PPG,
maka petunjuk belajar untuk mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.

75
1. Modul ini tidak boleh dijadikan satu-satunya sumber belajar dalam mempelajari logika
matematka. Para para peserta PPG wajib menambah buku-buku tentang logika matematika
yang relevan, sebagai sumber belajar lain untuk dibaca dan dipelajari.
2. Pelajari modul ini halaman demi halaman secara urut.
3. Di bagian akhir modul ini terdapat tugas dan tes formatif. Kerjakan setiap soal yang ada dan
nilai yang diperoleh agar dijadikan sebagai umpan balik untuk menilai lagi apakah materi
dalam kegiatan belajar sudah dikuasai dengan baik atau belum.
4. Keberhasilan pembelajaran dalam mempelajari modul ini sangat bergantung kepada
kesungguhan dalam belajar, mengerjakan tugas dan menyelesaikan tes.
5. Diskusikan dengan teman kalian dalam sebuah grup/kelompok belajar, jika menemui
kesulitan, khususnya dalam memahami konsep dalam logika matematika atau jika ada
kesulitan saat mengerjakan soal-soalnya.
6. Jika tetap mengalami kesulitan yang tidak teratasi dalam kelompok belajar, diskusikan di
kelas dengan divasilitasi oleh dosen pengampu.
7. Jika pencapaian tes formatif kurang dari 80%, pelajari kembali konsep dan materi yang masih
belum tuntas, perbanyak berlatih soal dan pemecahan masalah serta berdiskusi bersama
dengan teman.
Selamat belajar kepada seluruh mahasiswa PPG, semoga sukses memahami
pengetahuan yang diuraikan dalam modul ini sebagai bekal membelajarkan matematika di
sekolah.

B. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran pada Modul 6 KB 4 ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa menguasai pernyataan majemuk, tautologi, kontradiksi, hukum-hukum
aljabar proposisi.
2. Mahasiswa dapat membuktikan keabsahan dari sebuah argumen berdasarkan aturan
logika matematika.
3. Mahasiswa dapat membuktikan sebuah argumen dengan menggunakan aturan bukti
bersyarat.
4. Mahasiswa dapat membuktikan sebuah argumen dengan menggunakan bukti tak langsung
(reductio ad absurdum).

76
C. Pokok-pokok Materi
Materi yang dipelajari dalam kegiatan belajar ini antara lain:
1. Aturan Bukti Bersyarat.
2. Bukti Tak Langsung.

Sebelum mempelajari materi pada KB 4 ini, mahasiswa diminta memperhatikan [PPT yang
berkaitan dengan Aturan Bukti Bersyarat dan Bukti Tak Langsung. pada [PPT-M6-KB4]. Agar
dapat memahami lebih dalam materi pada PPT tersebut, mahasiswa dapat mempelajari lebih
lanjut materi berikut.

D. Uraian Materi
1. Aturan Bukti Bersyarat
Pada kegiatan belajar sebelumnya telah dibahas bagaimana cara membuktikan keabsahan
argumen dengan bukti formal. Salah satu cara yang digunakan dikenal dengan bukti formal
dengan cara langsung dan disingkat dengan Bukti Langsung. Akan tetapi tidak semua argumen
dapat dibuktikan dengan bukti langsung. Cara lain untuk membuktikan keabsahan argumen
dengan bukti formal yaitu dengan Aturan Bukti Bersyarat (ABB).
Catatan: Hal yang perlu diingat bahwa ABB dapat digunakan apabila konklusi argumen tersebut
merupakan implikasi.
Adapun langkah-langkah pembuktian Aturan Bukti Bersyarat yaitu sebagai berikut.
1) Menulis premis-premis yang diketahui.
2) Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan) dan konsekuennya
merupakan konklusi dari argumen (konklusi baru).
3) Menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian untuk menemukan konklusi
sesuai dengan konklusi baru.
Prosedur ABB dapat dilakukan karena didasarkan pada prinsip eksportasi bahwa 𝑝 ⇒
(𝑞 ⇒ 𝑟) ≡ (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑟. Kita ingat bahwa ada hubungan yang erat antara argumen sah/valid
dengan implikasi logis sehingga kebenaran prosedur ABB mudah kita terima dengan penjelasan
berikut.

77
Tabel 1. Tahapan dalam aturan bukti bersyarat

Langkah Implikasi Logis Argumen

1 𝑃 ⇒ (𝐴 ⇒ 𝐶) 𝑃
∴𝐴⇒𝐶
2 (𝑃 ∧ 𝐴) ⇒ 𝐶 𝑃
A
∴𝐶

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa karena 𝑃 ⇒ (𝐴 ⇒ 𝐶) ≡ (𝑃 ∧ 𝐴) ⇒ 𝐶 maka argumen


𝑃 /∴ 𝐴 ⇒ 𝐶 sah/valid dan argumen 𝑃, 𝐴/∴ 𝐶 juga sah/valid. Untuk lebih memahami penjelasan
di atas, perhatikan contoh berikut.
Contoh 1.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
(𝑎 ∨ 𝑏) ⇒ (𝑐 ∧ 𝑑)
(𝑑 ∨ 𝑒) ⇒ 𝑓
∴ 𝑎⇒𝑓
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi 𝑎 ⇒ 𝑓 dengan anteseden 𝑎 dan konsekuen
𝑓 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.
1. (𝑎 ∨ 𝑏) ⇒ (𝑐 ∧ 𝑑) (premis 1)
2. (𝑑 ∨ 𝑒) ⇒ 𝑓 (premis 2)
3. 𝑎/∴ 𝑓 (premis tambahan dan konklusi baru)
4. 𝑎∨𝑏 (3 Aturan Penambahan)
5. 𝑐∧𝑑 (1,4 Modus Ponens)
6. 𝑑 (5 Aturan Penyederhanaan)
7. 𝑑∨𝑒 (6 Aturan Penambahan)
8. 𝑓 (2,7 Modus Ponens)
9. 𝑎⇒𝑓 (3 s.d. 8 Aturan Bukti Bersyarat)
(Terbukti).

78
Contoh 2.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
𝑝 ⇒ (𝑞 ∧ 𝑟)
(𝑞 ∨ 𝑟) ⇒ 𝑠
∴ 𝑝⇒𝑠
Penyelesaian:

Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi 𝑝 ⇒ 𝑠 dengan anteseden 𝑝 dan konsekuen


𝑠 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.

1. 𝑝 ⇒ (𝑞 ∧ 𝑟) (premis 1)

2. (𝑞 ∨ 𝑟) ⇒ 𝑠 (premis 2)

3. 𝑝/∴ 𝑠 (premis tambahan dan konklusi baru)

4. 𝑞∧𝑟 (1,3 Modus Ponens)

5. 𝑞 (4 Aturan Penyederhanaan)

6. 𝑞∨𝑟 (5 Aturan Penambahan)

7. 𝑠 (2,5 Modus Ponens)

8. 𝑝⇒𝑠 (3 s.d. 7 Aturan Bukti Bersyarat)

(Terbukti).

Contoh 3.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
𝑎 ∧ ~𝑑
𝑏 ⇒ (𝑐 ⇒ 𝑑)
∴ (𝑎 ⇒ 𝑏) ⇒ ~𝑐

79
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi (𝑎 ⇒ 𝑏) ⇒ ~𝑐 dengan anteseden 𝑎 ⇒ 𝑏
dan konsekuen ~𝑐 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.
1. 𝑎 ∧ ~𝑑 (premis 1)
2. 𝑏 ⇒ (𝑐 ⇒ 𝑑) (premis 2)
3. 𝑎 ⇒ 𝑏/∴ ~𝑐 (premis tambahan dan konklusi baru)
4. 𝑎 (1 Aturan Penyederhanaan)
5. 𝑏 (3,4 Modus Ponens)
6. 𝑐⇒𝑑 (2,5 Modus Ponens)
7. ~𝑑 (1 Aturan Penyederhanaan)
8. ~𝑐 (6,7 Modus Tollens)
9. (𝑎 ⇒ 𝑏) ⇒ ~𝑐 (3 s.d. 8 Aturan Bukti Bersyarat)
(Terbukti).

Contoh 4.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
~(𝑎 ∨ 𝑏) ∨ ~(𝑐 ∨ 𝑑)
(𝑒 ∨ 𝑓) ⇒ 𝑑
∴ 𝑎 ⇒ ~𝑒

Penyelesaian:
Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi 𝑎 ⇒ ~𝑒 dengan anteseden 𝑎 dan
konsekuen ~𝑒 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.
1. ~(𝑎 ∨ 𝑏) ∨ ~(𝑐 ∨ 𝑑) (premis 1)
2. (𝑒 ∨ 𝑓) ⇒ 𝑑 (premis 2)
3. 𝑎/∴ ~𝑒 (premis tambahan dan konklusi baru)
4. 𝑎∨𝑏 (1 Aturan Penambahan)
5. ~(𝑐 ∨ 𝑑) (1,5 Modus Ponens)
6. ~𝑐 ∧ ~𝑑 (5 De Morgan)
7. ~𝑐 (6 Aturan Penyederhanaan)
8. ~𝑑 (6 Aturan Penyederhanaan)
80
9. ~(𝑒 ∨ 𝑓) (2,9 Modus Tollens)
10. ~𝑒 ∧ ~𝑓 (9 DeMorgan)
11. ~𝑒 (10 Aturan Penyederhanaan)
12. a⇒ ~𝑒 (3 s.d. 11 Aturan Bukti Bersyarat)
(Terbukti).

Contoh 5.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
𝑝 ⇒ (𝑞 ⇒ 𝑟)
𝑝 ⇒ (𝑠 ⇒ ~𝑡)
𝑡 ⇒ (𝑞 ∨ 𝑠)
∴ 𝑝 ⇒ (𝑡 ⇒ 𝑟)

Penyelesaian:
Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi 𝑝 ⇒ (𝑡 ⇒ 𝑟) dengan anteseden 𝑝 dan
konsekuen 𝑡 ⇒ 𝑟 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.
1. 𝑝 ⇒ (𝑞 ⇒ 𝑟) (premis 1)
2. 𝑝 ⇒ (𝑠 ⇒ ~𝑡) (premis 2)
3. 𝑡 ⇒ (𝑞 ∨ 𝑠) (premis 3)
4. 𝑝/∴ (𝑡 ⇒ 𝑟) (premis tambahan dan konklusi baru)
5. 𝑡 (premis tambahan)
6. 𝑞⇒𝑟 (1,4 Modus Ponens)
7. 𝑠 ⇒ ~𝑡 (2,4 Modus Ponens)
8. 𝑞∨𝑠 (3,5 Modus Ponens)
9. ~𝑠 (7,5 Modus Tollens)
10. 𝑞 (8,9 Disjungtif Silogisme)
11. 𝑟 (6,10 Modus Ponens)
12. 𝑡⇒𝑟 (5 s.d 11 Aturan Bukti Bersyarat)
13. p ⇒ (𝑡 ⇒ 𝑟) (4 s.d. 12 Aturan Bukti Bersyarat)
(Terbukti).

81
Contoh 6.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
𝑠 ⇒ (𝑏 ⇒ 𝑡)
𝑛 ⇒ (𝑡 ⇒ ~𝑏)
∴ (𝑠 ∧ 𝑛) ⇒ ~𝑏

Penyelesaian:
Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi (𝑠 ∧ 𝑛) ⇒ ~𝑏 dengan anteseden (𝑠 ∧ 𝑛)
dan konsekuen ~𝑏 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.
1. 𝑠 ⇒ (𝑏 ⇒ 𝑡) (premis 1)
2. 𝑛 ⇒ (𝑡 ⇒ ~𝑏) (premis 2)
3. 𝑠 ∧ 𝑛/∴ ~𝑏 (premis tambahan dan konklusi baru)
4. 𝑠 (3 Aturan Penyederhanaa)
5. 𝑛 (3 Aturan Penyederhanaan)
6. 𝑏⇒𝑡 (1,4 Modus Ponens)
7. 𝑡 ⇒ ~𝑏 (2,5 Modus Ponens)
8. 𝑏 ⇒ ~𝑏 (6,7 Modus Silogisme)
9. ~𝑏 ∨ ~𝑏 (8 Implikasi)
10. ~𝑏 (9 Tautologi)
11. (𝑠 ∧ 𝑛) ⇒ ~𝑏 (3 s.d. 10 Aturan Bukti Bersyarat)
(Terbukti).

Contoh 7.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.
(𝑛 ∨ 𝑑) ⇒ (𝑚 ∨ 𝑐)
(𝑚 ∨ 𝑞) ⇒ 𝑐
∴𝑛⇒𝑐

82
Penyelesaian:
Perhatikan bahwa konklusinya berbentuk implikasi 𝑝 ⇒ (𝑡 ⇒ 𝑟) dengan anteseden 𝑝 dan
konsekuen 𝑡 ⇒ 𝑟 sehingga Aturan Bukti Bersyarat dapat digunakan.
1. (𝑛 ∨ 𝑑) ⇒ (𝑚 ∨ 𝑐) (premis 1)
2. (𝑚 ∨ 𝑞) ⇒ 𝑐 (premis 2)
3. 𝑛/∴ 𝑐 (premis tambahan dan konklusi baru)
4. 𝑛∨𝑑 (3 Aturan Penambahan)
5. 𝑚∨𝑐 (1,4 Modus Ponens)
6. 𝑐∨𝑚 (5 Aturan Komutatif)
7. ~𝑐 ⇒ 𝑚 (6 Implikasi)
8. ~(𝑚 ∨ 𝑞) ∨ 𝑐 (2 Implikasi)
9. (~𝑚 ∧ ~𝑞) ∨ 𝑐 (8 De Morgan)
10. (~𝑚 ∨ 𝑐) ∧ (~𝑞 ∨ 𝑐) (9 Aturan Distribusi)
11. ~𝑚 ∨ 𝑐 (10 Aturan Penyederhanaan)
12. 𝑚⇒𝑐 (11 Implikasi)
13. ~𝑐 ⇒ 𝑐 (7,12 Modus Silogisme)
14. 𝑐∨𝑐 (13 Implikasi)
15. 𝑐 (14 Tautologi)
16. 𝑛⇒c (3 s.d. 15 Aturan Bukti Bersyarat)
(Terbukti).

2. Bukti Tak Langsung


Selain dengan cara Aturan Bukti Bersyarat masih ada cara lain untuk membuktikan
keabsahan argumen yaitu dengan Bukti Tak Langsung (Reductio Ad Absordum). Untuk
melakukan pembuktian argumen dengan bukti tak langsung, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
1) Menulis premis-premis yang diketahui.
2) Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
3) Dengan menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian ditunjukkan adanya
kontradiksi.
4) Setelah ditemukan kontradiksi kita tinggal menggunakan prinsip Adisi dan Silogisme
Disjungtif .
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini.
83
Contoh 1:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑎 ⇒ (𝑏 ∧ 𝑐)
(𝑏 ∨ 𝑑) ⇒ 𝑒
𝑑∨𝑎
∴𝑒
Bukti:
1. 𝑎 ⇒ (𝑏 ∧ 𝑐) (premis 1)
2. (𝑏 ∨ 𝑑) ⇒ 𝑒 (premis 2)
3. 𝑑∨𝑎 (premis 3)
4. ~e (premis tambahan)
5. ~(b ∨ d) (2,4 Modus Tollens)
6. ~𝑏 ∧ ~𝑑 (5 Hukum DeMorgan)
7. ~𝑏 (6 Aturan Penyederhanaan)
8. ~𝑑 (6 Aturan Penyederhanaan)
9. ~𝑑 ⇒ 𝑎 (3 Hukum Implikasi)
10. 𝑎 (9,8 Modus Ponens)
11. 𝑏∧𝑐 (1,10 Modus Ponens)
12. 𝑏 (11 Aturan Penyederhanaan)
13. 𝑏 ∧ ~𝑏 (7,12 Hukum Konjungsi)
14. 𝑏∨𝑒 (12 Aturan Penambahan)
15. ~𝑏  𝑒 (14 Hukum Implikasi)
16. 𝑒 (14,7 Silogisme Disjungtif)
(Terbukti)

Catatan:
1) Langkah ke-13 menunjukkan adanya kontradiksi sebab 𝑏 ∧ ~𝑏 (menurut hukum
komplemen) bernilai salah (False).
2) Setelah ditemukan adanya kontradiksi, langkah berikutnya menggunakan aturan
penambahan dan silogisme disjungtif untuk membuktikan konklusi.

84
Contoh 2:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑝∨𝑞
𝑝 ⇒ (𝑡 ⇒ 𝑠)
𝑝⇒𝑡
𝑠⟺𝑞
∴𝑠
Bukti:
1. 𝑝∨𝑞 (premis 1)
2. 𝑝 ⇒ (𝑡 ⇒ 𝑠) (premis 2)
3. 𝑝⇒𝑡 (premis 3)
4. 𝑠⟺𝑞 (premis 4)
5. ~s (premis tambahan)
6. (s ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑠) (4 Material Equivalence)
7. 𝑠⇒𝑞 (6 Aturan Penyederhanaan)
8. 𝑞⇒𝑠 (6 Aturan Penyederhanaan)
9. ~𝑞 (8,5 Modus Tollens)
10. 𝑝 (1,9 Silogisme Disjungtif)
11. 𝑡 (3,10 Modus Ponens)
12. (𝑝 ∧ 𝑡) ⇒ 𝑠 (2 )
13. (𝑡 ∧ 𝑝) ⇒ 𝑠 (12 Aturan Komutatif)
14. 𝑡 ⇒ (𝑝 ⇒ 𝑠) (13 )
15. 𝑝⇒𝑠 (14,11 Modus Ponens)
16. 𝑠 (15,10 Modus Ponens)
(Terbukti)

Contoh 3:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑎 ∨ (𝑏 ∧ 𝑐)
𝑎⇒𝑐
∴𝑐
Bukti:
1. 𝑎 ∨ (𝑏 ∧ 𝑐) (premis 1)
2. 𝑎⇒𝑐 (premis 2)
85
3. ~c (premis tambahan)
4. ~a (3,2 Modus Tollens)
5. ~𝑎 ∨ 𝑏 (4 Aturan Penambahan)
6. 𝑎⇒𝑏 (5 Hukum Implikasi)
7. (𝑎 ∨ 𝑏) ∧ (𝑎 ∨ 𝑐) (1 Aturan Distributif)
8. 𝑎∨𝑐 (7 Aturan Penyederhanaan)
9. 𝑐∨𝑎 (8 Aturan Komutatif)
10. ~𝑐 ⇒ 𝑎 (9 Hukum Implikasi)
11. 𝑎 (10,3 Modus Ponens)
(Terbukti)

Contoh 4:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑝⇒𝑞
𝑞⇒𝑟
𝑝 ⇒ (𝑠 ∧ 𝑡)
(𝑠 ∧ 𝑡) ⇒ 𝑢
𝑢 ⇒ ~𝑟
∴ ~𝑝

Bukti:
1. 𝑝⇒𝑞 (premis 1)
2. 𝑞⇒𝑟 (premis 2)
3. 𝑝 ⇒ (𝑠 ∧ 𝑡) (premis 3)
4. (𝑠 ∧ 𝑡) ⇒ 𝑢 (premis 4)
5. 𝑢 ⇒ ~𝑟 (premis 5)
6. p (premis tambahan)
7. q (1,6 Modus Ponens)
8. 𝑟 (2,8 Modus Ponens)
9. 𝑠∧𝑡 (3,6 Modus Ponens)
10. 𝑢 (4,10 Modus Ponens)
11. ~𝑟 (5,10 Modus Ponens)
12. 𝑟 ∧ ~𝑟 (8,11 Hukum Konjungsi)
(Terbukti)
86
Contoh 5:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑞⇒𝑟
(𝑟 ∨ 𝑘) ⇒ (𝑚 ∨ 𝑚)
∴𝑞⇒𝑚

Bukti:
1. 𝑞⇒𝑟 (premis 1)
2. (𝑟 ∨ 𝑘) ⇒ (𝑚 ∨ 𝑚) (premis 2)
3. ~(q ⇒ 𝑚) (premis tambahan)
4. ~(~q ∨ m) (3 Hukum Implikasi)
5. 𝑞 ∧ ~𝑚 (4 Hukum DeMorgan)
6. 𝑞 (5 Aturan Penyederhanaan)
7. ~𝑚 (5 Aturan Penyederhanaan)
8. 𝑟 (1,6 Modus Ponens)
9. 𝑟∨𝑘 (7 Aturan Penambahan)
10. 𝑚∨𝑚 (2,8 Modus Ponens)
11. 𝑚 (9 Tautologi)
12. 𝑚 ∧ ~𝑚 (7,11 Hukum Konjungsi)
(Terbukti)
Contoh 6:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑎⇒𝑏
𝑐⇒𝑑
~(𝑎 ⇒ 𝑑)
∴ 𝑏 ∧ ~c
Bukti:
1. 𝑎⇒𝑏 (premis 1)
2. 𝑐⇒𝑑 (premis 2)
3. ~(𝑎 ⇒ 𝑑) (premis 3)
4. ~(𝑏 ∧ ~c) (premis tambahan)
5. ~b ∨ c (4 Hukum DeMorgan)
6. 𝑏⇒𝑐 (5 Hukum Implikasi)
7. 𝑎⇒𝑐 (1,6 Modus Silogisme)
87
8. 𝑎⇒𝑑 (7,2 Modus Silogisme)
9. (𝑎 ⇒ 𝑑) ∧ ~(𝑎 ⇒ 𝑑) (8,3 Hukum Konjungsi)
(Terbukti)

Contoh 7:
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.
𝑝 ⇒ (𝑞 ∨ 𝑟)
~𝑞
~𝑟
∴ ~p

Bukti:
1. 𝑝 ⇒ (𝑞 ∨ 𝑟) (premis 1)
2. ~𝑞 (premis 2)
3. ~𝑟 (premis 3)
4. 𝑝 (premis tambahan)
5. 𝑞∨𝑟 (1,5 Modus Ponens)
6. ~𝑞 ⇒ 𝑟 (5 Hukum Implikasi)
7. 𝑟 (6,2 Modus Ponens)
8. ~𝑟 ∧ 𝑟 (3,8 Aturan Konjungsi)
(Terbukti)

E. Forum Diskusi
Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan pembuktian dengan
ABB dan Bukti tak langsung, diskusikanlah bersama dengan teman untuk permasalahan-
permasalahan berikut.
1) Suatu argumen dapat dibuktikan keabsahannya dengan menggunakan aturan bukti bersyarat
maupun Reductio Ad Absordum (Bukti Tak Langsung).
a) Buktikan keabsahan argumen berikut dengan menggunakan aturan bukti bersyarat.
(𝑎 ∨ 𝑏) ⇒ ((𝑐 ∧ 𝑑) ⇒ 𝑒)
∴ 𝑎 ⇒ ((𝑐 ∧ 𝑑) ⇒ 𝑒)

b) Buktikan keabsahan argumen berikut dengan menggunakan aturan Reductio Ad


Absordum (Bukti Tak Langsung).
88
𝑎 (𝑏 𝑐)
(𝑏 ∨ 𝑑) 𝑒
𝑑 ∨𝑎
𝑒

F. Rangkuman
1. Aturan untuk membantu membuktikan kesahan suatu argumen di antaranya adalah sebagai
berikut.
a) Modus Ponens,
b) Modus Tollens,
c) Silogisme,
d) Silogisme Disjungtif,
e) Konstruktif Dilema,
f) Destruktif Dilema,
g) Aturan Konjungsi,
h) Aturan Penyederhanaan, dan
i) Aturan Penambahan.
2. Langkah-langkah dalam pembuktian Aturan Bukti Bersyarat adalah sebagai berikut.
a) Menulis premis-premis yang diketahui.
b) Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan) dan
konsekuennya merupakan konklusi dari argument (konklusi baru).
c) Menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian untuk menemukan
konlusi sesuai dengan konklusi baru.
3. Selain dengan cara Aturan Bukti Bersyarat masih ada cara lain untuk membuktikan kesahan
argumen yaitu dengan Bukti Tak Langsung (Reductio Ad Absordum). Langkah-langkah
bukti tak langsung adalah sebagai berikut.
a) Menulis premis-premis yang diketahui.
b) Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
c) Dengan menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian ditunjukkan
adanya kontradiksi.
d) Setelah ditemukan kontradiksi kita tinggal menggunakan prinsip Adisi dan Silogisme
Disjungtif .

89
G. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Pernyataan di bawah ini yang merupakan kontradiksi adalah ….
A. (𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑝 ∧ ~𝑞)
B. (𝑎 ∧ ~𝑎) ∧ 𝑏
C. 𝑝 ⇒ (𝑞 ∧ ~𝑞)
D. (𝑝 ∧ ~𝑝) ⇒ 𝑞
E. (𝑎 ∧ 𝑏) ∨ 𝑏
2. Menggunakan sifat ekuivalensi, pernyataan 𝑎 ∧ 𝐵 ≡ ….
A. 𝑎
B. 𝐵
C. ~𝑎
D. 𝑆
E. 𝑏
3. Pernyataan (𝑝 ∧ 𝑞) ∨ (~𝑝 ∨ ~𝑞) ⇒ (𝑝 ∨ 𝑟) dapat disederhanakan menjadi ….
A. 𝑝
B. 𝑝∨𝑟
C. 𝑟
D. 𝐵
E. 𝑝∨𝑞
4. Pernyataan yang setara dengan “Jika harga BBM naik maka harga kebutuhan pokok akan
naik” adalah ….
A. Harga BBM naik dan harga kebutuhan pokok naik.
B. Harga BBM tidak naik atau harga kebutuhan pokok akan naik.
C. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan naik.
D. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok tidak naik.
E. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan turun.
5. Untuk melakukan pembuktian argumen dengan bukti tak langsung, langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut, kecuali ….
A. Menulis premis-premis yang diketahui.
B. Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru.
C. Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
D. Menggunakan aturan penyimpulan dan hukum penggantian ditunjukkan adanya
kontradiksi.
90
E. Menggunakan prinsip Adisi dan Silogisme Disjungtif
6. Premis 1: Jika udara tidak tercemar, maka rumah segar.
Premis 2: Jika rumah segar, maka kupu-kupu bertelur.
Penarikan kesimpulan dari premis-premis tersebut adalah ….
A. Jika udara tercemar, maka kupu-kupu bertelur.
B. Jika udara tidak tercemar, maka kupu-kupu bertelur.
C. Jika udara tidak tercemar, maka kupu-kupu tidak bertelur.
D. Jika udara tidak tercemar, maka bukan kupu-kupu bertelur.
E. Jika bukan udara tercemar, maka kupu-kupu tidak bertelur.
7. Diketahui argumentasi:
I. 𝑝⇒𝑞
~𝑞
∴ ~𝑞
II. 𝑝⇒𝑞
~𝑞 ∨ 𝑟
∴𝑝⇒𝑟
III. 𝑝 ⇒ 𝑞
𝑝⇒𝑟
∴𝑞⇒𝑟
Argumentasi yang sah adalah ….
A. I saja
B. II saja
C. III saja
D. I dan II saja
E. II dan III saja
8. Diketahui premis-premis:
Premis 1: Jika hari hujan, maka ibu memakai payung.
Premis 2: Ibu tidak memakai payung.
Penarikan kesimpulan dari premis-premis tersebut adalah ….
A. Hari tidak hujan.
B. Hari hujan.
C. Ibu memakai payung.
D. Hari hujan dan Ibu memakai payung.
E. Hari tidak hujan dan Ibu memakai paying.
91
9. Diketahui pernyataan:
Premis 1: Jika hari panas, maka Ani memakai topi.
Premis 2: Ani tidak memakai topi atau ia memakai paying.
Premis 3: Ani tidak memakai payung.
Kesimpulan yang sah adalah ….
A. Hari panas.
B. Hari tidak panas.
C. Ani memakai topi.
D. Hari panas dan Ani memakai topi.
E. Hari tidak panas dan Ani memakai topi.
10. Diketahui premis berikut:
Premis 1: Jika Budi rajin belajar maka ia menjadi pandai.
Premis 2: Jika Budi menjadi pandai maka ia lulus ujian.
Premis 3: Budi tidak lulus ujian.
Kesimpulan yang sah adalah ….
A. Budi menjadi pandai.
B. Budi rajin belajar.
C. Budi lulus ujian.
D. Budi tidak pandai.
E. Budi tidak rajin belajar.

H. Daftar Pustaka
Causey, R. L. 1994. Logic, Sets, and Recursion. Boston: Jones and Bartlett Publisher.
Enderton, H. B. 2001. A Mathematical Introduction to Logic Second Edition. San Diego:
Harcourt Academic Press.
Lipschutz, S. & Lipson, M. L. 2007. Schaum’s Outline of Theory and Problems of Discrete
Mathematics Third Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Manongga, D. & Nataliani, Y. 2013. Matematika Diskrit. Jakarta: Prenadamedia Group
Mendelson, E. 1997. Introduction to Mathematical Logic 4th Ed. London: Chapman & Hall.
Sugiarto & Hidayah, I. 2015. Pengantar Dasar Matematika. Semarang: FMIPA UNNES.
Supper, P. 1957. Introduction to Logic. New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Sumardyono, Sutanti, T., Musthofa. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Guru Matematika SMA Logika, Sejarah dan Filsafat Matematika. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit. Yogyakarta: Graha Ilmu.
92
I. Kriteria Penilaian Tes Formatif
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda terhadap materi modul ini.
banyaknya jawaban benar
Tingkat Penguasaan (TP) = x 100% .
banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan:


90% ≤ TP ≤ 100% : sangat baik
80% ≤ TP < 90% : baik
70% ≤ TP < 80% : cukup
TP < 70% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda 80% atau lebih, bagus! Anda telah berhasil mempelajari
modul ini.
Apabila tingkat pengusaan Anda kurang dari 80%, Anda harus mempelajari kembali modul ini.

93
TUGAS AKHIR MODUL 6
1. Berdasarkan penjelasan tentang tautologi dan kontradiksi, selesaikan masalah berikut ini
dengan menuliskan langkah-langkahnya.

a. ((𝑝 𝑞) (𝑟 𝑞)) ((𝑝 𝑟) 𝑞)


b. 𝑝  (~𝑝  𝑞)
2. Tuliskan bukti validitas silogisme hipotesis dengan menggunakan hukum aljabar proposisi.
3. Buktikan keabsahan argumen berikut dengan menuliskan langkah dan aturan-aturan yang
digunakan untuk pembuktian.

(𝑝  𝑞) (𝑟  𝑠)
~𝑟  ~𝑠
 ~𝑝  ~𝑞

TES SUMATIF MODUL 6


1. Di antara kalimat berikut merupakan pernyataan, kecuali ....
a. Di mana Ani membeli baju?
b. 2 merupakan bilangan genap.
c. Terdapat bilangan genap yang merupakan bilangan prima.
d. Kubus memiliki 8 titik sudut.
e. Jakarta adalah ibukota Indonesia.

2. Pernyataan yang bernilai salah di bawah ini adalah . . . .


a. Kuadrat bilangan prima merupakan bilangan prima.
b. 3 − 1 = 2.
c. 3 ≤ 10 − 7.
d. Jumlah besar sudut suatu segitiga adalah 180°.
e. Hasil kuadrat bilangan real bukan bilangan real negatif.

3. Supaya kalimat terbuka 2x + 3y =1, bernilai benar, maka nilai (x,y) yang memenuhi
adalah….
a. (1,-1)
b. (5,-3)
c. (2,1)
d. (-1,-1)
e. (5,0)
94
4. Ingkaran dari pernyataan ”Apabila guru tidak hadir maka semua siswa bersuka ria”
adalah....
a. Guru hadir dan semua siswa bersuka ria.
b. Guru hadir dan ada beberapa siswa tidak bersuka ria.
c. Guru tidak hadir dan semua siswa bersuka ria.
d. Guru tidak hadir dan ada siswa tidak bersuka ria.
e. Guru tidak hadir dan semua siswa tidak bersuka ria.

5. Pada tabel di bawah ini, nilai kebenaran untuk kolom ~p  ~ q adalah....


p q ~p  ~ q
B B
B S
S B
S S
a. S B S S
b. S S B B
c. S S S B
d. S B S B
e. S B B B

6. Bentuk p  ( p → q ) senilai dengan....


a. p
b. q
c. p  ~q
d. pq
e. p →q

7. Pernyataan di bawah ini yang merupakan tautologi adalah . . . .


a. 𝑝 ⇒ (𝑝 ∧ (~𝑞 ∨ 𝑞))
b. (𝑎 ∧ 𝑏) ∨ 𝑏
c. (𝑝 ∧ (𝑝 ⇒ 𝑞)) ⇒ ~𝑝
d. (𝑝 ⇒ 𝑞) ∧ (𝑞 ⇒ 𝑝)
e. (𝑎 ∧ ~𝑎) ∧ 𝑏

95
8. Diketahui premis-premis:
Premis 1: Jika Adi rajin belajar, maka Adi lulus ujian.
Premis 2: Jika Adi lulus ujian, maka Adi dapat diterima di PTN.
Penarikan kesimpulan dari premis-premis tersebut adalah . . . .
a. Jika Adi rajin belajar maka Adi dapat diterima di PTN.
b. Adi tidak rajin belajar dan Adi dapat diterima di PTN.
c. Adi tidak rajin belajar tetapi Adi tidak dapat diterima di PTN.
d. Adi tidak rajin belajar tetapi Adi lulus ujian.
e. Jika Adi tidak lulus ujian maka dapat diterima di PTN.

9. Jika ibu tidak pergi maka adik senang.


Jika adik tidak tersenyum maka dia tidak senang.
Kesimpulan yang sah adalah....
a. Ibu pergi atau adik tersenyum.
b. Ibu tidak pergi atau adik terenyum.
c. Ibu pergi dan adik tidak tersenyum.
d. Ibu pergi atau adik tidak tersenyum.
e. Ibu tidak pergi dan adik tersenyum.

10. Perhatikan premis berikut:


Premis 1: Jika Aldi giat belajar, maka ia bisa menjadi juara.
Premis 2: Jika bisa menjadi juara, maka ia boleh ikut liburan.
Kesimpulan yang sah dari premis tersebut adalah . . . .
a. Aldi giat belajar dan ia tidak boleh ikut liburan.
b. Aldi giat belajar atau ia tidak boleh ikut liburan.
c. Aldi giat belajar maka ia boleh ikut liburan.
d. Aldi giat belajar dan ia boleh ikut liburan.
e. Aldi ikut liburan maka ia giat belajar.

11. Implikasi p → q → r pasti bernilai benar jika...


a. p benar, q benar, dan r salah.
b. p salah, q salah, dan r salah.
c. p salah, q benar, dan r salah.
d. p benar, q salah, dan r salah.

96
e. p benar, q benar, dan r salah.

12. Diketahui beberapa premis sebagai berikut:


~𝑝 ⇒ 𝑞
𝑝⇒𝑟
𝑞
∴ . . ..
a. ~𝑝
b. 𝑝
c. ~𝑟
d. 𝑞
e. 𝑟

13. Penarikan kesimpulan yang sah dari argumentasi berikut:


~𝑝 ⇒ 𝑞
𝑞⇒𝑟
∴ . . ..
a. 𝑝∧𝑟
b. ∼𝑝∨𝑟
c. 𝑝 ∧∼ 𝑟
d. ∼𝑝∧𝑟
e. 𝑝∨𝑟

14. Proposisi majemuk (𝑝 ∨ 𝑞) ∧ (𝑟 ∨ 𝑝) ∧ (~𝑞 ∨ ~𝑟 ∨ 𝑝) ekivalen dengan ….


A. 𝑝
B. 𝑞
C. 𝑟
D. 𝑝 ∧ 𝑟
E. 𝑝 ∧ 𝑞
15. Proposisi majemuk 𝑝 ∨ 𝑞 ⟹ 𝑟 ekivalen dengan ….
A. 𝑝 ⟹ 𝑟
B. 𝑞 ⟹ 𝑟
C. (𝑝 ⟹ 𝑟) ∧ (𝑞 ⟹ 𝑟)
D. (𝑝 ⟹ 𝑟) ∨ (𝑞 ⟹ 𝑟)
E. (𝑝 ⟹ 𝑟) ⟹ (𝑞 ⟹ 𝑟)
97
16. Bentuk majemuk 𝑝 ⟹ (𝑞 ∧∼ 𝑞) ekivalen dengan ….
A. 𝑝
B. ∼ 𝑝
C. 𝑞
D. ∼ 𝑞
E. 𝑇

Perhatikan pernyataan berikut untuk menjawab soal 17-19!


𝑝: Andi suka makan buah manga.
𝑞: Andi suka makan buah jambu.
𝑟: Andi suka makan buah salak.

17. Jika (𝑝 ∧∼ 𝑞) ∨ (𝑞 ∧∼ 𝑟) bernilai benar. Maka pernyataan berikut yang bernilai benar
adalah ….
A. Andi suka makan buah mangga dan jambu.
B. Andi suka makan buah mangga atau tidak suka makan buah jambu.
C. Andi suka makan buah mangga dan tidak suka makan buah jambu.
D. Andi suka makan buah jambu dan tidak suka makan buah salak.
E. Andi suka makan buah jambu atau tidak suka makan buah manga.

18. Jika 𝑝 ∨∼ (𝑝 ∨ 𝑞) bernilai benar. Maka pernyataan berikut yang bernilai benar adalah
….
A. Andi suka makan buah mangga dan jambu.
B. Andi suka makan buah jambu dan salak.
C. Andi suka makan buah mangga dan tidak suka makan buah jambu.
D. Andi suka makan buah mangga atau tidak suka makan buah jambu.
E. Andi suka makan buah mangga atau jambu.

19. Jika ∼ ((∼ 𝑝 ∧ 𝑞) ∨ (∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞)) ∨ (𝑝 ∧ 𝑞) bernilai benar. Maka pernyataan berikut


yang benar adalah ….
A. Andi suka makan buah salak dan jambu.
B. Andi suka makan buah salak dan mangga.
C. Andi suka makan buah salak.
D. Andi suka makan buah jambu.
98
E. Andi suka makan buah manga.

20. Hari ini hujan atau cerah. Hari ini tidak cerah. Jadi hari ini hujan.
Bentuk argumen di atas merupakan bentuk argumen …
A. Modus Ponens
B. Modus Tollens
C. Silogisme Hipotesis
D. Silogisme Disjungtif
E. Simplifikasi

21. Premis 1: Jika saya latihan maka saya lulus, dan jika saya bekerja maka saya kaya.
Premis 2: Saya latihan atau saya bekerja.
Premis 3: Saya tidak lulus atau saya tidak kaya.
Kesimpulan yang valid di bawah ini adalah ….
A. Dari premis 1, disimpulkan jika saya latihan maka saya kaya.
B. Dari premis 1 dan 2, disimpulkan saya lulus atau saya kaya.
C. Dari premis 1 dan 3, disimpulkan saya tidak latihan dan saya tidak bekerja.
D. Dari premis 2 dan 3, disimpulkan saya latihan dan saya bekerja.
E. Dari premis 2, disimpulkan saya kaya.

22. Matahari terbit dari arah Timur. Bintang X terbit dari arah Utara. Simpulan yang valid
di bawah ini adalah …
A. Matahari terbit dari arah Timur dan bintang X terbit dari arah Barat.
B. Matahari dan bintang X terbit dari arah yang berlawanan.
C. Matahari terbit dari arah Utara.
D. Bintang X terbit dari arah Tmur.
E. Matahari dan bintang X tidak terbit.

23. Jika saya makan maka saya kenyang. Saya makan. Jadi saya kenyang.
Bentuk argumen di atas merupakan salah satu bentuk argumen ….
A. Modus Ponens
B. Modus Tolens
C. Silogisme Hipotesis
D. Silogisme Destruktif

99
E. Dilemma

24. Penarikan kesimpulan yang sah dari argumentasi berikut:


~𝑝 ⇒ 𝑞
𝑞⇒𝑟
∴ . . ..
f. 𝑝∧𝑟
g. ∼𝑝∨𝑟
h. 𝑝 ∧∼ 𝑟
i. ∼𝑝∧𝑟
j. 𝑝∨𝑟

25. Perhatikan premis-premis dan konklusi berikut.


(𝑘 𝑙)(𝑚 𝑛)
(𝑙  𝑛)  ((𝑐 (𝑐 𝑝)) (𝑘 𝑚))
𝑘 𝑚
Apabila pembuktian menggunakan Aturan Bukti Bersyarat, langkah pertama yang harus
dikerjakan adalah dengan….
a. Membuat ingkaran dari konklusi mencari premis tambahan.
b. Menggunakan hukum dan aturan argumen.
c. Menarik anteseden pada konklusi menjadi premis tamabahan dan menjadikan
konsekuen pada konklusi menjadi konklusi baru.
d. Menghilangkan premis 2.
e. Menambah premis dengan mengubah premis 2 menggunakan hukum dan aturan
argumen.

26. Perhatikan premis-premis dan konklusi berikut.


𝑎 (𝑏 𝑐)
𝑎 𝑐

𝑐
Apabila pembuktian menggunakan Reductio Ad Absordum langkah pertama yang harus
dikerjakan adalah dengan....
a. Membuat ingkaran dari konklusi mencari premis tambahan.
b. Menggunakan hukum dan aturan argumen.
100
c. Menarik anteseden pada konklusi menjadi premis tamabahan dan menjadikan
konsekuen pada konklusi menjadi konklusi baru.
d. Menghilangkan premis 2.
e. Menambah premis dengan mengubah premis 2 menggunakan hukum dan aturan
argumen.

27. Pernyataan “semua segitiga sama sisi adalah segitiga sama kaki” ekuivalen dengan ….
A. Jika ∆𝐴𝐵𝐶 bukan segitiga sama sisi, D. Jika ∆𝐴𝐵𝐶 segitiga sama sisi, maka
maka ∆𝐴𝐵𝐶 bukan segitiga sama kaki. ∆𝐴𝐵𝐶 segitiga sama kaki.
B. Jika ∆𝐴𝐵𝐶 segitiga sama kaki, maka E. Jika ∆𝐴𝐵𝐶 bukan segitiga sama sisi,
∆𝐴𝐵𝐶 segitiga sama sisi. maka ∆𝐴𝐵𝐶 segitiga sama kaki.
C. Jika ∆𝐴𝐵𝐶 segitiga sama sisi, maka
∆𝐴𝐵𝐶 bukan segitiga sama kaki.

28. Diketahui premis-premis berikut.


Premis (1): jika saya jujur, maka usaha saya berhasil.
Premis (2): jika usaha saya berhasil, maka hidup saya Bahagia.
Dari premis-premis tersebut dapat disimpulkan bahwa ….
A. Jika hidup saya bahagia, maka saya D. Jika usaha saya berhasil, maka hidup
jujur. saya Bahagia.
B. Jika saya jujur, maka hidup saya E. Jika usaha saya berhasil, maka saya jujur.
bahagia.
C. Jika saya jujur, maka usaha saya
berhasil.

29. Diketahui premis-premis berikut.


Premis (1): 𝑟 ⟹ (𝑝 ∧ 𝑞)
Premis (2): 𝑟
Simpulan yang sah berdasarkan kedua premis di atas adalah ….
A. ~𝑝 ∧ 𝑞 D. 𝑝 ∨ 𝑞
B. ~𝑝 ∧ ~𝑞 E. 𝑝 ∧ 𝑞
C. ~𝑝 ∨ ~𝑞

101
30. Jika diketahui himpunan semesta A = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka pernyataan berkuantor
berikut yang memiliki nilai kebenaran “salah” adalah ….
A. ∀𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥 + 2 < 6 D. ∃𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥 + 4 = 9
1
B. ∀𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥 − 3 < 4 E. ∃𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥−1 > 0
1
C. ∀𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥 ≤ 1

102
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF MODUL 6
1. Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 6 KB 1
1. C 6. A
2. B 7. B
3. B 8. A
4. C 9. A
5. B 10. D

2. Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 6 KB 2


1. D 6. B
2. A 7. B
3. D 8. D
4. B 9. D
5. B 10. B

3. Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 6 KB 3


1. C 6. E
2. B 7. D
3. D 8. B
4. E 9. C
5. A 10. C

4. Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 6 KB 4


1. B 6. B
2. A 7. D
3. B 8. A
4. B 9. B
5. D 10. E

KRITERIA PENILAIAN TES FORMATIF


Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di modul ini.
Hitunglah jawaban yang benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi modul ini.
Tingkat Penguasaan (TP) = (banyaknya jawaban benar)/(banyaknya soal) x 100% .
Arti tingkat penguasaan:
90% ≤ TP ≤ 100% : sangat baik
80% ≤ TP < 90% : baik
70% ≤ TP < 80% : cukup
103
TP < 70% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
Bagus! Anda telah berhasil mempelajari modul ini. Apabila tingkat pengusaan Anda kurang dari
80%, Anda harus mempelajari kembali modul ini.

104
KUNCI JAWABAN TES SUMATIF MODUL 6
1 A 11 D 21 B
2 A 12 C 22 A
3 B 13 E 23 A
4 B 14 A 24 E
5 C 15 C 25 C
6 D 16 B 26 A
7 B 17 C 27 D
8 A 18 D 28 B
9 A 19 E 29 F
10 C 20 D 30 A

105
KRITERIA PENILAIAN TES SUMATIF
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Sumatif yang terdapat di modul ini.
Hitunglah jawaban yang benar. Gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi modul ini.
Tingkat Penguasaan (TP) = (banyaknya jawaban benar)/(banyaknya soal) x 100% .
Arti tingkat penguasaan:
90% ≤ TP ≤ 100% : sangat baik
80% ≤ TP < 90% : baik
70% ≤ TP < 80% : cukup
TP < 70% : kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
Bagus! Anda telah berhasil mempelajari modul ini. Apabila tingkat pengusaan Anda kurang dari
80%, Anda harus mempelajari kembali modul ini.

106

Anda mungkin juga menyukai