Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK

LIMNOLOGI

MENGENAL KONDISI FISIK DAN ORGANISME DI


PERAIRAN DANAU RANO BUNGI

Sandi Kristovel
Nim: O27121072
Alamat Email: sandysirenden7@gmail.com

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU
2022
ABSTRAK

Praktek lapang limnologi dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 26 Maret 2022,

dimulai pada pukul 09:00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di Danau Rano

Bungin kecamatan Dolo, Sulawesi Tengah.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limnologi adalah disiplin ilmu yang membahas mengenai aspek fisika, kimia,

biologi, suatu perairan. Limnologi membahas dinamika kehidupan di dalam

ekosistem perairan darat, bagaimana memanfaatkan potensi peraian darat secara

berkelanjutan artinya mengambil manfaat tetapi ekosistem tersebut tetap berada pada

potensi lestari atau manusia sebagai makhluk paling mulia, dengan akal dan

kepandaiannya mampu memanfaatkan teknologi dengan tetap menjaga keseimbangan

(Barus, 2002). Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan tawar

yang ada di permukaan bumi. Danau merupakan perairan umum daratan yang

memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau memiliki

tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya, dan sosial ekonomi. Dilihat dari

aspek ekologi, danau merupakan tempat berlangsungnya siklus ekologis dari

komponen air dan kehidupan akuatik di dalamnya. Keberadaan danau akan

mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya, sebaliknya kondisi danau juga

dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat dari aspek budidaya,

masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya perikanan jala apung dan dari
aspek sosial ekonomi, danau memiliki fungsi yang secara langsung berkaitan dengan

kehidupan masyarakat sekitar danau.

Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada

dipermukaan bumi. Secara umum danau merupakan perairan umum daratan yang

memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau memiliki

tiga fungsi utama yaitu ekologi budidaya dan sosial ekonomi. Danau sibili merupakan

danau satu-satunya di Kota Palu yang merupakan salah satu objek wisata andalan

masyarakat kelurahan Pantoloan. Danau sibili yang berjarak sekitar 25 km dari pusat

Kota Palu danau ini terletrak di Kelurahan Pantoloan Kecamatan Taweli. Diketahui

masyarakat Kota palu masih banyak yang belum mengetahui keberadaan Danau

tersebut padahal danau yang letaknya agak “sembunyi” itu mempunyai keindahan

dengan dikelilingi perbukitan bahkan danau ini sangat bagus sebagai tempat

pemancingan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum limnologi adalah menganalisa biota air dan

kualitas air dan untuk memahami parameter parameter kualitas air seperti suhu,

kecerahan dan kekeruhan.

Tujuan dari praktikum limnologi menganalisa biota air dan kualitas air

adalah untuk mengetahui jenis-jenis biota air tawar yang terdapat didanau dan
untuk mengetahui cara-cara pengukuran kualitas air seperti suhu, kecerahan dan

kekeruhan air.

1.3 Kegunaan

Manfaat dari dilakukannya praktikum limnologi analisa biota air dan

kualitas air adalah untuk mengetahui bagaimana sifat fisika, kimia dan biologi

suatu perairan, serta bagaimana pengaruhnya terhadap perairan dan juga

organisme yang ada didalam perairan tersebut.


BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum limnologi analisa biota air dan kualitas air dilaksanakan pada hari

sabtu, 26 maret 2022 pukul 09.00-13.00 WITA didanau Rano Bungin Kecamatan

Dolo,Sulawesi Tengah. Dan Analisis sampel dilakukan di Laboratorim Budidaya

perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako.

(Gambar 1. Danau Rano Bungin, kecamatan Dolo)

( Gambar Danau Rano Bungi)


2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah plankton net untuk

menyaring plankton, termometer untuk mengukur suhu, pukat dan jaring angkat

untuk menangkap ikan, secchi disk untuk mengukur kecerahan, plastik sampel dan

botol sampel untuk menyimpan sampel, milimeter block untuk mengukur sampel, dan

formalin untuk mengawetkan sampel.

2.3 Metoda

Koleksi ikan, Ikan kepala tima (Aplocheilus panchax)), keong, siput diambil di

lokasi bagian utara disekitar danau Rano Bungin. Dengan menggunakan alat tangkap

dip net dioperasikan dipinggir danau oleh satu orang yaitu dengan cara mengandalkan

dorongan tangan untuk meyisir isi tepian danau.

- koleksi plankton : asterionellnformosn dan surirelln ovnlis,

- Kondisi fisik kimia perairan : Suhu 30˚C, Tingkat kecerahan 57 cm dan

kedalaman 140 cm.


(Gambar Peta danau Rano Bungi)

4. Analisis data

A. Pengukuran kecerahan

Pengukuran kecerahan di lakukan dengan menggunakan Secchi disk

dengan cara di turunkan ke dalam danau dengan menggunakan tali yang

terpasang pada secchi disk hingga lempengan secchi disk hilang dari

pengamatan mata kemudian disk dinaikan sampai muncul kembali.

Pembacaan secchi disk ini di lakukan pada ke dalaman air di mana disk hilang

dan muncul kembali. Tingkat kedalaman di baca dengan mengukur tali secchi

disk mulai dari permukaan air danau pada saat lempengan tidak terlihat
hingga nampak kembali dan hasil pengukuran kami, tingkat kecerahan pada

danau dengan kedalaman

Gambar pengukuran kecerahan

B. Pengukuran suhu

Pengukuran suhu air danau di lakukan dengan menggunakan termometer

dengan cara menyelupkan termometer ke dalam air danau hingga parameternya stabil.

Pada hasil pengukuran kami suhu di pinggir(utara) danau rano bungin 30°C, ditengah

danau 30°C dan disebrang(selatan)30°C.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Parameter Fisik Kimiawi Perairan

Parameter fisik perairan terdiri atas suhu, kecerahan dan kedalaman suhu diukur

dengan thermometer sedangkan kecerahan dan kedalaman di ukur dengan alat seccchi

disk.

3.1.1. Suhu

Suhu adalah parameter fisika yang dipengaruhi oleh kecerahan dan

kedalaman. Air yang dangkal dan daya tembus cahaya yang tinggi dapat

meningkatkan suhu perairan menyatakan bahwa stratifikasi suhu di suatu

perairan berperan penting dalam proses ekologis badan air. Lebih lanjut

menyebutkan, profil suhu secara vertikal di danau diperlukan untuk

menentukan kandungan panas di perairan, lapisan termoklin dan percampuran

massa air di perairan. Pengukuran suhu dilakukan dengan termometer raksa

yakni pada jam 11.00 WITA.


N Titik1(Utara) Titik 2(Tengah) Titik 3(Selatan)

1 30°C 30°C 30°C

3.2.2. Kedalaman

Kedalaman merupakan parameter fisika yang mendasar dan

berpengaruh pada aspek lainnya seperti kecerahan, suhu, dan kelarutan

oksigen. Kedalaman dalam suatu ekosistem perairan dapat bervariasi dari suatu

tempat ke tempat yang lain (Erikarianto, 2008).

Kedalaman danau diukur pada suatu titik menggunakan tali kemudian

yang diberi beban kemudian ditenggelamkan dan diukur panjang tali yang

tercelup kedalam air.


3.3.3. Kecerahan

Kecerahan merupakan ekspresi sifat optik air yang disebabkan oleh

adanya bahan padatan yang tersuspensi berupa partikel liat, lumpur, dan

partikel organik lainnya. Menurut Kordi dan Tanjung dalam Maniagasi dkk.

(2013) kecerahan ialah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air serta

dinyatakan dengan persen (%), dari beberapa panjang gelombang di daerah

spektrum yang terlibat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh

agak lurus pada permukaan air. Kemampuan cahaya matahari untuk menembus

sampai ke dasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan suatu perairan. Dengan

mengetahui nilai kecerahan suatu perairan, berarti dapat mengetahui pula

sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam

perairan. Berkaitan dengan keadaan nilai kecerahan yang diamati dapat

dikatakan bahwa memiliki nilai kecerahan yang agak tinggi Kecerahan

menurut Patang (2009) merupakan gambaran banyaknya partikel-partikel

koloid dan jasad renik yang terdapat dalam suatu perairan. Kecerahan diukur

menggunakan Secchi disk dan dicatat nilai kecerahan.


3.2 Keragaman fauna nekton

Nekton merupakan kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom

perairan baik tawar maupun laut. Nekton ini ialah jenis organisme yang dapat

bergerak aktif dan berenang sendiri dalam air sehingga tidak bergantung pada

arus atau gerakan air oleh angin. Contohnya adalah ikan.

No Organisme Keterangan

1. Ikan kepala timah dapat

ditandai dengan adanya

bintik putih dibagian

kepala, ada yang

menyebut ikan ini dengan

ikan mata tiga. Ikan ini

berukuran cukup kecil,

dari yang kami temukan,

ikan ini berukuran sekitar

3,5 cm
3.3 Keragaman Fauna Makro Bentos

No Organisme Keterangan
1. Makrozoobentos dapat

digunakan sebagai

bioindikator di suatu perairan

karena habitat hidupnya yang

relatif tetap. Perubahan

kualitas air dan substrat sangat

mempengaruhi

kelimpahan dan

keanekaragaman

makrozoobentos (Pescod,

1973). Kelimpahan dan

keanekaragaman ini sangat

bergantung pada toleransi dan

sensitivitasnya terhadap

perubahan lingkungan.

Komponen lingkungan baik

yang hidup (biotik) maupun

yang mati (abiotik)

mempengaruhi kelimpahan

3.4 plankton
Kesimpulan:

Dari hasil yang telah kami teliti di


microskop kami tidak menemukan tanda-
tanda keberadaan organisme.

Kesimpulan:

Dari hasil yang telah kami teliti di


microskop kami tidak melihat adanya
organisme,kami hanya melihat garis
seperti rambut.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan, analisa data dan hasil yang diperoleh selama

pengerjaan praktek lapang maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Suhu merupakan salah satu parameter fisika yang dipengaruhi oleh kecerahan

dan kedalaman air. Hasil yang diperoleh dari pengamatan suhu di Danau

Sibili ini yakni pada kisaran 29-30oC dan tergolong normal untuk kehidupan

organisme.

2. Semakin dalam suatu perairan maka semakin kecil cahaya yang dapat

menembus kolom air. Hasil pengukuran kedalaman Danau Sibili pada suatu

titik adalah 140 cm.

3. Kecerahan menunjukkan intensitas cahaya yang masuk dalam suatu perairan

sehingga mempengaruhi warna perairan.

4. Hewan yang terdapat di Danau Sibili antara lain adalah udang, ikan kepala

tima, plankton dan ikan nila.

4.2 Saran

Saran yang kami ajukan yaitu agar lebih ditingkatkan lagi kerja sama saat praktek

berlangsung serta alat praktikumnya dimaksimalkan lagi agar waktu praktikum

lebih efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Durieux, Valerie dan Gevenois, Pierre Alain. (2010). Bibliometric Indicators: Quality
Measurement of Science Publication. Radiology, 255 (2) 342-351

Elango, B and Rajendran, P. (2012). Authorship Trends and Collaboration Pattern in


the Marine Science Literatur: A scientometric study. International Journal of
Information Dissemination and Technology; 2 (3)166-169.

Harande, Y.I. (2001). Author Productivity and Collaboration: An Investigation of the


Relationship using the Literature of Technology; Libri; 51: 124-127.

Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2011.


Jakarta

Maryono dan Sri Junandi. (2012). Indonesian Journal of Chemistry 2007 – 2011:
Analisis kolaborasi dan institusi; Visi Pustaka 14 (3)

Anda mungkin juga menyukai