Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Mengumpulkan Informasi Melalui Wawancara

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu:

Supriono, S.Sos., M.AB.1

Kelompok 3
Disusun Oleh:

Annisa Sholeha 205030201111053

Zaqqiyah Farah 205030200111044

Syifaa Salsabila Zhafirah 205030201111035

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mengumpulkan Informasi Melalui Wawancara” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran dengan dosen pengampu bapak
Supriono, S.Sos., M.AB. Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 8 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

1.4 Manfaat 2

BAB II 3

PEMBAHASAN 3

2.1 Berbagai Situasi Wawancara dalam Bisnis 3

2.1.1 Pertimbangan Umum 3

2.2 Wawancara Pengumpulan Informasi 3

2.2.1 Merencanakan Wawancara 3

2.3 Teknik Bertanya 4

2.3.1 Pertanyaan terbuka 4

2.3.2 Pertanyaan tertutup 6

2.3.3 Teknik terowongan 7

2.3.4 Teknik corong 8

2.4 Pembuatan Daftar Pilihan 9

ii
2.5 Penggalian Informasi 10

2.6 Pertanyaan dengan Banyak Arti dan Pertanyaan Penuntun 11

2.7 Pelaksanaan Wawancara 11

BAB III 13

PENUTUP 13

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wawancara kerja adalah bagian terpenting dari seseorang saat


memasuki dunia kerja. Sedangkan, pewawancara sendiri merupakan sarana
bagi perusahaan untuk menggali informasi dari calon pegawai, dengan
mengenali karakter calon pegawai, latar belakang keluarga, pendidikan, dll.
Untuk calon karyawan, wawancara itu berarti sebuah kesempatan untuk
mempromosikan diri. Pemahaman calon karyawan terkait
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara sangat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya wawancara tersebut.

Bagi sebagian orang, wawancara bisa menjadi suatu hal yang


menakutkan. Kecemasan atau ketakutan sebelum atau selama wawancara
adalah normal. Apalagi jika seseorang belum memiliki pengalaman kerja atau
baru pertama kali melamar pekerjaan. Bahkan mereka yang sudah berulang
kali melamar pekerjaan pun bisa mengalami hal yang sama. Mungkin bedanya
dia bisa mengatur emosinya dan bisa melakukan pengendalian diri karena dia
terlatih untuk menjawab berbagai pertanyaan dari pewawancara. Jadi, banyak
hal yang harus benar-benar diperhatikan dalam wawancara sebagaimana yang
akan dibahas dalam materi “Mengumpulkan Informasi melalui Wawancara”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas dapat disimpulkan beberapa


identifikasi masalah, sebagai berikut :
1. Informasi apa yang didapatkan dalam mengumpulkan informasi
wawancara?
2. Bagaimana melakukan wawancara yang baik dan benar dalam dunia
pekerjaan?

1
3. Apa saja langkah-langkah yang terdapat dalam perencanaan
wawancara?
4. Apa saja teknik yang dilakukan pada saat melakukan wawancara?
5. Bagaimana contoh penerapan dalam melakukan wawancara pada
masing-masing jenisnya?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak ingin kami capai dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui informasi yang ada dalam melakukan wawancara.
2. Untuk mengetahui wawancara yang baik dan benar yang dilakukan
pada dunia pekerjaan.
3. Dapat mengetahui langkah-langkah yang benar dalam merencanakan
wawancara.
4. Dapat mengetahui teknik aturan yang terdapat didalamnya saat
melakukan wawancara.
5. Mengetahui contoh-contoh yang ada pada saat melakukan wawancara.

1.4 Manfaat

● Bagi Perusahaan :
Dapat memberikan pemahaman mengenai perencanaan dalam melakukan
wawancara yang baik dan benar dalam dunia bisnis maupun dunia
pekerjaan sehingga dapat berguna bagi seluruh pihak dan perusahaan
yang terlibat.

● Bagi Mahasiswa :
Dapat menambah dan memperdalam pengetahuan mengenai
mengumpulkan informasi melalui wawancara sehingga dapat diterapkan di
dunia kerja.

2
● Bagi Pembaca :
Dapat menambah wawasan terkait mengumpulkan informasi melalui
wawancara sehingga dapat diaplikasikan pada organisasi atau perusahaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Berbagai Situasi Wawancara dalam Bisnis

Wawancara dalam lingkup bisnis dilakukan dengan tujuan tertentu,


yang mana akan ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 1.1
Jenis dan Fungsi dari Dasar Wawancara

Jenis Fungsi

Pengumpulan informasi Mengumpulkan informasi

Pekerjaan Adanya seleksi dan penempatan personil sesuai


kemampuan

Penilaian Adanya umpan balik untuk para pegawai

Pemecahan masalah Diantara berbagai alternatif membuat berbagai


keputusan

Penyuluhan Membantu menyelesaikan masalah tiap individu

Kedisiplinan Memperbaiki produktivitas karyawan

Pemecahan keluhan Membantu para pegawai dalam menyelesaikan


konflik dengan pihak manajemen dan rekan kerja

Pemutusan kerja Adanya penentuan pegawai mana yang akan


keluar disertai alasan yang rasional

Persuasif Menawarkan gagasan dan meyakinkan perilaku

2.2 Wawancara Pengumpulan Informasi

Stewart dan Cash (1988) berpendapat bahwa, wawancara merupakan


bentuk komunikasi yang paling sederhana dan terstruktur dengan tujuan
tertentu. Jutaan orang berpartisipasi terkait wawancara penjualan, informasi,
pekerjaan, penyuluhan, perawatan kesehatan, survei, penilaian, penerimaan
tenaga kerja baru, dan lainnya. Hal terpenting dalam wawancara adalah

4
informasi penting untuk pengambilan keputusan, mengatasi masalah dan
informasi tersebut akan digunakan sebagai presentasi bisnis yang efisien.

2.3.1 Merencanakan Wawancara

1) Langkah 1: Menentukan Tujuan Wawancara Secara Jelas

Hal terpenting dalam wawancara adalah mencari informasi


khusus, sehingga dibutuhkan perencanaan yang akurat. Arthur (1986)
mengatakan bahwa, pada saat persiapan perlu untuk menentukan
mengapa Anda melakukan wawancara. Sebelum memilih siapa yang
akan diwawancara, hendaklah menentukan tujuan dan menyusun
pertanyaan yang dituju, sehingga dapat membantu pekerjaan golongan
bisnis.

2) Langkah 2 : Mengerjakan Tanggungjawab Rumah

Bob Trent menyebutkan langkah selanjutnya adalah membaca,


mengulas apa yang diketahui dan meninjau suatu topik. Beberapa
pertanyaan Bob berkaitan dengan interfacing yang multifungsi.
Pertanyaan tersebut akan terjawab dengan meninjau materi teknis yang
ada, namun pertanyaan yang tidak disebutkan sebaiknya ditanyakan
pada saat wawancara agar memanfaatkan waktu.

3) Langkah 3 : Menyeleksi Berbagai Sumber, Memiliki Waktu

Sumber yang sesuai sasaran dalam suatu wawancara adalah


pihak yang memiliki berbagai pengalaman, pelatihan. pengetahuan,
dan bersedia untuk menyampaikannya mengenai topik yang akan
dibahas, serta pihak yang selalu siaga saat dibutuhkan. Terkadang
sumber yang terbaik sulit untuk dijangkau ketika dibutuhkan, sehingga
sumber informasi lebih baik dicari mulai awal.

5
4) Langkah 4 : Membuat Janji

Tindakan memberikan kartu nama sama halnya dengan


membuat janji: Untuk membuka jalan membutuhkan adanya beberapa
pengaruh, sehingga pada saat membuat janji perlu untuk
memperhatikan masalah etiket.
Adapun wawancara yang dilakukan melalui telepon untuk
menghubungi berbagai orang secara tepat dan memberitahukan
informasi penting. Hal pertama disampaikan adalah memperkenalkan
diri dan organisasi atau bidang yang Anda. Kedua adalah memberitahu
bahwa memerlukan waktu dan menanyakan kapan waktu yang tepat
kepada lawan.

5) Langkah 5 : Mengembangkan Daftar Pertanyaan

Menuntaskan berbagai pertanyaan yang akan ditanyakan dan


lebih baik memisahkan informasi yang Anda butuhkan ke dalam
beberapa bagian. Adanya batasan tersebut akan memusatkan
wawancara dan mengefisien waktu orang yang diwawancara. Format
wawancara yang terstruktur adalah penanya yang bertanya sesuai
daftar pertanyaan yang telah dibuat, sehingga pihak penanya bebas
untuk bertanya diluar perencanaan apabila ditemukan informasi baru.

6) Langkah 6 : Memberikan Kesan Pertama yang Positif

Keberhasilan wawancara bagi pelamar berada pada kesan


pertama, yang mana menjadi bagian terpenting dalam membentuk
hubungan. Kesan tersebut biasanya diawali dengan bagaimana
pewawancara mengurus proses perjanjian. Suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan komunikasi termasuk pada bagaimana kesan pertama
kita kepada orang lain dan kesan yang terbentuk susah untuk diubah.

Sebagai pelamar, lebih baik datang 5-10 menit sebelum


wawancara dimulai dan usahakan untuk tidak terlambat dengan tujuan

6
untuk menghindari adanya kesan negatif. Apabila pelamar tidak
memilih tempat pertemuan dan telah ditentukan oleh pihak
pewawancara, maka hal yang dilakukan adalah memperkirakan
bagaimana kondisi tempat tersebut. Seperti di mana posisi duduk
pelamar saat wawancara? Di mana menempatkan tape recorder? Dan
memindahkan barang yang mengganggu atau perlu untuk dipindahkan.

Selain itu, masalah penampilan pelamar akan memberikan


kesan dan pertanda bahwa pelamar serius untuk bekerja. Hal tersebut
merupakan salah satu aturan yang patut untuk ditaati, karena terdapat
pepatah bahwa melihat sebagian sama halnya dengan melihat secara
keseluruhan.

Dasar-dasar perjanjian menurut Bob adalah siapa


pewawancara, mewakili organisasi apa, informasi apa yang dicari,
seberapa pengaruh manfaat tersebut, dan apa saja inti dari perjanjian.

Pada hari wawancara Bob datang lebih awal, sehingga


mempunyai waktu untuk rehat dan menyelaraskan diri pada
lingkungan sekitar. Waktu tersebut dapat digunakan untuk memantau
orang sekitar dan memulai perbincangan ringan. Setelah perbincangan
ringan selesai dan merupakan transisi menuju wawancara,
pewawancara akan membuka buku catatan sebagai tanda bahwa
wawancara akan dimulai. Umumnya pewawancara akan meletakkan
buku catatan di sisi kiri dan sisi kanan terdapat buku berisi jawaban
rangkuman.

Pada tahap orientasi dalam wawancara adalah agenda secara


garis besar sebelum diajukannya pertanyaan pertama. Pewawancara
akan menyebutkan dua sampai empat materi inti yang akan dibahas,
meminta izin untuk merekam perbincangan, dan memperjelas
bagaimana kegunaan dari informasi tersebut.

7
7) Langkah 7 : Merencanakan Perekaman

Terdapat 3 cara dalam mencatat informasi, yaitu mengingat


kembali apa yang dikatakan pewawancara, membuat catatan, dan
merekam selama wawancara berlangsung. Merekam merupakan cara
terbaik dalam wawancara, karena hasil yang baik tidak hanya
mengandalkan daya ingat. Namun, ketidaktenangan akan
mempengaruhi keberlangsungan dan hasil wawancara. Melakukan
pencatatan selama wawancara, jika pelamar bukan seorang stenografer
akan menjadi suatu masalah karena akan berdampak pada lama
waktunya wawancara. Salah satu dampaknya adalah pada saat pelamar
akan merangkum jawaban. Ketika melihat pertanyaan berikutnya dan
menulis jawaban di waktu yang sama, sangat sulit untuk
menyampaikan jawaban secara non-verbal kepada pewawancara
sebagai tanda bahwa pelamar mendengarkan dengan penuh minat.

Penggunaan tape recorder selama wawancara perlu untuk


meminta izin terlebih dahulu dan dapat digunakan jika pewawancara
memperbolehkan, karena tindakan tersebut merupakan etika
wawancara. Jika pewawancara menunjukkan tingkah laku seperti
adanya keraguan, hendaklah tidak merekam.

Adapun cara lainnya untuk meringankan pelamar dalam


menulis catatan pada setiap akhir wawancara perlu untuk
mempersiapkan “downtime” atau waktu yang tidak disediakan setelah
wawancara. Hal tersebut dapat digunakan untuk merevisi catatan dan
dengan adanya downtime, kesulitan akan terpecahkan.

8) Langkah 8 : Menggunakan Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan manajemen langkah dan detail dari


wawancara. Untuk mengetahui mana informasi yang utama, baru, dan
wawasan apa yang tidak didapatkan dari sumber lain bagi
pewawancara membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Sebagai

8
pihak pewawancara pun wajib mengetahui kapan harus mencari
informasi secara rinci.

Pengalaman dapat menjadi pelajaran bagi pewawancara kapan


beliau harus berhenti meneruskan topik dan akan memberi kemudahan
pada pewawancara untuk memperoleh jawaban yang sesuai. Ketika
tidak muncul informasi baru, maka lanjutkanlah perbincangan dan
perlu untuk meminimalisir jumlah pertanyaan terkait bidang-bidang
yang diketahui. Dengan demikian, hanya menanyakan
kelemahan-kelemahan mengenai bidang yang tidak diketahui.

Menghentikan pertanyaan dilakukan ketika orang yang


diwawancarai tidak memiliki jawaban atas pertanyaan tersebut, karena
tindakan tersebut tidak produktif.

Melakukan penegasan kembali pada apa yang telah didengar


pada saat wawancara berlangsung, tindakan tersebut disebut sebagai
“pencerminan” atau “pemeriksaan persepsi”.

9) Langkah 9 : Mengakhiri Wawancara

Mengakhiri wawancara hampir sama dengan membuat kesan


pertama. Adapun istilah mengenai konsep primacy (keadaan awal) dan
recency (keadaan akhir), yaitu semua sama dan orang akan lebih
mengingat kesan pertama dan akhir.

Sebagai tanda wawancara selesai, hendaklah menutup buku.


Perilaku perpisahan akan meningkatkan kesan dan buatlah kesan
positif dengan mengawali dengan kata-kata perpisahan yang sopan.
Setelah wawancara selesai, hendaklah mengirimkan surat sebagai
tanda ucapan terima kasih secara pribadi guna menunjukkan rasa
berharga atas bantuan pewawancara.

9
10) Langkah 10 : Mengevaluasi Pendekatan Anda

Memanfaatkan waktu setelah wawancara adalah waktu untuk


menilai apa yang telah dipelajari dan sebagai cara untuk meningkatkan
kemampuan di masa depan. Keberhasilan komunikator adalah hal
utama dalam proses penilaian diri.

Pertama, jika tidak menggunakan alat untuk merekam,


hendaklah melengkapi catatan. Ketika topik masih baru, gunakanlah
waktu sebaik mungkin untuk melakukan sesi tanya jawab.

Kedua, memikirkan beberapa hal untuk meningkatkan teknik


wawancara. Seperti menanyakan pada diri sendiri: Bagaimana
membuat kesan pertama menjadi positif? Bagaimana perbincangan
ringan berlangsung? Apakah pertanyaan-pertanyaan sesuai tujuan?
Apakah pertanyaan tersebut menghasilkan jawaban yang diinginkan?
Pertanyaan yang diinginkan telah diajukan? Bagaimana menutup
perbincangan? Apakah saya sudah meningkatkan dasar untuk
melanjutkan perbincangan dengan orang yang diwawancara? Apakah
saya tetap dapat menangani prosedur wawancara? Apakah rencana
saya dalam merekam informasi berhasil? Bagaimana meningkatkan
kemampuan sebagai seorang pewawancara?

Faktor utama dalam wawancara, yaitu mengevaluasi secara


teliti suatu masalah dan kecukupan informasi yang didapat. Berikut ini
merupakan beberapa pertimbangan dalam mengevaluasi keberhasilan
suatu wawancara :

a) Kondisi hati orang yang diwawancarai


b) Kegiatan apa yang terakhir diselesaikan oleh responden
c) Tujuan orang yang diwawancarai berhubungan dengan wawancara
d) Dampak kerangka wawancara
e) Ambisi orang yang diwawancarai agar memberikan hal yang
bermanfaat bagi pewawancara

10
f) Partisipasi pihak lainnya
g) Adanya intervensi pada saat komunikasi
h) Adanya persamaan atau ikatan batin yang dirasakan
i) Posisi tempat duduk

2.3 Teknik Bertanya

2.3.1 Pertanyaan Terbuka

Pada pertanyaan terbuka menghendaki jawaban yang terbuka yaitu,


bahwa pewawancara itu tidak tahu bagaimana orang yang diwawancarai
itu akan menjawab terhadap pertanyaan yang diberikan. Pada umumnya,
pertanyaan semacam itu luas dan tidak khusus. Hal ini biasanya
menanggapinya dengan memberikan penjabaran. Pertanyaan terbuka
mungkin berupa pertanyaan terbuka yang secara total atau pertanyaan
terbuka yang terarah.

Pertanyaan terbuka :
1. Apa yang dapat Anda ceritakan kepada saya tentang diri Anda?

Pertanyaan terarah :
2. Apa yang dapat Anda ceritakan kepada saya tentang pengalaman
penjualan Anda?

Pada kedua contoh diatas merupakan pertanyaan terbuka, karena panjang


dan arah umum jawaban terserah kepada orang yang akan diwawancarai.

Pada pertanyaan kedua yang diarahkan karena pertanyaan ini


menghendaki informasi yang lebih terpusat untuk sebuah jawaban yang
bisa memuaskan.

Dalam hal ini ada beberapa manfaat untuk menggunakan pertanyaan


asli. Penyelidikan ini, tentu saja, pada umumnya akan menghasilkan data
baru dan fakultatif. Pembenaran mendasar di balik mengarahkan
wawancara bisnis adalah untuk mendapatkan informasi yang belum dapat

11
diakses. Pertanyaan tanpa jawaban benar atau salah dapat memberikan
kesempatan lebih banyak kepada orang yang diwawancarai untuk
menjawab sehingga sangat baik mungkin lebih menarik bagi orang yang
diwawancarai. Dengan demikian, penggunaan pertanyaan yang bisa
berjalan baik memungkinkan penanya untuk mengetahui proses berpikir
orang yang diwawancarai. Sentimen dan tingkat kepercayaan yang lebih
halus dikomunikasikan dengan lebih leluasa sambil menggunakan
pertanyaan yang bisa berjalan dengan baik.

Meskipun keuntungan pada pertanyaan terbuka banyak dan berarti,


pertanyaan semacam itu sangat terbatas. Sebelum dengan mengisi daftar
Anda dengan menggunakan pertanyaan terbuka, pertimbangkan terlebih
dahulu berapa banyak waktu yang akan dihabiskan jika hanya
menanyakan pertanyaan terbuka. Pada sebagian besar dari lingkungan
bisnis, waktu merupakan pembatas utama. Pada pertanyaan terbuka
memberikan kendali yang besar terhadap orang-orang yang diwawancarai.
Meskipun Anda menginginkan orang yang diwawancarai melakukan
sebagian besar percakapan (sekitar 70%), perlu untuk mengendalikan
petunjuk kerja. Selain itu, pada pengguna pertanyaan terbuka yang luas
menghendaki keahlian nonverbal yang besar pada pihak penanya.

Pada pewawancara dapat menggunakan cara non verbal untuk


mempertahankan kendali dengan : mengangguk menunjukkan pemahaman
dan rasa tertarik, dengan sedikit mencondongkan badan ke depan pada saat
orangan yang diwawancarai itu memeberikan jawaban yang paling tepat,
menarik badannya dengan menjauh dari orang yang diwawancarai pada
saat jawaban yang diberikan itu kurang mengenai sasaran, dan
menggunakan bunyi yang dapat menyatakan persetujuan dengan kata
(“ohh…hm..hm..” dan seterusnya). Dengan menggunakan isyarat
paralanguage merupakan aspek vocal (tetapi bukan nonverbal) dari
kemampuan berbicara. DeVito (1988) mengatakan bahwa paralanguage
tersebut lebih “mengacu pada cara sesuatu itu diucapkan daripada apa

12
yang diucapkan”. Pada isyarat nonverbal yang positif lebih cenderung
memperpendek panjang jawaban dari suatu pertanyaan terbuka. Mengenai
hal ini memerlukan pengalaman dan pemantauan pada diri untuk dapat
mempelajari fungsi regulative kecakapan nonverbal ini.

2.3.2 Pertanyaan Tertutup

Pada pertanyaan tertutup ini terdapat bahwa ada tiga jenis pertanyaan
tertutup :

1. Pertanyaan isian :
Berapa besar slot yang dimiliki personal computer CX-1000?

2. Pertanyaan pilihan ganda :


Dari produk perangkat lunak berikut ini, mana yang Anda pilih
(a). program pengolah kata
(b). paket-paket desktop publishing
(c) system pengolah data dan teks yang terpadu?

3. Pertanyaan bipolar :
Manakah yang lebih banyak dihasilkan dalam penemuan kita, model XT
atau model AT?

Pada pertanyaan tertutup untuk memberi orang yang diwawancarai


sedikit ruang untuk bergerak. Namun, penggunaan pertanyaan tertutup
memiliki manfaat khusus. Manfaatnya adalah efektivitas. Kemudian, pada
saat itu, satu lagi manfaat yang didapat adalah menutup pertanyaan dari
data eksplisit dari suatu sumber. Untuk situasi ini pertemuan bisa
mendapatkan realitas, pengukuran, seluk-beluk yang signifikan, dll dengan
tingkat ketepatan yang kurang ketika pertanyaan yang bisa berjalan baik
ditanyakan.

13
Terdapat juga ada beberapa kerugian dalam menggunakan sebagian
besar pertanyaan tertutup. Salah satu kerugian yaitu dari
jawaban-jawabannya relative dangkal. Pertanyaan seperti itu menyulitkan
untuk mempelajari bagaimana cara berpikir pada orang yang
diwawancarai. Kemungkinan kecil dengan orang seperti itu dapat
mengekspresikan perasaan atau memberikan informasi fakultatif dan
kemungkinan besar menjadi biosan terhadap wawancara. Tentunya
mengenai pada pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, hal terbaik yang
dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan kedua jenis pada pertanyaan
tersebut.

2.3.3 Teknik Terowongan

Dalam strategi ini, biasanya klien di toko ritel kadang-kadang didekati


oleh seseorang yang membawa clipboard dan whiteboard. Dengan
menanyakan apakah klien tidak akan repot menjawab pertanyaan. Dalam
pertemuan tersebut menggunakan prosedur pertanyaan tertutup. Yang
selesai dengan jawaban yang disusun di atas kertas, kemudian penanya
pergi ke klien yang berbeda yang ada di toko. Pertemuan semacam itu
adalah pertemuan yang lugas dan produktif, terlepas dari kenyataan bahwa
ketepatan jawaban akan dikorbankan untuk kemahiran.
Seperti contoh, pertanyaan berikut ini yang menggunakan teknik
terowongan :
1) Siapa nama Anda
2) Berapa umur Anda
3) Di mana tempat tinggal Anda
4) Apa pekerjaan Anda
5) Berapa pendapatan keluarga Anda per tahun
6) Apakah Anda dapat mengoperasikan personal computer

14
2.3.4 Teknik Corong

Pada saat mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diberikan, teknik


corong harus benar-benar dikuasai. Teknik corong menggunakan
kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup.

Contoh pada daftar pertanyaan teknik corong yang pertama sebagai


berikut :

A : Pak Drake, apa kelebihan sistem CX-1000 milik kita dalam


persaingan?

Pada percakapan ini memberikan kebebasan yang sangat besar untuk


memberikan tanggapan. Sedangkan pada pertanyaan kedua lebih dengan
pertanyaan yang terarah

A: Pak Drake, bagaimana bapak membandingkan system kita dengan


persaingan yang berhubungan dengan fleksibilitas?

Dalam pertanyaan-pertanyaan ini memberikan kebebasan kepada drake.


Pertanyaan yang dilontarkan lebih khusus mengenai parameter informasi
yang dibutuhkan. Inilah yang disebut pertanyaan terbuka yang terarah.
Sedangkan pertanyaan paralel adalah sebagai berikut :

A: Apa yang dapat bapak kemukakan berkaitan dengan kelebihan


kompabilitas lini saluran CX-1000 kita?

Ini pertanyaan terbuka yang lain. Teknik corong dirancang untuk


merangsang ingatan tanpa menanyakan pertanyaan khusus. Selanjutnya
pertanyaan terbuka yang terarah dapat membentuk cabang tambahan topic
seperti berikut ini :

A: Pak Drake, apa yang akan Bapak katakan kepada calon pelanggan
tentang keunggulan produk tahan uji milik kita ini ?

15
Pertanyaan yang berikut mungkin melengkapi isi corong pertama
wawancara
Saluran perangkat lunak populer mana yang akan ditangani CX-1000 kita?
Apakah CX-1000 kita kompatibel dengan seluruh program bisnis yang
digunakan secara umum?
Apa pendapat Anda tentang keistimewaan terbaik CX-1000 kita?
Bagaimana Anda memiliki ketahanan uji drive hard disk CX-1000?

Dari keempat pertanyaan terakhir dapat dijawab dengan jawaban “ya“ atau
“tidak” dengan mengisi titik-titik atau dengan menentukan satu pilihan
diantara beberapa pilihan.

Bentuk corong terbalik dimulai dengan pertanyaan tertutup dan


berlanjut ke pertanyaan terbuka, strategi ini harus digunakan dengan
cermat. Beberapa pertanyaan tertutup mungkin membantu
mengkoordinasikan kepribadian orang yang diwawancarai yang mungkin
pada awalnya tidak menerima sehingga mereka memiliki banyak data
tentang subjek yang diberikan. Pertanyaan tertutup mungkin berguna
untuk "memberi data". Individu yang terbiasa dievaluasi mungkin
menolak untuk ditanyai. Oleh karena itu, mulailah dengan memilih
serangkaian pertanyaan dengan hati-hati sehingga mereka memikat
mereka untuk memberikan tanggapan dan bertindak sebagai perbaikan
untuk pertemuan tersebut.

2.4 Pembuatan Daftar Pilihan

Di dalam perencanaan wawancara, terdapat format wawancara secara


begitu terencana, tidak terencana, dan cukup terencana. Wawancara yang
begitu terencana pewawancara tidak diperbolehkan untuk menanyakan diluar
pertanyaan yang telah disiapkan. Semua pertanyaan saat wawancara
berlangsung sama persis dengan pertanyaan yang sebelumnya sudah
disiapkan. Akan tetapi, wawancara yang begitu terencana ini dibilang cukup

16
mudah seseorang untuk meniru dan juga jawal ataupun lama waktunya dapat
ditentukan dengan tepat sehingga dapat mencegah atau menghindari
penyelewengan topik.

Wawancara yang cukup terencana dianggap sebagai pilihan yang


terbaik oleh sebagian besar pewawancara. Wawancara yang begitu cukup
terencana memuat pertanyaan yang menyidik. Pewawancara dapat
memikirkan pertanyaan sebelumnya dan tidak harus menyiapkan pertanyaan
langsung saat melakukan wawancara. Hal ini memudahkan pewawancara
untuk tetap mengingatkan pada topik tujuan dan kembali ke struktur yang
diinginkan.

Sedangkan untuk wawancara yang bukan terencana, diharuskan


memiliki ketrampilan yang cukup tinggi karena akan sulit guna mengontrol
batas waktu dan juga sulit untuk meniru wawancara lain yang mana
pewawancara dapat mengubah semua atau sebagian dari pertanyaan yang
terdapat di panduan wawancara. Wawancara tidak terencana ini dianggap
sangat tepat apabila lama waktu ketika wawancara dilakukan secara singkat.

2.5 Penggalian Informasi

Sebuah pertanyaan tambahan untuk memperoleh perincian jawaban


yang lebih rinci dibandingkan dengan pertanyaan utama akan tetapi tetap
fokus pada pertanyaan sebelumnya dapat disebut penggalian informasi.

Stewart dan Cash (1988) menekankan pentingnya penggalian:


“Wawancara yang bersifat menggali merupakan jenis wawancara yang paling
umum karena wawancara tersebut digunakan sehari-hari oleh para wartawan,
pengacara, petugas kepolisian, orang-orang yang berprofesi di bidang
perawatan kesehatan, siswa, guru, penyidik asuransi, penyelia, manajer,
penasihat, orang tua, dan sebagainya”.

17
Ada tiga jenis pertanyaan penggalian :

1) Penggalian hipotesis
Penggalian ini terdiri dari narasi yang diikuti dengan pertanyaan hipotesis.
Contoh: Misalkan BEM FIA UB akan mengadakan pemaparan materi
dalam rangka sambut maba di PKKMABA FIA. Langkah apakah yang
akan pertama kali dibahas, dan mengapa?

2) Penggalian reaktif
Penggalian ini terdiri dari pertanyaan primer yang diikuti komentar khusus
untuk mempelajari reaksi orang yang diwawancarai.
Contoh: Saya mengetahui platform pesaing kita mengenai digital
marketing. Mereka menyatakan bahwa pemasaran mereka dilakukan di
berbagai platform mana pun. Bagaimana reaksi Bapak terhadap hal ini?

3) Penggalian konfrontasional
Penggalian ini menunjukkan adanya jawaban yang tidak konsisten.
Contoh: Sebelumnya, saya memahami pertanyaan Anda yang
menyebutkan bahwa faktor yang terpenting dalam sebuah pemasaran yang
baik adalah fokus pada pelanggan. Sekarang, saya dengar Anda
mengatakan bahwa langkah pertama untuk mengembangkan strategi
pemasaran adalah memastikan Anda memiliki produk yang kuat.
Bagaimana sikap Anda tentang hal ini?

2.6 Pertanyaan dengan Banyak Arti dan Pertanyaan Penuntun

Semua pertanyaan yang mengandung banyak arti dikatakan sebagai penuntun,


akan tetapi tidak semua pertanyaan yang menuntun itu banyak artinya.

Pertanyaan dengan banyak arti :

Tidakkah Anda berpikir bahwa waktu yang terbuang untuk bermain-bermain


komputer dapat dihabiskan dengan melakukan hal lain yang lebih baik?

18
Pertanyaan di atas termasuk menuntun orang yang diwawancarai karena
menggunakan kata yang banyak artinya.

Pertanyaan penuntun :

Apakah Anda setuju bahwa Pontiac Grand Prix adalah mobil terbaik yang
dibuat di Amerika?

Kata tersebut tidak memiliki banyak arti, akan tetapi menunjukkan kata
penuntun (orang yang diwawancarai dituntun untuk menjawab pertanyaan
tersebut).

2.7 Pelaksanaan Wawancara


Komponen dasar suatu wawancara yang mana lini waktu dan cetak
biru membantu mempersiapkan suatu wawancara :

14.00 Menyapa orang yang diwawancarai atau mengadakan obrolan


ringan.

14.05 Membuka buku catatan, meninjau topik yang akan diliput,


meminta izin untuk merekam wawancara, meletakkan
tape-recorder jika diizinkan.

14.07 Corong pertama (melakukan pertanyaan terbuka, pertanyaan


terbuka yang terarah, pertanyaan tertutup)

14.17 Pertanyaan corong kedua (tambahan), dengan


pertanyaan-pertanyaan ringkasan

14.27 Pertanyaan ringkasan terakhir. Menutup buku catatan dan


mematikan tape-recorder, mengajukan dan mulai kata-kata
perpisahan, mengucapkan penghargaan.

14.30 Meninggalkan tempat wawancara

19
14.45 Mengevaluasi wawancara secara pribadi

hari Mengirimkan kartu ucapan terima kasih


berikutnya

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wawancara merupakan komunikasi secara pusat pada suatu tugas yang


diantaranya terdapat 2 pihak yang saling berkontribusi, yaitu pihak
pewawancara dan orang yang diwawancarai. Adapun hal yang harus
diperhatikan pada saat wawancara berlangsung, yaitu meninjau informasi apa
yang akan didapatkan pada saat wawancara dan seberapa besar pengaruhnya;
Sepuluh langkah yang harus diterapkan pada saat wawancara berlangsung,
seperti mempersiapkan perencanaan wawancara secara terstruktur; Teknik
wawancara; dan beberapa contoh tindakan mengenai wawancara.

3.2 Saran

Pedoman atau panduan dalam melakukan wawancara merupakan hal


terpenting dan bermanfaat untuk mencapai keberhasilan bagi seorang pelamar
dan pelaku bisnis lainnya. Dengan demikian, pelaku perlu untuk memahami
dengan baik bagaimana etika (tingkah laku, berpakaian, berbicara, dan lainya)
pada saat wawancara berlangsung. Hal tersebut penting untuk diterapkan, agar
dapat menghindari adanya kesalahan ketika wawancara berlangsung.

21
DAFTAR PUSTAKA

Curtis, Dan B., Floyd, James J,. Winsor, Jerry L., (2005). Komunikasi Bisnis dan
Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

22

Anda mungkin juga menyukai