Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PEDOMAN WAWANCARA”

Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen Individu Teknik
Non Tes

Dosen Pengampu : Dona Fitri Annisa, M.Pd

Disusun Oleh :

Mu’tia Rojabifiyani 20010026

Nabilah Hasbiul Fauziyah 20010139

Nopita Sari 20010113

Nuraini Salsabila 20010040

Pani Afandi 20010064

Putri Nur Oktariani 20010047

KELAS B3
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS PENDIDIKAN
IKIP SILIWANGI BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa
menyusun dan menyelesaikan Tugas Pedoman Wawancara ini dengan baik
serta tepat waktu.

Makalah Pedoman Wawancara ini disusun gunanya untuk memenuhi


tugas dosen Dona Fitri Annisa, M.Pd pada Mata Kuliah Assesmen Individu
Teknik Non Tes di Kampus IKIP Siliwangi. Selain itu kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca yang berkaitan
dengan Asesmen Non Tes.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen


pembimbing kami selaku dosen pengampu Mata Kuliah Assesmen Individu
Teknik Non Tes. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian serta waktunya,
kami sampaikan banyak terima kasih.

30 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................3

A. PEMBAHASAN................................................................................4
1. Pengertian Wawancara.......................................................................3
1.1 Pengertian Pedoman Wawancara...........................................3
2. Tujuan Wawancara.............................................................................4
3. Manfaat Wawancara...........................................................................5
4. Langkah-Langkah Dalam Pengadministrasian Wawancara...............7
5. Contoh Instrumen........................................................................... .10
6. Jenis-Jenis Wawancara.....................................................................14
7. Kekurangan dan Kelebihan Wawancara........................................ 15

BAB 3 PENUTUP.....................................................................................17

A. KESIMPULAN.................................................................................17
B. SARAN.............................................................................................17

SUMBER PUSTAKA.................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling merupakan proses memberikan bantuan antara
dua pihak individu/ sekelompok individu yang dibantu (Siswa/Konseli)
dengan individu dewasa lain yang membantu (Pembimbing/Konselor).
Siswa atau klien merupakan individu yang sedang berkembang dan
memiliki berbagai perbedaan yang bersifat individual, ingin menjadi
dirinya sendiri, mempunyai dorongan untuk matang, mempunyai
masalah dan mempunyai dorongan untuk menyelesaikan masalah
dibutuhkan upaya pemahaman diri dan selanjutnya mendukung dalam
pengambilan keputusan. Untuk mencapai tujuan tersebut mutlak
diperlukan pengenalan dan pemahaman individu yang bersangkutan
dengan segala sifat dan ciri-ciri yang dimilikinya.
Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai,
atau menaksir karakteristik potensi, dan atau berbagai masalah
(gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Cara
yang digunakan mencakup angket, observasi, interview (wawancara),
home visit dan studi dokumentasi, biografi atau autobiografi, inventory
(DCM), AUM, sosiometri, inventory tugas perkemabngan, studi kasus,
dan beberapa macam tes lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu wawancara?
2. Apa tujuan wawancara?
3. Apakah wawancara bermanfaat abgi Bimbingan Konseling?
4. Bagaimana langkah yang harus dilakukan dalam wawancara?
5. Seperti apa contoh instrumen dalam wawancara?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam wawancara?

C. Tujuan Pembahasan
1. Dapat mengetahui wawancara.
2. Dapat memahami tujuan wawancara.

1
3. Menyadari manfaat dari wawancara.
4. Mengetahui langkah dalam wawancara.
5. Menegtahui bentuk instrumen wawancara.
6. Mengetahui dan menyadari kelebihan dan kekurangan dalam
wawancara.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
1. Pengertian Wawancara
Nazir (1983) mendefinisikan wawancxara sebagai proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawabsambil bertatap muka anata si penanya dan responden
(konselor dan konseli) dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Lebih lanjut menyebutkan
beberapan hal untuk membedakan wawancara dengan percakapan
sehari-hari adalah:
- Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal.
- Responden selalu menjawab pertanyaan.
- Pewawancara selalu bertanya.
- Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu
jawaban, tetapi harus bersifat netral.
- Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah
dibuat sebelumnya.
Berdasarkan pengertian wawancara diatas maka dapat
disimpulkan bahwa wawancara adalah proses percakapan yang
dilakukan oleh interviewer dan interviewee dengan tujuan
tertentu, dengan pedoman, dan bisa bertatap muka maupun
melalui alat komunikais tertentu.1
1.1 Pedoman Wawancara
Sebelum melakukan wawancara, Konselor memerlukan
panduan wawancara yang dapat digunakan untuk membantu
mengarahkan pembicaraan ke topik penelitian dan rumusan masalah
yang ingin dipelajari. Panduan wawancara bervariasi dari yang
ditulis dengan sangat rinci hingga relatif sederhana, tetapi itu semua
pada dasarnya adalah untuk: membantu Konselor mengetahui apa
yang harus ditanyakan, dalam urutan seperti apa, bagaimana
Konselor mengajukan pertanyaan, dan bagaimana mengajukan

1
Edi, F.R.S. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta: LeutikaPrio.
3
tindak lanjut. Hal ini memberikan panduan tentang apa yang harus
dilakukan atau dikatakan selanjutnya, setelah orang yang telah di
wawancarai menjawab pertanyaan sampai akhir.
Pedoman wawancara (interview guide) diusun oleh
pewawancara yaitu merupakan sebuah outline yang berisikan aspek-
aspek utama dari topik. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas
sekaligus menjadi daftar pengecek (check-list) apakah aspek-aspek
tersebut telah dibahas atau ditanyakan.2
2. Tujuan Wawancara
Menurut Rich (dalam Baker, 1990) mengklasifikasi tujuan
wawancara menjadi lima hal, yaitu:
a. Fact Finding Interviews, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan tujuan untuk menggali data atu informasi atas suatu
topik.
b. Fact Giving Interviews, yaitu wawancara yang dilakukan
dimana pewawancara memberikan keterangan atau penjelasan
kepada orang yang diwawancara.
c. Manipulative Interviews, yaitu wawancara yang bertujuan
untuk mengarahkan dan membuat subjek melakukan apa yang
doiinginkan (menuju kondisi yang lebih baik).
d. Treatment Interviews, yaitu wawancara yang bertujuan untuk
memberikan support, konseling,
e. Demonstartive Interviews, yaitu wawancara yang dilakukan
untuk mengilustrasikan atau mendemonstrasikan teknik atau
hal-hal penting kepada subjek.3
Menurut Zainal (2010) tujuan wawancara adalah sebagai berikut :
a. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan
suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
b. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.

2
Naution, MF. (2016). BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Kualitatif.
(Online) http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1570/6/118600217_FILE6.pdf
3
Edi, F.R.S. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta: LeutikaPrio.
4
c. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau
orang tertentu.4

3. Manfaat Wawancara
Adapun beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari melakukan
kegiatan wawancara antara lain sebagai berikut:
- Menambah wawasan
Wawancara memiliki manfaat bagi seorang yang melakukan
wawancara. Ketika ingin memulai wawancara pasti memiliki bekal
pengetahuan untuk membuka pembicaraan, tapi tidak jarang
banyak ilmu yang akan kita setelah melakukan wawancara.
Wawancara tentu akan memperkaya pengetahuan kita.
- Kepentingan pribadi
Wawancara dapat dilakukan untuk kepentingan pribadi,
untuk mendapatkan informasi tertentu. Wawancara lamaran kerja
dapat termasuk dalam jenis wawancara ini..
- Profesi
`Manfaat ini dapat dirasakan oleh seorang wartawan,
reporter, atau konselor. Informasi yang ada akan digunakan untuk
pekerjaannya. Cara yang paling sering digunakan dan dapat dengan
cepat memperoleh informasi sesuai dengan keinginan.
Tuntutan ini harus dipenuhi karena target dari pekerjaannya.
Seorang yang memiliki profesi menyediakan informasi untuk orang
lain dapat melakukan wawancara setiap hari, bahkan dalam satu
hari bisa berpindah-pidah tempat.
- Kepentingan masyarakat
Wawancara dapat dilakukan karena desakan dari
masyarakat. Wawancara ini berkaitan dengan kepentingan umum
dan biasanya terjadi pada waktu tertentu saja.
Misalnya dalam melakukan wawancara kepada pembuat
kebijakan yang dilakukan lembaga politik terkait kejelasan suatu

4
Dosen Pendidikan 2. (2021). Wawancara (Online).
https://dosenpendidikan.co.id/wawancara/
5
kebijakan yang ada. Wawancara ini juga dapat berupa upaya
klarifikasi kepada arti masyarakat atas permasalahan yang terjadi.
- Memberikan inspirasi
Wawancara yang dilakukan dengan orang yang memiliki
prestasi atau inovasi tertentu. Ketika ada informasi tentang jalan
orang tersebut untuk meraih kesuksesan sangat mungkin untuk
menarik orang lain melakukan hal-hal yang positif.
Informasi seperti ini biasanya memang sengaja dibuat untuk
menumbuhkan rasa empati dan semangat untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat atau membanggakan.
- Memberikan dorongan semangat
Ketika kita mendapat informasi hasil wawancara yang
menunjukkan kesuksan kita diharapkan dapat lebih semangat
dalam mengerjakan apa yang bisa kita lakukan. Hal tersebut sangat
mungkin terjadi kepada seseorang yang mampu menerima
informasi dengan baik. Dorongan semangat dapat berasal dari kisah
inspiratif atau hal lain yang dapat menyentuh hati.
- Memotivasi sesama manusia
Memunculkan banyak hal positif yang membuat seseorang
memiliki sudut pandang yang lebih luas. Ketika membaca atau
mendengar berita yang membuat kita senang akan membuat kita
malakukan hal yang sama dan tidak merasa putus asa.
- Menghasilkan karya dalam bentuk tulisan
Karya tulis yang dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi
berbagai kalangan. Sumber bacaan tentu akan menambah
pengetahuan kita tentang segala yang dimuat dalam bacaan
tersebut. Misal bacaan tentang isu politik, ekonomi, sosial, atau
yang lain. Tulisan apapun yang mengandung banya informasi yang
jelas dan akurat.
- Mendapatkan informasi yang lengkap
Sesuai dengan tujuan wawancara mencari data atau
melengkapi data maka akan didapat manfaat berupa manfaat
mendapat informasi yang lengkap. Informasi ini tidak hanya pada

6
satu orang tapi semua orang yang mau menyimak informasi yang
disajikan. Semakin mendalam dalam menyajikan informasi maka
akan semakin lengkap informasi yang akan didapat.
- Menjalin hubungan dengan orang lain
Hubungan sosial yang terjalin ini salah satu manfaat setelah
melakukan wawancara. Ketika melakukan wawancara secara
individu maka kita dapat mengenal dengan baik siapa narasumber
kita. Jika yang diwawancara merupakan orang yang terkenal kita
memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan pihak yang
bersangkutan.
Bahkan kita dapat bertemu dengan orang-orang baru yang
memiliki profesi yang sama dan terhimpun dalam organisasi
profesi. Tentu saja semakin banyak relasi akan semakin mudah
memperoleh sumber-sumber informasi untuk melakukan
wawancara.5
Adapun tujuan lainnya yang berkaitan dengan Bimbingan
dan Konseling meliputi:
 Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat
( interviewer dan interviewee). Pertemuan itu harus bebas dari
segala kecemasan dan ketakutan sehingga memungkinkan subyek
wawancara menyatakan sikap dan perasaan dengan bebas, tanpa
mekanisme pertahanan diri yang kadang-kadang menghambat
pernyataannya.
 Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara.
 Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua
belah pihak akan mendapat kesempatan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkannya.
 Mendorong ke arah pemahaman diri pada pihak subyek
wawancara.
 Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada
subyek wawancara.6

5
DosenSosiologi.Com. (2020). Manfaat Wawancara Secara Umum. (Online).
https://dosensosiologi.com/manfaat-wawancara/
7
4. Langkah-Langkah Pengadministrasian Wawancara
Pengadministrasian wawancara meliputi penyusunan pedoman
wawancara, pelaksanaan wawancara dan melakukan analisis hasil
wawancara.
1. Penyusunan pedoman wawancara
Sebelum melakukan wawancara, evaluator perlu merancang
pedomannya agar proses wawancara yang terarah dan data yang
diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Langkah-
langkah penyusunan pedoman wawancara yaitu:
a. Menetapkan tujuan wawancara
b. Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan
c. Merumuskan butir pertanyaan dengan bahasa yang dipahami
responden
d. Pertanyaaan harus focus, sehingga responden akan menjawab
sesuai dengan yang dibutuhkan
e. Rumusan pertanyaan jangan memiliki makna ganda
f. Rumusan pertanyaan harus netral, tidak mengandung stereotip,
SARA, sugestif, atau menghakimi interviewee
g. Bila bentuk wawancara terstruktur, butir pertanyaan dibuat rinci
sedangkan bila bentuk wawancara tidak terstruktur, cukup
dituliskan pokok-pokok pertanyaannya saja

Untuk pedoman wawancara terstruktur, bentuknya seperti angket


berisi sejumlah daftar pertanyaan yang rinci sesuai dengan informasi
atau data yang ingin diperoleh dari responden. Bedanya bila
menggunakan angket, responden langsung membaca daftar pertanyaan
dan menuliskan jawabannya sendiri, sedangkan daftar pertanyaan pada
proses wawancara digunakan sebagai pedoman oleh evaluator untuk
menanyakan secara langsung hal-hal yang berkaitan dengan evaluasi
program BK kepada responden yang dipilih. Dalam hal ini, evaluator

6
Fatmalasari, S.D. (2014). Wawancara dan Teknik Bimbingan Konseling. (Online).
https://selladwi.wordpress.com/2014/01/16/wawancara-dan-teknik-bimbingan-dan-
konseling/
8
program BK dapat menentukan responden, misalnya siswa, guru, atau
semua pihak yang berkepentingan.
2. Pelaksanaan wawancara
Pada saat evaluator akan mengadakan wawancara, perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Menetapkan kembali individu (responden) yang memiliki informasi
b. Menerapkan jadwal dan tempat wawancara
c. Menetapkan jumlah individu yang akan diwawancarai
d. Menghubungi individu yang menjadi responden
e. Melaksanakan wawancara dengan menggunakan pedoman
wawancara yang telah dibuat sebelumnya
f. Melakukan verbal setting di awal wawancara, berisi penyampaian
tujuan, menyampaikan informasi apa yang dibutuhkan, berapa lama
wawancara akan berlangsung, dan jaminan akan kerahasiaan
g. Selama proses wawancara, evaluator harus melakukan attending
skill, mampu bertanya dengan baik, mampu mendengar aktif dan
mampu mencatat hasil wawancara dengan lengkap
h. Melakukan pencatatan hasil wawancara dengan menuliskan atau
merekam dengan alat recorder
i. Menutup wawancara dengan membuat kesimpulan hasil wawancara,
menyampaikan terima kasih atas kesediaan di wawancarai, dan
mengakhirinya dalam situasi menyenangkan
3. Analisis hasil wawancara
a. Hasil pencatatan atau perekaman proses wawancara, deketik dalam
bentuk verbatim (dialog tanya jawab antara evaluator dan peserta
didik/siswa yang menjadi responden) sebagaimana adanya.
b. Mengidentifikasi dan mengelompokkan jawaban responden yang
sesuai dengan pokok pikiran pada pedoman wawancara dan
pencapaian tujuan yang ditetapkan
c. Menganalisis dan mensintesis hasil jawaban peserta didik yang
menjadi responden sesuai dengan tujuan wawancara

9
d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil sintesis dari berbagai jawaban
responden.7

5. Contoh Instrumen Wawancara


Tabel 1.1
Contoh Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur
Evaluasi Program Layanan BK Kelompok
(Responden : Siswa)

Nama : ………………………………..(L/P)
Kelas : …………………………………….
Wawancara ke- : …………………………………….
Tempat : …………………………………….
Masalah : …………………………………….
Tujuan : …………………………………….
NO Pokok Pertanyaan Jawaban
1. Mengukur/
mendeskripsikan
ketersediaan sumber daya
dan fasilitas yang
dibutuhkan, meliputi:
a.Fasilitas
b.Media pendukung
c.Alat dan Bahan

7
Andi Blog. (2014). METODE INTERVIEW (WAWANCARA) DALAM EVALUASI BK. (Online).
http://ikipwates-andi.blogspot.com/2014/06/metode-wawancara-dalam-evaluasi-bk.html
10
d.Guru BK terlibat
e.Siswa terlibat
2. Mendeskripsikan pola
implementasi/ pelaksanaan
program yang sedang
berlangsung, meliputi:
a.Partisipasi Siswa
b.Antusiasme Siswa
c.Kompetensi/ Kinerja
Guru BK
3. Mendeskripsikan pola
implementasi/ pelaksanaan
program yang sedang
berlangsung, meliputi:
a.Partisipasi Siswa
b.Antusiasme Siswa
c.Kompetensi/ Kinerja
Guru BK
4. Efektivitas dan kualitas
layanan

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
….
Wates, …………..20...

Evaluator,

( ………………….. )

11
Tabel 1.1
Contoh Pedoman Wawancara Terstruktur
Evaluasi Program Layanan BK Kelompok
(Responden : Siswa)

Nama : ………………………………..(L/P)
Kelas : …………………………………….
Wawancara ke- : …………………………………….
Tempat : …………………………………….
Masalah : …………………………………….
Tujuan : …………………………………….

No Pokok Pertanyaan Jawaban


Bagaimanakah fasilitas yang
ada di sekolah yang dapat
1. dimanfaatkan untuk
kegiatan layanan BK
Kelompok?
Apa sajakah media
pendukung yang
2.
dimanfaatkan dalam layanan
BK Kelompok?
Apakah alat dan bahan yang
paling penting digunakan
3.
dalam layanan BK
Kelompok?
Adakah Guru BK di sekolah
tersebut? Dan bagaimana
4. kesiapannya untuk
melakukan layanan BK
Kelompok?
Adakah siswa yang biasanya
5. mengikuti layanan BK
Kelompok?
Apakah para siswa berminat
6. mengikuti layanan BK
Kelompok?
Bagaimanakah antusiasme
7. siswa dalam memanfaatkan
layanan BK Kelompok?
Bagaimanakah kompetensi
Guru BK yang memberikan
8.
layanan BK Kelompok
tersebut?
9. Apakah para siswa dapat
memahami materi yang
diberikan oleh Guru BK

12
tersebut?
Bagaimanakah perubahan
sikap Anda setelah
10.
mengikuti layanan BK
Kelompok?
Menurut Anda apakah
layanan BK Kelompok yang
11. diberikan cukup efektif
untuk memecahkan topik
permasalahan?
Bagaimana perasaan Anda
12. setelah mengikuti BK
Kelompok?

Kesimpulan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
….
Wates, …………..20...

Evaluator,

( ………………….. )

13
6. Jenis-Jenis Wawancara
Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya
ataupun sifat-sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah
orang yang diwawancarai dan menurut peranan yang dimainkan.
A. Menurut Tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi :
a. The employment interview, yaitu interview yang ditujukan untuk
mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai
oleh seseorang terhadap kriteria yang diminta oleh suatu
employment.
b. Informational interview, yaitu interview yang ditujukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
c. Administrative interview, yaitu interview yang dijalankan untuk
keperluan administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi,
untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam tindakannya
( change in behavior )
d. Counseling interview, yaitu interview yang dijalankan untuk
keperluan konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam
proses konseling.

B. Menurut jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat


dibedakan menjadi :
a. Interview perorangan ( individu ), yaitu wawancara yang
dilakukan secara perseorangan, yang menyangkut masalah-
masalah pribadi yang dialami oleh subyek wawancara. Misalnya:
wawancara antara seorang klien dengan seorang petugas
bimbingan.
b. Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara
kelompok (lebih dari satu orang), Misalnya : antara petugas
bimbingan dengan seluruh siswa kelas II.

C. Menurut Peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan


menjadi :

14
a. The non directive interview, yaitu interview yang kurang
terpimpin dan kurang mendasarkan atas pedoman-pedoman
tertentu. Dalam interview ini, interviewee diberi kesempatan
seluas-luasnya untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dengan
masalah yang sedang dihadapinya. Biasanya digunakan dalam
proses konseling.
b. The focused interview, yaitu interview yang ditujukan kepada
orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan obyek-
obyek yang diselidiki.
c. The repeated interview, yaitu interview yang berulang. Interview
ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan
yang tertentu terutama proses sosial.

D. Berdasarkan Sifatnya, wawancara dibedakan menjadi :


a. Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan
seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang
tersebut.
b. Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang
lain.
c. Wawancara insidental, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-
waktu bila dianggap perlu.
d. Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara
berencana pada waktu yang telah ditetapkan.8
7. Kelebihan dan Kelemahan Wawancara
A. Kelebihan Wawancara
- Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk
mengungkapkan keadaan pribadi subyek wawancara.
- Dapat dilaksanakan terhadap setiap individu dan tingkatan umur.
- Wawancara selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap
terhadap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

8
Fatmalsari, S.D. (2014). WAWANCARA DAN TEKNIK BIMBINGAN KONSELING. (Online).
https://selladwi.wordpress.com/2014/01/16/wawancara-dan-teknik-bimbingan-dan-
konseling/.
15
- Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
- Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan subyek
wawancara.
- Subyek wawancara berhadapan langsung dengan pewawancara,
maka diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang
baik, sehingga hal ini akan mempengaruhi hasil wawancara.
- Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat
disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap sebyek
wawancara. Baik pewawancara maupun subyek wawancara dapat
memberikan penjelasan lebih lanjut bilamana pertanyaan atau
jawaban belum jelas.
- Tidak dibatasi oleh kemampuan dan menulis individu, artinya orang
tidak dapat membaca atau menulispun dapat diajak wawancara.
- Kerahasiaan pribadi lebih terjamin.
- Adanya hubungan langsung sehingga tercipta suasana persaudaraan
yang baik dan membawa pengaruh baik juga terhadap hasil
wawancara
B. Kelemahan Wawancara
 Kalau pewawancara atau subyek wawancara mempunyai suatu
prasangka yang satu kepada yang lain, hasil wawancara tidak akan
memuaskan.
 Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan
banyak waktu dan tenaga dan mungkin juga biaya.
 Menuntut keahlian, ketrampilan, dan penguasaan bahasa yang baik
dari pewawancara.
 Sangat tergantung kepada kesediaan, kemampuan dan keadaan
sementara dari subyek wawancara, yang mungkin sangat
menghambat ketelitian hasil wawancara.
 Laju dan materi wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi sekitar
tempat wawancara.
 Sekalipun ada kelemahannya, namun wawancara masih banyak
sumbangannya sebagai metode untuk mendapatkan data. Bahkan

16
dalam proses konseling, wawancara merupakan alat yang sangat
pokok.

17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana, dan sistematis
antara pewawancara (interviewer) dengan individu yang diwawancarai
(interviewee). Dalam hal ini, wawancara yang dimaksud berfungsi
untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data yang digunakan
untuk mengevaluasi dan menilai program layanan BK yang telah
dilaksanakan.
Pada prinsipnya proses interviu dapat dibagi dalam tiga fase,
yaitu : pembukaan, inti interviu, dan penutup interviu. Tujuan
pembukaan interviu adalah untuk membentuk hubungan yang baik
antara penginterviu dan responden dan untuk menjelaskan maksud dari
interviu.
Langkah pengadministrasian wawancara meliputi; penyusunan
pedoman wawancara, pelaksanaan wawancara dan melakukan analisis
hasil wawancara.

B. Saran
Berhasil tidaknya wawancara ditentukan oleh kedua belah pihak
pewawancara dan subyek wawancara yaitu tergantung kepada hal-hal
sebagai berikut :
1. Hubungan baik antara pewawancara ( interviewer ) dan subyek
wawancara (interviewee ).
2. Ketrampilan sosial pewawancara yang meliputi :
• sikap dalam berbuat dan berbicara
• sikap tidak ingin menang sendiri
• nada dan irama berbicara
• kemampuan untuk mempergunakan dan memanipulasi kata-kata
yang tepat dalam berbagai suasana dan situasi
3. Pedoman wawancara yang harus disususun bersama-sama dan alat
untuk mencatat hasil wawancara itu.

18
B. SUMBER PUSTAKA

Edi, F.R.S. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta:


LeutikaPrio.
Naution, MF. (2016). BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode
Penelitian Kualitatif. (Online).
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1570/6/118600217_FI
LE6.pdf diakses pada 02 Oktober 2021
Dosen Pendidikan 2. (2021). Wawancara (Online).
https://dosenpendidikan.co.id/wawancara/ diakses pada 02 Oktober
2021
DosenSosiologi.Com. (2020). Manfaat Wawancara Secara Umum. (Online).
https://dosensosiologi.com/manfaat-wawancara/ diakses pada 02
Oktober 2021
Fatmalasari, S.D. (2014). Wawancara dan Teknik Bimbingan Konseling.
(Online). https://selladwi.wordpress.com/2014/01/16/wawancara-dan-
teknik-bimbingan-dan-konseling/ diakses pada 02 Oktober 2021
Andi Blog. (2014). METODE INTERVIEW (WAWANCARA) DALAM
EVALUASI BK. (Online). http://ikipwates-
andi.blogspot.com/2014/06/metode-wawancara-dalam-evaluasi-bk.html
diakses pada 03 Oktober 2021

19
20

Anda mungkin juga menyukai