Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DIODE

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah


Praktikum Elektronika 1

DISUSUN OLEH :
NAMA : DEWI NURFADILAH
NIM : A24121087
KELAS :C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah ini,
Penulis juga berterima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing saya
dalam matakuliah ini sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun
judul makalah yang saya susun berjudul Diode.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang telah
saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Palu, 14 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4

1.3 Tujuan..........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

2.1 DIODA........................................................................................................................6

2.1.1 Pengertian Dioda..................................................................................................6

2.1.2 Sifat Dioda...........................................................................................................6

2.1.3 Fungsi Dioda........................................................................................................8

2.1.4 Jenis Dioda...........................................................................................................8

2.1.5 Prinsip Kerja Dioda............................................................................................15

2.2 TABUNG HAMPA...................................................................................................18

2.2.1 Pengertian Tabung Hampa.................................................................................18

2.2.2 Jenis Tabung Hampa..........................................................................................19

2.2.3 Katoda Tabung Hampa......................................................................................21

BAB III PENUTUP................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan................................................................................................................22

3.2 Saran..........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita sehari-hari mungkin suda banyak mendengarkan kata dioda, Tetapi masih
banyak yang kita tidak ketahui dan memahami yang bagaimana itu model dari sebuah
dioda, dan di mana alat-alat tersebut baik dari segi defenisinya, fungsinya, dan jenis-
jenis alat tersebut. Untuk itu kita perlu memahami dan mempelajari dengan baik dan
teliti agar kita dapat mengetahui tentang alat-alat tersesbut, sehingga dapat bermanfaat
bagi diri kita sendiri. Dioda, adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan
arus dalam satu arah saja. Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus
listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC)
menjadi arus tegangan searah (DC).
Sebuah dioda sambungan P-N hanya dapat mengalirkan arus listrik dalam satu
arah, maka dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah (rectifier) untuk mengubah
arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).
Aplikasi dioda pada kendaraan banyak digunakan untuk penyearahan arus seperti
pada sistem pengisaian. Fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus dari arus bolak-
balik menjadi arus searah agar dapat dimanfaatkan untuk mengisi baterai dan
menyuplai kebutuhan arus pada kendaraan. Fungsi lain dioda ini pada kendaraan adalah
sebagai anti shock tegangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut
:
1. Dalam elektronika, apa fungsi dari diode dan juga tabung hampa?
2. Adakah perbedaan antara diode dan tabung hampa?
3. Apa sajakah jenis dari diode dan tabung hampa?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang serta Rumusan Masalah, maka penulis memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Menerangkan fungsi Diode dan juga tabung hampa.

4
2. Menerangkan tentang adanya perbedaan diode dengan tabung hampa.
3. Menerangkan berbagai jenis diode dan tabung hampa.
.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DIODA
2.1.1 Pengertian Dioda
Secara etimologis, kata dioda berasal dari dua kata yaitu di (dua) dan oda (elektroda)
yang berarti dua elektroda. Secara harfiah, pengertian dioda adalah sebuah komponen
elektronika yang terdiri dari dua buah elektroda yang memiliki fungsi sangat
berhubungan dengan pengendalian arus dan tegangan. Dioda adalah komponen aktif
semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) P-N. Dioda
semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak
digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa di
asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang
mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh
dorongan aliran air dari depan katup.

Gambar 1
Simbol Umum Dioda

2.1.2 Sifat Dioda


Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus
pada tegangan balik. Dioda memiliki sifat yang berbeda dengan resistor dimana
tegangan resistor linier dengan arus yang mengaliri resistor, sedangkan tegangan maju
akan bernilai konstan berapa pun arus yang mengaliri dioda.
1. Bias Maju Dioda
Adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Jika anoda dihubungkan
dengan kutub positif pada batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative pada

6
batere, maka keadaan dioda ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari
anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup.
Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang
diberikan ke dioda dan akan selalu positif.

Gambar 2
Dioda dengan bias maju

2. Bias Mundur Dioda


Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus
yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias
mundur (reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan
dengan tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup significant.
Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan dioda tersebut relative
sangat besar dan dioda ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang
didapat, baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan
rusaknya dioda.

Gambar 3
Dioda dengan bias mundur

7
2.1.3 Fungsi Dioda
Dioda memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1. Sebagai penyearah arus (dioda bridge)
2. Sebagai pengendali tegangan (dioda zener)
3. Sebagai pengaman atau sekering.
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal yang
ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada
suatu sinyal AC.
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting dioda)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor

2.1.4 Jenis Dioda


Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi
Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda), Dioda Varactor dan Dioda
SCR.
1. Dioda Standar
Dioda ini ada dua macam, yaitu silikon dan germanium. Dioda silikon memiliki
tegangan maju 0,6V sedangkan dioda germanium memiliki tegangan maju 0,3V. Dioda
jenis ini mempunyai beberapa batasan tergantung spesifikasi. Batasan-batasan itu
seperti batasan tegangan reverse, frekuensi, arus dan suhu. Tegangan maju dari dioda
akan turun 0,025V setiap kenaikan suhu 1 derajat dari suhu normal.

Gambar 4

8
Dioda Standar

Sesuai karakteristiknya, dioda standar dapat digunakan sebagai :


a. Penyearah sinyal arus bolak-balik (AC)
b. Pemotong level.
c. Sensor suhu.
d. Penurun tegangan.
e. Pengaman polaritas terbalik pada DC input.

2. LED (Light Emitting Dioda)


Dioda ini mempunyai lapisan fosfor yang bisa memancarkan cahaya saat diberi
polaritas pada kutubnya. LED memiliki batasan arus maksimal yang mengalir
melaluinya. Diatas nilai tersebut, dapat dipastikan LED tidak akan bertahan lama.
Jenis LED ditentukan oleh cahaya yang dipancarkan. Seperti led merah, kuning, hijau,
biru, oranye, inframerah dan laser dioda. Selain sebagai indikator, beberapa LED juga
memiliki fungsi khusus, seperti LED inframerah yang dipakai untuk transisi pada
sistem remote control dan opto sensor. Laser dioda juga dipakai untuk optical pick-up
pada sistem CD. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan
Galium Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-
beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan
cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau
hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran
terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.

TABEL LED DAN TEGANGANNYA

Warna Tegangan Maju


 Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt Dioda
LED ini
dibias maju (forward).

9
r

Gambar 5
Light Emitting Dioda

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan
polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.

Gambar 6
Dioda LED

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga


menghasilkan warna sebagai berikut :
a. Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah
b. Gallium Aluminium Phosphide – hijau
c. Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan
kuning
d. Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru

10
e. Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
f. Zinc Selenide (ZnSe) – biru
g. Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
h. Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan
hijau
i. Silicon Carbide (SiC) – biru
j. Diamond (C) – ultraviolet
k. Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
l. Sapphire (Al2O3) – biru
m. LED biru dan putih
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat
dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih.

3. Dioda Zener

Gambar 7
Dioda Zener

Merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon. Dioda ini
dikenal juga sebagai Voltage Regulation Dioda yang bekerja pada daerah
reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan
disipasi daya dari 1/4 hingga 50 watt. Dioda jenis ini berfungsi sebagai penstabil
tegangan. Selain itu dioda jenis ini juga dapat digunakan sebagai pembatas tegangan
pada level tertentu untuk keamanan rangkaian.
Karena kemampuan arusnya yang kecil, maka penggunaan diodaa zener sebagai
penstabil tegangan dengan arus besar dibutuhkan sebuah buffer arus. Dioda zener ini
dibias mundur (reverse).

11
Gambar 8
Dioda Zener

4. Dioda Photo
Merupakan jenis komponen yang peka terhadap cahaya. Dioda ini akan
menghantar jika ada cahaya yang masuk dengan intensitas tertentu. Dalam keadaan
gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar
germanium dan 1A untuk bahan silikon. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah
sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya.

Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang
tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik.

Gambar 9
Dioda Photo

Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-


Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika
disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini
digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.

12
Gambar 10
Dioda Photo

Jika semi konduktor menyerap cahaya, maka dapat tercipta pasangan elektron bebas-
lubang yang melebihi jumlah yang telah ada dalam semi konduktor itu akibat kegiatan
termal. Gejala ini disebut penyerapan foto (foto absorption). Meningkatnya
konduktifitas listrik akibat kelebihan muatan pembawa oleh penyerapan foto disebut
konduktifitas foto (foto konduktivity). Jika bungkus semi konduktor diberi “jendela”
transparan (tembus cahaya) maka konduktifitas listrik semi konduktor tergantung pada
intensitas cahaya yang jatuh padanya. Inilah prinsip kerja sebuah dioda foto. Dioda
photo ini dibias maju (forward).

5. Dioda Varactor
Dioda ini mampu menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan besar tegangan
yang diberikannya. Dengan dioda ini. Maka sistem penalaan digital pada sistem
transmisi dengan frekuensi tinggi mengalami kemajuan pesat.
Contoh sistem penalaan dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase Lock
Loop), yaitu mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya untuk
kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk oscilator. Dioda ini bekerja di daerah
reverse mirip dioda Zener.

Gambar 11
Dioda Varactor

13
Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat
kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan
tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Seperti kebanyakan komponen
dengan kawat penghubung, dioda juga mempunyai kapasitansi bocor yang
mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi ini biasanya lebih kecil dari
1pF.

Gambar 12
Dioda Varactor

Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan
perkataan lain varaktor yang di pasang parallel dengan induktor merupakan rangkaian
tangki resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan reverse pada varactor kita dapat
mengubah frekuensi resonansi, penerapan dioda varactor ini biasanya pada tuner yang
di tala menggunakan tegangan. Dioda varactor dibias mundur (reverse).

6. Dioda Schottky (SCR)


Merupakan singkatan dari Silicon Control Rectifier, dioda ini masih termasuk ke
dalam semi konduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.
Sebagai pengendalinya adalah gate (G). Dioda Schottky terdiri dari PNPN (Positif
Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Gambar 13
Dioda Schottky (SCR)

14
2.1.5 Prinsip Kerja Dioda
Sebuah dioda adalah komponen listrik yang dapat mengalirkan arus dalam satu arah dan
menahan arus litrik dalam arah yang sebaliknya. Jenis dioda modern yang banyak
digunakan dalam mendesain rangkaian adalah dioda semikonduktor.

Ketika dioda digunakan pada rangkaian lampu sederhana, dioda dapat mengalirkan atau
menahan arus listrik yang menuju ke lampu, tergantung dari polaritas dari sumber
tegangan yang dihubungkan pada terminal dioda.

Gambar 14
(a) Arus bisa lewat menuju lampu; dioda mengalami bias maju (forward bias)
(b) Arus tidak bisa lewat ke lampu; dioda mengalami bias terbalik (reverse bias)

Ketika polaritas baterai yang terhubung pada dioda memungkinkan arus dapat mengalir
ke lampu, dioda dikatakan mengalami bias maju (forward bias). Sebaliknya, ketika
polaritas baterai dibalik sehingga dioda menahan arus dalam rangkaian, dioda dikatakan
mengalami bias terbalik(reverse bias).

Pada jaman awal-awal penemuan listrik, orang-orang menganggap listrik adalah gerakan
muatan listrik positif yang mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif
baterai/sumber tegangan. Namun seiring kemajuan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa
yang sebenarnya bergerak adalah muatan listrik negatif atau disebut elektron. Dan pada
kenyataannya, arus listrik adalah gerakan elektron dari kutub negatif menuju kutub
positif. Tentu saja penemuan gerakan elektron ini bertentangan dengan pendapat orang
jaman dahulu. Jadi kesimpulannya, aturan lama (arah arus konvensional)  menyatakan
arus listrik mengalir dari kutub positif menuju negatif, sedangkan aturan baru (arah arus
elektron) menyatakan bahwa arus listrik mengalir dari kutub negatif menuju positif. 

15
Dioda dapat mengalirkan arus listrik apabila terminal anoda dari dioda (simbol anak
panah, ►) dihubungkan ke terminal yang tegangannya lebih positif daripada terminal
katodanya (simbol garis lurus tegak, |) sehingga arus listrik konvensional dapat mengalir
sesuai dengan arah panah simbol dioda. Sebaliknya, apabila katoda diberi tegangan yang
lebih positif daripada anoda, arus tidak dapat mengalir.

Gambar 15
Agar arus dapat mengalir dalam rangkaian,
maka arah arusnya harus sesuai dengan arah panah dari dioda

Apabila arah arus listrik yang keluar dari sumber tegangan memiliki arah yang sesuai
dengan arah anak panah dari dioda, maka dioda mengalami bias maju  (forward bias)
dan arus dapat mengalir dalam rangkaian. Sebaliknya, apabila arah arus listrik yang
keluar dari baterai memiliki arah yang berlawanan dengan arah panah dari dioda, maka
dioda mengalami bias terbalik (reverse bias) dan arus listrik tidak dapat mengalir dalam
rangkaian.

Sebenarnya, tegangan maju pada suatu dioda dapat dihitung tetapi sangat sulit karena
untuk menghitung tegangan maju suatu dioda harus mempertimbangkan banyak
variabel. Sebuah persamaan pendekatan untuk menghitung tegangan maju dioda
bergantung pada beberapa variabel yaitu arus yang mengaliri dioda, suhu sambungan P-
N nya, dan beberapa konstanta fisika.

16
Berikut ini persamaan dioda yang umum :

dimana :
ID : arus dioda (Ampere)
IS : arus saturasi (biasanya bernilai 1 × 10-12 ampere)
e : konstanta euler (~ 2.718281828)
q : muatan elektron (1.6 × 10-19 coulomb)
VD : sumber tegangan yang dihubungkan ke dioda (volt)
N : koefisien emisi atau ketidakidealan (biasanya diantara 1 atau 2)
k : konstanta Boltzman (1.38 × 10-23)
T : suhu sambungan PN (Kelvin)

Gambar 16
Kurva dioda yang menunjukkan hubungan antara arus dengan tegangan dioda.

Selain itu ada hal lain yang harus di perhatikan, pada saat dioda mengalami bias
terbalik, arus memang tidak bisa melewati dioda. Tapi pada kenyataannya terdapat arus
dalam jumlah yang sangat kecil (nano hingga mikro).

17
2.2 TABUNG HAMPA
2.2.1 Pengertian Tabung Hampa
Merupakan sebuah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penguat sinyal.
Dahulu digunakan di banyak alat-alat elektronik tapi kini tabung hampa hanya
digunakan dalam aplikasi khusus. Untuk banyak tujuan, tabung hampa atau tabung
hampa telah diganti oleh transistor yang jauh lebih kecil dan murah, baik
sebagai alat terpisah maupun dalam sirkuit terpadu.

Gambar 17
Tabung Hampa

Sebuah tabung hampa terdiri dari dua atau lebih elektroda  di dalam sebuah
kandang kedap udara. Kebanyakan tabung kaca amplop, meskipun keramik dan
logam (atas isolasi basa) juga telah digunakan. Elektroda yang melekat pada lead
yang melewati amplop melalui segel kedap udara. Pada kebanyakan tabung,
memimpin, dalam bentuk pin, plug ke soket tabung untuk penggantian mudah
tabung (tabung yang sejauh ini penyebab paling umum dari kegagalan dalam
peralatan elektronik, dan konsumen diharapkan dapat menggantikan tabung
sendiri ). Beberapa tabung memiliki elektroda berakhir pada topi atas yang
mengurangi kapasitansi interelectrode untuk meningkatkan frekuensi tinggi kinerja,
menyimpan tegangan plate mungkin sangat tinggi jauh dari tegangan rendah, dan
bisa menampung satu elektroda lebih dari yang diperbolehkan oleh pangkalan.

18
2.2.2 Jenis Tabung Hampa
1. Dioda Tabung Hampa

Gambar 18
Dioda Tabung Hampa

Elektron dari katoda aliran panas menuju anoda positif, namun tidak sebaliknya. Ketika
panas, filamen melepaskan elektron ke dalam hampa, proses yang disebut emisi
termionik. Sebuah elektroda kedua, anoda atau pelat ,akan menarik elektron-elektron
jika pada tegangan yang lebih positif. Hasilnya adalah aliran bersih elektron dari
filamen ke piring. Namun saat ini tidak dapat mengalir dalam arah sebaliknya karena
piring tidak dipanaskan dan tidak memancarkan elektron. Filamen ( katoda ) memiliki
fungsi ganda, yaitu memancarkan elektron ketika dipanaskan dan bersama-sama
dengan piring menciptakan sebuah medan listrik karena perbedaan potensial
diantaranya.
Sementara tabung awal menggunakan filamen langsung dipanaskan sebagai katoda,
tabung lebih modern sebagian besar (tetapi tidak semua) dipekerjakan pemanasan tidak
langsung. Selama operasi, tabung hampa memerlukan pemanasan konstan dari filamen
sehingga membutuhkan daya yang cukup besar bahkan ketika memperkuat sinyal di
tingkat mikrovat.  Pada kebanyakan amplifier kekuasaan lebih lanjut dikonsumsi karena
arus diam antara katoda dan anoda (piring), mengakibatkan pemanasan piring. Dalam
sebuah power amplifier, pemanasan piring dapat cukup besar; tabung dapat
dihancurkan jika didorong melampaui batas-batas aman.

19
2. Trioda Tabung Hampa

Gambar 19
Trioda Tabung Hampa

Pada triode tabung hampa, tegangan diterapkan ke grid kontrol pelat (anoda) saat ini.
Kecuali untuk dioda, elektroda tambahan diposisikan antara katoda dan pelat
(anoda). Elektroda ini disebut sebagai grid karena mereka tidak elektroda padat tetapi
unsur-unsur yang jarang di mana elektron dapat melewati perjalanan mereka ke
piring. Tabung hampa yang kemudian dikenal sebagai trioda, tetroda , pentoda dan
seterusnya tergantung pada jumlah grid. Sebuah trioda memiliki tiga elektroda: anoda,
katoda, dan satu grid.
Grid pertama, yang dikenal sebagai kontrol grid, (dan kadang-kadang grid lainnya)
mengubah dioda tegangan ke perangkat yang dikendalika. Tegangan diterapkan
pada kontrol grid mempengaruhi aliran arus antara katoda dan piring. Ketika diadakan
negatif sehubungan dengan katoda, kontrol grid menciptakan medan listrik yang
dipancarkan oleh elektron repels katoda, sehingga mengurangi atau bahkan
menghentikan aliran arus antara katoda dan anoda. Selama kontrol grid relatif negatif
terhadap katoda, pada dasarnya tidak ada arus ke dalamnya, namun perubahan beberapa
volt pada kontrol grid cukup untuk membuat perbedaan besar dalam piring saat ini,
mungkin mengubah output dengan ratusan volt (tergantung di sirkuit).

20
Pada dasarnya, transistor dan tabung hampa memiliki fungsi yang serupa. Keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik. Tabung hampa udara sebagai penguat sinyal,
merupakan ciri khas komputer generasi pertama. Awalnya, tabung hampa udara
(vacum-tube) digunakan sebagai komponen penguat sinyal. Bahan bakunya terdiri dari
kaca, sehingga banyak memiliki kelemahan, seperti: mudah pecah, dan mudah
menyalurkan panas. Panas ini perlu dinetralisir oleh komponen lain yang berfungsi
sebagai pendingin. 

2.2.3 Katoda Tabung Hampa


Terdapat tiga jenis material yang digunakan untuk membuat katoda pada tabung
hampa. Ketiga material tersebut adalah tungsten, thoriated tungsten dan katoda
berlapis oksida (oxide coated cathode). Material katoda jenis tungsten ini adalah
material yang pertama kali digunakan. Tungsten memiliki dua kelebihan, yaitu
mempunyai ketahanan mekanik dan juga titik lebur yang tinggi (sekitar 3400 derajat
celcius).
Material jenis thoriated tungsten adalah campuran antara tungsten dan thorium.
Thorium adalah material yang secara individual memiliki fungsi kerja sebesar 3,4 eV.
Campuran antara tungsten dan thorium menghasilkan fungsi kerja sebesar 2,63 eV
yaitu lebih rendah dari fungsi kerja tungsten maupun thorium dalam keadaan tidak
dicampur.
Material jenis katoda berlapis oksida, terbuat dari lempengan nikel yang dilapisi barium
dan oksida stronsium. Sebagai hasil dari pelapisan tersebut, maka dihasilkanlah katoda
yang memiliki fungsi kerja dan temperature kerja yang optimal rendah yaitu sekitar 750
derajat celcius. Katoda jenis ini umumnya digunakan untuk aplikasi dengan tegangan
tidak lebih dari 1000 Volt.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa :

1. Dioda adalah sebuah komponen elektronika yang terdiri dari dua buah elektroda
yang memiliki fungsi sangat berhubungan dengan pengendalian arus dan tegangan.
2. Ada dua sifat diode yaitu diode bias maju dan diode bias mundur.
3. Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi
Cahaya (LED), dioda Zener, dioda photo (Photo-Dioda), Dioda Varactor dan Dioda
SCR.
4. Ketika dioda digunakan pada rangkaian lampu sederhana, dioda dapat mengalirkan
atau menahan arus listrik yang menuju ke lampu, tergantung dari polaritas dari
sumber tegangan yang dihubungkan pada terminal dioda.

5. Tabung hampa merupakan sebuah komponen elektronika yang berfungsi sebagai


penguat sinyal.

6. Ada dua jenis tabung hampa yaitu dengan diode dan triode tabung hampa.
7. Terdapat tiga jenis material yang digunakan untuk membuat katoda pada tabung
hampa. Ketiga material tersebut adalah tungsten, thoriated tungsten dan katoda
berlapis oksida (oxide coated cathode).
8. Transistor, yang memiliki fungsi hamper sama dengan tabung hampa lebih banyak
digunakan karena murah dan juga tidak memerlukan tegangan yang tinggi untuk
mengoperasikannya.

3.2 Saran
Krirtik serta saran yang membangun saya harapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah saya dikemudian hari, Terima kasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-dioda-2/
http://duniaelektonika.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-dioda-beserta-fungsinya.html
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/jenis-material-katoda-tabung-hampa-
vacuum-tube/
http://elkaasik.com/prinsip-kerja-dioda/
http://seputar-elektro.blogspot.com/2012/05/mengenal-dioda.html
http://www. tugasku4u.com/2013/04/dioda.html

23

Anda mungkin juga menyukai