Coarse Aggregate
31-51%
1
Tergantung dari jenis binder yang dipergunakan,
penamaan beton dapat bervariasi,
- bila beton dibuat dengan semen non hidroulik
maka disebut beton non hidroulik semen;
- bila beton terbuat dari hidroulik semen maka
disebut beton hidroulik semen,
- bila beton dibuat dari aspal maka disebut beton
aspal,
- bila beton dibuat dari polimer maka disebut
beton polimer.
2
Sifat yang terpenting dari beton adalah kuat terhadap tekan,
sedangkan untuk suatu konstruksi bangunan, diperlukan adanya
kombinasi-kombinasi beban, baik itu tekan, tarikan, puntiran,
momen dan lain-lain.
3
Contoh pada perilaku lentur balok
4
Retak Lentur
(bila 𝒇𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊𝒐𝒏 ≥ 𝒇𝒓𝒖𝒑𝒕𝒖𝒓𝒆 )
6
Kondisi Retak awal
7
Distribusi Tegangan pada penampang Retak
9
Contoh bagian struktur portal
10
Beberapa Kelebihan Struktur Beton
• Ekonomis
- Sistem lantai yang relatif tipis
(mengurangi tinggi bangunan, beban angin yang lebih kecil, mengurangi
kebutuhan cladding)
11
Beberapa Kelebihan Struktur Beton
12
Beberapa Kelebihan Struktur Beton
13
Kekurangan Struktur Beton
14
BEKISTING/ACUAN
15
Kekurangan Struktur Beton
16
Bahan penyusun beton
Skema bahan pembentuk beton :
Air
Pasta
Semen
Mortar
Beton
18
Cara pengolahan akan menentukan kualitas dari beton yang
dibuat. Adapun tahapan dalam pelaksanaan di
lapangan meliputi :
Persiapan
Penakaran
Pengadukan(Mixing)
Penuangan atau pengecoran (Placing)
Pemadatan (vibrating)
Penyelesaian akhir (Finishing)
Perawatan (Curing)
19
Pembuatan beton dapat dilakukan secara manual atau dengan
fabrikasi (batching plant)
20
Pembuatan beton secara manual
21
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan
beton :
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan beton,
yaitu :
1.Proporsi bahan-bahan penyusun
2.Metode perancangan
3.Perawatan
4.Keadaan pada saat pengecoran.( Tri Mulyono, 2003 )
22
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton (Tri Mulyono, 2003) 23
Karakteristik beton
24
25
Pertambahan kekuatan tekan beton
Untuk semen portland type I, pertambahan
kekuatan seiiring dengan bertambahnya umur
adalah sebagai berikut :
26
27
Perilaku beton saat dikenakan beban uniaksial tekan dapat
digambarkan sbb :
1. Pada saat beban tekan 30-45%
𝑓′𝑐 , perilaku tegangan-regangan
masih linier. Retak-retak lekatan
yang sebelum pembebanan sudah
terbentuk akan tetap stabil dan
tidak berubah selama tegangan
tekan yang bekerja masih dibawah
30% 𝑓′𝑐 .
𝜀𝑐 𝜀𝑐 2
𝜎𝑐 = 𝑓′𝑐 2 −( )
𝜀′𝑐 𝜀′𝑐
Dimana :
33
Modulus elastisitas beton dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan :
34
Untuk beton normal, modulus elastisitas
boleh diambil sbb :
2𝑓′𝑐
𝐸𝑐𝑡 =
𝜀′𝑐
35
36
Perilaku beton pada saat dikenakan beban uni-aksial
tarik berbeda perilakunya dalam menahan uniaksial
tekan.
39
𝑓𝑟 = 0,62 𝑓′𝑐 (MPa)
40
41
𝟐𝑷
𝒇𝒔𝒑 =
𝝅𝑳𝑫
𝒇𝒄𝒓 = 𝟎, 𝟔𝟓 𝒇𝒔𝒑
42
Metode pengujian tarik beton (Collins and
Mitchell, 1994)
43
Susut, Rangkak, dan pengaruh Temperatur
44
Nilai susut meningkat seiring dengan bertambahnya umur
beton
45
46
47
48
49
Koefisien rangkak, 𝜙 didefinisikan sebagai nilai rasio regangan
rangkak terhadap regangan elastik yaitu :
𝜀𝑐𝑟
𝜙= 𝜀𝑐𝑓
50
Pengaruh Temperatur :
Koefisien pemuaian beton ( 𝛼𝑐 )dipengaruhi oleh komposisi
beton, kandungan moisture dan umur beton.
Nilai 𝛼𝑐 juga sangat dipengaruhi oleh jenis agregat yang
digunakan dalam campuran yang nilainya berkisar 6 𝑥 10−6 °𝐶
sampai 13 𝑥 10−6 °𝐶 .
𝜀𝐶𝑇 = 𝛼𝐶 ∆𝑇
.
Regangan total pada beton saat dikenai secara uniaksial
dengan beban konstan 𝜎𝑐 (𝑡𝑜 ) pada 𝑡𝑜 adalah :
53
Material Baja Tulangan
Material beton lemah dalam tarik sehingga digunakan
bersama-sama dengan baja tulangan atau kawat baja yang
menahan tegangan tarik.
56
Baja Tulangan
61
62
Hubungan Tegangan-Regangan Baja
65