Anda di halaman 1dari 2

RESUME SEJARAH PERAMALAN BISNIS

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Manajemen Mutu Terpadu

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Sigit Indrawijaya, S.E., M.Si.

Disusun oleh : Kelompok 5


1. Alvin Purnama Putra (C1B020141)
2. Fiko Aydin Ilhami (C1B020142)
3. Muhammad Dwiyan Al Arsyad (C1B020086)
4. Ardie Firmansyah (C1B020152)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
Sejarah Peramalan Bisnis
Kegiatan peramalan bisnis yang untuk selanjutnya dalam istilah buku ini disebut
dengan forecasting, telah dimulai pada abad ke-19. Metode prediksi yang mulai digunakan
saat itu adalah Naïve Methods, yaitu suatu metode peramalan yang dilakukan dengan
menggunakan data historis sebagai basis prediksi periode berikutnya. Hasil peramalan
periode yang akan datang, diperoleh dari data pada satu periode sebelumnya. Metode Naïve
Methods merupakan metode pertama yang banyak digunakan para pelaku bisnis saat itu
untuk memprediksi keadaan pada periode mendatang, yang dibutuhkan oleh para pelaku
usaha demi mendapatkan angka prediksi yang lebih akurat. Penggunaan metode tersebut
memang cukup sederhana, hal itu disebabkan karena belum berkembangnya teknik kuantitatif
sebagaimana yang kita kenal sekarang. Namun demikian pelaku usaha pada saat itu, telah
mengkombinasikan antara penggunaan Analisa kuantitatif dan analisa kualitatif. Kombinasi
tersebut memungkinkan suatu peramalan bisa memberikan hasil yang lebih akurat, sehingga
lebih efektif dalam pengambilan keputusan bisnis.
Pendekatan kualitatif menjadi pertimbangan yang cukup dominan pada awal
berkembangnya metode peramalan dalam dunia bisnis. Secara realita, pandangan pihak-pihak
yang selalu berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan seperti tenaga penjualan,
supervisor di bagian produksi dan gudang penyimpanan. persediaan barang, serta para
manajer yang terkait dalam organisasi perusahaan menjadi bagian yang memberi kontribusi
besar untuk keakuratan hasil peramalan. Metode kualitatif, selanjutnya lebih berkembang ke
arah upaya yang dibangun secara sistematis untuk menghasilkan rekomendasi maupun
pandangan yang bersifat lebih dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pendekatan
tersebut adalah berbasis pada riset yang dilakukan secara terorganisir dan sistematis. Riset
yang banyak dilakukan oleh institusi bisnis tersebut antara lain banyak yang berbasis pada
harapan dan perilaku konsumen yang merupakan komponen penting dalam kelangsungan
bisnis perusahaan.
Sejalan dengan berkembangnya potensi bisnis dan kemajuan teknologi informasi,
metode kuantitatif yang semula hanya mengenal Naïve Methods, sekarang telah berkembang
cukup maju dengan berbagai alternatif metode peramalan, baik yang berbasis pada data time
series, maupun yang berbasis pada model Ordinary Least Square (OLS). Metode yang
berbasis pada data time series antara lain Naïve Methods, Moving Average, Weighted
Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, Trend
Analysis, Linear Regression, dan Multiplicative Decomposition. Perkembangan metode
kualitatif berjalan dinamis dengan munculnya berbagai alternatif metode forecasting seperti
Delphi Methods, Company Executive Opinion, dan Scenario Approach atau pendekatan
forecasting berbasis skenario. Penggunaan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif tidak bisa
diaplikasikan secara terpisah, namun harus dintegrasikan guna memperoleh hasil yang
optimal. Kondisi lingkungan bisnis selalu mengalami perubahan yang dinamis, akibat dari
perubahan selera dan perilaku konsumen. Kondisi tersebut yang membuat pihak manajemen
harus selalu melibatkan pendekatan kualitatif dalam setiap pengambilan keputusan peramalan
bisnis.

Anda mungkin juga menyukai