Disusun Oleh:
Andi Gunawan (10120446)
Dosen Pengamu:
Achmad Siddiq Noviandri, S.E., M.M.
Penyusun
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang usaha
1.2. Tujuan dan manfaat studi kelayakan bisnis
1.3. Ruang lingkup dan batasan studi kelayakan bisnis
Bab II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Studi Pasar
2.1.1 Analisis potensi pasar
2.1.2 Analisis persaingan
2.1.3 Analisis SWOT
2.2 Studi teknis
2.2.1 Deskripsi produk/jasa yang akan ditawarkan
2.2.2 Analisis teknis dan produksi
2.2.3 Lokasi usaha dan analisis lingkungan
2.2.4 Kebutuhan sumber daya manusia dan teknologi
2.3 Studi finansial
2.3.1 Proyeksi pendapatan dan biaya
2.3.2 Analisis kelayakan finansial (NPV, IRR, Payback Period)
2.3.3 Rencana pembiayaan
2.3.4 Analisis risiko dan mitigasi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Studi Pasar Pada Produk Compring
3.1.1 Gambaran umum pasar yang dituju
3.1.2 Analisis potensi pasar
3.1.3 Analisis persaingan
3.1.4 Analisis SWOT
3.2 Studi teknis Pada Produk Compring
3.2.1 Deskripsi produk/jasa yang akan ditawarkan
3.2.2 Analisis teknis dan produksi
3.2.3 Lokasi usaha dan analisis lingkungan
3.2.4 Kebutuhan sumber daya manusia dan teknologi
3.3 Studi finansial Pada Produk Compring
3.3.1 Proyeksi pendapatan dan biaya
3.3.2 Analisis kelayakan finansial (NPV, IRR, Payback Period)
3.3.3 Rencana pembiayaan
3.3.4 Analisis risiko dan mitigasi
BAB V PENUTUP
5.1. Rekomendasi atas kelayakan bisnis yang diteliti
5.2. Saran untuk pengembangan bisnis yang lebih lanjut
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Usaha
Makanan ringan adalah makanan kecil yang biasanya dikonsumsi sebagai
camilan atau sebagai pengganjal perut antara waktu makan utama. Makanan
ringan umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dari makanan utama dan
biasanya tidak menyediakan nutrisi lengkap seperti protein, karbohidrat, vitamin,
dan mineral. Makanan ringan biasanya memiliki rasa yang enak dan seringkali
tinggi kalori, gula, atau lemak, sehingga sebaiknya dikonsumsi dengan porsi yang
seimbang agar tidak mengganggu kesehatan tubuh. Beberapa contoh makanan
ringan yang populer adalah keripik, kue-kue, kacang-kacangan, dan permen.
Makanan ringan disebut juga dengan snack food, merupakan produk pangan
yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat dari segala usia. Seiring
meningkatnya perkembangan jaman dan tingkat kesibukan yang meningkat, maka
makanan ringan ini bisa dijadikan makanan alternatif untuk memenuhi kebutuhan
energi sementara. Peluang usaha makanan bukanlah bisnis yang gampang untuk
dikelola. Dalam mengembangkan usaha makanan ringan perusahaan harus
berusaha memahami keinginan konsumen serta meningkatkan kualitas produk
tersebut. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk
mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara
sistematis. Hingga saat ini, popularitas dari makanan ringan seolah mulai
terlupakan semenjak banyak makanan kekinian yang merajai pasar kuliner
Indonesia. Padahal Indonesia memiliki berbagai macam makanan dan jajanan
yang menarik dan tak kalah lezat dengan makanan kekinian tersebut. Hanya
segelintir saja masyarakat yang masih menantikan kehadiran aneka makanan atau
jajanan tradisional yang mewakili rasa orisinal yang dibuat para pendahulunya.
Dengan adanya landasan tersebut kami tergesit untuk menciptakan sebuah produk
makanan ringan berbahan dasar singkong yang mudah didapatkan bahan bakunya
dan mengembangkan para petani untuk menanam pohon singkong agar menjadi
mata pencaharian mereka yang bertempat tinggal di dataran tinggi. Produk ini
yang dinamai dengan sebutan compring yaitu makanan ringan ala tradisional
namun berbeda cara pengolahannya seperti menyerupai kripik singkong pada
umumnya Ketika di makanan kriuk-kriuk dan renyah juga gurih.
1.2. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk mengevaluasi keberhasilan
dan kelayakan suatu ide bisnis sebelum dilaksanakan secara penuh. Studi ini
mencakup analisis terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan bisnis, seperti
pasar, persaingan, keuangan, teknis, hukum dan regulasi, serta manajemen.
Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, para pengusaha dapat memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai kemungkinan keberhasilan bisnis yang
mereka rencanakan. Studi kelayakan bisnis juga dapat membantu para pengusaha
dalam membuat keputusan strategis, mengidentifikasi potensi risiko, dan
menentukan rencana aksi yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis.
1.2.2 Manfaat
Studi kelayakan bisnis memiliki banyak manfaat, di antaranya:
Para ahli memiliki pendekatan yang berbeda dalam melakukan studi finansial,
namun pada umumnya, studi finansial mencakup beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, di antaranya:
1. Pengumpulan Data Keuangan: Studi finansial dimulai dengan
pengumpulan data keuangan, seperti biaya produksi, biaya overhead,
proyeksi penjualan, arus kas, dan sumber pendanaan lainnya yang relevan.
2. Analisis Investasi: Studi finansial juga meliputi analisis investasi yang
bertujuan untuk menentukan apakah investasi yang diinginkan dapat
menghasilkan keuntungan yang cukup besar untuk membenarkan biaya
investasi tersebut.
3. Proyeksi Keuangan: Studi finansial melibatkan proyeksi keuangan, yaitu
perencanaan dan estimasi keuangan untuk periode tertentu, yang meliputi
proyeksi pendapatan, biaya, dan arus kas.
4. Analisis Risiko: Studi finansial juga harus mempertimbangkan analisis
risiko, yang mencakup identifikasi risiko dan pengukuran dampak risiko
terhadap proyek atau investasi yang sedang dipertimbangkan.
5. Evaluasi Alternatif: Studi finansial juga melibatkan evaluasi alternatif,
yaitu membandingkan proyek atau investasi yang sedang dipertimbangkan
dengan alternatif lainnya untuk menentukan yang paling efektif dan efisien
dari segi finansial.
a. Proyeksi Pendapatan dan Biaya Usaha
Proyeksi pendapatan dan biaya usaha adalah salah satu komponen penting
dari studi kelayakan bisnis atau proyek yang dilakukan untuk mengukur
kelayakan suatu proyek atau investasi dari segi keuangan. Proyeksi pendapatan
dan biaya digunakan untuk menghitung estimasi laba atau rugi yang dihasilkan
oleh bisnis atau proyek pada masa depan.
Proyeksi pendapatan biasanya melibatkan estimasi jumlah produk atau
jasa yang akan dijual dalam jangka waktu tertentu, harga penjualan, dan pangsa
pasar yang diharapkan. Sementara itu, proyeksi biaya melibatkan estimasi biaya
produksi, biaya overhead, biaya pemasaran, biaya administratif, dan biaya
operasional lainnya yang terkait dengan bisnis atau proyek tersebut.
Proyeksi pendapatan dan biaya biasanya dibuat dalam bentuk laporan
proyeksi keuangan atau laporan keuangan pro forma. Laporan ini mencakup
proyeksi pendapatan dan biaya untuk beberapa periode, seperti tahunan atau
kuartalan, dan dapat digunakan untuk membuat perencanaan keuangan jangka
panjang dan strategi bisnis.
Proyeksi pendapatan dan biaya usaha juga berguna untuk mengidentifikasi
titik impas atau break-even point, yaitu tingkat penjualan yang diperlukan untuk
menutupi biaya produksi dan biaya operasional yang terkait dengan bisnis atau
proyek tersebut. Selain itu, proyeksi pendapatan dan biaya juga dapat digunakan
untuk mengukur tingkat profitabilitas bisnis atau proyek yang sedang
dipertimbangkan dan membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang
tepat.
Namun, perlu diingat bahwa proyeksi pendapatan dan biaya hanyalah
perkiraan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. Oleh karena itu, proyeksi
ini harus dilakukan dengan hati-hati dan didasarkan pada data dan informasi yang
akurat untuk menghasilkan hasil yang lebih realistis dan akurat.
b. Analisi Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan apakah sebuah proyek atau investasi memiliki potensi keuntungan
finansial yang memadai untuk dijalankan. Analisis kelayakan finansial biasanya
melibatkan analisis terhadap proyeksi pendapatan, biaya, dan arus kas yang terkait
dengan investasi atau proyek tertentu.
Dalam analisis kelayakan finansial, tujuan utamanya adalah untuk mengukur
apakah investasi tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar untuk
mengimbangi biaya-biaya yang terkait dengan proyek atau investasi tersebut.
Dengan memperhitungkan berbagai faktor finansial yang relevan, seperti tingkat
pengembalian investasi (return on investment), nilai sekarang bersih (net present
value), dan rasio keuangan, analisis kelayakan finansial dapat membantu investor
atau perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih tepat terkait dengan
investasi atau proyek yang akan dijalankan.
Berikut adalah beberapa definisi dan pendapat para ahli mengenai analisis
kelayakan: