Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RANCANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA PRODUK


COMRING
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pengganti Evaluasi Tengah
Semester (ETS) Mata Kuliah Manajemen Ekspor dan Impor

Disusun Oleh:
Andi Gunawan (10120446)

Dosen Pengamu:
Achmad Siddiq Noviandri, S.E., M.M.

UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL BANDUNG


PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Rancangan Studi Kelayakan Bisnis pada Kicimpring


Penyusun
1. Andi Gunawan
:
2.

Telah diperiksa oleh dosen pengampu pada hari …….tanggal…..


Bandung, 2023

Ketua Tim Dosen Pengampu

Achmad Siddiq Noviandri, S.E., M.M.


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Alhamdulollahirobbil
alamin. Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas ijin-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah rancangan studi kelayakan bisnis ini.
Salawat dan salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah SAW tauladan bagi
umatnya sampai dengan akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
Ekspor dan Impor dan dibuat oleh mahasiswa Universitas Teknologi Digital
(Digitech University).
Makalah rancangan studi kelayakan bisnis ini mungkin belum sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan saran yang insha Allah dapat
menjadi penyempurnaan karya ilmiah selanjutnya. Atas bantuan semua pihak
kami ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah SWT memberikan balasan.
Amin. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bandung, 5 April 2023

Penyusun
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang usaha
1.2. Tujuan dan manfaat studi kelayakan bisnis
1.3. Ruang lingkup dan batasan studi kelayakan bisnis
Bab II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Studi Pasar
2.1.1 Analisis potensi pasar
2.1.2 Analisis persaingan
2.1.3 Analisis SWOT
2.2 Studi teknis
2.2.1 Deskripsi produk/jasa yang akan ditawarkan
2.2.2 Analisis teknis dan produksi
2.2.3 Lokasi usaha dan analisis lingkungan
2.2.4 Kebutuhan sumber daya manusia dan teknologi
2.3 Studi finansial
2.3.1 Proyeksi pendapatan dan biaya
2.3.2 Analisis kelayakan finansial (NPV, IRR, Payback Period)
2.3.3 Rencana pembiayaan
2.3.4 Analisis risiko dan mitigasi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Studi Pasar Pada Produk Compring
3.1.1 Gambaran umum pasar yang dituju
3.1.2 Analisis potensi pasar
3.1.3 Analisis persaingan
3.1.4 Analisis SWOT
3.2 Studi teknis Pada Produk Compring
3.2.1 Deskripsi produk/jasa yang akan ditawarkan
3.2.2 Analisis teknis dan produksi
3.2.3 Lokasi usaha dan analisis lingkungan
3.2.4 Kebutuhan sumber daya manusia dan teknologi
3.3 Studi finansial Pada Produk Compring
3.3.1 Proyeksi pendapatan dan biaya
3.3.2 Analisis kelayakan finansial (NPV, IRR, Payback Period)
3.3.3 Rencana pembiayaan
3.3.4 Analisis risiko dan mitigasi
BAB V PENUTUP
5.1. Rekomendasi atas kelayakan bisnis yang diteliti
5.2. Saran untuk pengembangan bisnis yang lebih lanjut
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Usaha
Makanan ringan adalah makanan kecil yang biasanya dikonsumsi sebagai
camilan atau sebagai pengganjal perut antara waktu makan utama. Makanan
ringan umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dari makanan utama dan
biasanya tidak menyediakan nutrisi lengkap seperti protein, karbohidrat, vitamin,
dan mineral. Makanan ringan biasanya memiliki rasa yang enak dan seringkali
tinggi kalori, gula, atau lemak, sehingga sebaiknya dikonsumsi dengan porsi yang
seimbang agar tidak mengganggu kesehatan tubuh. Beberapa contoh makanan
ringan yang populer adalah keripik, kue-kue, kacang-kacangan, dan permen.
Makanan ringan disebut juga dengan snack food, merupakan produk pangan
yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat dari segala usia. Seiring
meningkatnya perkembangan jaman dan tingkat kesibukan yang meningkat, maka
makanan ringan ini bisa dijadikan makanan alternatif untuk memenuhi kebutuhan
energi sementara. Peluang usaha makanan bukanlah bisnis yang gampang untuk
dikelola. Dalam mengembangkan usaha makanan ringan perusahaan harus
berusaha memahami keinginan konsumen serta meningkatkan kualitas produk
tersebut. Untuk itu dibutuhkan keunggulan manajemen perusahaan untuk
mengelola bisnis dengan ketajaman daya saing yang harus dibangun secara
sistematis. Hingga saat ini, popularitas dari makanan ringan seolah mulai
terlupakan semenjak banyak makanan kekinian yang merajai pasar kuliner
Indonesia. Padahal Indonesia memiliki berbagai macam makanan dan jajanan
yang menarik dan tak kalah lezat dengan makanan kekinian tersebut. Hanya
segelintir saja masyarakat yang masih menantikan kehadiran aneka makanan atau
jajanan tradisional yang mewakili rasa orisinal yang dibuat para pendahulunya.
Dengan adanya landasan tersebut kami tergesit untuk menciptakan sebuah produk
makanan ringan berbahan dasar singkong yang mudah didapatkan bahan bakunya
dan mengembangkan para petani untuk menanam pohon singkong agar menjadi
mata pencaharian mereka yang bertempat tinggal di dataran tinggi. Produk ini
yang dinamai dengan sebutan compring yaitu makanan ringan ala tradisional
namun berbeda cara pengolahannya seperti menyerupai kripik singkong pada
umumnya Ketika di makanan kriuk-kriuk dan renyah juga gurih.
1.2. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk mengevaluasi keberhasilan
dan kelayakan suatu ide bisnis sebelum dilaksanakan secara penuh. Studi ini
mencakup analisis terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan bisnis, seperti
pasar, persaingan, keuangan, teknis, hukum dan regulasi, serta manajemen.
Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, para pengusaha dapat memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai kemungkinan keberhasilan bisnis yang
mereka rencanakan. Studi kelayakan bisnis juga dapat membantu para pengusaha
dalam membuat keputusan strategis, mengidentifikasi potensi risiko, dan
menentukan rencana aksi yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis.
1.2.2 Manfaat
Studi kelayakan bisnis memiliki banyak manfaat, di antaranya:

1. Membantu mengidentifikasi potensi keuntungan bisnis: Dalam studi


kelayakan bisnis, analisis yang dilakukan meliputi analisis pasar, analisis
keuangan, dan analisis risiko. Dari analisis tersebut dapat diketahui potensi
keuntungan bisnis, sehingga dapat membantu mengambil keputusan
apakah bisnis tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.
2. Menjaga stabilitas keuangan: Dalam studi kelayakan bisnis, dilakukan
analisis keuangan yang mencakup perhitungan biaya dan pendapatan.
Dengan mengetahui biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis,
maka dapat diambil keputusan mengenai sumber dana yang dibutuhkan.
Selain itu, dengan mengetahui pendapatan yang diharapkan, dapat dibuat
perencanaan untuk menjaga stabilitas keuangan bisnis.
3. Menghindari risiko kegagalan bisnis: Dalam studi kelayakan bisnis,
dilakukan analisis risiko yang mencakup identifikasi risiko dan
pengendalian risiko. Dengan mengetahui risiko-risiko yang mungkin
terjadi, maka dapat diambil tindakan pencegahan atau pengendalian risiko
yang dapat meminimalkan risiko kegagalan bisnis.
4. Memperkuat rencana bisnis: Studi kelayakan bisnis dapat membantu
memperkuat rencana bisnis dengan memberikan data dan informasi yang
diperlukan. Dengan data dan informasi tersebut, dapat dibuat rencana
bisnis yang lebih matang dan terperinci.
5. Menarik minat investor: Studi kelayakan bisnis dapat membantu menarik
minat investor dengan memberikan informasi yang akurat dan terpercaya
mengenai potensi keuntungan bisnis, analisis pasar, dan analisis keuangan.
Hal ini dapat membantu mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis.
Secara keseluruhan, studi kelayakan bisnis sangat penting untuk membantu
mengambil keputusan mengenai kelanjutan suatu bisnis. Dengan melakukan studi
kelayakan bisnis, dapat diambil keputusan yang lebih matang dan terukur,
sehingga dapat meningkatkan peluang keberhasilan bisnis.
1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Studi Kelayakan Bisnis
1.3.1 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang tersebut dan identifikasi masalah diatas, maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “ Apakah rancangan studi
kelayakan bisnis pada produk layak untuk dilaksanakan?”
1.3.2 Batasan Masalah/Batasan Studi Kelayakan Bisnis
Berdasarkan rumusan studi kelayakan bisnis yang telah diuraikan di atas
maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar studi ini tidak meluas, penulis
membatasi ruang lingkup masalah yaitu studi kelayakan bisnis mencakup aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan organisasi,
aspek sosial dan ekonomi, dan aspek keuangan. Analisis studi kelayakan bisnis
dilakukan selama umur ekonomis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Studi Pasar
Studi pasar adalah proses pengumpulan dan analisis data mengenai
konsumen, pesaing, dan pasar secara keseluruhan untuk membantu bisnis atau
organisasi dalam membuat keputusan strategis terkait produk, harga, promosi, dan
distribusi. Berikut adalah pengertian studi pasar menurut beberapa ahli:
Philip Kotler: Studi pasar adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
menciptakan nilai, membangun hubungan dengan pelanggan, dan menangkap
nilai dari pelanggan untuk mencapai keuntungan dengan cara memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
1. William J. Stanton: Studi pasar adalah pengumpulan, analisis, dan
interpretasi semua data yang relevan yang berkaitan dengan keinginan,
kebutuhan, dan preferensi pelanggan.
2. David Luck: Studi pasar adalah teknik pengumpulan dan analisis data
yang terkait dengan produk atau jasa, pesaing, dan pasar.
3. Gilbert A. Churchill: Studi pasar adalah sistematis, terencana, dan objektif
dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data dan informasi
tentang target pasar, saingan, dan lingkungan pasar yang relevan.
4. Malhotra dan Birks: Studi pasar adalah proses formal untuk mendapatkan
informasi dari pelanggan, pesaing, dan pasar untuk mendukung
pengambilan keputusan bisnis.
2.1.1 Analisis Potensi Pasar
Analisis potensi pasar adalah proses evaluasi dan pengukuran ukuran dan
potensi pasar untuk produk atau layanan tertentu. Para ahli memiliki pendekatan
yang berbeda dalam melakukan analisis potensi pasar, namun pada umumnya,
analisis potensi pasar mencakup beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, di
antaranya:
1. Ukuran pasar: Ukuran pasar adalah jumlah total permintaan untuk produk
atau layanan tertentu dalam sebuah wilayah atau pasar tertentu. Ukuran
pasar dapat dihitung dengan menggunakan data statistik atau survei untuk
menentukan ukuran pasar aktual atau potensial.
2. Pertumbuhan pasar: Pertumbuhan pasar mengacu pada laju pertumbuhan
permintaan untuk produk atau layanan tertentu dalam waktu tertentu.
Pertumbuhan pasar dapat dihitung dengan menggunakan data historis atau
perkiraan untuk periode waktu tertentu.
3. Segmentasi pasar: Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar
menjadi kelompok-kelompok konsumen yang memiliki karakteristik dan
kebutuhan yang sama. Dalam analisis potensi pasar, segmentasi pasar
membantu dalam mengidentifikasi target pasar yang lebih spesifik.
4. Persaingan pasar: Persaingan pasar mengacu pada jumlah pesaing dan
tingkat persaingan yang ada dalam pasar. Analisis persaingan pasar
membantu dalam mengidentifikasi bagaimana pesaing dapat
mempengaruhi potensi pasar dan strategi yang tepat untuk bersaing.
5. Faktor-faktor lingkungan: Faktor-faktor lingkungan seperti peraturan
pemerintah, kondisi ekonomi, dan faktor demografis dapat mempengaruhi
potensi pasar. Analisis faktor lingkungan membantu dalam
memperkirakan pengaruh lingkungan terhadap potensi pasar.
Dalam rangka melakukan analisis potensi pasar, para ahli biasanya
menggunakan data dan informasi pasar yang tersedia untuk memperkirakan
ukuran dan potensi pasar serta kondisi lingkungan dan persaingan yang
mempengaruhi pasar. Analisis ini dapat membantu perusahaan dalam
merencanakan strategi pemasaran dan pengembangan produk yang tepat
untuk pasar yang dituju.
2.1.2 Analisis Persaingan Usaha
Analisis persaingan usaha adalah proses untuk mengevaluasi lingkungan
kompetitif suatu industri atau pasar tertentu. Menurut para ahli, analisis
persaingan usaha mencakup beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, di
antaranya:
1. Porter's Five Forces: Michael Porter adalah seorang ahli strategi bisnis
yang mengembangkan kerangka analisis lima kekuatan (forces) yang
mempengaruhi persaingan di sebuah industri. Kelima kekuatan ini adalah:
kekuatan persaingan antara pesaing, ancaman produk atau jasa pengganti,
ancaman baru dari pesaing baru, kekuatan tawar menawar pemasok, dan
kekuatan tawar menawar pembeli.
2. Analisis SWOT: SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). Analisis SWOT membantu mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi kinerja bisnis.
3. Analisis PESTEL: Analisis PESTEL melihat faktor-faktor politik,
ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang mempengaruhi
suatu industri atau pasar.
4. Analisis Industri: Analisis industri melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi industri tertentu, seperti karakteristik produk, tingkat
persaingan, struktur biaya, dan tingkat regulasi.
2.1.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu kerangka pemikiran yang digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja
suatu organisasi atau proyek. Faktor internal mencakup sumber daya,
kemampuan, dan keterampilan organisasi, sedangkan faktor eksternal mencakup
kondisi pasar, persaingan, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
Analisis SWOT berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu inisiatif. Setelah faktor-faktor
tersebut diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, serta mengatasi kelemahan dan
ancaman yang mungkin terjadi. Dalam hal ini, analisis SWOT dapat menjadi alat
yang efektif dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis.
Analisis SWOT adalah sebuah teknik perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau bisnis. Menurut
para ahli, analisis SWOT memiliki definisi sebagai berikut:
1. Menurut Weihrich (1982), analisis SWOT adalah suatu teknik
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan suatu organisasi.
2. Menurut Hill dan Westbrook (1997), analisis SWOT adalah suatu teknik
perencanaan strategis yang melibatkan identifikasi dan evaluasi faktor-
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan suatu
organisasi.
3. Menurut Kotler (2003), analisis SWOT adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dari suatu perusahaan atau produk yang sedang dikembangkan.
2.2 Studi Teknis
Studi teknis adalah proses analisis dan evaluasi rinci tentang teknologi,
kebijakan, dan praktik terbaik yang diperlukan untuk merancang,
mengembangkan, dan membangun produk atau proyek tertentu. Para ahli
memiliki pendekatan yang berbeda dalam melakukan studi teknis, namun pada
umumnya, studi teknis mencakup beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, di
antaranya:
1. Desain dan Spesifikasi: Studi teknis mencakup analisis dan perencanaan
tentang desain dan spesifikasi teknis dari produk atau proyek yang akan
dikembangkan. Hal ini meliputi pemilihan bahan, teknologi, dan sistem
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan proyek.

2. Perencanaan Produksi: Studi teknis juga mencakup perencanaan produksi


yang detail, yaitu menentukan cara terbaik untuk menghasilkan produk
atau proyek dengan efisien dan efektif, memperkirakan biaya produksi,
dan menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
3. Analisis Kelayakan Teknis: Studi teknis juga melibatkan analisis
kelayakan teknis untuk mengevaluasi apakah produk atau proyek dapat
diwujudkan dengan teknologi yang tersedia atau dapat dikembangkan.
4. Analisis Kinerja dan Keselamatan: Studi teknis juga harus
mempertimbangkan analisis kinerja dan keselamatan produk atau proyek,
baik dalam fase perancangan maupun pelaksanaan proyek.
5. Evaluasi Kebijakan dan Regulasi: Studi teknis juga harus
mempertimbangkan kebijakan dan regulasi yang berlaku dalam industri
atau sektor yang relevan, serta memastikan produk atau proyek yang
dihasilkan sesuai dengan peraturan yang ada.
Dalam rangka melakukan studi teknis, para ahli biasanya menggunakan data
dan informasi teknis yang tersedia untuk merancang, mengembangkan, dan
membangun produk atau proyek yang tepat. Studi teknis sangat penting dalam
mengoptimalkan proses produksi, meminimalkan risiko, dan memastikan bahwa
produk atau proyek yang dihasilkan sesuai dengan standar teknis dan kualitas
yang diinginkan.
2.3 Studi Finansial
Studi finansial adalah proses analisis dan evaluasi keuangan yang
dilakukan untuk mengukur kelayakan suatu proyek atau investasi dari segi
finansial. Studi finansial ini meliputi pengumpulan dan analisis data keuangan
yang relevan, seperti proyeksi pendapatan dan biaya, arus kas, dan aspek
keuangan lainnya yang terkait dengan proyek atau investasi yang sedang
dipertimbangkan.

Para ahli memiliki pendekatan yang berbeda dalam melakukan studi finansial,
namun pada umumnya, studi finansial mencakup beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan, di antaranya:
1. Pengumpulan Data Keuangan: Studi finansial dimulai dengan
pengumpulan data keuangan, seperti biaya produksi, biaya overhead,
proyeksi penjualan, arus kas, dan sumber pendanaan lainnya yang relevan.
2. Analisis Investasi: Studi finansial juga meliputi analisis investasi yang
bertujuan untuk menentukan apakah investasi yang diinginkan dapat
menghasilkan keuntungan yang cukup besar untuk membenarkan biaya
investasi tersebut.
3. Proyeksi Keuangan: Studi finansial melibatkan proyeksi keuangan, yaitu
perencanaan dan estimasi keuangan untuk periode tertentu, yang meliputi
proyeksi pendapatan, biaya, dan arus kas.
4. Analisis Risiko: Studi finansial juga harus mempertimbangkan analisis
risiko, yang mencakup identifikasi risiko dan pengukuran dampak risiko
terhadap proyek atau investasi yang sedang dipertimbangkan.
5. Evaluasi Alternatif: Studi finansial juga melibatkan evaluasi alternatif,
yaitu membandingkan proyek atau investasi yang sedang dipertimbangkan
dengan alternatif lainnya untuk menentukan yang paling efektif dan efisien
dari segi finansial.
a. Proyeksi Pendapatan dan Biaya Usaha
Proyeksi pendapatan dan biaya usaha adalah salah satu komponen penting
dari studi kelayakan bisnis atau proyek yang dilakukan untuk mengukur
kelayakan suatu proyek atau investasi dari segi keuangan. Proyeksi pendapatan
dan biaya digunakan untuk menghitung estimasi laba atau rugi yang dihasilkan
oleh bisnis atau proyek pada masa depan.
Proyeksi pendapatan biasanya melibatkan estimasi jumlah produk atau
jasa yang akan dijual dalam jangka waktu tertentu, harga penjualan, dan pangsa
pasar yang diharapkan. Sementara itu, proyeksi biaya melibatkan estimasi biaya
produksi, biaya overhead, biaya pemasaran, biaya administratif, dan biaya
operasional lainnya yang terkait dengan bisnis atau proyek tersebut.
Proyeksi pendapatan dan biaya biasanya dibuat dalam bentuk laporan
proyeksi keuangan atau laporan keuangan pro forma. Laporan ini mencakup
proyeksi pendapatan dan biaya untuk beberapa periode, seperti tahunan atau
kuartalan, dan dapat digunakan untuk membuat perencanaan keuangan jangka
panjang dan strategi bisnis.
Proyeksi pendapatan dan biaya usaha juga berguna untuk mengidentifikasi
titik impas atau break-even point, yaitu tingkat penjualan yang diperlukan untuk
menutupi biaya produksi dan biaya operasional yang terkait dengan bisnis atau
proyek tersebut. Selain itu, proyeksi pendapatan dan biaya juga dapat digunakan
untuk mengukur tingkat profitabilitas bisnis atau proyek yang sedang
dipertimbangkan dan membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang
tepat.
Namun, perlu diingat bahwa proyeksi pendapatan dan biaya hanyalah
perkiraan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. Oleh karena itu, proyeksi
ini harus dilakukan dengan hati-hati dan didasarkan pada data dan informasi yang
akurat untuk menghasilkan hasil yang lebih realistis dan akurat.
b. Analisi Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan apakah sebuah proyek atau investasi memiliki potensi keuntungan
finansial yang memadai untuk dijalankan. Analisis kelayakan finansial biasanya
melibatkan analisis terhadap proyeksi pendapatan, biaya, dan arus kas yang terkait
dengan investasi atau proyek tertentu.
Dalam analisis kelayakan finansial, tujuan utamanya adalah untuk mengukur
apakah investasi tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar untuk
mengimbangi biaya-biaya yang terkait dengan proyek atau investasi tersebut.
Dengan memperhitungkan berbagai faktor finansial yang relevan, seperti tingkat
pengembalian investasi (return on investment), nilai sekarang bersih (net present
value), dan rasio keuangan, analisis kelayakan finansial dapat membantu investor
atau perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih tepat terkait dengan
investasi atau proyek yang akan dijalankan.
Berikut adalah beberapa definisi dan pendapat para ahli mengenai analisis
kelayakan:

1. Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2018), analisis kelayakan finansial


adalah proses penilaian yang dilakukan untuk menentukan apakah sebuah
proyek atau investasi dapat menghasilkan arus kas yang cukup besar untuk
mengimbangi biaya-biaya yang terkait.
2. Menurut Bringham dan Ehrhardt (2016), analisis kelayakan finansial
adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk menentukan apakah sebuah
proyek atau investasi memiliki potensi keuntungan yang memadai untuk
dijalankan.
3. Menurut Gitman dan Zutter (2014), analisis kelayakan finansial adalah
proses penilaian yang melibatkan pengukuran seberapa besar tingkat
pengembalian investasi yang diharapkan dari sebuah proyek atau investasi.
4. Menurut Ross, Westerfield, dan Jordan (2018), analisis kelayakan
finansial adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk menentukan apakah
sebuah proyek atau investasi memenuhi persyaratan keuangan yang
diperlukan untuk dijalankan.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis kelayakan
finansial adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk menentukan apakah sebuah
proyek atau investasi layak untuk dijalankan berdasarkan berbagai faktor finansial
yang relevan. Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah investasi tersebut
dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar untuk mengimbangi biaya-
biaya yang terkait dengan proyek atau investasi tersebut.
Bab III
PEMBAHASAN
3.1 Studi Pasar
3.1.1 Gambaran Umum Yang dituju
Analisis pasar adalah kegiatan riset untuk mengetahui hal-hal terkait
kondisi fundamental pasar secara menyeluruh. Saat melakukan analisis pasar,
perusahaan perlu menganalisis apa yang menjadi kebutuhan pasar, pemeriksaan
terhadap harga, penawaran, faktor yang mempengaruhi kinerja pasar, dan masih
banyak lagi. Dari tindakan ini, perusahaan dapat mengetahui seberapa cocok
penawaran produk untuk pasar tertentu.
Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan peramalan permintaan pasar
yaitu memprediksi permintaan pasar di masa depan untuk produk yang akan
ditawarkan. Peramalan permintaan terdiri dari serangkaian langkah yang
melibatkan antisipasi terhadap permintaan produk di masa depan berdasarkan
faktor-faktor yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Hal ini
dilakukan untuk membantu suatu perusahaan dalam membuat keputusan seperti
menentukan strategi harga produk, merencanakan iklan, membuat jadwal produk,
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai