PEMERCONTOAN BATUBARA Disusun Oleh
PEMERCONTOAN BATUBARA Disusun Oleh
Disusun oleh
Sumber : www.bgs.ac.uk
Gambar 1
Sampling Batubara
Sumber : www.pubs.usgs.gov
Gambar 2
Kegiatan Channel Sampling
Sumber : www.leppertassociates.com
Gambar 3
Kegiatan Core Sampling
Sampling batubara dari borehole (drilling) memiliki perbedaan-perbedaan
dengan jenis-jenis sampling yang lainnya. Dimana sample batubara pada jenis
sampling ini diambil secara mekanikal yaitu dengan core. Jadi yang dimaksud dengan
core sampling ini lebih ditujukan bagaimana terhadap prosedur treatment atau
penanganan untuk sample yang telah didapat dari borehole tersebut sampai sample
tersebut dikirimkan ke laboratorium. Pengambilan contoh dengan pemboran pada
endapan batubara yang jauh dari permukaan harus menggunakan inti (core ),
sedangkan untuk endapan yang dangkal bisa dilakukan pemboran tanpa inti ( cutting
), walaupun cara ini kurang baik karena adanya kontaminasi. Pengambilan contoh
dengan pemboran ini harus memperhatikan perolehan dari pemboran. Berat contoh
(core) dihitung dari panjangnya (perolehan x kemajuan pemboran) dikalikan dengan
kepadatan relatif batubara yang bersangkutan). ASTM sendiri menspesifikasikan
prosedure pengambilan sample dari core ini dalam ASTM D 5192 – 95. Practice for
collection of coal samples from core. Cor Sampling terdiri dari :
- Exploration sampling
- Deep drilling
- Shalow drilling
- Pit sample
- Pit drilling
Untuk kegiatan core sample dilakukan dengan melakukan prosedur di bawah ini :
- Siapkan lembar unreconciled log, tiket sample, meteran, gunting, palu, plastik
sample, list of core sample, lembar diskripsi dan kamera.
- Periksa nama lubang bor dari core box yang akan disampling, jika sudah benar
periksa urutan susunan core per meter didalam core box.
- Buka tutup core dengan hati-hati supaya core tidak rusak.
- Tentukan dan tandai batas top dan bottom batubara.
- Lakukan pengukuran ketebalan batubara dan bandingkan dengan ketebalan dari
unreconciled data.
- Setelah sesuai, tandai top dan bottom batubara, serta tandai nomor bore hole dan
kedalaman batubara kemudian lakukan pemotretan.
- Lakukan diskripsi core batubara secara detail, mulai dari top sampai bottom
dilanjutkan diskripsi litologi diatas dan dibawah lapisan batubara.
- Masukkan sample batubara, sample roof dan sample floor ditempat/kantung
plastik yang berbeda.
- Berikan sample code untuk coal sample, roof sample, parting sample (jika ada)
dan floor sample.
- Berikan tiket sample untuk coal sample, roof sample dan floor sample.
- Input sample data dalam list of sampling dan input data diskripsi core dalam
sample description worksheet.
- Persiapkan sample yang akan dianalisa.
- Bereskan segala peralatan dan bersihkan kembali tempat penyamplingan.
C. Pillar Sampling
Pada pillar sampling dibuat blok-blok yang berukuran lebar 30-45 cm dan luas
450 cm2 (luas potongan melintang). Cara ini jarang digunakan karena memerlukan
waktu yang lama dan sukar dalam penanganannya hingga dengan sendirinya biaya
menjadi mahal.
1.2.2 Pit Sampling
Pit sampling dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan
proses tambang didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih
mendetailkan data yang sudah ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan
oleh pit control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi
lebih ditujukan untuk mengontrol kualitas batubara yang akan ditambang dalam
jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan dengan pemboran juga
dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan untuk mengecek kualitas
batubara yang dalam proses ditambang. Pit sampling dilakukan untuk studi kualitas
secara khusus di daerah tambang yaitu :
- Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi,
yang pada saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi
standard atau tidak diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi
apakah layak dipakai untuk permintaan produksi kualitas rendah, untuk
blending, perencanaan pencucian atau tidak akan diproduksi karena kualitasnya
sangat rendah.
- Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan
penurunan kualitas dan kenaikan ash).
- Untuk mengetahui keadaan seam-seam minor yang berada dilokasi
penambangan seam-seam utama, yang karena faktor ketebalan dan harga
kualitasnya dapat diproduksi secara menguntungkan.
Untuk memastikan coal quality control pada pit sampling, sebaiknya perlu
adanya peta kualitas insitu batubara yang menjadi pegangan atau panduan dalam
pengawasan operasional penambangan sehingga dapat menjadikan parameter maupun
pembanding antara plan dan aktual. Peta kualitas insitu batubara sebaiknya disajikan
dalam grid yang memuat data kualitas insitu batubara dari data pemboran inti (coring)
yang telah dilakukan (infill maupun development). Peta kualitas insitu batubara ini
harus memuat block atau section dan strip. Seorang coal quality controler sebaiknya
selalu meng-update data titik kontrol (control point) yang diambil di lapangan saat
aktivitas expose batubara maupun penambangan batubara. Selanjutnya data yang
diambil tersebut diplotkan pada peta kualitas insitu batubara sehingga diketahui data
sebenarnya dan kemajuan pengambilan batubaranya. Hasil sampling (misal : channel
sampling) juga dapat ditambahkan di peta kualitas insitu batubara untuk melengkapi
data yang belum ada atau sebagai pembanding. Data insitu ini kita perlukan untuk
crosscheck antara coal blending plan dengan aktual hasil blending setelah proses
crushing. Sehingga bila ada penyimpangan kualitas batubara segera dapat diketahui
penyebabnya dan harus dilakukan perbaikan agar tidak terulang atau terjadi kembali.
Hal ini dapat kita jadikan eviden untuk mencegah reject kualitas.
Dalam kegiatan pit sampling ini didapati beberapa prosedur satandar, diantaranya :
- Diskripsi urutan litologi dan kondisi batubara yang meliputi top batubara, bottom
batubara, jenis batubara, tebal perlapisannya, material kandungannya, litologi
ikutan dan strukturnya.
- Lakukan penyamplingan didaerah target dengan ukuran 10 cm x 10 cm x
ketebalan.
- Pengambilan sample dikerjakan dari top sampai bottom lapisan batubara.
- Jika pada seam batubara yang disampling terdapat banyak ply, maka setiap ply
harus ditempatkan terpisah.
- Sample dijaga jangan sampai berkurang dan harus mewakili keseluruhan
dimensi yang diambil.
- Siapkan tempat penampungan batubara, dan masukan sample dalam plastik
sample yang baik.
- Peralatan untuk mengambil sample tergantung kondisi perlapisan batubara, jika
batubara lapuk dengan linggis pipih, tetapi jika batubara keras dipergunakan cut
quick dan alat bantu lainnya.
Tabel 2
Pengambilan Jumlah Increment Standar ISO
Kondisi
Conveyor Stockpile
Batubara
Cleaned 16 32
Un-Cleaned 32 64
Sumber : www.academica.edu
Tabel 3
Pengambilan Jumlah Increment Standar ASTM
Kondisi Conveyor Falling
Batubara Steam
Cleaned N = 15
Un-Cleaned N = 35
Sumber : www.academica.edu
Tabel 1 berlaku jika tonase batubara kurang dari 1000 ton. Jika lebih besar dari 1000
ton, maka dihitung berdasarkan rumus empiris di bawah ini :
Sumber : www.academica.edu
Gambar 5
Blok Pengambilan Pada Barge
- Dua atau tiga increment diambil secara acak dari titik 1 sampai titik 12.
- Pengambilan contoh bisa dilakukan dengan menggunakan sekop atau auger
dengan kedalaman pengambilan sampai 30 cm. Jika batubara nampak basah,
maka pengambilan harus lebih dalam hingga mencapai setengah tinggi timbunan
batubara di dalam gerbong.
- Contoh selanjutnya diberi identitas dan kemudian dikirim ke laboraturium untuk
dianalisa.
D. Sampling Pada Truck
Pengambilan sample dilakukan pada waktu batubara dibongkar dengan truck
(dump truck ) di stockpile atau pada saat dimuat ke atas truk.
DAFTAR PUSTAKA