Anda di halaman 1dari 4

F.

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami melakukan sterilisasi dengan metode panas kering dan panas
basah. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaa panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama uap air
maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi panas kering atau radiasi. Pemilihan metode
didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan, karena metode sterilisasi yang umum
digunakan secara rutin dilaboratorium ialah yang menggunakan panas (Hadioetomo,1993).
Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf (pada hakikatnya autoklaf adalah
presure cooker berukuran besar) atau sterilisation uap yang mudah diangkat (portable) dengan
menggunakan uap jenuh bertekanan pada suhu 121°C selama 15 menit. Karena naiknya titik
didih air menjadi 121°C itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer (atm) pada ketinggian
permukaan laut, maka daur sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai 1 atm selama
15 menit. Namun perlu diingat bahwa pernyataan ini hanya berlaku pada tempat-tempat yang
tingginya sama dengan permukaan laut. Pada tempat-tempat yang lebih tinggi, diperlukan
tekanan yang lebih besar untuk mencapai satu suhu 121°C (Hadioetomo, 1993).
Panas basah sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena ketika uap
air berkondensasi pada bahan-bahan yang akan disterilkan dilepaskan sebanyak 686 kalori
pergram uap air pada suhu 121°C. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein
pada organisme hidup dan dengan dapat mematikannya. Sehingga, sterilisasi basah dapat
mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus oleh uap air dan tidak rusak bila dipanaskan
dengan suhu yang berkisar antara 110°C dan 121°C (Hadioetomo, 1993).
Adapun keuntungan dari masing – masing metode sterilisasi, yaitu :

1. Sterilisasi Panas Kering

Keuntungan:

 Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya dari semua
mikroorganisme (Lachman: 1263).
 Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap
air panas (Ansel: 413).
 Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang kering seperti
pada zat kimia kering atau larutan bukan air (Ansel: 414).

Kerugian:

 Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas kira-kira 140oC
(Lachman: 1263).
 Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air panas, maka diperlukan
temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Ansel: 413).

2. Sterilisasi Uap Panas

Keuntungan :

 Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relatif
rendah daripada tidak ada kelembaban (Ansel: 412).
 Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap
temperatur yang digunakan dan penembusan uap tetapi tidak timbul efek yang tidak
dikehendaki akibat uap air (Ansel : 413).
 Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh (Ansel : 413).
 Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan
instrument (Ansel :413).
 Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif (Scoville`s : 408).

Kerugian :

 Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan berminyak dan


sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang
mungkin rusak oleh uap jenuh (Ansel : 413).
 Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan (Ansel : 413).

Pada praktikum, alat alat yang dimasukkan dalam masing – masing metode aalah sebagai
berikut:
 Metode sterilisasi panas kering : kaca arloji, pengaduk, botol serbuk, beaker glass dan
Erlenmeyer
 Metode sterilisasi panas basah : pipet tetes, karet pipet tetes dan gelas ukur.

Proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf dinamankan proses sterilisasi panas


basah. Suhu autoklaf yang diinginkan adalah 115°C. Dalam sterilisasi menggunakan autoklaf ini
terdapat delapan suhu sterilisasi yang harus ditempuh. Yaitu:
1. Waktu pemanasan, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang
diinginkan.
2. Waktu pengeluaran udara, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan udara
dalam autoklaf agar suhunya dapat ditingkatkan.
3. Waktu menaik, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu sterilisasi.
4. Waktu kesetimbangan, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang
sama antara di dalam alat dengan di luar alat.
5. Waktu pembinasaan, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk membunuh seluruh
mikroba.
6. Waktu tambahan jaminan sterilisasi, merupakan waktu yang ditambahkan untuk
mengantisipasi adanya ketidaksesuaian waktu kesetimbangan. Jumlahnya adalah
setengah dari waktu kesetimbangan.
7. Waktu penurunan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dan
tekanan di dalam autoklaf.
8. Waktu pendinginan, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat.
Waktu sterilisasi yang diperlukan untuk autoklaf yaitu untuk waktu pemanasan 8 menit
dengan suhu 100°C. Waktu pengeluaran udara 9 menit, waktu menaik 2 menit untuk mencapai
115°C, waktu kesetimbangan 0 menit, waktu pembinasaan 20 menit, waktu penurunan 16 menit,
waktu pendinginan 15 menit. Total waktu sterilisasi yang diperlukan adalah 70 menit, mulai
pukul 14.55-16.05 WIB.
Untuk alat-alat gelas dan aluminium seperti balsem beserta tutup balsem, erlenmeyer,
beaker glass, batang pengaduk dan kaca arloji setelah dibungkus rangkap dua dengan
menggunakan aluminium foil kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 180°C.
Penggunaan aluminium foil dalam pemanasan ini yaitu dikarenakan aluminium foil dapat
menyerap panas. Penggunaan oven disini menunjukkan sterilisasi dengan menggunakan metode
panas kering. Pada metode panas kering ini juga terdapat waktu sterilisasi, yaitu waktu
pemanasan 26 menit, waktu kesetimbangan 0 menit, waktu pembinasaan 30 menit, waktu
jaminan sterilisasi 0 menit, dan waktu pendinginan 25 menit. Sehingga total waktu sterilisasi
adalah 51 menit dari pukul 14.49 sampai pukul 16.00 WIB.
Setelah semuanya selesai (alat dari autoklaf maupun dari oven) disterilisasi, alat-alat yang
masih dibungkus tersebut dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup untuk digunakan dalam
proses pembuatan sediaan steril pada praktikum berikutnya.
KESIMPULAN

1. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaa panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi).
2. Pada praktikum, alat alat yang dimasukkan dalam masing – masing metode aalah sebagai
berikut:
a. Metode sterilisasi panas kering : kaca arloji, pengaduk, botol serbuk, beaker glass
dan Erlenmeyer.
b. Metode sterilisasi panas basah : pipet tetes, karet pipet tetes dan gelas ukur.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta: UI- Press.

Hadioetomo. Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia
Pustaka Utama

Jenkins, G.L. 1969. Scoville's:The Art of Compounding. USA: Burgess Publishing Co.

Lachman, L, et all. 1986. Teori dan Praktek Industri Farmasi Third Edition. Philadelphia: Lea
and Febriger.

Pelczar, M. J dan Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Turco, S. 1979. Sterile Dosage Form. Philadelphia: Lea and Febiger.

Anda mungkin juga menyukai