Anda di halaman 1dari 34

Lampiran : SK-DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH BANYUWANGI

Nomor : P-1.160.b/RSIF/SK-PPICU/VI/2016
Tertanggal : 24 Juni 2016
Tentang : Pedoman Pelayanan ICU RS.ISLAM FATIMAH BANYUWANGI

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Salah satu pelayanan di rumah sakit adalah tersedianya pelayanan intensif. Instalasi perawatan
intensif (IPI) di RSI Fatimah Banyuwangi terdiri atas beberapa bagian yaitu Intensive Care Unit
(ICU) dan Intermediate.
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah
kepala bidang pelayanan medis), dengan staf khusus dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk
observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit
yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-
fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman
dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca bedah. Pada
sekitar tahun 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai
sekitar tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus dimana pasien-pasien pasca bedah
dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat
anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan
pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada sekitar awal
tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Dokter spesialis
antologi yang dipelopori oleh BjØrn Ibsen pada waktu itu, melakukan intubasi dan memeberikan
bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa
kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan
bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara sebelumnya yakni
penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat
ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif member pernafasan jangka panjang.
Sejak saat itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis
saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine.
Ruang lingkup pelayanan ICU meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti pernapasan,
kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien
anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi rujukan harus dapat
memberikan pelayanan ICU yang professional dan berkualitas dengan mengedepankan keselamatan
pasien. Pada unit perawatan intensif (ICU), perawatn untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya sarana dan
prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan ICU perlu dikonsentrasikan.

• TUJUAN PEDOMAN
• Tujuan Umum
Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.

• Tujuan Khusus
• Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan Instalasi Perawatan Intensif (IPI) di Rumah
Sakit Islam Fatimah Banyuwangi.
• Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien Instalasi Perawatan Intensif
(IPI) di Rumah Sakit Islam Fatimah Banyuwangi.
• Menjadi acuan pengembangan pelayanan Instalasi Perawatan Intensif (IPI) di rumah
sakit Islam Fatimah Banyuwangi.

• RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan di Instalasi Perawatan Intensif (IPI) rumah sakit Islam Fatimah Banyuwangi
meliputi penanganan kasus ICU dan Intermediate.

• BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan Standar
Prosedur Operasional.
• Pelayanan Instalasi Perawatan Intensif (IPI)
Pelayanan Instalasi Perawatan Intensif (IPI) meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainya, baik pada
pasien dewasa ataupun pasien anak.

• LANDASAN HUKUM.
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut :.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36Tahun 2009 tentang Kesehatan
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit..
• Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang
Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
• Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan.
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
• Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
• Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 1999.
• Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
• Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
• Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
• Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
• Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2006.
• Standar Umum Pelayanan Anestesiologi Dan Reanimasi Di RS, Departemen Kesehatan 1999.
• Standar Pelayanan ICU, Departemen Kesehatan 2003.
• Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di ICU, Departemen Kesehatan 2004.
• Standar Pelayanan Keperawatan di ICU, Departemen Kesehatan 2006.
BAB II

RUANGAN

2.1. ICU

2.1.1 INDIKASI PASIEN KELUAR - MASUK ICU

Pasien yang dirawat di ICU adalah :


- Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care
- Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi system organ tubuh secara terkoordinasi dan
berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan.
- Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinu dan tindakan segera untuk
mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.

Ketetapan pasien masuk rawat di ICU harus memenuhi kriteria medis masuk, keluar serta
rujukan kriteria medis yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Islam Fatimah Banyuwangi. Batasan
Kriteria Perawatan ICU diperuntukkan pasien anak, dewasa, lansia, isolasi, dan DNR. Penetapan
DPJP utama untuk pelayanan intensif adalah dokter spesialis anastesi (pasien dengan ventilator) dan
dokter spesialis yang merawat dengan Diagnosa penyakit terberat pasien. DPJP utama berkolaborasi
dengan DPJP lain dalam hal penatalaksanaan pasien yang dirawat di pelayanan intensif dengan cara
konsultasi ataupun rawat bersama.

• KRITERIA MASUK DAN KELUAR ICU.


Sebelum pasien masuk ke ICU, pasien dan/atau keluarganya harus mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapat perawatan di ICU,
serta tindakan kedokteran yang mungkin selama pasien dirawat di ICU. Penjelasan tersebut diberikan
oleh kepala ICU atau dokter yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan /atau keluarganya
dapat menerima/menyatakan persetujuan untuk dirawat di ICU. Persetujuan dinyatakan dengan
menandatangani formulir informed consent.
Pada keadaan sarana dan prasarana ICU yang terbatas pada suatu Rumah Sakit, diperlukan
mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau permintaan akan pelayanan ICU lebih
tinggi dari kemampuan pelayanan yang dapat diberikan. Kepala ICU bertanggung jawab atas
kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. Bila kebutuhan pasien masuk ICU melebihi tempat
tidur yang tersedia, kepala ICU menetukan kondisi berdasarkan prioritas, kondisi medik pasien mana
yang akan dirawat di ICU yang dimana dibagi menjadi 3 prioritas.
• Kriteria masuk ICU
• Berdasarkan prioritas
• Prioritas 1
Pasien kritikal, tidak stabil yang mmerlukan terapi intensif dan monitor yang tidak dapat
dilakukan diluar ICU. Biasanya terapi ini termasuk support ventilator, pemberian obat
obat vasoaktif secara infus kontinyu dan lain-lain. Contoh: pasien dengan gagal nafas akut
yang memerlukan ventilator, Kardiotorasik, sepsis berat, gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit yang mengancam jiwa.
• Prioritas 2
Pasien yang memerlukan monitor invasif dan secara potensial memerlukan intervensi
segera untuk pasien ini secara umum tidak ada pesyaratan untuk membatasi terapi yang
diberikan. Contoh: pasien dengan kndisi kronik yang berkembang berat secara akut.
• Prioritas 3
Pasien tidak stabil ini dalam keadaan kritis tetapi kemungkinan pulih kecil atau berkurang
oleh karena kondisi penyakit primernya atau kondisi akutnya. Pasien ini bisa mendapatkan
terapi intensif untuk mengtasi penyakit akutnya tetapi atasan upaya terapi harus dibuat
seperti tidak diintubasi atau tidak dilakukan resusitasi kardiopulmoner. Contoh: pasien
dengan keganasan dengan metastasis mengalami komplikasi infeksi, tamponade jantung
atau sumbatan jalan nafas.
• Priorits 4
Pasien yng umumnya tidak ssuai untuk dimasukkan icu, seharusnya masuk berdasarkan
kepada individu, pada keadaan yang tidak biasa dan atas kebijaksanaan kepala ICU.
Pasien ini dapat digolongkan menjadi:
• Manfaat rawat icu kecil / tidak ada berdasarkan atas intervensi secara aktif walaupu
resiko kecil tidak dapat dilakukan diruang non ICU. Contoh: Pasien dengan diabet
ketoasidosis dengan hemodinamik stabil, congestive heart failure ringan, overdosis
obat.
• Pasien dengan penyakit terminal atau irreversible yang menghadapi kematian, contoh:
keganasan metastasis tidak respon terhadap kemoterapi, pasien yang terus menerus
tidak sadar.
• Berdasarkan Parameter Objektif / kriteria fisiologis
• EWS ≥7
• Tanda tanda vital (Vital Sign)
• Nadi <40 atau >150 x/menit
• Tekanan darah sistolik < 80 mmhg atau 20 mmhg dibawah tekanan darah rata-rata
pasien
• MAP (Mean Arterial Pressure) < 60 mmhg
• Tekanan darah diastolik > 120 mmhg
• Tingkat respirasi >30 x/menit
• Nilai laboratoris (laboratories value)
• Sodium serum < 110 mmhg
• mEq /L atau > 170 mEq/L
• potasium serum < 2 mEq/L atau > 7.0 mEq/L
• PaO2 < 50 mmhg
• PH < 7.1 atau 7.7
• Glukosa serum >800 mg/dl
• Calsium serum > 15 mg/dl
• Tingkat keracunan obat atau bahan kimia lainnya dalam sistem hemodinamik atau
neurologik pasien.
• Berdasarkan hasil radiografi
• Pendarahan pembuluh darah otak, kontusio / perdarahan sub arachnoid dengan
gangguan status mental atau tanda-tanda neurologis vocal.
• Ruptur pada sistem pencernaan, kandung kemih, varises oesophagus atau uterus
dengan hemodinamik yang tidak stabi.
• Pemotongan aneurisma aorta
• Berdasarkan elektrokardiogram
• Infark miokardial dengan aritmia kompleks, hemodinamik yang tidak stabil atau chf
(Chongestive Heart Failure)
• Takikardi atau fibrilasi ventrikular yang terus menerus
• Complete heart block dengan hemodinamik yang tidak stabil
• Berdasarkan temuan fisik (onset akut)
• Pupil anisokor pada pasien yang tidak sadar
• Luka bakar lebih dari 10% BSA ( Body Surface Area)
• Anuria
• Obstruksi saluran nafas

• Kriteria keluar ICU


Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbngan medis oleh kepala ICU dan
atau tim yang merawat pasien, antara lain :
• Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil, sehingga tidak
memerlukan terapi atau pemantauan yang itensif lebih lanjut.
• secara perkiraan dan perhitungan terapi atau pemantauan intensif tidak bermanfaat atau
tidak memberi hasil yang berarti bagi pasien. Apalagi pada waktu itu pasien tidak
menggunakan alat bantu mekanis khusus (Ventilasi mekanis).
• Kondisi fisiologis pasien telah stabil dan kebutuhan untuk monitor ICU tidak diperlukan
lagi.
a. Tanda Vital
- nadi 60 sd 100 x per menit
- tekanan darah sistolik 90 sd 120 mmhg atau telah mencapai tekanan darah rata-rata pasien
- MAP ( Mean Arterial Pressure) 60 sd 120 mmhg
- tekanan darah diastolik 60 sd 80 mmhg
- tingkat respirasi 12 sd 18 x/menit
b. Nilai Laboratoris
- sodium serum 135 – 148 mEq / m
- potasium serum 3.5 – 0.5 mEq/ L
- PaO2 85 – 100 mmhg
- Ph 7.35 -7.45
- Glukosa serum <140 mg/dl
- kalsium serum 8-11 mg/dl
c. Apabila kegawatan penyebab masalah kesehatan pasien sudah teratasi.
d. Sdah mendapat persetujuan dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
e. Hasil pemeriksaan diagnostic dalam batas normal atau sudah mendekati normal.
i. Keluhan nyeri dada/tidak nyaman yang telah hilang atau berkurang selama minimal 12
jam.
j. EKG menunjukkan irama sinus normal atau Atrial fibrilasi dengan klinis dan hemodinamik
stabil. Tanpa menggunakan obat untuk memacu kontraksi jantung (inotropik dan atau
vasoaktif) atau hanya satu obat untuk memacu jantung dengan dosis minimal.

Pasien memenuhi kriteria


Masuk Ruang ICU

Dokter Jaga IGD atau


Ruangan

Konsul DPJP

Lapor Penanggung Jawab


IPI

Diterima Ditolak

Pasien disarankan untuk


Pasien Masuk Ruang ICU
dirujuk

Bagan Alur Pasien Masuk ICU

• PERSIAPAN PENERIMAAN PASIEN


Persiapan penerimaan pasien di ICU dengan cara :
• Ada pemesanan pasien yang mau masuk ICU baik dari RJ, IGD, OK, dan rawat inap.
• Perawat ICU segera menyiapkan keperluan pasien rawat inap seperti tempat, dan
perlengkapan pasien, seperti : oksigen, monitor pasien, suction, dll
• Sesudah persiapan lengkap perawat ICU segera menghubungi instalasi yang mau
memasukkan pasien ke ICU.
• Pasien segera dikirim ke ICU dan dilakukan proses serah terima.

2.1.2 STANDAR KETENAGAAN/KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pasien sakit kritis membutuhkan pemantauan dan tunjagan hidup khusus yang harus
dilakukan oleh suatu tim, termasuk diantaranya dokter yang mempunyai dasar pengetahuan,
ketrampilan teknis, komitmen waktu, dan secara fisik selalu berada di tempat untuk melakukan
perawatan titrasi dan berkelanjutan. Perawatan ini harus berkelanjutan dan bersifat proaktif, yang
menjamin pesien dikelola dengan cara aman, manusiawi, dan efektif dengan menggunakan sumber
daya yang ada, sedemikian rupa seingga memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dan hasil
optimal.
Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di ICU harus mempunyai pengetahuan yang
memadai, mempunyai ketrampilan yang sesuai dan mempunyai komitmen terhadap waktu. Uraian
kualifikasi ketenagaan berdasarkan klasifikasi pelayanan ICU sekunder seperti terlihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 1. Ketenagaan ICU

1 Kepala/ Penanggung Dokter Spesialis Anestesiologi


jawab ICU

2. Kepala sub bidang ICU Dokter umum

3. Tim Medis • Dokter spesialis ( yang dapat memberikan


pelayanan setiap diperlukan)

• Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan


ALS/ACLS dan FCSS

4. Perawat Minimal 50 % dari keseluruhan perawat IPI merupakan


perawat terlatih dan bersertifikat ICU

2.1.3 DOKTER INTENSIF

Seorang dokter intensif adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi berikut :
• Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi melalui program pelatihan
dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait.
• Menunjang kualitas pelayanan ICU dan menggunakan sumber daya ICU secara efesien
• Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU
• Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24 jam/hari, 7
hari/minggu
• Mampu melakukan prosedur Critical Care, antara lain :
- Sampel darah arteri
- Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi trakeal, trakeostomi
perkutan dan ventilasi mekanis
- Mengambil kateter intravaskuler untUk monitoring invasive maupun terapi invasif
misalnya; peralatan monitoring, termasuk :
- Kateter vena central (CVP)
- Resusitasi jantung paru
- Pipa torakostomi
• Melaksanakan dua peran utama
- Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan pelayanan di ICU,
menggabungkan dan melakukan titrasi pelayanan pada pasien penyakit kompleks atau
cedera termasuk gagal organ multi-sistem. Dalam mengelola pasien, dokter intensivis
dapat mengelola sendiri atau berkolaborasi dengan dokter lain. Seorang dokter intensivis
mampu mengelola pasien sakit kritis dalam kondisi seperti :
- Hemodinamik tidak stabil
- Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan ventilasi
mekanis
- Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial
- Gangguan atau gagal ginjal akut
- Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang mengancam nyawa
- Kelebiha dosis obat, reaksi obat, atau keracunan obat
- Ganguan Koagulasi.
• Manajemen Unit
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit yang
diperlukan untuk memberipelayanan-pelayanan ICU yang efisien, tepat waktu dan
konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain :
- Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
- Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
- Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan termasuk
supervisi koleksi data
- Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin kelancaran
pelayanan di ICU
- Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine :
- Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature kedokteran
- Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan
- Menguasai standar-standar untuk unit Critical Care.
- Ada dan bersedia untuk berpartisipasi pada perbaikan kualitas interdisipliner

2.1.5 TENAGA KEPERAWATAN


Jumlah perawat pada ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan ketersediaan
ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang
tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.

• DISTRIBUSI KETENAGAAN
KUALIFIKASI
JML
NAMA JABATAN FORMAL & FUNGSI
SDM
INFORMAL
Ka. Instalasi ICU Spesialis anastesiologi Managerial 1
Pelatihan ACLS dan BLS
Ka. Perawat ICU D3 keperawatan Managerial 1
Pelatihan ICU
Pelatihan manajemen
bangsal
Penanggung jawab shift D3 keperawatan ( masa Melakukan 3
kerja 5 – 10 tahun ) Administrasi
Bantuan hidup dasar dan keperawatan
bantuan hidup lanjut &bertanggung jawab
terhadap kelancaran
tugas dalam shift
Perawat Pelaksana D3 keperawatan Melakukan tindakan- 3
Bantuan hidup dasar dan tindakan keperawatan
bantuan hidup lanjut sesuai SPO

• PENGATURAN JAGA / DINAS.


Pola pengaturan ketenagaan Ruang ICU yaitu :
• Untuk Dinas Pagi Jam 07.00-14.00
Yang bertugas sejumlah 3 ( tiga ) orang
Kategori : 1 orang KARU
2 orang pelakasana
• Untuk Dinas Sore :Jam 14.00-21.00
Yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang
Kategori : 1 orang penanggung jawab shiff
1 orang pelaksana
• Untuk Dinas Malam :Jam21.00-07.00
Yang bertugas sejumlah 2 ( tiga ) orang
Kategori : 1 orang Penanggung Jawab Shif
1 orang pelaksana

2.1.6 PENGATURAN JAGA


Pengaturan Jaga Perawat ICU :
• Pengaturan jadwal dinas perawat ICU dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh kepala
Ruang ICU.
• Jadwal dinas dibuat antara tanggal 15 sampai 20
• Untuk teanaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,maka perawat
tersebut dapat mengajukan form permintaan (disetujui atau tidak tergantung keadaan
ruangan)
• Setiap tugas jaga/shif harus ada perawat penanggung jawab shif (PJ SHIFT)
• Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat masuk kerja sesuai
jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka perawat yang bersangkutan harus
memberitahu Karu ICU 1 hari sebelumnya. Sebelum memberitahu karu Ruang ICU
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, apabila perawat
yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka karu Ruang ICU yang akan
mencari perawat pengganti yaitu perawat yang pada hari itu sedang libur.
• Apabila ada tenaga perawat tiba-tiba tidak dapat masuk kerja sesuai jadwal yang telah
ditetapakan (tidak terencana), maka karu Ruang ICU akan mencari perawat pengganti yang
hari itu libur dan apabila perawat pengganti tidak didapatkan,maka perawat yang dinas pada
shif sebelumnya wajib untuk menggantikan.
• Dokter spesialis Anestesiologi siap 24 jam menangani kasus kegawatan ICU
• Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan ICU
• Dokter jaga adalah dr umum yang siap menangani penangan awal di ICU

• Tenaga perawat siap 24 jam melayani kasus ICU (terjadwal).

2.1.7 STANDAR FASILITAS


Intensive Care Unit RS Islam Fatimah Banyuwangi terdiri dari 1 Ruangan ICU terdiri dari 4
tempat tidur.

Standar Fasilitas Peralatan ICU

STANDAR
JUMLAH YANG
NO JENIS KELENGKAPAN ICU
DIMILIKI
PRIMER
Hamilton
1 Ventilasi mekanik 1
C1
2 Alat hisap Ada 1
3 Peralatan monitor ada 3
• Invasive Tidak ada Tidak ada
• Monitor tekanan darah invasive Tidak ada Tidak ada
• Tekanan vena sentral Tidak ada Tidak ada
• Tekanan arteri pulmonalis Tidak ada Tidak ada
• Non invasive
• Tekanan darah Ada 5
• EKG dan laju jantung Ada 1
• Saturasi oksigen Ada 5
• Kapnograf Tidak ada -
4 Suhu (termometer) Ada 3
5 Defibrilator Ada 1
6 Peralatan Drain thoraks Tidak Ada Tidak ada
7 Pompa infus dan pompa syringe Ada 1/5
8 Bronchoscopy Tidak ada -
9 Peralatan portable untuk transportasi Tidak Ada -
10 Tempat tidur khusus Ada 4
11 Lampu untuk tindakan Ada 1
12 Hemodialisa Tidak Ada -
13 Oksigen sentral Ada 5 outlet
Emergency trolly
14 (Airway, laringoscop, ambu bag, O2, Ada 1
adrenalin, dll )

• Standar Alat Keperawatan Di Ruang ICU Dengan Kapasitas 4 Pasien.


N RATIO
NAMA BARANG RSIF
O PASIEN : ALAT
1. Tensi meter 2 / ruangan 2 / ruangan
2. Stetoskop 2 / ruangan Lebih dari 2
3. Timbangan berat badan/tinggi badan 1 / ruangan • /ruangan
4. Flowmeter 1 : 1 / Pasien 1 / pasien
5. Suction 2 / ruangan 1/ ruangan
6. Vena Sectie set 2 / ruangan -
7. Gunting verband 2 / ruangan Lebih dari 2
8. Bak instrument sedang 2 / ruangan Tidak ada
9. Bak instrument kecil 2 / ruangan Tidak ada
10. Bengkok 2 / ruangan Lebih dari 2
11. Pispot 1:½ 1/pasien
12. Urinal 1:½ 1/pasien
13. Set angkat jahitan 1:½ 1/ruangan
14. Set debridement 5/Ruangan - /ruangan
15. Termometer digital 1/Ruangan 1/ruangan
16. Standar infuse 1:1 1:1
17. Masker O2 2 / Ruangan 1/pasien
18. Nasal kateter 2 / Ruangan 1/pasien
19. Reflek hamer 1 / Ruangan 1/ruangan
20. Ambubag 1 / Ruangan 1/pasien

• Standar Linen Di Ruang ICU.


NO NAMA BARANG RATIO RSIF
1 Baju Pasien 1:5 1:3
2 Stik Laken 1:5 1:3
3 Selimut biasa 1:5 1:3
4 Sprei kecil 1:6 1:3
5 Baju Perawat 1:5 1:3
6 Sarung bantal 1:6 1:4
7 Duk Lobang 1:1/3 1: 3
• Standar Alat Rumah Tangga Bidang Keperawatan Dengan Kapasitas 4 Pasien.
RSIF
NO NAMA BARANG RATIO
1. Lemari obat Emergency 1 / ruangan 1 / ruangan
2. Emergency Lamp 1 / ruangan 1 / ruangan
3. Meja pasien 1:1 1:1
4. Tempat tidur 1:1 1:1
5. Tempat sampah besar tertutup 4 / ruangan 2/ruangan
6. Waskom mandi 8 – 12 / ruangan 4/ruangan
7. Lampu senter 1 – 2 / ruangan 1 / ruangan
8. Trolly Tindakan 1 - 2 / ruangan 1 / ruangan

• Standar alat pencatatan dan pelaporan di ruang ICU dengan kapasitas 4 pasien.

NO NAMA BARANG RATIO RSIF


1. Formulir pengkajian awal 1:1 1:1
2. Formulir rencana keperawatan 1:5 1:4
3. Formulir perkembangan pasien 1 : 10 1:8
4. Formulir observasi 1 : 10 1:8
5. Formulir resume keperawatan 1:1 1:1
6. Formulir catatan pengobatan 1 : 10 1:8
7. Formulir Medik lengkap 1:1 1:1
8. Formulir Laboratorium Lengkap 1:3 1:3
9. Formulir Rontgen 1:2 1:3
10. Formulir permintaan darah 1:1 1:1
11. Formulir keterangan kematian 5 lembar / bulan - lembar/ bulan
12. Resep 10 buku / bulan - buku / bulan
13. Formulir konsul 1:5 1:5
14. Formulir permintaan makanan 1:1 1:1
15. Formulir permintaan obat 1:1 1:1
16. Buku Ekspidisi 10 / ruangan / tahun 10 / Tahun

17. Buku Register pasien 4 / ruangan/ tahun 1 / Tahun

18. Buku Folio 4 / ruangan/ tahun 5 / Tahun

19. White Board 1 / ruangan 1/ Ruangan

20. Plong 1 / ruangan 1 / Ruangan

21. Staples 1 - 2 / ruangan 2 / Ruangan

22. Pensil 5 / ruangan 3 – 4 / ruangan

23. Kalkulator 1 – 2 / ruangan 2 / Ruangan

2.1.8 MONITORING PASIEN


Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan pelayanan
ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien.
Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang
potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Indikator pelayanan ICU
yang digunakan adalah system skor prognosis dan keluaran dari ICU. Sistem skor prognosis dibuat
dalam 24 jam pasien masuk ke ICU. Pencapaian yang diharapkan adalah angka mortalitas yang sama
atau lebih rendah dari angka mortalitas terhadap rata-rata nilai scoring prognosis
2.1.9 KONSULTASI
Setiap pasien dan keluarga pasien yang dirawat di ICU diberi kesempatan untuk berkonsultasi
dengan DPJP sesudah dokter visite pasien. Untuk konsultasi antar dokter di ICU menggunakan
lembar pencatatan rekam medis.
2.1.10 INDIKASI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN
RADIOLOGI.
Indikasi dan prosedur pemeriksaan laboratorium dan radiologi di ICU menggunakan mengacu
pada prosedur tetap pelayanan pasien ICU dan juga sesuai permintaan DPJP.

2.1.11 PENGIRIMAN PASIEN


• Pengiriman Ke Rawat Inap.
Pengiriman pasien dari ICU ke rawat inap dengan prosedur :
• Sudah ada indikasi untuk keluar dari ICU ( ditentukan oleh DPJP bersama tim dokter
yang merawat ).
• Memesan tempat ke rawat inap sesuai permintaan pasien/ keluarga atau sesuai jatah kelas
perawatan pasien
• ICU menyiapkan dan melihat kelengkapan berkas pasien termasuk sistem dokumentasi
askep dan format serah terima pasien.
• Sesudah tempat di rawat inap siap petugas rawat inap akan menghubungi ICU.
• Pasien dikirim ke rawat inap dan dilakukan serah terima pasien.
• Pengiriman Ke Kamar Operasi.
Pengiriman pasien ke kamar operasi dengan cara :
• Ada pemanggilan dari kamar operasi
• Petugas ICU akan menyiapkan kelengkapan pasien dan berkas pasien
• Sesudah semua siap pasien segera dikirim ke kamar operasi dan dilakukan serah terima
pasien.
• Pengiriman Rujukan
Pengiriman rujukan pasien di ICU dengan cara :
• Ada indikasi medis, atau permintaan rujukan untuk rujukan pasien.
• Perawat akan menghubungi tempat rujukan yang dituju untuk memastikan ada tempat
perawatan, tim medis, atau segala keperluan yang menjadi kebutuhan pasien yang akan
dirujuk
• Perawat akan menyiapkan pasien, berkas pengantar yang diperlukan, termasuk
transportasi yang akan digunakan
• Sesudah dipastikan semua siap dan kondisi pasien aman untuk dirujuk, pasien segera
diberangkatkan dengan didampingi keluarga dan tim medis
• Selama dalam perjalanan pasien tetap dilakukan pemantauan dan dari hasil pemantauan
akan didokumentasikan dalam berkas medis pasien untuk diserah terimakan pada rumah
sakit yang dituju
• Pengiriman Ke Kamar Jenazah
Pengiriman pasien dari ICU kekamar jenasah dengan cara :
• Petugas menyiapkan pasien, kelengkapan berkas pasien dan memberi edukasi pada
keluarga untuk prosedur yang akan dilakukan.
• Sesudah semua siap perawat minta bantuan petugas untuk menolong membawa pasien ke
kamar jenasah.
• Jenasah di bawa ke kamar jenasah beserta berkas untuk serah terima jenasah pasien.
• Rekam Medis.
Dokumen rekam medis di ICU menggunakan format observasi ICU, untuk pencatatan yang
lain sesuai standar dokumentasi rekam medis.
2.1.12 Pencacatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan
Catatan ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan pelayanan di ICU
dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.
Pencatatan menggunakan status khusus ICU yang meliputi pencatatan lengkap terhadap
diagnosis yang menyebabkan dirawat di ICU, data tanda vital, pemantauan fungsi organ khusus
(jantung, paru, ginjal dan sebagainya) secara berkala, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan cairan,
catatan pemberian obat serta jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan ICU terdiri dari jenis indikasi pasien masuk serta jumlahnya, system
skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi mekanis, hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat
dan keluaran (hidup atau meninggal) dari ICU.
2.1.13 Evaluasi Hasil Perawatan Pasien ( Pelaporan Pada Pedoman Organisasi ).
Evaluasi hasil perawatan pasien semua harus terdokumentasi dalam rekam medis karena
kelengkapan berkas medis pasien juga menjadi indikator mutu pelayanan pasien.

2.2 Ruang Intermediate

2.2.1 FUNGSI Ruang Intermediate

Untuk efektivitas, keselamatan dan ekonomisnya pelayanan intensif/ICU, maka perlu


dikembangkan unit pelayanan tingkat tinggi Intermediate. Fungsi utama Intermediate adalah mejadi
ruang perawatan-antara dari bangsal dan ICU. Misalnya, pasien yang tidak memerlukan perawatan di
ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena masih memerlukan pemantauan yang
ketat. Intermediate tidak memerlukan peralatan canggih seperti di ICU, tetapi yang diperlukan adalah
kewaspadaan dan pemantauan yang lebih tinggi.

2.2.2 PELAYANAN Ruang Intermediate


Intermediate berada dibawah koordinasi ICU dalam menjalankan fungsi pelayanan dan
pendidikan. Pelayanan Intermediate dilakukan oleh tim yang terdiri atas Dokter spesialis, dan dokter
umum serta dibantu oleh perawat. Seorang koordinator Intermediate sebaiknya adalah seorang dokter
spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar dasar ICU. Sedangkan perawat pelaksana di
Intermediate adalah perawat yang telah mengikuti pelatihan BLS, dapat melakukan pemantauan
(observasi) dan menggunakan peralatan pemantauan.

Pelayanan Intermediate meliputi:


- Pemantauan pasien secara ketat
- Menganalisa hasil pemantauan
- Melakukan tindakan medis
- Melakukan asuhan keperawatan

Ruang lingkup pemantauan antara lain:


- Tingkat kesadaran
- Fungsi pernafasan dan sirkulasi
- Oksigenasi secara terus menerus
- Keseimbangan cairan

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang harus mampu dilakukan anatara lain:
- Bantuan hidup dasar / BLS (Basic Life Support)
- Terapi oksigen
- Memberikan obat-obatan pemeliharaan atau stabilisasi seperti obat inotropic, obat
antinyeri, obat aritmia, obat yang bersifat vasoaktif dll
- Memberikan nutrisi enteral atau parenteral
- Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
- Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan

2.2.3 Alur Pelayanan Ruang Intermediate

Pasien yang mendapat pelayanan Intermediate dapat berasal dari:

PASIEN BARU

Kamar Operasi atau


POLIKLINIK ruang OK
IGD RAWAT INAP

Memenuhi kriteria masuk HCU dan memenuhi kriteria pasien


yang dapat dirawat di Intermediate
Rawat
Intermediate

Pelayanan Intermediate meliputi observasi pasien secara ketat, menganalisa hasil


observasi dan melakukan tindakan medik serta asuhan keperawatan yang diperlukan. Ruang
lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain :
a. Tingkat kesadaran
b. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat) jam atau
disesuaikan dengan keadaan fisik
c. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
d. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 (delapan) jam atau disuaikan dengan
keadaan pasien

Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan adalah :

a. Bantuan hidup dasar/Basic Life Support (BHD/ BLS) dan bantuan hidup lanjut /Advance
Life Support (BHL/ALS)
• Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat bantu
jalan nafas, seperti pipa oropharingeal atau pipa nasopharyngeal. Dokter jaga juga harus
mampu melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dan segera memindahkan/
merujuk pasien
• Pernafasan/ ventilasi
• Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi jantung luar
b. Terapi oksigen
Memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien dengan berbagai alat pengalir oksigen,
seperti kanul nasal, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan reservoir dan sebagainya
c. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi (obat inotropik,obat anti nyeri,
obat aritmia jantung, obat – obatan yang bersifat vasoaktif, dan lain – lain).
d. Nutrisi enteral atau parenteral.
e. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
f. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan

2.2.4 Indikasi Masuk dan Keluar Intermediate


Pasien yang memerlukan pelayanan Intermediate sesuai indikasi adalah :
1. Pasien dari IGD
2. Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar bersalin.
3. Pasien dari bangsal (Ruang Rawat Inap)
4. Pasien dari poliklinik yang memerlukan pemantauan lebih lanjut

a. Indikasi Masuk HCU


1. Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi
komplikasi.
2. Pasien yang memerlukan perawatan perioperative
3. Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan tanda vital pasien yang
menggunakan obat-obatan inotropik, vasokonstriktor atau vasodilator dengan dosis
rendah sampai sedang.
4. Berdasarkan penilaian NEWS (Modified Early Warning Score) pada pasien dewasa dan
PEWS (Pediatric Early Warning Score) pada anak dengan skor4-6, dimana pasien yang
memiliki skor orange yang membutuhkan pengawasan setiap 2 jam atau lebih cepat,
merupakan indikasi masuk Intermediate, namun persetujuan pasien masuk tetap
dikonsulkan terlebih dahulu ke DPJP yang menangani pasien tersebut.
b. Indikasi keluar Intermediate
 Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
 Pasien dengan hemodinamik yang sudah stabil berdasarkan usianya
 Pasien yang cenderung memburuk dan / atau memerlukan pemantauan dan alat
bantu invasif sehingga perlu pindah ke ICU

c. Pasien yang tidak perlu atau tidak dapat masuk Intermediate RSI Fatimah
 Pasien dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti :kanker stadium akhir)
 Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di Intermediate (atas
dasar“informed consent”)
 Pasien dengan infeksi droplet atau airborne seperti pasien yang dicurigai
tuberculosis (TBC) atau sudah dinyatakan positif TBC atau infeksi lain yang
memerlukan perawatan isolasi, harus dirujuk ke rumah sakit lain.
d. Contoh Kasus Indikasi Masuk Berdasarkan keluhan sistem Organ
 Sistem kardiovaskuler
1. Miokard infark dengan hemodinamik stabil
2. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil
3. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung
sementara/menetap dengan hemodinamik stabil
4. Gagal jantung kongestif NYHA class I dan II
5. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target
 Sistem Pernafasan
Gangguan pernafasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif
 Sistem Saraf
1. Cedera kepala sedang sampai berat atau stroke yang stabil yang
memerlukan tirah baring dan memerlukan pemeliharaan jalan nafas secara
khusus seperti hisap lendir berkala
2. Cedera sumsusm tulang belakang bagian leher yang stabil
 Sistem Saluran Cerna
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi ortostatik dan respon
dengan pemberian cairan
 Sistem endokrin
Ketoasidosis diabetikum dengan infus insulin yang konstan
 Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih membutuhkan
resusitasi cairan
 Kebidanan dan Kandungan
Preeklampsia pada kehamilan atau pasca persalinan

2.2.5 Prosedur masuk dan keluar Intermediate Pasien Dewasa RSI


Fatimah Prosedur Masuk Intermediate

 Dokter jaga ruangan atau IGD melaporkankan kepada DPJP terkait kondisi pasien
untuk masuk Intermediate
 DPJP menyetujui pasien masuk Intermediate sesuai indikasi dan kemudian
memberikan terapi/advice
 Penanggung jawab/keluarga pasien dianjurkan untuk ke bagian administrasi
 Perawat ruang Intermediate diinformasikan oleh bagian admisi terkait dengan
masuknya pasien ke Intermediate

 Perawat IGD/Poli menjelaskan secara singkat kondisi pasien yang akan masuk ke
HCU via telepon ke perawat Intermediate

 Perawat IGD/poli mengantar pasien ke ruang Intermediate


 Perawat IGD/poli melakukan timbang terima dengan perawat Intermediate

Prosedur Keluar Intermediate


 Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan kepada keluarga
pasien terkait kondisi pasien membaik dan layak pindah ruangan.

 Perawat ruang Intermediate menginformasikan ke bagian admisi terkait dengan


pindah kamar di rawat inap

 Perawat Intermediate melengkapi rekam medis pasien

 Perawat Intermediate menjelaskan secara singkat kondisi terkini pasien kepada


perawat ruang rawat inap via telepon
 Memindahkan pasien ke ruang rawat inap
 Melakukan timbang terima dengan perawat ruang rawat inap

5.4 Perawatan Pasien Intermediate


a. Setiap pasien yang di rawat di Intermediate dilakukan monitoring hemodinamik selama 24
jam
b. Bila ada gambaran monitoring yang menggambarkan kelainan, perawat
Intermediate menginformasikan ke dokter jaga ruangan
c. Dokter ruangan akan melakukan konfirmasi ke dokter DPJP, dan edukasi kepada
penanggung jawab pasien.
BAB III

LOGISTIK.

3.1 PENGERTIAN

Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan
dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material-material/alat-alat.

3.2 ALUR PERMINTAAN LOGISTIK RUMAH TANGGA / FARMASI


• Petugas membuat perencanaan permintaan barang ke logistik
• Petugas mencatat permintaan barang di buku permintaan yang sudah disiapkan oleh
petugas logistik ,dan ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas logistik.
• Petugas logistik mengambilkan barang yang ada sesuai dengan permintaan.
• Petugas logistik mengecek barang-barang sesuai dengan permintaan
• Apabila permintaan barang /alkes lebih dari 500.000 harus ada SP dari direktur

ALAT TULIS

JMLH
NO NAMA BARANG
BARANG

1 BOLPOINT MERAH 25

2 BOLPOINT STANDART/BIASA 36

3 BUKU EKSPEDISI 15

4 BUKU FOLIO 100 25

5 BUKU TULIS 100 5

6 BUKU TULIS 200 3

7 BUKU TULIS 38 20

8 CHLEAR HOLDER (40) 4

9 CLIP (B) 5

10 CLIP (K) 5
11 ISI CUTTER (K) 2

12 ISI STAPLES 23/10 6

13 ISI STAPLES (K) 6

14 ISOLASI DAIMARU 2CM 4

15 ISOLASI BENING (K) 12

16 KERTAS ASTURO HIJAU KECOKLATAN 3

17 KERTAS ASTURO BIRU MUDA 3

18 KERTAS ASTURO HIJAU MUDA 3

19 KERTAS ASTURO HIJAU TUA 3

20 KERTAS ASTURO KUNING 3

21 KERTAS ASTURO MERAH 3

22 KERTAS ASTURO ORANGE 3

23 KERTAS ASTURO UNGU MUDA 3

24 KERTAS ASTURO UNGU TUA 3

25 KERTAS FOTO COPY 70 GR 12

26 LEM POVINAL 20

27 MAP PLASTIK 10

28 PENGGARIS 30 CM 2

29 PENGHAPUS BOLPOINT 2

30 PENGHAPUS PENSIL 2

31 PENSIL 2 B 12

32 SPIDOL BOARD MARK HITAM 12

33 SPIDOL BOARD MARK MERAH 12

34 SPIDOL KECIL BIRU 12

35 SPIDOL KECIL HIJAU 12

36 SPIDOL KECIL HITAM 12


37 SPIDOL KECIL MERAH 12

38 SPIDOL MARKER HITAM 12

39 STABILLO 6

40 STIPO KIROKO 2

PERCETAKAN

JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG

1 AMPLOP RSMG 3

2 CAIRAN MSK. & KEL. TUBUH /RIM 2

3 CATATAN DOKTER /RIM 2

4 CATATAN PERAWAT / ADM 750

5 ADMINISTRASI /CAT.PWRT /RIM 2

6 ELECARDIOGRAM/RIM 1

7 GRAFIK /RIM 1

8 KONSULTASI MEDIS ANTAR BAGIAN 200

9 PEMAKAIAN ALAT MEDIS

10 PENGANTAR JAWABAN/ RUJUKAN

11 PENSTERILAN ALAT KE CSSD

12 PERMINTAAN CT-SCAN

13 PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

14 RESEP RSMG KOSONGAN

15 RINGKASAN RESUME /BUKU

16 RINGKASAN KELUAR MASUK /RIM

17 SURAT KET. PENOLAKAN OPNAME


18 SURAT KETERANGAN DOKTER

19 SURAT KETERANGAN KEMATIAN

20 SURAT ORDER AMBULANCE 4

21 TANDA - TANDA VITAL 500

22 FORM SERAH TERIMA PASIEN RM 300

23 SURAT PULANG PAKSA 100

24 PERKIRAAN BIAYA OPERASI 50

25 DOKUMEN PENGKAJIAN KEP. 500

26 LEMBAR OBSERVASI ICU 500

RUMAH TANGGA

JUMLAH
NO NAMA BARANG
BARANG

1 ALKALINE A 3 6

2 BATERAI ABC (B) 5

3 BATERAI ABC (K) 2

6 GAYUNG 5

7 GELAS KUMUR 350

8 GUNTING (T) 2

9 KRESEK HITAM (B) 65

10 KRESEK KUNING (B) 75

11 SABUN BATANGAN 3

12 SABUN MEDICARE 50

14 SEDOTAN BENGKOK 50

15 SILET 2

16 SOKLIN 1 KG 24
18 SUNLIGHT 400 ML 2

20 TISSUE SEE U 50

21 ALAT CUKUR 1

22 WASLAP 50

ALAT KESEHATAN

NO NAMA BARANG JUMLAH BARANG

1 AMBUBAG 2

2 CERTOFIX TRIO 12

3 ECG PAPER GE 45

4 HANSAPLAST ( ISI 100 STRIPS ) 2

5 JACKSON RIECE ANAK DISPOSIBLE 2

6 LAMPU LARINGOSCOPE 1

8 MASKER EAR LOOP 85

9 MANSET DEWASA ABN 8

10 SOFSILK 12

11 STETOSCOPE SPECTRUM 2

12 SPATEL KAYU ( 50 PCS ) 1

13 TENSIMETER DIGITAL 2

14 URINAL 2

15 VENOCATH 16 15

16 VENOCATH 18 30
OBAT

NO NAMA BARANG JUMLAH BARANG

1 EPHEDRIN HCL INJ/10 8

2 LIDOCAIN INJ/100 10

3 EPINEPHRINE (ADRENALIN) INJ. 0,18/100 25

4 ATROPIN INJ/100 KF 10

  HAM/LASA  

1 ARIXTRA INJ 2

2 CA GLUCONAS INJ 2

3 DEXTROSE 40% 6

4 DOPAMIN INJ 1

5 FARSORBID INJ 4

6 FENTANYL INJ 1

7 K.C.L 7,46% INJ 2

8 MEYLON INJ 2

9 MGSO4 40% 1

10 MIDAZOLAM INJ 1

11 MORPHINE HCL INJ 1

12 SEDACUM INJ 1

13 TYARIT INJ 3

14 VALISANBE INJ/10 4

  STOK OBAT TETAP  

1 ACRAN INJ 1
2 AMINOPHYLLIN INJ 4

3 AMIKASIN INJ 1

4 AS TRANEXAMAT INJ 3

5 BRAINOLIN INJ 3

6 CEFTRIAXONE INJ 2

7 PZ 25ML 2

8 CORTIDEX INJ 8

9 DEXAMETASONE INJ 2

10 DULCOLAX SUPP 2

11 FARMABES 4

12 FUROSEMIDE INJ 5

13 LASIX INJ 7

14 KETOROLAC INJ 3

15 RATIVOL INJ 1

16 KETROS SUPP 1

17 KUTOIN INJ 2

18 SANEXON INJ 1

19 METRONIDAZOLE INF 3

20 NSB INJ 4

21 NOVORAPID 1

22 PIRACETAM INJ 2

23 PROPYRETIC 160 1

24 BLISTRA INJ 5

25 PULMICORT INJ 3
26 PLASMINEX INJ 3

27 RAIVAS INJ 4

28 SANTAGESIC INJ 5

29 TOMIT INJ 1

30 TRADOSIK INJ 2

31 TROVENSIS INJ 2

32 VENTOLIN NEB 2

33 VIT K INJ 1

34 ONDANCETRON INJ 2

35 WFI 7

36 RANITIDINE INJ 2

     

  CAIRAN  

1 ASERING 5

2 D5 500ML 4

3 D10 0,18NS 3

4 D10% 3

5 FUTROLIT 1

6 GELAFUSAL INF 1

7 KAEN 1B 1

8 KAEN 3B 3

9 KAEN 3A 3

10 PZ 100ML 2

11 PZ 500ML 8
12 MANITOL 2

13 RD 5 3

14 RL 2

15 HAES STERIL 1

16 HYDROX 1

17 INFUMAL 1

18 LEVO INFUS 1

   
ALKES

1 BLOODSET 2

2 ELECTRODE 16

3 ETT NO 3 1

4 ETT NO 4 1

5 ETT NO 5 1

6 ETT NO 6 1

7 ETT NO 6.5 1

8 ETT NO 7 1

9 ETT NO 7.5 1

10 ETT NO 8 1

11 F.CATETER NO 8 2

12 F.CATETER 16 1

13 F.CATETER 18 1

14 DERMAVIX IV 8

15 FEEDING TUBE 8,40CM 2


16 FEEDING TUBE 8,100CM 2

17 FEEDING TUBE 4 2

18 FEEDING TUBE 6 2

19 FEEDING TUBE 8 2

20 FEEDING TUBE 5 1

21 FEEDING TUBE 3.5 1

22 INTRAFIX 2

23 SOLUSET 2

24 MASKER NEBUL ANAK 1

25 MASKER NEBUL DWS 3

26 MASKER O2 ANAK 2

27 MASKER O2 DEWASA 2

28 MASKER NRM ANAK 1

29 MASKER NRM DEWASA 1

30 MAYO 50 CM 1

31 MAYO 60 CM 2

32 MAYO 70 CM  

33 MAYO 80 1

34 MAYO 90CM  

35 MAYO 100 CM 3

36 MAYO 110 CM 1

37 NASAL DEWASA 2

38 NASAL ANAK 2

39 JARUM 18 5
40 JARUM 23 3

41 MASKER ANESTESI BAYI 3

42 PERFUSOR 3

43 TRIWAY STOPCOCK 5

44 SPUIT 1ML 3

45 SPUIT 3ML 9

46 SPUIT 5ML 14

47 SPUIT 10ML 12

48 SPUIT 20ML 6

49 SPUIT 50ML HIJAU 1

50 SPUIT 50ML BIRU 1

51 STOMACH TUBE 12 1

52 STOMAVH TUBE 16  

53 STOMACH TUBE 18 1

54 SURFLO 16 1

55 SURFLO 20 1

56 SURFLO 22 1

57 SLYM SUCTION 8 2

58 SLYM SUCTION 12 2

59 UROBAG 2

60 POLYFLEX 26 4

61 TROGE 24 4

62 VASOFIX 20 3

63 VASOFIX 22 1
64 VASOFIX 18 1

65 TRANSOFIX 1

66 MASKER ANES M 1

67 MASKER ANES L 1

68 MASKER ANES ANAK 2

69 LEAD SPO2 5

Anda mungkin juga menyukai