Diusulkan oleh:
1. Wildan Zahrul Faqih
2. Fefi Utami
3. Rizqi Ayu Wulandari
SMAN 1 DONGKO
TRENGGALEK
TAHUN 2021
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin B2 atau riboflavin adalah suplemen untuk mencegah dan
mengatasi kekurangan (defisiensi) vitamin B2. Vitamin B2 bekerja bersama
vitamin B lain untuk menjaga kesehatan kulit,saraf,mata,dan sel darah merah.
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh,penghubung antar saraf, kerja jantung,dan pergerakan otot.
Suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah
yang diperlukan adalah zat besi. Dalam tubuh manusia zat besi memiliki
fungsi yang sangat penting,yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan mengangkut electron didalam proses pembentukan energi di
dalam sel.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nori
2.1.1 Pengertian Nori
Nori adalah nama dalam bahasa Jepang untuk bahan makanan berupa
lembaran rumput laut yang dikeringkan. Nori digunakan sebagai hiasan dan
penyedap berbagai macam masakan Jepang, lauk sewaktu makan nasi, dan
bahan makanan ringan seperti senbei. Bahan baku adalah alga jenis Porphyra
seperti Porphyra pseudolinearis Ueda yang dikenal sebagai Iwanori dan
Porphyra yezoensis UedaWalaupun warna tidak dapat dijadikan pegangan
kualitas, lembaran nori berkualitas tinggi umumnya berwarna hitam
kehijauan, sedangkan nori berkualitas lebih rendah berwarna hijau hingga
hijau muda.
Jepang, RRC, dan Korea merupakan produsen nori terbesar di dunia.
Di RRC, nori disebut sebagai hǎitái (海苔), dan di Korea disebut gim (김).
Korea terkenal dengan nori berbumbu minyak wijen, cabai, dan butiran
garam yang agak kasar sehingga berbau khas dan terasa agak pedas. .
(Sumber : Wikipedia, diakses tanggal 20 Oktober 2021)
2.1.2 Pembuatan Nori
a. Cara tradisional pembuatan Nori:
Rumput laut hasil panen ditumbuk sampai menjadi bubur.Bubur rumput
laut dilebarkan seperti kertas di atas papan.Nori dijemur di bawah sinar
matahari hinga kering.
b. Metode modern: Lembaran nori yang telah dipanen dibersihkan dari
kotoran dan penempel dengan menggunakan air laut. Setelah itu,
lembaran nori dibilas dengan air tawar bersih dalam sebuah wadah
penampungan. Setelah itu lembaran nori diletakan di atas papan
pemotong mekanik menjadi potongan yang berukuran 0,5 hingga 1 cm.
Potongan lembar nori ini selanjutnya dimasukan dalam sebuah wadah
(perbandingan nori:air = 1: 10) dengan maksud untuk membuat
campuran nori-air yang cukup homogen. Campuran potongan air-nori ini
selanjutnya ditebar ke dalam baki-baki stainless (30 x 15 cm). Bagian
alas baki memiliki lubang-lubang berukuran 0,2 - 0,5 mm berfungsi
untuk melewatkan/memisahkan air dari lembar nori secara merata pada
permukaan baki. Baki-baki berisi campuran air-nori kemudian
dikeringkan pada ruang pengeringan setelah airnya menetes habis.
Semua pekerjaan prosesing dilakukan dengan sistem ban berjalan.
Setelah kering, lembaran nori tipis ditempatkan pada papan pemotong
dan dipotong menjadi lembaran nori kering berukuran (7,5 x 5 cm).
lembaran nori kering yang telah dipotong kemudian dikemas dalam
plastik kedap dalam kemasan dus untuk dijual.
2.1.3 Kandungan Nutrisi Nori
Nori merupakan salah satu makanan yang memiliki kandungan
nutrisi tinggi. Kandungan protein nori mencapai 25-50 % berat kering,
lemak 2-3 % berat kering dan berbagai macam vitamin (Kayama et al.
1985). Kandungan protein dalam rumput laut berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya iklim dan kondisi
lingkungan atau habitatnya. Porphyra mengandung protein sebesar 21-
47 g protein/100 g berat kering (Sumber : Ruperez dan Saura 2001
dalam Dawezynski et al. 2007, diakses tanggal 19 Oktober 2021).
Vitamin B12 dalam nori adalah sebesar 29 μg %. Kandungan
nutrisi yang cukup tinggi itulah yang menjadikan nori salah satu
makanan diet oleh masyarakat Jepang (Hiroyuki 1993).Nori juga
mengandung beberapa asam amino selain kandungan nutrisi yang
menguntungkan, diantaranya asam glutamat, glicine dan alanin yang
berperan dalam menciptakan rasa pada nori (Winarno 1996). Serat
makanan adalah salah satu kandungan terpenting dalam rumput
laut.Kandungan serat makanan atau dietary fibre dalam nori dan
wakame mencapai 34 % berat kering (Urbano dan Goni 2002).
Selain itu, batang dan daun sintrong juga mengandung beberapa kelompok senyawa fitokimia
yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Berikut ini merupakan daftar kelompok senyawa
fitokimia yang terkandung dalam batang dan daun sintrong.
Daun sintrong memiliki kandungan gizi berupavitamin B2,kalsium, dan zat besi.
Daun sintrong ini banyak tumbuh di tanah-tanah terlantar, sehingga belum dimanfaatkan
secara optimal. Pembuatan nori daun sintrong ini diharapkan dapat menjadi produk pangan
fungsional yang bergizi tinggi dan bernilai jual.
2.4 Hipoteis
3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan uji organoleptik. Parameter pengamatan meliputi
warna, aroma, tekstur, dan rasa.
Tahap pertama dilakukan uji pembedaan berpasangan untuk mengetahui tingkat
perbedaan warna, aroma, tekstur, dan rasa antara nori artifisial daun sintrong sebagai
perlakuan dengan nori rumput laut sebagai kontrol. Pada tahap ini, pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan tujuh orang siswa lain yang dilibatkan. Tabel pengamatan
sebagai berikut :
Tabel uji pembedaan berpasangan
Nori artifisial daun sintrong
Panelis
Warna Aroma Tekstur Rasa
P1 …s/d… Pn
Jumlah
Bila pengamatan terhadap parameter dianggap berbeda dengan kontrol maka diberi skor
1, bila dianggap tidak berbeda dengan kontrol diberi skor 0. Kemudian skor yang
diperoleh dari tiap parameter pengamatan dijumlah untuk dilakukan uji beda nyata pada
tingkat 5%, 1%, atau 0,1%.
Tahap kedua dilakukan uji tingkat kesukaan terhadap nori artifisial daun sintrong.
Jumlah panelis terdiri dari 10 orang guru (dewasa), 10 orang siswa (remaja), dan 10 anak
usia 6-10 tahun (anak-anak). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan panelis yang
dilibatkan bukanlah panelis terlatih dan untuk mengetahui rentang usia konsumen yang
dapat menerima produk. Tabel pengamatan sebagai berikut :
Tabel uji tingkat kesukaan (guru/siswa/anak)
Warna Aroma Tekstur Rasa
Panelis
S AS TS S AS TS S AS TS S AS TS
P1 …s/d… Pn
Jumlah
Keterangan :
S = Suka
AS = Agak Suka
TS= Tidak Suka
Bila pengamatan sesuai dengan tingkat kesukaan konsumen (Suka, Agak Suka, Tidak
Suka) maka diberikan skor 1 pada kolom yang telah disediakan. Jumlah perolehan skor
tiap parameter digunakan sebagai indikator untuk mendeskripsikan tingkat penerimaan
konsumen.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan awal terhadap daun sintrong segar (perebusan selama 3 menit) akan
mempengaruhi kandungan vitamin yang larut dalam air dan peka terhadap panas.
Terutama vitamin B1 dan C yang bersifat larut dalam air dan mudah rusak oleh panas.
Sedangkan vitamin B2 diharapkan masih dapat dipertahankan sebagian karena
bersifat tahan panas.
Dasar teori yang mendasari pemikiran tersebut di atas adalah bahwa vitamin
dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yaitu vitamin larut dalam lemak yang
meliputi vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari
vitamin C dan B (Winarno, 1997:119). Dan dijelaskan lebih lanjut bahwa karakteristik
vitamin B1, B2, dan B3 adalah sebagai berikut :
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Perlunya perlakuan awal terhadap daun sintrong yakni dicuci kemudian
direbus terlebih dahulu selama kurang lebih 3 menit, untuk mengurangi bau
menyengat pada daun sintrong.
2. Tepung maizena merupakan bahan pengikat yang baik untuk pembuatan nori
artifisial daun sintrong serta banyaknya takaran tepung maizena dan juga air,
mempengaruhi keberhasilan dari nori daun sintrong terutama pada teksturnya.
3. Sebelum masuk pada tahap pengeringan, adonan nori daun sintrong
didiamkan terlebih dahulu dan sesekali diaduk agar adonan tidak
menggumpal.
4. Proses pengeringan nori daun sintrong pada teflon dengan suhu yang terlalu
tinggi menjadikan bentuk nori jadi berlubang-lubang dan teksturnya tidak
merata.
5. Untuk parameter, tekstur, warna, aroma,dan rasa banayak disukai oleh panelis
remaja dan juga anak-anak. Sedangkan panelis orang dewasa kurang suka
pada parameter warna dan rasa, namun hal itu masih dapat ditoleransi.
6. Hipotesis mengenai pembuatan nori daun sintrong dapat diterima.
5.2 SARAN
1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui daya tahan nori daun
sintrong dalam suhu ruangan.
2. Perlu penelitian lebih lanjut bentuk olahan nori dari daun sintrong agar
lebih awet dan mudah digunakan bersama makanan yang lain (bungkus
sushi) untuk menghasilkan produk pangan fungsional sumber vitamin B2,
kalsium dan zat besi.
3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui, kandungan gizi nori yang
terbuat dari daun sintrong.
4. Perlu penelitian lebih lanjut bagaimana bentuk pengemasan produk olahan
nori daun sintrong yang dapat menarik konsumen dari berbagai kalangan
masyarakat.
5. Perlu penelitian lebih lanjut apakah pemberian warna lain pada nori daun
sintrong, dapat mempengaruhi parameter yang lain (seperti teskstur,aroma,
dan rasa).
6. Perlu penelitian lebh lanjut mengenai modifikasi bahan pengikat agar nori
daun sintrong dapat mendekati tekstur nori aslinya.