Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

HALUSINASI

Disusun Oleh:

Tridara Februaluki 18210100096

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk
memantau dan meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI,
1997). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan
sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Kelliat,
2005)
2. Manfaat
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat :
a. Umum
1) Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality
testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau
dari orang lain.
2) Membentuk sosialisasi
3) Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan
kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri
sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap
stress) dan adaptasi.
4) Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi
psikologis seperti kognitif dan afektif.
b. Khusus
1) Meningkatkan identitasi diri
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif
3) Meningkatkan keterampilan hubungan social untuk
diterapkan sehari-hari
4) Bersifat rehabilitative: meningkatkan kemampuan ekspresi
diri, keterampilan social, kepercayaan diri, kemampuan
empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-
masalah kehidupan dan pemecahannya.
3. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan,
klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa
kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsangan yang tertuju pada kelima
indera tersebut (Izzudin, 2005).
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indra
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system
pengindraan dimana terjadi pada saat kesadaran idividu itu penuh atau
baik (stuart dan sundenn,1998).
4. Tindakan keperawatan pada klien halusinasi
a. Tindakan Keperawatan
1) Mengenal Halusinasi.
2) Mengontrol Halusinasi dengan menghardik.
3) Mengontrol Halusinasi dengan melakukan kegiatan.
4) Mencegah Halusinasin dengan bercakap-cakap.

5) Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.

b. Terapi Medis

Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan

untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa.

c. Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Halusinasi dibagi dalam 5 sesi,

yaitu:

Sesi (1): Mengenal Halusinasi.

Sesi (2) : Mengontrol Halusinasi dengan menghardik.

Sesi (3) : Mengontrol Halusinasi dengan melakukan kegiatan.

Sesi (4) : Mencegah Halusinasin dengan bercakap-cakap

Sesi (5) : Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.

B. TOPIK
Mengontrol halusinasi sesi 1 dan 2.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a) Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.

b) Klien mampu mengontrol halusinasinya.


c) Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.
2. Tujuan Khusus

a) Klien dapat mengenali halusinasi yang biasa dialaminya

b) Klien dapat mencegah halusinasi dengan menghardik

D. PENGORGANISASIAN
1. Anggota dan Peserta
a) Leader :
b) Co. Leader :
c) Fasilitator 1 :
d) Fasilitator 2 :
e) Fasilitator 3 :
f) Fasilitator 4 :
g) Fasilitator 5 :
h) Fasilitator 6 :
i) Observer :
j) Pasien :
2. Uraian Tugas Pelaksanaan

a) Leader :

Uraian tugas :

1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.

- Mempersiapkan tim pelaksana kegiatan terapi aktivitas

kelompok

2) Memimpin jalannya terapi kelompok.


3) Memimpin diskusi

- Leader membuka diskusi

- Menginstruksikan kegiatan yang akan dilakukan

4) Menutup jalannya diskusi.

b) Co-leader :

Uraian tugas :

1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.

3) Menggantikan leader jika ada berhalangan.

4) Berperan sebagai role model.

c) Observer :

Uraian tugas :

1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan

waktu, tempat dan jalannya acara.

- Observer mengobservasi proses kegiatan yang berlangsung.

- Observer mengobservasi leader, co leader, fasilitator dan

klien.

2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota

kelompok dengan evaluasi kelompok.

d) Fasilitator :

Uraian tugas :

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.


3) Mengatur posisi klien dalam lingkungan untuk melaksanakan

kegiatan.

4) Membimbing klien selama permainan diskusi.

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.

3. Metode Terapi Aktivitas Kelompok


Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok (TAK) ini
adalah metode:
a. Bermain peran/simulasi
b. Diskusi dan tanya jawab
4. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini
adalah:
a. Klien dengan riwayat gangguan persepsi sensori; halusinasi.
b. Klien tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam
keadaan tenang.
c. Klien tidak mengalami gangguan komunikasi secara verbal.
d. klien yang mempunyai emosi yang terkontrol.
e. klien yang tidak mengalami gangguan kesehatan fisik seperti
demam atau indikasi bed rest.
Proses seleksi
1. Berdasarkan hasil observasi dari perkembangan klien di mana
klien sudah kooperatif.
2. Berdasarkan hasil catatan perkembangan keperawatan klien
belum mampu mengontrol halusinasinya.
3. Menggali minat dan kesediaan klien untuk mengikuti kegiatan
TAK.

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Tempat pertemuan :
b. Waktu :
c. Durasi : menit
1) Jumlah anggota :
d. Kriteria Evaluasi

Evaluasi Struktur

1) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.

2) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.

3) Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

4) Tim berjumlah ... orang yang terdiri atas 1 orang Leader

memimpin jalannya TAK, 1 orang co-leader membantu

leader mengkoordinasi seluruh kegiatan, 7 orang fasilitator

memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

e. Evalusi Proses

1) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal

sampai akhir.

2) Leader mampu memimpin acara.

3) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

4) Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

5) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan

bertanggung jawab dalam antiipasi masalah.

6) Minimal 90% Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari

awal sampai akhir.

f. Evalusi Hasil

Diharapkan :

1) 7 dari … peserta TAK mampu memperkenalkan diri


2) 7 dari … peserta TAK mampu mngenal halusinasi yang sedang

dialami.

3) 7 dari ..peserta TAK mampu membicarakan cara-cara

mengonrol halusinasi dengan menghardik

4) 7 dari peserta TAK mampu mengatasi halusinasi dengan

kegiatan.

5) 7 dari peserta TAK mampu berkerjsama dengan perawat

selama TAK.

6) 7 dari peserta TAK mampu mengevaluasi kemampuan

mengontrol halusinasi.

6. Media dan Alat


TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik,
penggunaan alat hanya yang ada diruangan saja seperti:
a. Buku catatan

b. Pulpen

c. Jadwal kegiatan klien

d. Laptop

e. Sound system/ speaker

f. Sarung

g. Lagu

h. Karton

i. Tali Rapia

j. Pensil warna
E. MEKANISME KEGIATAN
1. Sesi:
Mengenal Halusinasi dan mengontrol halusinasi dengan cara
mehardik
2. Tujuan:
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat menyebutkan kapan terjadinya.

c. Klien dapat mengenal situasi yang membuat terjadinya halusinasi.

d. Klien mampu mengungkapkan perasaan pada saat halusinasi

muncul.

e. Klien mampu mempraktekkan cara halusinasi dengan cara mehardik

3. Acara:

a. Leader, co-leader, fasilitator 1, fasilitator 2, fasilitator 3, fasilitator

4, fasilitator 5, fasilitator 6, fasilitator 7, observer dan klien duduk

bersama dalam bentuk lingkaran.

b. Ruangan nyaman dan tenang.


Dinding
O

CL L
P P

F1
F7

P
P

F24
F6
44

P P

F5 P F4 P F3

Keterangan : L = leader F = Fasilitator

CL = Co-leader P = Pasien

O = Observer

Langkah Kegiatan :

1. Persiapan

a. Fasilitator 1 mengatur tempat duduk klien dalam posisi berbentuk

lingkaran.

b. Fasilitator 2 menyiapkan papan nama untuk identitas pasien.

c. Leader membuat kontrak dengan klien


2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Leader memberikan salam terapeutik kepada klien

2) Leader memperkenalkan namanya kepada semua klien dan

memasang papan nama di leher

3) Leader meminta Co-leader memperkenalkan namanya kepada

semua klien dan memasang papan nama di leher.

4) Leader meminta Fasilitator 1 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

5) Leader meminta Fasilitator 2 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

6) Leader meminta Fasilitator 3 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

7) Leader meminta Fasilitator 4 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

8) Leader meminta Fasilitator 5 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

9) Leader meminta Fasilitator 6 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

10) Leader meminta Fasilitator 7 memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.

11) Pasien membagikan papan nama kepada setiap klien.

12) Leader meminta setiap klien memperkenalkan namanya

kepada semua klien dan memasang papan nama di leher.


Dilakukan secara berurutan dari sisi kiri leader searah jarum

jam.

b. Evaluasi /validasi

1) Leader menanyakan perasaan setiap klien saat ini dan

meminta klien menyatakan perasaannya secara berurutan

dari sisi kiri leader searah jarum jam.

c. Kontrak

1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal dan

mengontrol suara-suara dan penampakan itu palsu.

2) Leader menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,

harus minta izin kepada leader, co-leader atau

fasilitator

- Kegiatan yang dilakukan selama 30 menit.

- Setiap klien diminta untuk mengikuti kegiatan dari

awal sampai selesai.

3) Leader menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :

- Co leader memainkan lagu Ceria – J-rock dari laptop

- Leader meminta Co-leader meyiapkan sarung.

- Co-leader menyalakan music dan peserta memulai

permainan.

- Co Leader mematikan music dipertengahan.

- Leader meminta klien yang terkena sarung untuk

menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi


yang membuat terjadi dan perasaan klien saat

halusinasi muncul dan cara mengontrol halusinasi

dengan cara menghardik.

- Co-leader menjelaskan apa itu halusinasi, dan

memberikan contoh bahwa suara – suara itu palsu.

“Suara – suara yang didengar itu palsu karena pada

saat mendengar suara itu anda sedang sendiri dan

tidak ada orang yang sedang berbicara disekitar

anda.”

3. Tahap Kerja

a. Co leader menyalakan lagu Ceria – J-rock dari laptop

b. Leader meminta Co-leader meyiapkan sarung.

c. Co-leader menyalakan music dan peserta memulai permainan.

d. Co-Leader mematikan music dipertengahan.

e. Leader meminta klien yang terkena sarung untuk menceritakan isi

halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan

perasaan klien saat halusinasi muncul dan cara mengontrol

halusinasi dengan cara mehardik.Leader meminta klien yang

mendapat nomor urut selanjutnya untuk melakukan hal yang sama

seperti point 7.

f. Leader memberi pujian terhadap klien yang melakukan dengan

baik.

g. Leader mengajak semua klien untuk bertepuk tangan dan memberi

pujian.
4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1)Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK

2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut
Leader meminta setiap klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan
perasaan jika halusinasi muncul, melakukan cara mengontrol
halusinasi dengan cara mehardik dan memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
c. Dokumentasi

Menyebutkan Menyebut Situasi Menyebut Perasaan Mempraktekkan cara


Menyebut Isi saat berhalusinasi
No Nama Klien Waktu terjadi Halusinasi mengontrol halusinasi
Halusinasi
Halusinasi Muncul dengan cara mehardik
DAFTAR PUSTAKA

Herawaty, Netty. 1999. Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.

Stuart G.W Sundenn S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.

Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai