Anda di halaman 1dari 85

Adalah bagian dari resolusi IMO tahun

1973 dengan beberapa kali amandemen /


perbaikan pada tahun 1978 yang kita
kenal dengan Marpol 73/78, dan
melahirkan 6 annex yang isinya
mengatur tentang kewajiban dan
tanggung jawab negara – negara anggota
dalam menjaga pencemaran lingkungan
maritim.
DEFINISI MARPOL 73/78
-. Merupakan konvensi internasional untuk
pencegahan pencemaran / polusi dari kapal
-. Peraturan tentang perlindungan lingkungan
maritim ( laut, pantai dan udara ), Bertujuan
untuk meminimalisasi pencemaran di laut, oleh
minyak termasuk penanganan pembuangan
sampah, dan pencemaran udara, serta
pencemaran oleh bahan berbahaya lainnya
SEJARAH MARPOL
- Pertama kali marpol di tandatangani tgl 17 feb
1973, namun belum di berlakukan di dunia
- pada tahun 1978, marpol di amandemen dan
kemudian di tambahkan beberapa protokol
- tanggal 2 oktober 1983, marpol baru pertama
kali di berlakukakan di seluruh dunia dan
- pada bulan mei 2013, sudah tercatat 152 negara
di dunia atau 99,2 % armada di dunia telah
meratifikasi dan tunduk terhadap konvensi
marpol tersebut
KONVENSI MARPOL 73/78 MELAHIRKAN
enam AnNEX yaitu
-. Annex I, pencegahan pencemaran minyak dan air yang
mengandung minyak
-. Annex II, pengontrolan bahaya pencemaran dari zat cair
berbahaya yg di muat oleh kapal tanker
-. Annex III, pencgahan pencemaran dari muatan berbahaya
dalam bentuk kemasan yg di muat aleh kapal barang
-. Annex IV, pencegahan pencemaran dr
seawage/tinja/kotoran manusia yg di hasilkan oleh kapal –
kapal
-. Annex V, pencegahan pencemaran dari sampah yang di
hasilkan oleh kapal – kapal
-. Annex VI, pencegahan pencemaran udara yg di hasilkan
dari gas buang dari kapal – kapal
-. Annex VII, tentang air ballast,belum di berlakukan namun
ada beberapa negara yg sudah merativikasinya
ANEX - I
#. Anex I, mengatur tentang pencegahan pencemaran
minyak dan air yang mengandung minyak ke laut.
Berlaku untuk semua jenis kapal.
Marpol sudah mengatur Tindakan pencegahan
pecemaran oleh minyak atau air yang mengandung
minyak ke laut ,megatur tentang
peralatan/equipment, material, dan prosedur / cara
penanggulangan saat terjadi tumpahan minyak di
geladak dan atau terlanjur sudah keluar kapal / jatuh
ke laut
ANNEX - II
PERATURAN PENCEGAHAN POLUSI BARANG
BERACUN CAIRAN CURAH DARI KAPAL
NLS “Noxious Liquid Substances”
NOXIOUS LIQUID SUBSTANCES
Barang cair beracun dan berbahaya hasil produk
kimia yang diangkut dengan kapal tanker khusus
(chemical tanker).
Bahan kimia dibagi 4 kategori sesuai derajat toxic
dan kadar bahayanya :
Kategori A : Sangat berbahaya
Kategori B : Cukup berbahaya
Kategori C : Kurang berbahaya
Kategori D : Tidak berbahaya
ANNEX – III
PERATURAN PENCEGAHAN POLUSI BARANG
BERHAYA DALAM KEMASAN DIATAS KAPAL
Certificate ; Certificate of Fitness for Ship Carrying
Dangerous Goods
HARMFUL SUBSTANCES
Barang-barang yang dikemas dan membahayakan
lingkungan bila jatuh/tumpah ke laut.
Selanjutnya jika diangkut diatas kapal kontainer disebut
dangerous goods (DG) atau Muatan Berbahaya.
Berbahaya terhadap Keselamatan kapal, abk/pekerja, dan
terhadap muatan lain, karna bahaya-bahaya yang timbul
akibat sifat dari muatan tersebut.
Berbahaya terhadap lingkungan laut/ekosistem jika
tumpah kelaut (Lihat IMDG Code, ada 3 seri buku)
ANNEX – IV
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
KOTORAN MANUSIA DAN TERNAK DARI KAPAL
SEAWAGE
Certificate ; ISPP, International Sewage Pollution
Prevention Certificate
 Kotoran – kotoran dari toilet, WC, urinals, poliklinik,
kotoran hewan dan campuran dari buangan tersebut.
 Perlu diketahui bahwa di kapal ini ada seawage
treatment, chemical khusus berbentuk tablet yang
berfungsi untuk membunuh bakteri berbahaya dan
mengurangi bau, kemudian kotoran tersebut boleh
dibuang kelaut saat kapal berlayar.
SEWAGE di atas kapal CTP Fortune diperuntukan 25
orang / hari (sesuai dengan Kapasitas Tangki
Penampung dan Sertifikat ISPP)
ANNEX – V
PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN POLUSI
SAMPAH DARI KAPAL
GARBAGE MANAGEMENT PLAN (Buku)
SESUAI MARPOL ANNEX V & RESOLUSI MEPC.201
(62) YANG MULAI BERLAKU 1 JANUARY 2013, DAN
SESUAI PEDOMAN MANAJEMEN KESELAMATAN
(SMS MANUAL)
Sampah-sampah dalam bentuk sisa makanan,
sisa barang atau material hasil dari kegiatan
di atas kapal atau kegiatan normal lainnya
diatas kapal.
 MENCATAT PADA BUKU CATATAN SAMPAH SESUAI KATAGORI
(Garbage Record Book)
ANNEX – V
SESUAI MARPOL ANNEX V & RESOLUSI MEPC.201 (62)
YANG MULAI BERLAKU 1 JANUARY 2013,
 Dengan petunjuk / guidelines IMO tsb terjadi perobahan KATAGORI
JENIS SAMPAH dan tata cara pembuangan sampah dilaut maupun di
fasilitas darat terhadap MARPOL annex V atau terhadap pelaksanaan
pegumpulan, pemisahan, penyimpanan dan pembuangan sampah dari
kapal yang tertuang dalam Garbage Management Plan dan Catatan
Pembuangan Sampah yang direvisi.
SAMPAH DIATAS KAPAL DIPISAHKAN SESUAI KATAGORI DENGAN KODE HURUF;
 A. PLASTIC
 B. FOOD WASTES
 C. DOMECTIC WASTE
 D. COOKING OIL
 E. INCENERATOR ASHES
 F. OPERATIONAL WASTE
 G. CARGO RESIDUE
 H. ANIMAL CARCASES
 I. FISHING GEAR
KATAGORI SAMPAH SESUAI KODE HURUF
A = PLASTC, SEMUA JENIS PLASTIK
TERMASUK TALI PLASTIK BUATAN, JALA IKAN, TAS
PLATIK/TAS KRESEK, PEMBUNGKUS PLASTIK, BAHAN
STYRENE FOAM, DAN BAHAN OLAHAN PLASTIK
LAINNYA
SAMPAH PLASTIK TERSEBUT DIKUMPUL, DISELEKSI
DAN DITAMPUNG PADA DRUM YANG TERSEDIA DI
GARBAGE STATION UNTUK KEMUDIAN DIBUANG
KESHORE FACILITY ATAU DIBAKAR PADA TUNGKU
PEMBAKARAN/INCINERATOR DAN ABU SISA
PEMBAKARAN PLASTIK TERSEBUT TIDAK BOLEH
DIBUANG KELAUT NAMUN DITAMPUNG PADA DRUM
ASHES YANG TERSEDIA DI GARBAGE STATION UNTUK
KEMUDIAN DIBUANG KESHORE FACILITY.
KATAGORI SAMPAH SESUAI KODE HURUF
 B = FOOD WASTE, SAMPAH SISA MAKANAN
- DIHANCURKAN & TENGGELAM, DIHANCURKAN DENGAN ALAT
PEMOTONG YANG DISEBUT COMMINUTER ATAU GRINDING DIMANA
HASIL PEMOTONGAN MENJADI UKURAN TIDAK LEBIH DARI 25MM
AGAR BISA DIBUANG MELALUI SENSOR.
- SISA SAMPAH MAKANAN YANG DIHANCURKAN TERSEBUT DAPAT
LANGSUNG DIBUANG KELAUT DENGAN MELALUI SENSOR PADA
ALAT COMMINUTER TERSEBUT PADA JARAK ≥ 3NM DARI PULAU
TERDEKAT ATAU SEJAUH MUNGKIN
 B = FOOD WASTE, SAMPAH SISA MAKANAN
- TIDAK DIHANCURKAN DAN TIDAK TENGGELAM HANYA DAPAT
LANGSUNG DIBUANG KELAUT PADA JARAK ≥ 12NM DARI PULAU
TERDEKAT ATAU SEJAUH MUNGKIN
 B = FOOD WASTE, SAMPAH SISA MAKANAN
- UNTUK DIDAERAH KHUSUS, HANYA BOLEH DIBUANG KELAUT PADA
JARAK ≥ 12NM DARI PULAU TERDEKAT ATAU SEJAUH MUNGKIN
KATAGORI SAMPAH SESUAI KODE HURUF
C = DOMESTIC WASTES, SAMPAH DOMESTIK
SAMPAH DOMESTIK TERDIRI DARI:
- PRODUKSI KERTAS, KARTON, KAIN, GLASS,
BOTOL, BESI DAN CROCKERY/PECAH-BELAH, DLL
- LIMBAH TERSEBUT HARUS DIPISAH-PISAHKAN
UNTUK KEMUDIAN DITAMPUNG PADA MASING-
MASING DRUM SESUAI LABEL YANG ADA DI
GARBAGE STATION
- BAHAN KAYU/PAPAN YANG BERUKURAN KECIL
BOLEH DIBAKAR SESUAI KAPASITAS
INCINERATOR
- GLASS, BOTOL, BESI, PORSELIN DAN BAHAN OLAHAN YANG TIDAK BISA
DIBAKAR DI INCIERARATOR HARUS DIBUANG KE SHORE FACILITY
KATAGORI SAMPAH SESUAI KODE HURUF
* D = COOKING OIL, MINYAK GORENG
 MINYAK SAYURAN/NABATI
 SISA MINYAK DARI HASIL GORENGAN
 LIMBAH SISA MINYAK GORENG TIDAK BOLEH
DIBUANG MELALUI GOT DIDAPUR/GALLEY YANG
NANTINYA AKAN TUMPAH KE LAUT MELALUI PIPA
DRAINAGE, TETAPI HARUS DI TAMPUNG DI
WADAH/BOTOL UNTUK KEMUDIAN DITAMPUNG
PADA TANGKI DIRTY OIL YANG BOLEH DIGUNAKAN
SEBAGAI TAMBAHAN BAHAN BAKAR INCINERATOR
ATAU DIBAKAR PADA INCINERATOR DENGAN SAMPAH
LAINNYA ATAU DIBUANG KE SHORE FACILITY
KATAGORI SAMPAH SESUAI KODE HURUF
 LIMBAH BEKAS OPERASIONAL
 BARANG-BARANG RONGSOKAN
• CATRIDGE/ FOTO COPY TONNER
• BATTERY, SENTER RUSAK DLL
• AIR BEKAS BLOW DOWN BOILER/ECONOMIZER
• CAIRAN BEKAS ENGINE EXHAUST
• CAIRAN BEKAS CHAIN LOCKER
• DECK WATER
• GAS TURBINE WASH WATER
• AIR BEKAS DARI SPA

 CAIRAN DETERGENT HASIL CUCIAN PALKAH ATAU DECK TIDAK


MENGANDUNG BAHAN CHEMICAL YANG DAPAT
MEMBAHAYAKAN LINGKUNGAN LAUT DAPAT DIBUANG KELAUT
SISA-SISA MUATAN YANG TUMPAH
DIDALAM PALKAH MAUPUN DI DECK
YANG TIDAK MEMPUNYAI NILAI JUAL
SWEEPING YANG TIDAK MEMPUNYAI
NILAI JUAL DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN CHEMICAL YANG DAPAT
MERUSAK LINGKUNGAN LAUT (DAPAT
DIBUANG KELAUT DENGAN JARAK ≥12
NM DARI DARATAN TERDEKAT)
BANGKAI HEWAN
KAPAL KHUSUS MUATAN HEWAN HIDUP
(LIVESTOCK)
JIKA ADA HEWAN YANG MATI, BANGKAI
HEWAN HARUS DIPOTONG-POTONG
SEDEMIKIAN RUPA, DAN DIPASTIKAN BILA
DIBUANG KELAUT DAPAT SEGERA TENGGELAM
JARAK DARI PULAU TERDEKAT LEBIH ≥100 NM
DAN PADA LAUT TERDALAM, ATAU
JARAK DARI PULAU TERDEKAT SEJAUH
MUNGKIN (PELAYARAN ANTAR PULAU/DEKAT)
PERALATAN PENANGKAPAN
IKAN
WIRE, TALI, PELAMPUNG, DLL
 TIDAK BOLEH DIBUANG
KELAUT
 HARUS DIBUANG KE SHORE
FACILITY/FASILITAS DARAT
20
21
JUMLAH LIMBAH SISA MAKANAN ATAU
SAMPAH

JUMLAH SAMPAH DIHITUNG DALAM UNIT


METER KUBIK/CUBIC METRIC =
Panjang x Lebar x Tinggi.
CBM (M³)
1 M³ = 1 M x 1 M x 1 M
SEMUA LIMBAH ATAU SAMPAH YANG DIBUANG KESHORE
FACILITY HARUS DISERTAI DENGAN BUKTI TANDA TERIMA
DARI CONTRACTOR PENERIMA LIMBAH/SAMPAH.

CONTRACTOR TERSEBUT HARUS DIAKUI PORT AUTHORITY


BAHKAN CLASS SOCIETY (RO, RECOGNIZED ORGANIZATION).
CONTOH GARBAGE BIN, GARBAGE STATION DAN PORTABLE INCINERATOR

REPAINTED

SETIAP DRUM DIBERI LABEL SESUAI KATAGORI,


KEMUDIAN DIATUR DAN DITEMPATKAN DI
GARBAGE STATION, UNTUK PENGUMPULAN
SAMPAH SESUAI KATAGORI SEBELUM DIBUANG KE
SHORE FACILITY

MV. CTP FORTUNE INCINERATOR TERINSTALLED DI KAMAR MESIN

CONTOH PORTABLE INCINERATOR

NOT REQUIRED

05/31/20 Capt.Persobi Waldemar.M


24
ANNEX - VI
PERATURAN TENTANG PENCEGAHAN
PENCEMARAN UDARA DARI KAPAL
 Certifcate ; IAPP, International Air Pollution Prevention Certificate
 Gas buang yang diproduksi permesinan kapal melalui cerobong asap
seperti Mesin Induk, Generator dan permesinan lain seperti berikut ;
Fresh Water Generator (FWG), Incinerator, Auxiliary Boiler, Shaft Generator,
Inert Gas, dll
EDARAN IMO : MPEC.1/Circ.683 tentang SEEMP
 SEEMP, SHIP ENERGY EFFICIENCY MANAGEMENT PLAN
 Certificate ; IEEC, International, Energy Efficiency Certificate
 SEEMP adalah metode / cara sebuah perusahaan dalam mengoperasikan
kapal dengan biaya rendah akan tetapi mampu mencapai target operasional
dengan maksimal dan aman, selamat, serta dapat mengurangi dampak dari
pencemaran yang dikeluarkan / dihasilkan dari pengoperasian sebuah kapal
 SEEMP merupakan Pedoman Pengelolaan Pengoperasian Permesinan
dengan Energi secara efisien, hemat dan tepat guna dan tidak
menimbulkan dampak kerusakan lingkungan udara di laut
TINDAKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
MINYAK
 Oil Record book / Buku catatan minyak ( regulasi 17 annex-I marpol
73/78)
 Kegiatan yg harus di isi di oil record book adalah :
- pembersihan tanki-tanki minyak (fuel oil & lub oil )
- pembuangan minyak kotor atau air bekas pencucian tanki tersebut di
atas
- pengumpulan dan penanganan lanjut dari residu/sisa minyak
( lumpur dan residu lainnya )
- pembuangan air got kamar mesin ke luar kapal, (manual atau auto)
atau penanganan air got yg tertampung dengan cara lain
- kegagalan alat pemisah atau penyaring minyak saat di operasikan
- ketidak kesengajaan dalam pembuangan minyak ke laut, atau
pengecualian lain
- Pengisian bahan bakar atau minyak lumas dalam jumlah besar
OIL RECORD BOOK
OIL RECORD BOOK – PART I
BUKU CATATAN MINYAK BAGIAN - I
MACHINERERY SPACE OPERATION – ALL SHIPS
OPERASI RUANG PERMESINAN – SEMUA KAPAL
 Buku catatan Minyak Bagian – I harus dimiliki oleh setiap kapal tangki
minyak dengan ukuran di atas 150 ton gt. dan setiap kapal dengan ukuran
di atas 400 ton gt. selain kapal-kapal tangki minyak, untuk mencatat
operasi-operasi ruang permesinan yang berhubungan dengannya. Untuk kapal
tangki minyak, Buku Catatan Minyak Bagian – II juga harus disediakan untuk
mencatat mengenai Operasi Muatan/Operasi Ballast.
 Buku Catatan Minyak Bagian – I. Berisi halaman – halaman yang
memperlihatkan suatu daftar lengkap pokok – pokok dari operasi ruang
permesinan yang, sebagaimana mestinya harus dicatat dalam Buku Catatan
Minyak sesuai dengan Aturan 29, Annex I dari Konvensi Internasional
tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal-kapal, 1973, sebagaimana diubah
oleh Protokol 1978 dari padanya. Pokok-pokok tersebut telah dikelompokkan
dalam urusan-urusan operasional, masing-masing ditandai dengan suatu kode
huruf dan angaka
SOPEP (SHIPBOARD OIL
POLUTION EMERGENCY
PLAN)
“ POLA PENANGGULANGAN
DARURAT PENCEMARAN
MINYAK DI KAPAL”
sopep
Mencakup semua informasi dan petunjuk oprasional yg
di isyaratkan oleh peraturan 37 anex-I konvensi Marpol
73/78,tentang pedoman penyusunan pola
penanggulangan keadaan Darurat pencemaran minyak.
Di buat oleh International Maritim Organitation ( IMO)
Di dalamnya juga terdapat lampiran lampiran yg
berisikan Nama, no tlp, telex, serta Email dan sebagainya
dari mereka yg harus di hubungi jika terjadi pencemaran
minyak serta hal – hal lainnya
Yang harus dihubungi : Local Authority, DPA & P&I
ANNEX - I
PERATURAN PENCEGAHAN POLUSI MINYAK
DARI KAPAL
 Certificate ; IOPP, International Oil Pollution Prevention Certificate
 DEFINISI BAHAN-BAHAN PENCEMAR DI LAUT
MINYAK
 - Semua jenis minyak bumi
 - Minyak mentah (crude oil)
 - Bahan bakar (fuel oil)
 - Kotoran minyak (sludge)
 - Minyak hasil penyulingan (refined product)
Semua aktifitas yang berhubungan dengan bahan bakar, Pelumas,
minyak kotor, bilge di kamar mesin harus dicatat pada "Oil
Record Book" sesuai petunjuk detil yang ada didalam buku
tersebut.
SOPEP
MATERIALs/EQUIPMENTS
1. SAW DUST/SERBUK 8. BUCKETS/EMBER
GERGAJI 9. BAILAR/CEDOKAN
2.CATTON RAG/MAJUN 10. SCUPPER PLUG
3. SAND / PASIR 11. BROOM/SAPU
4. ABSORBAN MATERIAL 12. DRUM
/ SPONGE PENYERAP 13. WILDENT
5. OIL SPILL PUMP/POMPA ANGIN
DISPERSANT/OSD 14. SOPEP LOKER
6. LIQUIT
15. PORTABLE BOX di
DETERGENT/SABUN
CAIR tempatkan di dekat
7. SOWEL / SEKOP gangway / dekat manipol
pengisian bunker
PLASTIK
Sopep matErial
SOPEP PORTABLE BOX
Sebagai tempat
penyimpanan material
sopep yang siap untuk di
gunakan.
di tempatkan di gang
way / dekat dengan
posisi bunker station.
Sopep matErial
Saw Dust/serbuk gergaji: untuk
-Menghambat penyebaran tumpahan
minyak
- menyerap tumpahan minyak yg
sudah terlebih dahulu di kuras ( sudah
tipis ), agar pemakaian saw dust tidak
boros
Sand/pasir, untuk :
-Menghambat penyebaran tumpahan
minyak di deck
- Di taburkan di atas deck yg berbinyak
agar tdk licin
- menyerap minyak sebelum di
bersihkan dengan air dan ditergen
Absorbant material/sponge penyerap
Untuk :
-Mengeringkan tetesan minyak dlm
jumlah kecil
- menyerap sisa minyak setelah di
kuras dan di keringkan dengan saw
dust/sebelum di bersihkan dengan
ditergent
Sopep matErial
OSD ( oil spill dispersant )
Bahan chemical Untuk :
- Untuk menetralisir tumpahan
minyak di laut ( di semprotkan
saat minyak di permukaan air
sudah menipis )

Bailer / cedokan, untuk


-Menguras genangan tumpahan
minyak di deck
- Alat untuk membersihkan
sampah pasir atau serbuk
gergaji
Broom / sapu, untuk :
- Membersihkan /
mengumpulkan serbuk
gergaji atau pasir yg telah
di gunakan
Sopep matrial
Showel /sekop plastik,
untuk :
- Membersihkan serbuk
gergaji atau pasir yang sudah
di gunakan, untuk di
masukkan ke drum sebelum
di turunkan atau di bakar
Scupper plugs, untuk
Menutup lubang drain
overbot di atas deck
kapal
Catton rag / majun, untuk :
-Mebersihkan sisa tumpahan
minyak
- mengeringkan deck dari sisa
minyak setelah di pel dengan
sabun
Sopep matrial
Liquit Ditergent, untuk
- Membersihkan bekas
tumpahan minyak yang telah di
kuras dan di serap dengan
serbuk gergaji serta sponge
penyerap di atas deck
Buckets / ember , untuk
-Menampung minyak yang di
cedok sebelum di masukkan ke
drum
- Untuk menampung sampah
serbuk gergaji atau pasir dan majun
sebelum di masukkan ke tempat
sampah
Drum , untuk
- Menampung minyak yang di
cedok sebelum di masukkan ke
tanki
Sopep matrial
Wilden pump / pompa angin
Untuk :
- Memompa tumpahan minyak yang
sudah di tampung di drum untuk di
masukkan ke tanki

Nozle sprayer, dan Sprayer tank


untuk :
- Menyemprotkan bahan chemical jika
minyak tumpahan minyak sudah ke
laut atau sdh menjauh dr kapal dan
menyemprotkan bahan chemical saat
tumpahan minyak di deck
Sopep loker , untuk
-Penyimpanan sopep matrial dalam
jumblah yang banyak
- sedangkan sopep matrial yang siap di
gunakan di simpan di potable box
2. OWS ( OIL WATER
SEPARATOR ) 15 PPM
 BERFUNGSI UNTUK
MEMISAHKAN MINYAK DARI
AIR SEBELUM DI BUANG KE
OVER BOAT/KE LAUT
 KANDUNGAN MINYAK YG DI
PERBOLEHKAN OLEH IMO
DALAM AIR SEBELUM DI
BUANG KELUAR KAPAL
ADALAH 15 ppm (Part per
million) 15/1,000.000 ( dalam
1,000,000 ltr air got yang di
buang ke laut kandungan
minyaknya tdk boleh lebih dari
15 ml )
DATA OWS ( OILY WATER
SEPARATOR )
SPECIFICATION OWS
MV. CTP FORTUNE :
 Brand : Taiko KIKAI
 JG Certification No : M - 219
Taiko oil filtering Equipment
 Serial Number : H10663
 Model : usc – 20
 Capacity : 2.0 M³/h
 Max working press : 0.3 Mpa
 Net weight : 400 kg
 Date of Manuf : 1997 – 12
3. WASTE OIL INCENERATOR
BGW - 30
INCENERTATOR Annex V MARPOL 73/78
YANG BERFUNGSI UNTUK MEMBAKAR
SEMUA MATERIAL SAMPAH
TERMASUK MINYAK KOTOR YANG
ADA DI ATAS KAPAL.

INCENERATOR di MV. CTP FORTUNE,


dapat menggunakan minyak kotor
sebagai bahan bakar untuk
pengoperasiannya , sehingga
INCENERATOR di MV. CTP FORTUNE
menjadi suatu alat / sarana untuk
pengolahan minyak kotor yang
tertampung di atas kapal CTP.
FORTUNE sesuai dengan Annex I
marpol 73/78,
Data WASTE OIL
INCENERATOR
• DATA WASTE OIL
INCENERATOR
• Merk : Miura Co Ltd
• Type : Forced draft .
Waste oil burner
• Model : BGW – 30
• Capacity : 30 x 104 kcl/h
• Serial Number : 99197070
• Year build : 1990 – 1
PENAMPUNG MINYAK AKIBAT KEBOCORAN
PADA SAMBUNGAN PIPA ATAU PADA
VENTILASI TANK
SPILL TANK DRAINING
DI PASANG PADA MANIPOLD BUNKER
(UNTUK MENAMPUNG TETESAN DR
KEBOCORAN SAAT MEMASANG DAN
MELEPAS SELANG DAN SELAMAT
PROSES PENGISIAN). VENTILASI TANKI
BAHAN BAKAR, DAN TANKI
PENAMPUNGAN MINYAK KOTOR SERTA
INTERNASIONAL SHORE CONNECTION
DARI TK MINYAK KOTOR, UNTUK
MENAMPUNG MINYAK JIKA ADA
KEBOCORAN ATAU LUAPAN MINYAK.
SEBELUM MELUAS KE DECK KAPAL
DRIP TRAY/BAK PENAMPUNG.
DI PASANG PADA DECK MACHINERY ,
PESAWAT BANTU DI KAMAR MESIN
DAN PERMESINAN DI KAMAR MESIN
MAUPUN DI ATAS DECK, ENTUK
MENAMPUNG MINYAK YANG BOCOR
MENETES AGAR TIDAK MELUAS KE DECK
KAPAL
PENAMPUNG MINYAK KOTOR
SEBELUM DI BAKAR PADA INCENERATOR
/DI TURUNKAN KE SHORE FACILITY
 DI MV. CTP FORTUNE
TERDAPAT
 1.WASTE OIL TANK UNTUK
MENAMPUG MINYAK KOTOR
SEBELUM DI TURUNKAN KE
SHORE FACILITY ATAU DI
BAKAR DI INCENERATOR
CAPACITY TK : 15,18 M3
 2. WASTE OIL SERVICE TANK
UNTUK TK BAHAN BAKAR
INCINERATOR
CAPACITY TK : 2.0 M3
SAAT TERJADI TUMPAHAN MINYAK DI ATAS
KAPAL/DI GELADAK

TINDAKAN :
Cegah agar minyak tersebut tidak jatuh ke laut /
over boat
#. Tutup lubang drain di deck dengan scupper plug
#. Atasi sumbernya ( sumber kebocoran / luapan ),
STOP POMPA
#. Lakukan pembersihan terhadap tumpahan minyak
dengan cara :
1. TINDAKAN PENGURASAN MINYAK SAAT
TERJADI TUMPAHAN MINYAK DI
DECK/GELADAK KAPAL
1 2 3 4
BAILER BUCKETS DRUM WASTE OIL
/WILDENT PUMP TANK
2. SELANJUTNYA. BERSIHKAN DECK DARI SISA
MINYAK YANG SETELAH DI KURAS

1 2 3 4 5 6
LIQUIT
SAW DUST OSD=
SAW ABSORBAN DETERGEN CATTON
DAN SPRAY
DUST MATERIAL T /CATTON RAG
SAND TANK
RAG
JIKA TUMPAHAN MINYAK JATUH KE
LAUT
 TINDAKAN ;
#. Alokasikan tumpahan
minyak tersebut, dengan
memasang oil boom atau
tali yang terapung ( moring
lines ) untuk mencegah
meluasnya area pencemaran
#. gunakan OSD untuk
menetralkan minyak
#. Jika tumpahan minyak
dalam jumlah yang banyak
kurangi tumpahan minyak
di Laut dengan memompa
permukaan laut yang
tercemar, dan tampung ke
dalam drum/tanki
JIKA TUMPAHAN MINYAK JATUH KE
LAUT
 TINDAKAN ;
 Alokasikan tumpahan minyak tersebut, dengan memasang oil boom
atau tali yang terapung ( moring lines ) untuk mencegah meluasnya
area pencemaran
 Jika tumpahan minyak dalam jumlah yang banyak kurangi tumpahan
minyak di Laut, minyak yang telah di kumpulkan menggunakan oil
boom, di ambil menggunakan skimmer atau memompa minyak di
permukaan air, dan tampung ke dalam drum/tanki di anjurkan
dengan pompa penggerak udara / wilden pump ( dapat menggunakan
pompa dengan penggerak listrik degan syarat letak pompa jauh dari
area tumpahan minyak )
 Gunakan OSD untuk menetralkan minyak,dengan menyemprotkan
OSD menggunakan nozle sprayer
 Selanjutnya ikuti petunjuk buku pedoman sopep yang ada di atas
Kapal di mana di dalamnya terdapat petunjuk / format pelaporan
yang harus di isi oleh nakhoda dan kemudian di kirim ke Local
Otority, DPA, dan Asuransi P & I ( protection & indemnity )
MATERIAL / EQUIPMAN OIL
POLUTION
SKIMMER : Berfungsi untuk
mengangkat kembali tumpahan
minyak dari laut yang telah di
kumpulkan dengan oil bom

OIL BOOM : Berfungsi untuk


- Mengalokasikan tumpahan OIL BOM MINYAK
minyak di laut agar pencemaran
tidak semakin meluas.
- Mengumpulkan tumpahan minyak
yang ada di laut agar dapat di
angkat atau di pompa kembali ke
kapal
TALI TERAPUNG / MORING LINES
Berfunsi sebagai pengganti Oil Bom
jika di kapal tidak tersedia.
fungsinya sama dengan funsi Oil
Bom
MATERIAL / EQUIPMAN OIL
POLUTION
BOAT : Berfungsi untuk
menebarkan / memasang oil boom
atau tali yang terapung pada area
tumpahan minyak di laut

GEAR PUMP : Berfungsi untuk


memompa tumpahan minyak di atas
permukaan air laut , setelah tumpahan
minyak di kumpulkan dengan oil bom
atau tali terapung.

WILDEN PUMP : Berfungsi untuk


memompa tumpahan minyak di atas
permukaan air laut , setelah tumpahan
minyak di kumpulkan dengan oil bom
atau tali terapung.
MATERIAL / EQUIPMAN OIL
POLUTION
O S D ( Oil Spill
Dispersand )/chemical
untuk penetral minyak

Nozle sprayer, Berfungsi Untuk


menyemprotkan bahan
chemical penetral minyak ke
laut yang tercemar,bahan
chemical penetral di
semprotkan jika minyak di
permukaan air sudah menipis
MATERIAL / EQUIPMAN OIL
POLUTION
MENURUNKAN
SKIMMER KE AREA
TUMPAHAN
MINYAK DI LAUT
PENGAMBILAN
TUMPAHAN MINYAK DI
LAUT YANG TELAH
TERKUMPUL
MENGGUNAKAN
SKIMMER
MATERIAL / EQUIPMAN OIL
POLUTION
PEMASANGAN
OIL BOM DI
SEKELILING
KAPAL

OIL BOM
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)

Selain SOPEP tersebut diatas juga tersedia "Buku


Catatan Minyak" bagi semua kapal. (MARPOL
ANNEX I Chapter 3 Part C Regulation 17 ).
Part - I untuk semua kapal, operasi ruang
permesinan
(ANNEX I Chapter 3 Part C Regulation 17 ).
Part - II untuk operasi muatan dan ballast
(Tanker)
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
(ANNEX I Chapter 3 Part C Regulation 36 ).
Karna kapal ini adalah kapal non-tanker maka hanya
dibahas mengenai Part-I.
 
Petunjuk Pengisian OIL RECORD BOOK
OIL RECORD BOOK – PART I
BUKU CATATAN MINYAK BAGIAN - I
MACHINERERY SPACE OPERATION – ALL SHIPS
OPERASI RUANG PERMESINAN – SEMUA KAPAL
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Buku catatan Minyak Bagian – I harus dimiliki oleh setiap
kapal tangki minyak dengan ukuran 150 ton gt. atau lebih
dan setiap kapal dengan ukuran 400 ton gt. atau lebih,
selain kapal-kapal tangki minyak, untuk mencatat operasi-
operasi ruang permesinan yang berhubungan dengannya.
Untuk kapal tangki minyak, Buku Catatan Minyak Bagian
– II juga harus disediakan untuk mencatat mengenai
Opersi Muatan/Operasi Ballast.
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Berisi halaman – halaman yang memperlihatkan suatu
daftar lengkap pokok – pokok dari operasi ruang
permesinan yang, sebagaimana mestinya harus dicatat
dalam Buku Catatan Minyak sesuai dengan Aturan 29,
Annex I dari Konvensi Internasional tentang Pencegahan
Pencemaran dari Kapal-kapal, 1973, sebagaimana diubah
oleh Protokol 1978 dari padanya. Pokok-pokok tersebut
telah dikelompokkan dalam urusan-urusan operasional,
masing-masing ditandai dengan suatu kode huruf.
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
 Dalam melakukan pengisian Buku Catatan Minyak ini, tanggal, kode
operasional dan nomor bagian dituliskan dalam kolom-kolom yang
sesuai / tepat dan hal-hal yang disyaratkan harus dicatat secara
kronologis dalam tempat yang kosong.
 Setiap pekerjaan selesai dilakukan harus ditandatangani dan diberi
tanggal oleh Perwira atau Perwira-Perwira Jaga /Masinis jaga. Setiap
halaman yang telah diisi penuh harus ditandatangani oleh Nakhoda
Kapal. Buku Catatan Minyak terdiri dari petunjuk-petunjuk tentang
jumlah Minyak, Ballast, Bilges dan tangki-2 yang digunakan
berdasarkan Kode Huruf, Nomor Urut dan keterangannya.
Terbatasnya ketelitian alat ukur tangki, perbedaan suhu dan kepekaan
akan mempengaruhi ketelitian pembacaa. Oleh karenanya Buku
Catatan Minyak harus dilakukan dengan seksama.
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Istilah kode huruf dalam pengisian Oil Record
Book :
 Pengisian Tolak Bara Atau Pembersihan Tangki-Tangki Bahan Bakar Minyak
 Ballasting Or Cleaning Of Fuel Tanks;
 Dari tangki/tangki-tangki yang dipakai untuk tolak bara / Identify of tank
(s) ballasted.
 Apakah bersih sejak tangki-tangki itu terakhir berisi minyak dan bilamana
tidak, sebutkan jenis minyak yang
diangkut sebelumnya / whether cleaned since they last contained oil and,
if not, type of oil previously carried.
 Proses pembersihan / cleaning process :
 Posisi kapal dan waktu mulai serta selesainya pembersihan / Position of ship and
time at the start and completion
cleaning.
 Sebutkan tangki/tangki-tangki yang dikerjakan dengan salah satu cara atau cara
lainnya (menaikkan permukaan,
pemanasan dengan uap, pembersihan dengan bahan-bahan kimia, jenis dan jumlah
bahan-bahan kimia yang
dipakai). / Identify tank (s) in which one or another method has been employed
(rising through, steaming, cleaning
with chemicals, type and quantity of chemicals used).
 Sebutkan tangki/tangki-tangki yang diisi air pencuci kedalamnya / Identify of
tank (s) into which cleaning water was
transferred.
 Pengisian Tolak bara / Ballasting
 Posisi kapal dan waktu dimulai dan berakhir operasi tolak bara / Position of
ship and time at start and end of
ballasting
 Jumlah tolak bara jika tangki-tangki tangki-tangki tidak dibersihkan /
Quantity of ballast if tanks are not
cleaned.
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
 Pembuangan Tolak Bara Kotor Atau Air Bekas Pencucian Dari Tangki
Bahan Bakar Yang Dimaksud Dalam Butir (A)
 Data Tangki / Tangki-tangki / Identify of Tank (s)
 Posisi kapal pada saat dimulai pembuangan / Posistion of ship at
start of discharge.
 Posisi kapal pada saat selesai pembuangan / Position of ship on
completion of discharge
 Kecepatan kapal selama pembuangan berlangsung / ship’s speed
(s) during discharge.
 Cara pembuangan / Method of discharge:
 Melalui peralatan monitor 15 ppm / through 15 ppm equipment.
 Ke fasilitas penampungan / to receiption facilities.
 Jumlah pembuangan / Quantity discharged.
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Pengumpulan Dan Penanganan Lanjut Residu Minyak
(Lumpur)
Collection and Disposal Of Oil Residues (Sludge).
Pengumpulan Minyak Sisa /Collection of Oil Residue
Jumlah residu-residu minyak yang tertahan diatas kapal
pada akhir dari suatu pelayaran, tetapi tidak lebih dari
satu kali seminggu. Apabila kapal-kapal berada dalam
pelayaran jarak dekat, jumlah tersebut harus dicatat setiap
minggu¹; / Quantity of oil residues (sludge) retained on
board at the end of a voyage, but no more frequently than
once a week. When ships are not short voyage, the
quantity should be recorded weekly 1);
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Endapan/Lumpur yang dipisahkan (yang berasal dari pemurnian
bahan baker dan minyak-minyaknya pelumas) dan residu-residu
lainnya, jika ada:/ separated ludge (sludge resulting from
purification of fuel and lubricating oils) and other residues, if
applicable;
identitas dari tangki/tangki-tangki / identity of tank (s) .... 35.
2 ....M3
kapasitas dari tangki/tangki-tangki / Capacity of tank (s) .... 22
…..M3
jumlah total dari penyimpanan / total quantity of retention …
7.20 ... M3
Residu-residu lainnya (seperti residu-residu minyak yang
dihasilkan dari pengeringan, bocoran-bocoran, minyak lepasan,
dsb, dalam ruang-ruang permesinan).
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Jika mungkin ada karena penataan tangki sebagai
tambahan terhadap butir 1: / Other residues (such as
oil residues resulting from drainages,
leakages,exhausted oil, etc: in the machinery spaces),
if applicable due to tank arrangement in addition to 1:
identitas dari tangki/tangki-tangki / identity of tank
(s) …See Tank Capacity (attached)
kapasitas dari tangki/tangki-tangki / capacity of tank
(s) ……See Tank Capacity (attached)
jumlah total dari penyimpanan / total quantity of
retention ……41.00 … M3
OIL RECORD BOOK (Annex I
Part C)
Cara penanganan lanjut dari residu, minyak / Methods of
disposal of residue
Sebutkan jumlah residu minyak yang ditampung, tangki
/tangki-tangki yang dilosongkan dan jumlah dari isi yang
tertahan / State quantity of disposed oil residues, the tank
(s) emptied and the quantity of contents retained:
ke fasilitas penampungan (sebutkan nama pelabuhan)²
;/to receiption facilities (identify port) 2);
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
di angsur ke tangki/tangki-tangki lain (sebutkan
tang/tangki-tangki dan isi total dari tangki/tangki-tangki);/
transferred to another (other) tank (s) indicate tank (s) and
the total content of tank (s).
yang dibakar (nyatakan jumlah waktu dari pengoperasian) /
incinerated (indicate total time of operation)
Cara lain (sebutkan)/ Other method (state which)
Pembuangan Ke Luar kapal Tidak Otomatis atau
Penanganan Cara Lain dari Air Bilga (Bilge) yang telah
terkumpul didalam Ruang
Permesinan.
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Non-Authomatic Discharge Overboard Or
Disposal Otherwise Of Bilge Water Which Has
Accumulated In Machinery Spaces.
Jumlah yang dibuang atau ditampung dalam
meter kubik / Quantity discharged or disposed in
cubic metres;
Waktu dilakukan pembuangan atau
penampungan (dimulai dan diakhiri) / Time of
discharge or disposal (start & stop)
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Cara pembuangan atau penampungan / Method
of discharge or disposal :
Melalui perlengkapan 15 ppm (sebutkan posisi pada saat
dimulai dan diakhiri) / Through 15 ppm equipment
(state position at start and stop)
ke fasilitas penampungan (sebutkan nama pelabuhan) /
to receiption facilities (identify port)
diangsur ke tangki endap atau tangki pengumpul
(sebutkan nama tangki/tangki-tangki; sebutkan jumlah
yang diangsur dan jumlah total yang tertahan dalam
tangki/tangki-tangki) transfer to slop tanks or holding
tank (indicate tank (s); state quantity transferred and
the total quantity retained in tank (s).
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Pembuangan Keluar Kapal Secara Otomat Atau
Penanganan Cara Lain Dari Bilga Yang Telah Terkumpul
di dalam Ruang Permesinan.
Automatic Discharge Overboard Or Disposal Otherwise of
Bilge Water Which Has Accumulated In Machinery Spaces.
Waktu dan posisi kapal saat system dijalankan dengan
cara kerja otomat untuk pembuangan ke luar kapal
melalui perlengkapan 15 ppm time and position of ship at
which the system has been put into automatic mode of
operation for discharge overboard, through 15 ppm
equipment
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Waktu pada saat system dijalankan dengan cara kerja
otomat untuk pembuangan ke luar kapal melalui
perlengkapan 15 ppm/time when the system has been put
into automatic mode of operation for transfer of bilge
water to holding tank (identify tank)
Waktu pada saat system dijalankan dengan cara kerja
“manual”/Time when system has been put into manual
operation
Kondisi Dari Sistem Pengawasan Dan Pemonitoran
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
 Condition Of Oil Discharge Monitoring And Control System
 Waktu terjadinya kegagalan system / Time of system failure
 Waktu pada saat system dioperasikan / Time when the system has been made
operational.
 Alasan kegagalan / Reason for failure
 Pembuangan Minyak Yang Tidak Disengaja Atau Pengecualian lain
 Accidental Or Other Exceptional Discharged of Oil
 Waktu dari kejadian/ Time of occurance
 Tempat atau posisi kapal pada saat waktu kejadian/ place or position of ship
at time of occurance
 Perkiraan jumlah dan jenis dari minyak/ Approximate quantity and type of oil
 Perihal pembuangan atau lolosnya minyak, alas an-alasan untuk itu dan
keterangan-keterangan umum/Circumstances of discharge or escape, the
reason therefore and general remarks
 Pengisian Bahan Bakar atau Minyak Pelumas dalam Jumlah besar
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Bunkering Of Fuel Or Bulk Lubricating Oil
Pengisian / Bunkering;
tempat dilakukan pengisian / place of bunkering
waktu dilakukan pengisian / time of bunkering
jenis dan jumlah bahan baker minyak dan identitas dari
tangki/tangki-tangki (sebutkan jumlah yang ditambahkan dan
jumlah total dalam tangki/tangki-tangki) / Type and quantity of
fuel oil and identity of tank (s) (state quantity added and total
quantity of tank (s)
jenis dan jumlah minyak pelumas dan identitas dan
tangki/tangki-tangki (sebutkan jumlah yang ditambahkan dan
isi total dari tangki/tangki-tangki) / type and quantity of
lubricating oil and identity of tank (s) (stste quantity and total
content of tank (s)).
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
 Keterangan :
 Hanya tangki-tangki yang terdaftar dalam butir 3 dari Form A dan B
dari suplemen Sertifikat IOPP.
 Only in tanks listed in item 3 of Form A and B of the Supplement to the
IOPP Certificate
 Para Nakhoda kapal harus dapat memperolehnya dari operater
fasilitas-fasilitas penampungan suatu tanda bukti atau sertifikat yang
merinci jumlah dari tangki yang dibersihkan, tolak bara kotor, residu-
residu atau campuran-campuran berminyak yang diangsur, termasuk
waktu dan tanggal saat diangsur. Surat bukti penerimaan atau
sertifikat, jika dilampirkan pada Buku catatan Minyak, dapat
membantu Nakhoda kapal dalam menjelaskan bahwa kapalnya tidak
terlibat dalam suatu kejadian yang diduga mencemarkan. Surat bukti
penerimaan atau sertifikat harus tetap terlampir bersama Buku
Catatan Minyak.
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Ships masters should obtain from the operator
of the receiption facilities a receipt or certificate
detailing the quantity of tank washings, dirty
ballast, residues or oily mixtures transferred,
together with the time and date of the transfer.
This receipt or certificate, if attached to the Oil
Record Book, may aid the master of the ship in
clarifying that his ship was not involved in a
alleged pollution incident. The receipt or
certificate should be kept together with the Oil
Record Book.
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh -1 Pengisian Oil Record Book Kode Huruf – C

Weekly inventory of Oil Residues (sludge) tanks (tank listed under item 3.1 in
the Supplement to the IOPP Certificate).
Pendataan tangki-tangki sisa minyak kotor (sludge) (daftar tangki sesuai
butir 3.1 pada tambahan lampiran Sertifikat IOPP).

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01/08/16 C 11.1 Nama seksi 3.1 Tank & Design
11.2 xx.xx M3
11.3 xx.Xx M3
Ttd tangan: (Engnr, Nama & Jabatan), date of sign
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh - 2 Pengisian Oil Record Book Kode Huruf – C

Recording of Oil Residue (sludge) collected by manual operation in oil residue


(sludge) tanks (tank listed under item 3.1 in the Supplement to the IOPP
Certificate).
Pencatatan sisa minyak kotor (sludge) dikumpul secara operasi manual
kedalam tangki-tangki sludge (daftar tangki sesuai butir 3.1 pada
tambahan lampiran Sertifikat IOPP).

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01/08/16 C 11.1 Nama seksi 3.1 Tank & Design
11.2 xx.xx M3
11.3 xx.xx M3
xx.xx M3 collected from (identification of source) /
dikumpul
11.4
dari tangki mana (sesuai butir 3.1)
Ttd tangan: (Engnr, Nama & Jabatan), date of sign
Catatan dari contoh – 2 tersebut diatas
 Operator initiated manual collection where oil residue (sludge) is
transfered (transferred with a pump) into the oil residue (sludge)
tank(s).
 Inisial operator dari pengumpulan manual dimana sisa minyak (sludge)
dipindahkan (dengan suatu pompa) ke tangki penampung sisa minya
kotor (sludge).
1. Collection of oil residue (sludge) from fuel oil separator drain tanks
- Pengumpulan sisa minyak (sludge) hasil dari tangki pemisahan
pengering minyak bahan bakar.
2. Collection of oil residue (sludge) by draining engine sumpt tank(s).
- Pengumpulan sisa minyak (sludge) dari tangki sump mesin.
3. Adding fuel oil to and oil residue (sludge) tank (all content of a disposal
entry for bilge water is also needed.
- Penambahan minyak bahan bakar dan sisa minyak (sludge) ke tangki.
(semua isi dari suatu pembuangan pengisian untuk air got juga
diharuskan
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh -3 Pengisian Oil Record Book Kode Huruf – C

Disposal of oil residue (sludge) via shore connection


Pembuang sisa-sisa minyak (sludge) melalui shore connection

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01/08/16 C 12.1 xx.xx M3 sludge from (name of section 3,1 tank and
designation.
xx.xx M3 sisa dari (nama tangki sesuai seksi 3.1
dan
peruntukannya)
xx.Xx M3 retained / xx.xx M3 tersisa
To “identity or name of sludge receiver, i.e
barge, tank truck or
shore facility” during port stay (name of port)
Untuk mengidentifikas atau nama dari penerima ,
contohnya :
tongkang, mobil tank atau shore facility.
Ttd tangan, (Engnr, Nama & Jabatan), tgl/bln/thn
Catatan : Nakhoda kapal harus meminta operator penerima fasilitas darat, termasuk
tongkang dan mobil
tangki, sertifikat tanda terima secara detil jumlah sludge yang ditransfer, tanggal
& jam mulai hingga
selesai. Sertifikat tanda terima ini dilampirkan pada buku Oile Record Book Part-I
sebagai bukti bahwa
Nakhoda tidak terlibat dalam kejahatan pencemaran.
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh - 4 Pengisian Oil Record Book Kode Huruf – C

Disposal of bilge water from engine room bilge tank


Pembuangan air got dari tangki got kamar mesin

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01/09/2016 C 13 Quantity in bilge tank : 2.80 M3
Discharge from bilge tank : 2.20 M3
14 Commenced pumping : 20:00LT
Position : 05 ̊-32.4’ N / 109 ̊-03.1’ E
Finished pumping : 03:00LT
Position : 05 ̊-11.6’ N / 108 ̊-45.4’ E
15.1 Discharge via OWS : 15 ppm
Ttd tangan / (Engnr, Nama & Jabatan) / tgl, jam,
bln

Delete as appropriate
Signature of Master :
…………………………………………………….
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh -5 Pengisian Oil Record Book Kode Huruf – C

Incenerated of oil residue (sludge) in incenerator.


Pembakaran sisa minyak kotor (sludge) kedalam tungku pembakaran

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01/08/16 C 12.2 xx.xx M3 sludge from (name of section 3.1 or 3.2.3 tank
and
designation)
xx.xx M3 retained
Burned in incenarator for xx hours
xx.xx M3
Ttd tangan: (Engnr, Nama & Jabatan), date of sign
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh – 6 Pengisian Oil Record Book Code Huruf – D
Pumping of Bilge from bilge tank in Engine Room
Pompa air got dari tangki bilge kamar mesin

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01-01-2015 D 13 Quantity in bilge tank : 2.8 M3

Discharge from bilge tank : 2.2 M3

14 Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

Finished pumping : 23:00LT

Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

15.1 Discharge via OWS : 15 ppm

Sign / Erwin / 4th Eng / 01 Jan 2015


OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh – 7 Pengisian Oil Record Book Code Huruf – E
Pumping of Bilge water overboard via 15 ppm equipment from tank listed in
item 3.3 in the Supplement to the IOPP Certificate or from engine room bilge
well
Memompa kelaut air got melalui peralatan 15 ppm dari tangki yg sesuai daftar
dari Tambahan pada Sertifikat IOPP atau dari sumur got kamar mesin

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01-01-2015 E 16 Commenced pumping : 01:00LT,
Posisi : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E
From tank (section 3.3 & designation)
18 Stopped pumping : 01:30LT

Signged / Erwin /3rd Engineer / 01-01-2015

Untuk contoh-contoh pengisian Oil Record Book dapat dilihat pada


circular “MEPC.1/Circ.736/Rev.2”
OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh – 2 Pengisian Oil Record Book Code Huruf – D
Pumping of Bilge from bilge tank in Engine Room

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01-01-2015 D 13 Quantity in bilge tank : 2.8 M3

Discharge from bilge tank : 2.2 M3

14 Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

Finished pumping : 23:00LT

Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

15.1 Discharge via OWS : 15 ppm

Sign / Erwin / 4th Eng / 01 Jan 2015


OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh – 2 Pengisian Oil Record Book Code Huruf – D
Pumping of Bilge from bilge tank in Engine Room

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01-01-2015 D 13 Quantity in bilge tank : 2.8 M3

Discharge from bilge tank : 2.2 M3

14 Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

Finished pumping : 23:00LT

Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

15.1 Discharge via OWS : 15 ppm

Sign / Erwin / 4th Eng / 01 Jan 2015


OIL RECORD BOOK (Annex I Part C)
Contoh – 2 Pengisian Oil Record Book Code Huruf – D
Pumping of Bilge from bilge tank in Engine Room

Record of operation / Signature of Officer in


Date Code Item
charge
01-01-2015 D 13 Quantity in bilge tank : 2.8 M3

Discharge from bilge tank : 2.2 M3

14 Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

Finished pumping : 23:00LT

Position : 03 ̊-58.9’ N/099 ̊-30.1’ E

15.1 Discharge via OWS : 15 ppm

Sign / Erwin / 4th Eng / 01 Jan 2015

Anda mungkin juga menyukai