Disusun Oleh :
SONIATUN NISYA
NIM : 1521212
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Hubungan Antara
Kualitas Tidur dan Tekanan Darah Pada Lansia dengan Penyakit Hipertensi”.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Metodologi Penelitian. Dalam
penyusunan proposal ini penlis banyak menghadapi hambatan dan kesulitan, namun berkat
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
3. Ibu Ns. Mimi Miftah Mutiara, S.Kep selaku Penanggung Jawab Tingkat III D
Keperawatan.
4. Ibu Yuni Susilowati, M.Pd selaku koordinator mata ajar Metodelogi Penelitian
5. Ibu Nofri Zayani, M.SI selaku koordinator mata ajar Metodelogi Penelitian
Penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kriik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan para
mahasiswa/i STIKes Yatsi khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
4.5 Uji Validitas dan Reabilitas .............................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan tidur merupakan faktor yang penting bagi kualitas hidup seseorang
(Kozier et.al., 2011). Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang- ulang dimana
terjadi perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Tidur
melibatkan serangkaian urutan yang diatur oleh aktivitas fisiologis yang sangat
terintegrasi dengan sistem saraf pusat (Potter & Perry, 2006). Manusia membutuhkan
tidur untuk berbagai alasan seperti untuk mengatasi stres sehari-hari, untuk mencegah
kelelahan, untuk mengumpulkan energi, untuk memulihkan pikiran dan tubuh, dan
untuk menikmati hidup secara penuh (Kozier et.al., 2011).
Setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda baik dalam kuantitas
maupun kualitas (Potter & Perry, 2010). Kualitas tidur mengacu pada keadaan dimana
tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat
terbangun (Khasanah, 2012).
1
2
Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk tidur dan istirahat
berdasarkan tingkat perkembangannya. Orang dewasa memiliki kebutuhan tidur
sekitar 6-8 jam (Potter & Perry, 2010 ; Kozier et.al., 2011). Kebutuhan tidur yang
tidak terpenuhi akan mengakibatkan beberapa gangguan dalam tubuh (Potter & Perry,
2010). Menurut penelitian Lu et.al. (2014), seseorang dengan ketidakcukupan waktu
tidur sering kali memiliki kualitas tidur yang buruk, dimana kualitas tidur yang sangat
buruk dengan nilai OR (odds ratios) 2,32 dan durasi tidur <6 jam dengan nilai OR
(odds ratios) 2,38 merupakan salah satu faktor penyebab dari hipertensi. \
Menurut Shittu et.al. (2016), kualitas tidur yang buruk memiliki dampak
negatif yang besar terhadap status kesehatan jangka panjang, dimana dari hasil
penelitiannya didapatkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi
terjadinya peningkatan tekanan darah (p-value 0,002), peningkatan body mass index
(p-value 0,045), dan terjadinya depresi (p-value 0,000). Terjadinya peningkatan
tekanan darah disebabkan oleh kondisi kurang tidur yang dapat memengaruhi
keseimbangan hormon kortisol (hormon penanda stres). Ketidakseimbangan hormon
kortisol akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal salah satunya adalah katekolamin yang terdiri dari epinefrin dan noreprinefrin
yang bekerja pada saraf simpatis yang menyebabkan vasokontriksi vaskuler (Potter &
Perry, 2010 ; Smeltzer & Bare, 2013).
diastolik. Tekanan sistolik adalah puncak tekanan maksimum yang dihasilkan saat
ventrikel berkontraksi. Saat ventrikel relaksasi, darah yang tetap berada dalam arteri
menghasilkan tekanan minimal atau tekanan diastolik (Potter & Perry, 2010).
1.3.1 Bagaimana gambaran kualitas tidur pada lansia dengan penyakit hipertensi
1.3.2 Bagaimana gambaran tekanan darah pada lansia dengan penyakit hipertensi
4
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kualitas tidur dan tekanan darah pada lansia dengan penyakit hipertensi.
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
pada saat keseimbangan implus yang diterima di pusat otak dan system limbix.
Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2013).
Ada dua yang mendasari tipe tidur. Pertama, jenis tidur dengan
gerakan mata yang cepat (REM), yang berhubungan degan mimpi aktif, dan
yang kedua yaitu gerakan mata yang tidak cepat (NREM). Antara REM dan
NREM dikendalikan oleh penghambatan timbal balik antara
monaminergikneuron dan beberapa spesifik neoron kolinergik di dalam batang
otak. Neouron kolinergik “REM-on” ini menujukkan hubungan penghambat
timbal balik ke neuron noradrenergic dan serotonergic. Saat tidur REM dipicu,
REM-on cholinergic neurons menjadi maksimal aktif, sementara
noradrenergic dan serotonergic neuronsbecome hampir diam. Peralihan antara
aktivitas dan penghambatan neuron ini menghasilkan bersepeda karakteristik
antara NREM dan REM selama masa tidur. (Carley & Farabi 2016).
yang tidak lazim Pada abad sebelumnya jumlah tidur malam yang dibutuhkan
oleh warga Negara AS telah menurun leebih dari 20% ( national Sleep
Fundation, 2003), menunjukkan bahwa banyak orang amerika kurang dan
mengalami kantuk berlebihan di siang hari. Ke empat Stres emosional
Khawatir atas masalah-masalah pribadi atau situasi sering megganggu tidur.
Stres emosional meyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering
menyebabkan frustasi ketika tidak dapat tidur. Stress juga menyebabkan
seseorang berusaha terlalu keras untuk tidur, sering terbangun selama siklus
tidur, atau tidur terlalu lama. Stres berkelanjutan juga dapat menyebakan
kebiasaan tidur yang tidak baik. Kelima Lingkungan, Lingkungan fisik dimana
seseorang tidur secara signifikan memengaruhi kemampuan untuk memulai
dan tetap tidur. Ventilasi yang baik sangat penting untuk mendapatkan tidur
yang nyenyak. Ukuran kenyamanan, dan posisi tempat tidur juga dapat
mempengaruhi kualitas tidur. (Potter & Perry, 2010).
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak di ketahui, akan tetapi
diyakini bawha tidur digunkan untuk menjaga keseimbangan mental,
emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin,
dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur sehingga dapat diarahkan kembali
pada fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis
dari tidur yaitu pertama, efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan
saraf, dan yang kedua efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran
dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan ( Hidayat
& Uliyah 2015).
darah sistolik ≥140 mmHg dan / atau tingkat TD diastolik ≥ 90 mmHg. (Singh
dkk, 2107).
b. Hipertensi skunder
c. Hipertensi pulmonal
e. Kuaitas tidur, efek yang disebabkan dari kualitas tidur terhadap hipertensi
telah dipelajari sejak lama, kebiasan dari kualitas tidur yang buruk atau
durasi tidur yang kurang dikaitkan dengan resiko tinggi terjadinya
hipertensi pada populasi umum dan kualitas tidur atau durasi tidur yang
tepat akan memberikan faktor perlindungan sebanyak 40% dalam
mengurangi kejadian hipertensi (lu dkk,2015).
b. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena
peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
2.2.7 Komplikasi
a. Jantung
b. Ginjal
c. Otak
16
2.2.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
b. Penatalaksanaan Farmakologi
1. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Kerangka konsep penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menguji hubungan
antara kualitas tidur dan tekanan darah pada lansia dengan penyakit hipertensi.
1. Fisiologis
2. Psikologis
VARIABEL INDEVENDEN 3. Lingkungan
4. Pekerjaan
1. Penurunan aktivitas
sehari hari
VARIABEL DEVENDEN
2. Rasa lelah dan
lemah
3. Tanda-tanda vital
tidak stabil
19
20
3.2 Hipotesis
H1: ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada penyakit hipertensi
H0: Tidak ada Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada
Penyakit Hipertensi
mmHg
4. hipertensi
tingkat 2 :
>140/>90
mmHg
5. Urgensi
hipertensi :
>180>120
+kerusakan
organ
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
23
24
n= N
1=N(d)
Keterangan:
n: besar sampel
N: besar Populasi
Uji coba instrument adalah sebagai alat ukur untuk mengukur kelayakan
kousiner, adapun instrument yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
a. Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang membuktikan bahwa alat ukur itu
benar sudah sesusai dalam mengukur (Notoatmodjo, 2012 :164).
b. Realibitas
26
a. Analisis Univariat
27
b. Analisis bivariat
a. Prinsip Keadilan
b. Informed Consent
d. Confidentiality( kerahasiaan)
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik, Edisi 7 volume 1, Alih bahasa Inggris-Indonesia,
Esty Wahyuningsih, dkk, EGC, Jakarta
Magrifah, I. (2016), Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Mahasiswi
Program Studi S1 Fisioterapi Angkatan 2013-2014 Di Universitas Hasanuddin
Bansil, P., Kuklina, E. V., Merritt, R. K., & Yoon, P. W. (2011), Associations Between Sleep
Disorders, Sleep Duration, Quality of Sleep, and Hypertension: Results From the National
Health and Nutrition Examination Survey 2005 to 2008, The Journal of Clinical
Hypertension, 13, 739-743.
Lu, K., Chen, J., Wu, S., Chen, J., Hu, D. (2015), Interaction of Sleep Duration and Sleep
Quality on Hypertension Prevalence in Adult Chinese Male, J Epidemiol, 25 (6), 415-422.
Kurnia, J., Mulyadi, & Rottie, J. V. (2017), Hubungan Kualitas Tidur dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
Manado. e-journal Keperawatan (e- Kp), 5, 1.
Setiyorini, Y. (2014), Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi di Gamping Sleman Yogyakarta
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth Edisi 8
Jakarta : EGC
Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan san Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika