0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan1 halaman
Ovisa Intan Auliya (NIM 205100107111038, Kelas D) menjelaskan pengendalian mikroba patogen dalam produksi yoghurt melalui proses pasteurisasi dan penerapan GMP serta sanitasi untuk mengurangi kontaminasi selama produksi. Bakteri membutuhkan kondisi seperti nutrisi, temperatur, kadar air, oksigen, dan pH tertentu untuk tumbuh, sehingga produk dengan kadar air tinggi berisiko terkontaminasi patogen.
Ovisa Intan Auliya (NIM 205100107111038, Kelas D) menjelaskan pengendalian mikroba patogen dalam produksi yoghurt melalui proses pasteurisasi dan penerapan GMP serta sanitasi untuk mengurangi kontaminasi selama produksi. Bakteri membutuhkan kondisi seperti nutrisi, temperatur, kadar air, oksigen, dan pH tertentu untuk tumbuh, sehingga produk dengan kadar air tinggi berisiko terkontaminasi patogen.
Ovisa Intan Auliya (NIM 205100107111038, Kelas D) menjelaskan pengendalian mikroba patogen dalam produksi yoghurt melalui proses pasteurisasi dan penerapan GMP serta sanitasi untuk mengurangi kontaminasi selama produksi. Bakteri membutuhkan kondisi seperti nutrisi, temperatur, kadar air, oksigen, dan pH tertentu untuk tumbuh, sehingga produk dengan kadar air tinggi berisiko terkontaminasi patogen.
Pengendalian Mikroba Patogen dalam Produk Pangan Fermentasi (Yoghurt)
Fermentasi merupakan metode pengawetan makanan dengan membuat makanan tersebut
kekurangan nutrisi karena adanya proses pemecahan karbohidrat menjadi alkohol/asam organik dan membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk mikroorganisme pembusuk. Satu diantara produk hasil fermentasi adalah yoghurt. Pengendalian patogen dalam produksi yoghurt dimulai dengan mengkontrol kualitas susu segar (jumlah mikroorganisme awal rendah agar tidak berkompetisi dengan kultur bakteri yang ditambahkan untuk proses fermentasi) dan perlakuan pemanasan (pasteurisasi 90-95 ℃ selama 5 menit/ 83 ℃ selama 30 menit) dengan tujuan mengurangi kontaminasi bakteri, nonaktifkan enzim, dan denaturasi protein. Proses pasteurisasi dalam pembuatan yoghurt tidak dapat diganti karena proses ini dapat membentuk tekstur pada produk yoghurt. Beberapa patogen yang ditemukan dalam diary product sebagian besar adalah bakteri, yaitu meliputi Bacillus cereus (juga tumbuh dalam produk aw rendah seperti susu bubuk), Listeria monocytogenes, Salmonella, dan Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian 66% dairy product terkontaminasi patogen melalui lingkungan. Kontaminasi juga dapat terjadi selama proses produksi, seperti melalui alat, pekerja, dan udara dalam ruang produksi, sehingga dalam industri perlu menerapkan GMP dan sanitasi untuk mengurangi kontaminasi. Bakteri memerlukan kondisi tertentu untuk tumbuh, diantaranya nutrisi, transfer bahan/materi melalui sitoplasma, temperatur, kadar air, oksigen, cahaya, tekanan osmosis, dan pH. Nutrisi berupa barang organik yang harus dapat larut dalam air dan memiliki berat molekul rendah, sehingga konsekuensinya pertumbuhan bakteri memerlukan air, sehingga pangan yang memiliki kadar air tinggi/ aw tinggi banyak ditumbuhi patogen. Sel bakteri dapat menjaga lingkungan relatif konstan dengan mengatur kesetimbangan air ataupun material organik maupun non organik. Bakteri dapat tumbuh dalam batasan suhu tertentu yang bervariasi (suhu beku s/d suhu dimana protein menggumpal/denaturasi). Bakteri tidak dapat tumbuh tanpa adanya air dan pertumbuhannya terhambat pada media pertumbuhan seperti makanan yang memiliki kandungan air rendah. Sebagian besar mikroorganisme memerlukan oksigen bebas untuk mengoksidasi bahan organik menjadi energi untuk pertumbuhan, tetapi beberapa mikroorganisme tidak membutuhkan oksigen sama sekali atau hanya sebagian. Bakteri tidak memerlukan cahaya dalam pertumbuhannya karena tidak memiliki klorofil. Cahaya tidak dibutuhkan oleh bakteri, terlebih cahaya tersebut mengandung sinar UV yang dapat merusak jaringan. Tekanan osmosis yang tinggi dapat membuat bakteri mengalami plasmolisis. Mikroorganisme kurang toleran pada pH rendah dan tinggi, melainkan optimal pada pH relatif netral (6,8-7,4).