Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang munculnya politik etis

a. Berawal dari penerapan Cultuurstelsel (sistem tanam paksa ) pada tahun 1830, yang
diprakarsai oleh Johannes van den Bosch. Cultuurstelsel merupakan kebijakan tanam paksa
dimana rakyat Hindia Belanda dipaksa menanam komoditas ekspor demi kepentingan
Belanda. Kebijakan ini amat menyengsarakan rakyat, sehingga dalam beberapa tahun
kemudian muncul kecaman dan kritikan bahkan dari orang-orang Belanda sendiri.

b. Politik Etis pertama kali dicetuskan oleh Douwes Dekker (Multatuli) dalam bukunya Max
Havelaar yang berisi pengajuan tuntutan kepada pemerintah Belanda untuk mulai
memperhatikan kehidupan banga Indonesia yang sudah menderita karena kebijakan tanam
paksa.
c. Politik balas dilaksanakan politik kolonial liberal yang sering disebut Politik Pintu Terbuka
atau Open Door Policiy.

d. Tulisan kritikan Van Deventer berjudul Een Eereschuld (Hutang Kehormatan) dan dimuat
pada majalah De Gids tahun 1899. Kritikan tersebut berisi perlunya pemerintah Belanda
membayar utang budi dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat di negara jajahan. Kritik
tersebut akhirnya menjadi perhatian serius pemerintah dan membuat Ratu Wilhelmina
menetapkan kebijakan Politik Etis yang berisi tiga kebijakan: (1) edukasi, (2) irigasi, dan (3)
transmigrasi. Edukasi nantinya Belanda membangun sekolah untuk pribumi, di bidang Irigasi
nantinya Belanda membuat sistem pengairan sawah dan di bidang Imigrasi nantinya Belanda
mendorong transmigrasi untuk pemerataan penduduk. Kebijakan diterima dan diberlalukan
oleh pemerintah Pemerintah Kolonial dan sejak 17 Septermber 1901 resmi diberlakukan.

Tujuan pelaksanaan politik etis

a. Tujuan politik etis sebenarnya mulia. Pemerintah kolonial ingin memperbaiki kehidupan


masyarakat lokal di tanah koloni mereka yang selama ini mereka eksploitasi. Mereka
menerapkan berbagai kebijakan untuk menyejahterakan kehidupan penduduk lokan
tanah koloni mereka.
b. Akan tetapi, politik selalu terkait dengan kepentingan. Di balik tujuan politik etis yang
baik, terdapat kepentingan berbagai elit tertentu. Politik etis tidak sepenuhnya
menghilangkan diskriminasi ataupun eksploitasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonal
terhadap rakyat tanah koloni.
c. Belanda membuat tiga kebijakan yaitu trias van deventer, yakni Edukasi, Irigasi dan Imigrasi.
Edukasi nantinya Belanda membangun sekolah untuk pribumi, di bidang Irigasi nantinya
Belanda membuat sistem pengairan sawah dan di bidang Imigrasi nantinya Belanda
mendorong transmigrasi untuk pemerataan penduduk. Kebijakan Belanda tersebut ternyata
hanyalah untuk kepentingan Belanda semata, yang pada waktu itu membutuhkan tenaga
kerja terdidik yang bisa dibayar murah, dan juga untuk mengeruk sumber daya alam
Indonesia lebih maksimal lagi.

d. Jadi, politik etis yang awalnya untuk membalas jasa bangsa Indonesia pada akhirnya
berujung pada keinginan pihak Belanda untuk menguasai alam Nusantara dan mendapatkan
tenaga kerja terdidik yang bisa dibayar murah.
Bagaimana pelaksanaan dari program politik etis

a. Edukasi
-Peningkatan kualitas SDM dan upaya mengurangi buta huruf dan angka
-Mulai dibangun sekolah - sekolah untuk rakyat
Pada pelaksanaannya hanya boleh laki - laki yang boleh bersekolah, sedangkan perempuan
belajar di rumah

a. Irigrasi
i. Pembangunan fasilitas untuk kesejahteraan rakyat
1. Pembuatan waduk
2. Sanitasi
3. Jalur transportasi
4. Pengangkutan hasil tani
5. Untuk membantu perkebunan dan pertanian
Kenyataannya, program ini tidak dilakukan untuk sawah rakyat, melainkan untuk mengairi
tanah perkebunan tebu dan tembakau milik pemodal asing.

b. Emigrasi
1. Diterapkan dalam rangka meratakan kepadatan penduduk 
2. Untuk mengurangi kepadatan penduduk di Jawa dan Madura, dilakukan perpindahan
penduduk yang bertujuan untuk pemerataan penduduk, di mana masyarakat Pulau Jawa
dipindah ke luar Jawa.
3. Didirikan pemukiman baru di pulai Sumatra dan wilayah yang jarang penduduk

Akan tetapi ide tersebut pada akhirnya tinggalah sebuah ide. Pada akhirnya, program
transmigrasi yang dijalankan malah dimanfaatkan oleh para pemilik perkebunan untuk
mendatangkan buruh murah dari pulau Jawa. 

Bagaimana pengaruh politik etis terhadap kehidupan sekarang

a. Edukasi
 Peningkatan kualitas SDM dan upaya mengurangi buta huruf dan angka diwujudkan
dengan adanya program pemerintah sekolah gratis di sekolah negeri 12 tahun (SD -
SMA)
 Banyaknya sekolah dan universitas berkualitas yang menyediakan sarana dan sistem
belajar bagi para siswanya
 Adanya kesamaan hak pria dan wanita untuk memperoleh pendidikan setinggi-
tingginya
 Banyaknya pelajar berprestasi dari Indonesia yang berkancah di dunia Internasional
 Banyaknya organisasi besar seperti partai politik saat ini yang merupakan
perkembangan adanya kaum cendekiawan dan terpelajar

b.irigrasi dan infrastruktur


Pengembangan di bidang irigrasi pada masa politik etis berpengaruh luas terhadap pembangunan
infrastruktur di masa kini.

 Pembuatan waduk dan irigrasi : waduk-waduk yang


dibangun pada masa pemerintahan Belanda sangat berguna
bagi pertanian rakyat, Teknologi pembuatan waduk ini terus
dikembangkan dan dibangun sampai saat ini untuk
mendukung kemajuan di bidang pertanian dan untuk
mengatasi banjir.

 Jalur transportasi : jalan –jalan dan jalur kereta api yang


sudah dibangun di masa kolonial terus dikembangkan dan
dibangun di masa kini untuk mendukung kelancaran
hubungan antar daerah dan pulau di Indonesia dan
meningkatkan perekonomian.

 Sektor perkebunan dan pertanian sangat diperhatikan demi stabilitas pangan.

C.imigrasi

 Sistem transmigrasi pada masa politik etis tetap dilaksanakan agar adanya pemerataan
penyebaran penduduk di seluruh wilayah Indonesia dan juga mengatasi masalah ketenaga
kerjaan. Kesempatan memperoleh pekerjaan akan lebih terbuka di daerah yang baru.
 Adanya usaha pemerataan pembangunan di seluruh daerah agar adanya keseimbangan
antara kota dan desa. Pembangunan tidak hanya terpusat di kota saja, tapi di seluruh
wilayah agar rakyat dapat merasakan kemajuan yang sama.
 Adanya pemberian otonomi pada daerah-daerah untuk mengembangkan daerahnya masing-
masing namun tetap menjunjung tinggi prinsip kesatuan NKRI.

Anda mungkin juga menyukai