PR Kegawatan Dan Proses TX 22-23
PR Kegawatan Dan Proses TX 22-23
Modul Praktikum
TOKSIKOLOGI KLINIK
L. TOKSIKOLOGI KLINIK
Learning Objectives
Diharapkan mahasiswa mampu :
Mengetahui penyebab keracunan dan jalan masuk racun
Menjelaskan gejala dan diagnosa keracunan
Menjelaskan terapi keracunan (intoksikasi)
Pendahuluan
Toksikologi klinik mempunyai fokus kajian pada penyakit yang disebabkan
atau secara unik berhubungan dengan substansi toksik. Menurut cara terjadinya
keracunan dapat berupa self poisoning, attempted poisoning, accidental poisoning
dan homicidal poisoning. Keracunan menurut mula waktu terjadi dapat berupa
keracunan akut atau keracunan kronis.
Setiap bahan kimia dapat menjadi penyebab keracunan, termasuk obat.
Selain itu bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan juga dapat menjadi
penyebab keracunan. Untuk menegakkan diagnosis keracunan, dibutuhkan
pengamatan gejala yang bersifat spesifik, yang dapat dibantu dengan anamnese
yang terarah dan pemeriksaan laboratorium. Setelah diagnosis ditegakkan, tentunya
akan dilanjutkan dengan terapi intoksikasi.
Prinsip penting dalam toksikologi klinik adalah treat the patient, not the
poison. Terapi intoksikasi terdiri dari terapi spesifik, terapi simtomatik dan terapi
suportif. Terapi spesifik adalah terapi terhadap keracunan agen toksik menggunakan
antidotumnya. Apabila penyebab keracunan disebabkan agen toksik yang belum ada
antidotumnya dilakukan terapi simtomatik, terutama memperbaiki fungsi vital. Selain
itu dilakukan terapi suportif untuk memperbaiki kondisi penderita keracunan.
KASUS 1
Seorang pria, 43 tahun, dibawa ke UGD setelah digigit ular weling yang berbisa 1jam
yang lalu. Penderita mengeluh mual, muntah, nyeri kepala dan pandangan kabur Pada
pemeriksaan didapatkan GCS 456, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), tampak
berkeringat, menggigil. T= 90/60 mmHg, N=96 x/mnt, t=37,1 C. Pada luka gigitan ular
tampak edema, kulit melepuh, nyeri tekan dan ekimosis.
KASUS 2
Seorang pria, 18 tahun, dibawa ke UGD karena kejang setelah minum obat Teofilin
SR
Tugas : (wajib menyerrtakan sumber rujukan)
1
Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022
KASUS 3
Seorang laki-laki, 24 tahun dibawa ke UGD RS dengan penurunan kesadaran
setelah meminum sianida untuk bunuh diri. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
adanya sianosis
KASUS 4
2
Blok Trauma dan Kegawatdaruratan TA 2021/2022
Modul Praktikum
PROSES TERAPI
A.2 Ny.S, 40 tahun sudah 2 tahun ini mengalami kelelahan, mudah haus, mudah
lapar dan penglihatan sering kabur. Diduga pasien mengalami DM. Pemeriksaan
GDA 210mg/dL dan dokter memberikan terapi metformin akan tetapi
dikarenakan pekerjaan Ny.S yang tidak mengenal waktu menyebabkan Ny.S tidak
mengonsumsi rutin OAD. Pada saat kontrol didapatkan GDA 200mg/dL.
A.3 Seorang pria, 45 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami nyeri kepala hebat.
Penderita mengeluh nyeri kepala hebat sejak 3jam yang lalu. Tidak didapatkan
mual muntah dan pandangan kabur. Kemudian sudah menkonsumsi obat anti
nyeri yang dibeli sendiri di warung dekat rumahnya. Pasien memiliki riwayat
hipertensi tapi tidak rutin mengonsumsi obat. Pada pemeriksaan di dapat, TD :
180/100, Suhu : 37,5, RR : 20x/menit, GCS : 456. Dari pemeriksaan fisik dan
penunjang tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan organ.
Referens :
1. Farmakologi dan Terapi, 2020, Editor : Sulistia Gan, Bag. Farmakologi FKUI,
Jakarta, hal 762-799.
2. Katzung, BG, 2019 Basic and Clinical Pharmacology, 14th Ed., Singapore, p 934
-958
3. Goodman and Gilman, 2019, The Pharmacological Basis of Therapeutics, 14th ,
USA, p 1739-1776.