Destrisa 21222004
Pipi Hadia Putri 21222007
Tri Oktaviani 21122071
Siti Shofiyatun Nadiyah 21122068
Novaria Br Surbakti 21122053
Nurhalimah Lubis 21122055
Rimba Geselahanizahra 21122058
Risma Mirawati Dewi 21122060
Safitri 21122062
A. Latar Belakang
Persiapan menyususi dimulai dari hari pada sazt hamil. Kehamilan sendiri adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan (dewi dan Sinarsih, 2011). Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar produksi ASI lancar pada saat masa hamil yaitu niat ibu untuk
menyusui, menghilangkan stress, memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan menyususi,
melakukan pijat payudara, menciptakan gaya hidup sehat (Maryunani, 2012).
Pada saat proses persalinan, tepatnya pada kala IV persalinan terjadi penurunan
hormon estrogen, progesteron dan Human Placenta Lactogen Hormon setelah
placenta lahir, prolaktin dapat berfungsi membentuk ASI dan mengeluarkannya
kedalam alveoli bahkan sampai duktus kelenjar ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah
melahirkan namun sebelumnya dipayudara telah terbentuk kolostrum yang sangat
baik untuk bayi, karna mengandung zat kaya gizi dan antibodi pembunuh kuman
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
Isapan langsung pada putting susu ibu menyebabkan refleks yang dapat mengeluarkan
oksitosin dari hipofisis sehingga miopitel yang terdapat di sekitar alveoli dan duktus
kelenjar ASI berkontraksi dan mengeluarkan ASI ke dalam sius yang disebut let down
refleks (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010). Hormon – hormon yang terlibat dalam
pembentukan ASI yaitu progesteron yang mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran
alveoli, esterogen menstimulasi sistem saluran ASi untuk membesar, prolaktin
berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan, oksitosin
mengencangkan otot halus dalam rahim dan mengencangkan otot halus sekitar alveoli
untuk memeras ASI menuju saluran susu, dan yang terakhir yaitu hormon human
placental lactogen (HPL) plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, putting dan aerola (Saleha, 2009).
Selain itu faktor penyebab dilakukan perawatan payudara adalah payudara bengkak
(engorgement), kelainan putting susu (putting susu datar dan putting susu terpendam
atau tertarik kedalam), putting susu nyeri (sore nipple) dan putting susu lecet (cracked
nipple), saluran susu tersumbat (obstructive duct), radang payudara (masitis), abses
payudara, air susu ibu kurang lancar keluar (Dewi dk, 2011).
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan
untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial
penghasil ASI pada bayi, masalah utama dan prinsip yaitu bahwa ibu – ibu
membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan agar merawat payudara pada
saat menyusui (Ronald, 2011). Perawatan payudara adalah untuk memperlancar
peredaran darah dan mencegah penyumbatan pada saluran susu sehingga
memperlancara ASI dengan cara menjaga kebersihan dan menghindari putting susu
yang lecet dan infeksi payudara (Astutik, 2013).
Salah satu fungsi perawatan payudara adalah untuk melancarkan ASI, selain
melancarkan ASi perawatan payudara juga bisa terjaga kebersihannya dan terjaga
bentuk dan fungsinya. Dengan perawatan payudara keadaan ibu akan semakin baik
karena ibu tidak harus bingung karena ASI keluar sedikit, keadaan payudatra lebih
bersih, membuat ibu dan bayi nyaman, dan perawatan payudara juga bermanfaat pada
kebutuhan ASI untuk si kecil karena produksi ASi setelah dilakukan perawatan
payudara secara tidak langsung akan menjadi lancar jika ASI tidak keluar dengan baik
maka kebutuhan nutrisi pada bayi akan berkurang, karena ASI adalah salah satu
emulsi lemak dalam larutan protein, lactoe dan garam organik yang disekresi oleh
kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Setyo Retno
Wulandari, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dari mahasiswa profesi ners STIKes
Pertamedika tentang Perawatan Payudara, diharapkan peserta dapat mengerti dan
memahami mengenai Perawatan Payudara dengan benar, dan menyadari untuk
selalu menjaga kebersihan payudara, untuk memperlancara ASI yang akan
diberikan kepada bayi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ±30 menit, diharapkan
mahasiswa profesi ners STIKes Pertamedika dapat mengetahui tentang:
a. Mahasiswa memahami tentang Pengertian ASI Eksklusif
b. Mahasiswa memahami tentang Jenis-Jenis ASI
c. Mahasiswa memahami tentang Fisiologi Laktasi
d. Mahasiswa memahami tentang Manfaat pemberian ASI eksklusif
e. Mahasiswa memahami tentang Komposisi Asi
f. Mahasiswa memahami tentang Kelebihan ASI dari pada susu botol
g. Mahasiswa memahami tentang Pemberian ASI Eksklusif
h. Mahasiswa memahami tentang Masalah yang sering muncul
i. Mahasiswa memahami tentang ASI dan sistem kekebalan tubuh
j. Mahasiswa memahami tentang hal-hal yang mempengaruhi produksi asi
k. Mahasiswa memahami tentang yang harus dilakukan bila ibu bayi bekerja
atau pergi
C. Nama Kegiatan
Pendidikan Kesehatan (PENKES) mengenai Perawata Payudara
D. Peserta
Mahasiswa profesi ners STIKes Pertamedika
H. Uraian Kerja
Leader : Lita Miftahul Jannah
Co Leader : hilman
Fasilitator : riezta, sinta Bella,
Observer : sheptian febriyanti dan tri oktaviani
Dokumentator : nabila sahya nirmal dan nindi ayu puti
I. Uraian Tugas :
1. Leader
a. Membuka proses kegiatan penkes
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Menjelaskan kontrak program cara selama penkes berlangsung
d. Menyampaikan tujuan dilakukannya penkes
e. Menyampaikan materi sesuai tujuan penkes
f. Menjadi role model pada saat kegiatan
g. Menutup kegiatan penkes
2. Co Leader
a. Menjadi role model
b. Mengambil alih posisi leader jika leader pasis (blocking)
c. Mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang atau ada kegiatan yang
terlupakan
3. Observer
a. Mencatat serta mengamati proses jalannya penkes yang dilakukan oleh
Leader, Co. Leade, Fasilitator dan Klien (dicatat pada format yang tersedia)
b. Memberikan feed back terhadap proses kegiatan mulai dari persiapan sampai
acara selesai
c. Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program penkes
d. Mencatat dan mengamati segala aktifitas anggota regu
h. Menjelaskan kesimpulan dari penkes Perawatan Payudara
4. Fasilitator
a. Memfasilitasi peserta penkes dalam kegiatan
b. Mempertahankan keikutsertaan peserta penkes dalam kegiatan
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya kegiatan
d. Memberi motivasi kepada peserta untuk memperhatikan penkes Perawatan
Payudara
5. Dokumentator
Mendokumentasi setiap jalannya acara dari mulai sampai selesai
e. Evaluasi
Sasaran evaluasi mencangkup beberapa aspek antara lain :
1) Proses pelaksanaan
Aspek-aspek yang dinilai selama pelaksanaan :
a) Penilaian untuk mengetahui proses penyelenggaraan kegiatan
b) Komponen yang dinilai :
Penyediaan materi pendidikan kesehatan
Penyediaan alat bantu
Kegunaan materi pendidikan kesehatan
2) Peserta
a) Penilaian untuk mengetahui tingkat penyerapan materi oleh peserta
kegiatan
b) Komponen yang dinilai :
Kemampuan peserta menerima materi
Sikap : penilaian tentang sikap dan penerimaan
kegiatan pendidikan kesehatan
Kerjasama : peserta menunjukkan inisiatif dan kreatifitas
serta aktif dalam diskusi dan tanya jawab
K. Penutup
Proposal ini kami susun agar pelaksanaan kegiatan dapat terkoordinasi dengan baik
dan besar harapan kami atas partisipasi semua pihak untuk terlaksana dan berhasilnya
kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi & Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Dewi Yanti et al 2015. Hubungan Perawatan Payudara Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI
pada Ibu Postpartum di Desa Wonorejo Kecamatan Trowulan kabupaten Mojokerjo.
Jurnal Keperawatan. Bina Sehat Vol 11, No 1 (2015)
Sulistyawati & Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta Salemba Medika.
Saryono & Pramita Sari, roischa Dyah. 2009. Perawatan Payudara, Yogyakarta. Mitra
Cendekia Press