Anda di halaman 1dari 12

Vol.2 No.

6 Nopember 2021 1821


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
GASTRONOMI PADA ERA NEW NORMAL DI DESA RANDOBAWAILIR
KABUPATEN KUNINGAN

Oleh
Ety Setiawati1), Widia Ningsi2) & Abdul Khalim3)
1,2,3Politeknik Pariwisata Prima Internasional

Jalan Perjuangan No : 18 Cirebon Jawa Barat


Email: ety@poltekparprima.ac.id , 2widia@poltekparprima.ac.id,
1
3khalim@poltekparprima.ac.id

Abstrak
Wisata gastronomi adalah cara lain dalam menikmati atraksi wisata sekaligus melestarikan
kebudayaan dibidang makanan dan minuman. Kawasan pertanian potensial yang akan
dikembangkan sebagai daya tarik wisata gastronomi berada di Dusun Pahing dan Dusun Pon.
Produk makanan ringan berbahan dasar hasil pertanian yang diuji adalah pangsit boled dan
rengginang serta nasi liwet sebagai makanan utama. Berdasarkan Uji Karakteristik Organoleptik
dan Uji Daya Terima Konsumen, Pangsit Boled Putih (PBP) berdasarkan uji hedonik terhadap
panelis terlatih mendapatkan penilaian tertinggi yaitu sangat suka dan amat sangat suka. Berbeda
nyata dibandingkan dengan Rengginang (RRT dan RRBP) mendapatkan penilaian suka dan sangat
suka. Nasi Liwet produk kontrol (N1L1) berdasarkan uji daya terima konsumen, parameter aroma,
rasa, warna, tekstur dan penampilan fisik lebih disukai dibandingkan produk sampel Kelompok
PKK Randobawailir (N2L2). Kesimpulan uji daya terima konsumen, produk kode sampel N1L1
dan N2L2 dapat diterima oleh konsumen. Komponen wisata gastronomi menerapkan konsep
CHSE yaitu kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Langkah-langkah
pengembangan kawasan pertanian sebagai atraksi wisata gastronomi adalah pemilihan kawasan
pertanian, penentuan produk lokal sebagai bahan dasar, jenis makanan olahan hasil pertanian,
budaya pengolahan makanan, penyajian makanan dan menikmati makanan. Bentuk luaran
penelitian adalah rencana pengembangan wisata gastronomi kawasan pertanian Desa
Randobawailir Kabupaten Kuningan.
Kata Kunci : Pariwisata, Wisata Gastronomi, Kawasan Pertanian, Organoleptik, Makanan
Tradisional

PENDAHULUAN Di masa pandemi covid 19 ini berbagai


Pembangunan dan pengembangan sektor sektor industri mengalami kemunduran yang
pariwisata seyogyanya dilakukan secara merata sangat signifikan tak terkecuali pariwisata.
dan mampu memberdayakan masyarakat Penutupan hotel, restoran dan objek dan daya
sekitar sehingga dapat mendorong bergeraknya tarik wisata sementara waktu, sehingga banyak
ekonomi kerakyatan. Contohnya industri karyawan yang pendapatannya berkurang
pariwisata di sebuah daerah harus mampu bahkan kehilangan pekerjaan. Pengusaha
melibatkan masyarakat setempat, makanan dan minuman dan jasa transportasi
mempergunakan produk lokal daerah tersebut, turut pula merasakan dampaknya, bahkan
mempertahankan budaya lokal dan dapat karena tidak dapat bertahan akhirnya menutup
mendorong munculnya beberapa industri unit usaha tersebut. Kondisi ini mengharuskan
kreatif yang digalangi oleh masyarakat pengusaha untuk banyak melakukan
sehingga pendapatan asli daerah tersebut akan penyesuaian, baik dari sisi produk pelayanan
meningkat. dan promosi.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1822 Vol.2 No.6 Nopember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Akibat dari penyesuaian tersebut, Seperti yang telah dituangkan dalam
terjadinya perubahan preferensi pemilihan tujuan penataan ruang yaitu pengembangan
tempat tujuan wisata, wisata domestik menjadi kawasan pertanian terpadu dan pariwisata
pilihan, dengan atraksi wisata yang lebih berbasis alam dan pertanian (Kuningan, 2018),
murah. Driving tourism menjadi pilihan untuk maka akan dapat sejalan dengan upaya
mengurangi resiko mempergunakan pengembangan wisata gastronomi di Desa
transportasi umum dan dengan jarak daerah Randobawailir Kabupaten Kuningan terkenal
tujuan wisata yang relatif dekat. Selain itu memiliki sawah dengan jenis lahan kering dan
segmentasi pasar bergeser ke wisatawan basah. Kemudian bentukan alam atau terasering
berusia muda dan lebih memilih wisata out door yang indah dan ditunjang oleh hawa sejuk dan
atau wisata alam. Wisatawan memerlukan pemandangan sekitarnya yang masih sangat
pengalaman wisata baru untuk lebih alami. Keterlibatan semua elemen masyarakat
meningkatkan kualitas pengalaman berwisata, sangat diperlukan dalam keberhasilan
tentunya dengan tetap memperhatikan protokol pengembangan wisata gastronomi, mengingat
kesehatan. (Kementerian Pariwisata Ekonomi masyarakat sebagai pemilik aset dan budaya
dan Kreatif, 2019) [1]. lokal di sebuah daerah.
Kabupaten Kuningan adalah salah satu Gastronomi adalah cara lain dalam
Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang menikmati objek wisata sekaligus juga
memiliki potensi wisata yang sangat beragam. melestarikan kebudayaan melalui upaya
Kuningan memiliki daya tarik yang pelestarian kebudayaan dibidang makanan dan
mengesankan. Selain hawanya yang sejuk minuman atau biasa disebut wisata kuliner. Jika
karena terletak di kaki Gunung Ciremai, diinventarisasi makanan khas Kabupaten
masyarakat Kuningan adalah masyarakat yang Kuningan yang berbahan dasar beras dan ketan
ramah, sopan dan bertutur kata yang halus. yang umum ditemui di daerah ini adalah
Kabupaten ini secara topografi terdiri dari kwecang, hucap, tape ketan, papais bugis, nasi
dataran rendah dan dataran tinggi, dengan kasreng, nasi liwet dan nasi bakar.
ketinggian antara 100-1000 dpl. (Kuningan, (Sufa, Subiakto, Octavianti, & Kusuma,
2018) [2]. 2020)[3] dalam Jurnal yang berjudul Wista
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Gastronomi Sebagai Daya Tarik
(RTRW) Kabupaten Kuningan Tahun 2011- Pengembangan Potensi Daerah Kabupaten
2031 penataan ruang Kabupaten Kuningan Sidoarjo menyatakan bahwa ruang lingkup
bertujuan untuk mewujudkan kabupaten gastronomi tidak hanya memaparkan makanan
konservasi berbasis pertanian dan pariwisata dan minuman dari segi pemenuhan kebutuhan
berdaya saing. Berdasarkan tujuan penataan fisiologis tetapi lebih mendalam mengkaji
ruang tersebut, kebijakan penataan ruang sudut pandang kuliner daerah sebagai aspek
Kabupaten Kuningan, meliputi pemantapan budaya serta aset bagi daerah dalam
kawasan konservasi, pengembangan kawasan mengembangkan industri pariwisata guna
pertanian terpadu, pengembangan kawasan meningkatkan ekonomi rakyat dan pendapatan
pariwisata berbasis potensi alam dan daerah. Hasil penelitian ini menyatakan seluk-
karakteristik lokal, pemantaapan sumber daya beluk proses pembuatan produk makanan dan
secara berkelanjutan, pengembangan kawasan minuman dengan kesesuaiannya terhadap nilai
perkotaan dan kawasan pedesaan sebagai pusat budaya lokal Sidoarjo harus mampu dikemas
kegiatan secara berhierarki, pengoptimalan menjadi sebuah produk pariwisata yang
pemanfaatan kawasan budidaya dan memberikan pengalaman tersendiri bagi
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan wisatawan untuk berkunjung ke Sidoarjo.
dan keamanan negara. Penelitian ini menjadi acuan bagi penelitian
yang akan dilakukan bahwa harus adanya

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.6 Nopember 2021 1823
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
sinergi antara beberapa pihak yang terkait, adalah mengemas kawasan pertanian menjadi
mengangkat produk lokal dan budaya setempat wisata gastronomi.
sebagai produk atraksi wisata gastronomi.
Jika mengacu pada latar belakang dan LANDASAN TEORI
pengamatan awal yang telah dilakukan faktor- 1. Wisata Gastronomi
faktor yang menjadi pokok utama penelitian ini Brillat-Savarin dalam(Nurwitasari,
adalah 2015)[4] memberikan pengertian mengenai
a. Untuk mengetahui potensi kawasan wisata gastronomi, yaitu :
pertanian di Desa Randobawailir 1) Wisata gastronomi adalah cara
Kabupaten Kuningan sebagai daya tarik untuk melakukan pelestarian kebudayaa
wisata gastronomi n melalui pelestarian yang dilakukan
b. Jenis makanan tradisional yang dapat oleh manusia melalui makanan.
menjadi produk makanan wisata 2) Objeknya adalah memberikan
gastronomi di Desa Randobawailir bimbingan, menurut prinsip-prinsip
Kabupaten Kuningan. tertentu, untuk semua orang yang
c. Uji Indrawi (Organoleptik) yaitu Uji mencari, menyediakan, atau menyiapkan
Hedonik dan Uji daya terima konsumen makanan
terhadap makanan tradisional yang 3) Wisata gastronomi memberikan
menjadi produk makanan wisata kekuatan ekonomi bagi petani, peternak,
gastronomi di Desa Randobawailir nelayan dan industri yang terkait dengan
Kabupaten Kuningan penyediaan jasa makanan.
d. Bentuk pengembangan wisata gastronomi Setiap aspek dalam gastronomi di atas
pada era new normal yang sesuai dengan memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam
hasil pertanian, budaya dan kemampuan kaitannya dengan wisata kuliner yaitu pada
masyarakat lokal dalam mengolah hasil aspek gastronomi praktis dapat dijadikan
pertanian tersebut. sebagai acuan dalam mengkaji pengolahan
Kondisi pandemi covid-19 telah membuat dari bahan mentah hingga menjadi makanan
terjadinya perubahan preferensi wisatawan yang siap dinikmati serta dapat dinilai dari
dalam berwisata dari segi pemilihan tempat aspek budaya. Sementara itu, gastronomi
tujuan wisata yaitu atraksi wisata yang lebih dipadukan dengan pariwisata telah menjadi
murah dengan jarak tempuh yang relatif dekat sumber daya pariwisata bagi penciptaaan
dari tempat domisili wisatawan yang dikenal produk wisata baru. Manfaat lain dari
dengan driving tourism. Pada era new normal pengembangan wisata gastronomi adalah
segmentasi pasar akan didominasi oleh dapat memberikan pendidikan kuliner yang
wisatawan berusia muda dan lebih memilih autentik dan pemahaman dan apresiasi yang
wisata out door atau wisata alam. Wisatawan tinggi terhadap kuliner sebuah daerah.
memerlukan pengalaman wisata baru untuk (Kartika & Harahap, 2019)[5].
lebih meningkatkan kualitas pengalaman Wisata Kuliner dan Wisata gastronomi
berwisata. telah menjadi salah satu alasan utama
Sebagian besar masyarakat yang tinggal di perjalanan wisata. Pada banyak destinasi,
Desa Randobawailir bermata pencaharian kuliner telah menjadi sektor strategis yang
sebagai petani. Selaras dengan tujuan penataan berkontribusi terhadap penciptaan lapangan
ruang Kabupaten Kuningan yaitu kerja dan lapangan usaha dalam rangka
pengembangan kawasan pertanian terpadu dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.
pariwisata berbasis alam dan pertanian, maka Penciptaan lapangan kerja dan lapangan usaha
salah satu yang akan ditawarkan Kabupaten merupakan upaya sistematis menciptakan nilai
Kuningan khususnya Desa Randobawailir untuk seluruh rantai nilai dari produksi
makanan berkualitas, dari basis produksi

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1824 Vol.2 No.6 Nopember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
sampai end customer. (Asisten Deputi makanan, penyimpanan bahan makanan,
Pengembangan Wisata Budaya, 2019)[6]. pengolahan makanan, pengangkutan makanan,
Seperti yang disebutkan oleh (Indra, 2021)[7], penyimpanan makanan serta penyajian
wisata makanan adalah tindakan berpergian makanan. (Rejeki, 2015) [10].
untuk mencicipi tempat dalam rangka untuk Pada masa pandemi Covid 19 ini
mendapatkan sense of place. terdapat Panduan Pelaksanaan Kebersihan,
2. Konsep Budaya Lokal Sebagai Daya Tarik Kesehatan, dan Kelestarian Lingkungan di
Wisata Daya Tarik Wisata yang bertujuan untuk :
Dalam konsep budaya lokal sebagai 1. Peningkatan kesadaran masyarakat
daya tarik wisata, peran destinasi pariwisata Indonesia dan dunia terhadap kebersihan,
menjadi penting terutama dalam mengemas kesehatan, keselamatan dan kelestarian
kehidupan masyarakat dan kebudayaan lokal lingkungan, sangat besar akibat pandemi
menjadi sebuah daya tarik wisata. Terdapat Covid 19.
sepuluh elemen budaya yang menjadi daya tarik 2. Pola permintaan dan perilaku wisatawan
wisata, antara lain kerajinan, tradisi, sejarah dan ke depan akan sangat dipengaruhi
tempat/daerah, arsitektur, makanan kesadaran terhadap kebersihan,
lokal/tradisional, seni musik, cara hidup kesehatan, keselamatan dan kelestarian
masyarakat, agama, bahasa dan pakaian lingkungan yang tinggi.
lokal/tradisonal. (Prasiasa, 2013)[8]. 3. Dunia Pariwisata harus bersiap diri untuk
Masakan adalah hasil dari sejarah unik dapat memberikan jaminan kebersihan,
suatu daerah, produk/bahannya (dan tanah dari kesehatan, keselamatan, dan kelestarian
mana mereka berasal), maupun norma-norma lingkunganyang tinggi akan produk dan
sosial serta kebiasaan kelompok menentukan pelayanan yang diberikan kepada
cara di mana makanan diproduksi, disiapkan wisatawan.
dan dikonsumsi. Masakan dipenuhi dengan 4. Komponen penting yang menjadi faktor
modal sosial dan budaya. Modal sosial dan penarik utama kunjungan wisatawan
budaya inilah yang merupakan inti dari adalah daya tarik wisata yaitu segala
gastronomi dan pariwisata. Selain itu ada lagi sesuatu yang memiliki keunikan,
peran budaya dan warisan, gaya hidup, keindahan, dan nilai budaya dan hasil
pengembangan tujuan, keberlanjutan dan yang buatan manusia yang menjadi sasaran
terpenting kreativitas, inovasi, desain maupun atau tujuan kunjungan wisatawan.
kebutuhan kebijakan mendukung secara lebih 5. Perlu panduan praktis bagi daya tarik
komprehensif tentang luasnya jangkauan wisata dalam menyiapkan produk dan
pariwisata gastronomi. (Indra, 2021) pelayanan yang bersih, sehat, aman dan
3. Konsep Hygiene dan Sanitasi ramah lingkungan. (Kementrian
Sanitasi makanan ditujukan untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
membebaskan makanan dan minuman dari Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2020)
[11]
segala bahaya yang dapat mengganggu .
kesehatan, mulai dari makanan itu sebelum 4. Uji Hedonik
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, Menurut pendapat (Soewarno, 1985)[12]
pengangkutan, penyimpanan, sampai pada dalam uji hedonik panelis dimintakan
penyajian/pendistribusian sehingga makanan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau
dan minuman tersebut siap dikonsumsi. sebaliknya ketidaksukaan sedangkan skala
(Rakhmawati & Hadi, 2015)[9]. hedonik dapat direntangkan atau diciutkan
Prinsip hygiene sanitasi makanan yang menurut rentangan skala yang dikehendakinya.
diperlukan untuk mengendalikan kontaminasi
makanan, antara lain pemilihan bahan baku

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.6 Nopember 2021 1825
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Tabel 1 Macam-Macam Skala Hedonik Bumdes, Kelompok Penggerak
dengan Skala Numerik. Pariwisata dan Kelompok Tani.
Skala Skala Skala Skala Skala Skala 2. Studi Pustaka, yaitu mengumpulkan
Hedonik Numerik Hedonik Hedonik Hedonik Numerik
informasi tertulis dari masyarakat dan
Amat 9 Amat 6 Amat 7
sangat sangat sangat dari data resmi yang dikeluarkan oleh
senang suka suka Pemerintah Daerah Kabupaten
Sangat 8 Sangat 5 Sangat 6
senang suka suka Kuningan.
Senang 7 Suka 4 Suka 5 3. Angket (Kuesioner) dengan cara
Agak 6 Agak 3 Agak 4
senang suka suka menyebarkan angket dan
Netral 5 Netral 2 Agak 3 mengumpulkan data-data dari berbagai
tidak
suka pertanyaan tertulis yang digunakan
Agak 4 Tidak 1 Tidak 1 untuk memperoleh informasi dari
tidak suka suka
senang responden.
Tidak 3 Sangat 2. Metode Analisis
senang |tidak
suka Metode analisis yang akan dipergunakan
Sangat 2 dalam penelitian ini adalah metode analisis
tidak
senang deskriptif, yaitu metode yang meneliti
Amat 1 sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
sangat
tidak kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
senang kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
9 Skala, 6 Skala, 7 Skala,
hedonik hedonic hedonik penelitian ini adalah membuat deskripsi,
Pada tahap ini dievaluasi hasil percobaan gambaran atau lukisan secara sistematis,
tersebut dengan menggunakan uji hedonik faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta
adapun teknisnya yaitu dengan memberikan hubungan antar fenomena yang diselidiki
kuesioner, sampel produk beserta air mineral (Susanti, 2016).[13] Data yang dipergunakan
kepada lima belas panelis adapun lima kriteria adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil
yang diujikan yaitu penampilan pengamatan mendalam peneliti dan wawancara
fisik/kenampakan, warna, rasa, tekstur dan dengan pihak terkait. (Rangkuti, 2014).[14]
aroma sehingga dihasilkan satu formulasi Untuk menunjang analisis deskriptif dilakukan
terbaik. survei lapangan yaitu metode langsung ke objek
5. Uji Daya Terima Konsumen penelitian.
Uji daya terima konsumen ini bertujuan 3. Analisa Data
untuk mengetahui penilaian seseorang akan Menurut (Kartika e. , 1988) [15] pengolahan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang data untuk Rancangan Acak Kelompok adalah
menyebabkan orang menyenangi. Panelis sebagai berikut :
( X )
2
mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan
yang berhubungan dengan kesukaan atau FK =
tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat T *r
sensorik atau kualitas yang dinilai. (Soewarno, ( X )2 + ... + ( X )2
JK (P) = - Faktor
1985) r
Koreksi
(Y ) + ... + (Y )
2 2
METODE PENELITIAN
1. Teknik Pengumpulan Data JK (S) = - Faktor
T
Teknik pengumpulan data yang Koreksi
dipergunakan dalam penelitian ini adalah : JK (T) = (S2+...+S2) – FK
1. Wawancara dengan Pemerintah Desa JK (G) = JK Total – JK Panelis – JK
yaitu Kepala Desa Randobawailir, Sampel
Dimana :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1826 Vol.2 No.6 Nopember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
FK = Faktor Koreksi berupa daftar periksa (check list) yang
JK (P) = Jumlah Kuadrat Panelis merupakan panduan dalam melihat
JK (S) = Jumlah kuadrat Sampel potensi wisata gastronomi, khususnya
JK (T) = Jumlah Kuadrat Total kawasan pertanian, jenis makanan
JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat tradisional, budaya pengolahan
X = Jumlah penilaian masing- makanan dan kemampuan masyarakat
masing panelis terhadap semua sampel Desa Randobawailir dalam mengolah
Y = Jumlah penilaian semua makanan tersebut.
panelis terhadap masing masing sampel 3. Pengumpulan data primer dan sekunder
T = Jumlah panelis dengan mempergunakan metode
r = Jumlah sampel wawancara kepada Pemerintah Daerah
S = penilaian terhadap setiap yang terkait dan mengumpulkan data
sampel. tertulis yang dimiliki oleh Pemerintah
Dari hasil uji hedonik, selanjutnya Desa (potensi wisata gastronomi).
dilakukan analisis Varian (ANAVA), 4. Pengolahan data dilakukan dengan
dilanjutkan dengan uji Least significant metode deskriptif analisis dalam
difference (LCD) dengan selang menilai potensi wisata gastronomi
kepercayaan 95% untuk mengetahui tahapanya yaitu dengan uji organoleptik
pengaruh antar perlakuan. yang merupakan cara pengujian dengan
1. Mencari standard error dengan menggunakan indera manusia
sebagai alat utama untuk pengukuran
rerata jumlah kuadrat eror
√ penerimaan terhadap produk. tahap
jumlah panelis pertama untuk penilaian makanan
2. Mencari Least significant difference tradisional yang menjadi produk
(LCD) pada tabel Significant studentized makanan wisata gastronomi
range at the 5 % level, untuk nilai menggunakan uji hedonik (uji
pembanding adalah : standar error x nilai kesukaan) kemudian dilanjutkan
least significant difference. dengan uji daya terima konsumen.
3. Rerata hasil perhitungan diurutkan dari 5. Pengolahan data dilakukan dengan
mulai yang terbesar sampai terkecil metode non-statistik dan cara induktif
kemudian dibandingkan dengan nilai yaitu mengambil kesimpulan umum
pembanding. berdasarkan hasil observasi khusus)
4. Tahapan Penelitian 6. Analisa dan pembahasan yang
Beberapa tahapan yang akan dilakukan dengan mempergunakan
dilakukan dalam penelitian Pengembangan konsep dan teori yang relevan dengan
Kawasan Pertanian Sebagai Daya Tarik penelitian.
Wisata Gastronomi Pada Era New Normal 7. Keluaran penelitian yang diharapakan
Di Desa Randobawailir Kabupaten dalam penelitian ini adalah
Kuningan adalah : pengembangan wisata gastronomi di
1. Pra penelitian dilakukan untuk Desa Randobawailir yang sesuai era
menentukan kawasan pertanian melalui new normal.
metode survei langsung ke kawasan
pertanian yang produktif. Kepemilikan HASIL DAN PEMBAHASAN
lahan pertanian adalah milik desa 1. Analisa Potensi Desa Randobawailir
setempat. Secara umum Desa Randobawailir terletak
2. Menentukan potensi wisata gastronomi pada ketinggian 500 M dari permukaan laut
dengan mempergunakan alat bantu dengan kontur permukaan tanah 60 % datar dan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.6 Nopember 2021 1827
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
20 % berbukit dan 20 % berupa lereng. suhu masih berada dikawasan Desa Randobawailir
rata-rata harian mencapai 28°C kelembaban yang dapat menunjang kegiatan wisata adalah
udara mencapai 33° C dan curah hujan rata-rata Rumah Makan Joglo dan Rumah Makan
2.883, mm/tahun, jarak orbitrasi jarak ke ibu Lesehan Dangdeur yang menyajikan menu
kota kecamatan 2,5 Km. jarak ke ibu kota tradisional Sunda.
kabupaten 15 Km, jarak ke ibu kota provinsi Potensi atraksi wisata yang dimiliki oleh
250 Km dan jarak ke ibu kota negara 360 Km. Desa Randobawailir salah satunya adalah Situ
Perkembangan kependudukan di Desa Gunung Hayu, yaitu embung yang
Randobawailir secara umum dari tahun- dimanfaatkan sebagai atraksi wisata.
ketahun selalu menunjukan peningkatan Keberadaan Situ Gunung Hayu ini dapat
walaupun tidak signifikan, sampai dengan akhir dijadikan salah satu penunjang kegiatan wisata
tahun ini jumlah penduduk Desa Randobawailir gastronomi. Wisatawan dapat menikmati
sebanyak 3.952 Jiwa, yang terdiri dari laki-laki aktivitas mencicipi Nasi Liwet di saung-saung
1.967 jiwa dan perempuan 1.985 jiwa dengan yang terdapat di dalam area Situ Gunung Hayu
jumlah kepala keluarga sebanyak 1.095 Kepala sambil menikmati pemandangan di Situ
Keluarga (KK). (Desa Randobawailir, 2020) Gunung Hayu.
[16]
. 2. Analisa Potensi Kawasan Pertanian Desa
Berdasarkan data di atas, keunggulan Desa Randobawailir
Randobawailir yang terletak 500 mdpl sehingga Desa Randobawailir terdiri dari 3 dusun
memiliki hawa yang sejuk. Topografi daerah yaitu Dusun Pon, Dusun Pahing dan Dusun
yang beragam juga merupakan salah satu daya Manis. Kawasan pertanian terkonsentrasi di
tarik bentangan alam yang terdapat di desa ini. Dusun Pahing dan Dusun Pon. Beberapa jenis
Umumnya penduduk Desa ini bekerja dibidang lahan pertanian yang terdapat di Desa
pertanian, baik sebagai petani maupun buruh Randobawailir adalah sawah, kebun, ladang
tani yang mengerjakan atau mengolah sawah dan lahan yang sementara tidak diusahakan.
milik orang lain. Penduduk Desa 1. Sawah
Randobawailir yang berpendidikan mulai dari Lahan Sawah adalah dalah lahan pertanian
SLTA hingga S-1 berjumlah 1.210 orang yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
penduduk. Hal ini merupakan potensi bagi pematang (galengan), saluran untuk
wisata gastronomi, karena akan memerlukan menahan/menyalurkan air, yang biasanya
partisipasi penduduk desa sebagai pemandu ditanami padi sawah tanpa memandang dari
dalam aktivitas wisata gastronomi. mana diperolehnya atau status lahan tersebut.
Desa Randobawailir memiliki aksesibilitas Desa Randobawailir memiliki 5 kelompok tani
yang baik untuk menunjang kegiatan yang aktif dalam menggelola lahan pertanian
perekonomiannya, terlihat dari adanya jalan ini. (Badan Pusat Statistik, 2019) [17].
desa sepanjang 2.000 m dan jalan lingkungan Desa Randobawailir memiliki lahan
sepanjang 3.500 m hal ini tentunya akan persawahan seluas 152 ha. Status kepemilikan
mempermudah untuk menjangkau Desa lahan adalah milik pribadi dan milik pemerintah
Randobawailir. Jika dikaitkan dengan produk desa atau bengkok. Lahan persawahan ini
Pariwisata, salah satunya yaitu aksesibilitas umumnya adalah lahan pertanian yang aktif
maka Desa Randobawailir telah memenuhi karena digarap atau ditanami untuk
elemen tersebut. mendapatkan hasil dari kegiatan pertanian
Di Desa ini juga telah tumbuh sentra tersebut.
ekonomi kreatif, ditandai dengan muncul Berdasarkan data diatas terlihat Desa
industri kecil seperti home industry pengolahan Randobawailir paling banyak menghasilkan
makanan kecil, toko aneka kue dan makanan padi di Kecamatan Mandirancan, dengan
ringan khas Kabupaten Kuningan dan warung sistem tanam sawah sebesar 2.221 ton pada
kebutuhan bahan pokok. Fasilitas lainnya yang tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa lahan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1828 Vol.2 No.6 Nopember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
pertanian jenis persawahan mendominasi dan keberlanjutan dan yang terpenting kreativitas,
potensial di Desa Randobawailir. Hasil inovasi, desain maupun kebutuhan kebijakan
pertanian tersebut dapat diperjual belikan atau mendukung secara lebih komprehensif tentang
diolah dan ditingkatkan sehingga nilai ekonomi luasnya jangkauan pariwisata gastronomi.
dari hasil pertanian tersebut dapat meningkat. (Indra, 2021)
2. Tegal/Kebun 3.1 Budaya Pengolahan Makanan
Tegal atau kebun adalah lahan pertanian Proses pembuatan nasi liwet sunda disebut
bukan sawah (lahan kering) yang ditanami "ngaliwet". Ngaliwet dalam Tatar Sunda
tanaman semusim atau tahunan dan terpisah umumnya memakai ketel (kastrol) atau panci,
dengan halaman sekitar rumah serta dimasak bersama bumbu-bumbu namun tanpa
penggunaannya tidak berpindah pindah. (Badan santan. Bumbunya antara lain garam, bawang
Pusat Statistik, 2019). Umumnya lahan kebun merah, bawang putih, daun salam, sereh,
ini ditanami dengan kacang-kacangan, sayuran, lengkuas, cabe, santan, minyak kelapa. Untuk
tomat buah dan lain-lain. Untuk Desa proses pembuatan dengan teknik ngaliwet dan
Randobawailir, hasil dari perkebunan tidak ada mempergunakan panci kastrol membutuhkan
jenis tanaman yang spesifik dan khusus ditanam waktu yang lebih lama, karena nasi liwet
dalam jumlah besar. Hasil dari perkebunan dimasak dengan api kecil hingga nasi tersebut
dimanfatkan untuk memenuhi kebutuhan tanak. Sedangkan jika memasak dengan teknik
sehari-hari. mengaron dan kemudian mengukus nasi relatif
3. Analisa Produk Wisata Gastronomi lebih cepat.
Masakan khas masyarakat Desa Lauk yang biasa dimasukkan ke dalam
Randobawailir yang kerap disajikan pada Nasi Liwet khas Sunda juga khas, dan berbeda
acara-acara tertentu adalah Nasi Liwet Sunda. dengan lainnya, seperti ikan peda merah, ikan
Untuk itulah nasi liwet dipilih sebagai makanan kembung yang sudah dipindang, bisa juga ikan
utama yang akan ditampilkan sebagai bagian asin dan ikan teri. Semuanya dimasak bersama
dari atraksi wisata gastronomi di Desa nasi setengah matang, hingga matang tanpa
Randobawailir. menggunakan santan. Umumnya ikan diolah
Umumnya Nasi Liwet ini masih dibuat dengan cara digoreng.
dengan cara tradisional menggunakan panci Salah satu kelengkapan Nasi Liwet adalah
khusus yang disebut kastrol. Namun sekarang lalapan dan sambal yang harus tersedia. Orang
ini proses pembuatan nasi liwet berkembang Sunda memiliki kebiasan makan lalap, hal ini
dengan cara di aron (dimasak setengah matang) bukan tanpa alasan. Hal ini berkaitan dengan
kemudian dikukus hingga matang sempurna. pandangan hidup atau filosofi masyarakat
Lauk pauk sebagai pendamping Nasi Liwet sunda tentang hubungan manusia dengan alam
umumnya adalah ikan peda/ikan asin, urap, yaitu : Sangkilang di lamba, trena taru lata
petai, sambal, tahu, tempe dan lalapan. Bentuk garumna, hejo lembok tumuwuh, sarba pola
penyajian Nasi Liwet sekarang ini cukup wuwuhan, dadi na hujan landing tahun,
beragam, menyesuaikan dengan venue atau tumuwuh daek, make hurip na urang reya.
lokasi acara dilangsungkan. (Gardjito, Rukmini Artinya : Pelengkap dalam kehidupan, rumput,
Sari, & Millaty, 2019) [18]. pohon, tumbuh-tumbuhan dan perdu, pada
Seringnya nasi liwet disajikan dalam kehijauan, tumbuh serbaneka buah-buahan,
berbagai acara masyarakat desa hujan turun sepanjang tahun, semua dapat
memperlihatkan produk nasi liwet sebagai tumbuh, itulah (penunjang) sumber
modal sosial dan budaya. Hal inilah yang kesejahteraan kehidupan orang banyak.
merupakan inti dari gastronomi dan pariwisata. Terdapat dua cara dalam menikmati
Selain itu ada lagi peran budaya dan warisan, lalapan dikalangan masyarakat Sunda yaitu
gaya hidup, pengembangan tujuan, disajikan mentah atau dimasak. Umumnya

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.6 Nopember 2021 1829
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
lalapan dimasak dengan cara dikukus atau Randobawailir pada masa pandemi covid 19,
direbus khususnya untuk lalapan yang maka aturan mengenai CHSE harus
bertekstur keras seperti daun singkong dan daun mendapatkan perhatian. Penggunaan sarung
papaya, lalapan yang disajikan tidak hanya tangan, masker, penutup kepala dan
berasal dari daun-daunan saja, tetapi buah dan memastikan kebersihan diri secara menyeluruh
biji-bijian seperti petai, jengkol, terong, kacang sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan oleh
panjang, tomat, mentimun, labu siam kecil dan Kemenparekraf agar dapat memberikan
lainnya. (Gardjito, Rukmini Sari, & Millaty, jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan,
2019) dan kelestarian lingkungan yang tinggi akan
Selain lalapan, sambal merupakan produk dan pelayanan yang diberikan kepada
kelengkapan dari sajian nasi liwet. Orang wisatawan. (Kementrian Pariwisata dan
Sunda sangat menyukai sambal hal ini Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
dikarenakan iklim tanah pasundan yang relatif Ekonomi Kreatif, 2020)
lebih sejuk dan dingin sehingga mengkonsumsi Demikan pula dengan wisatawan yang
sambal menjadi salah satu alternatif yang dapat akan mengikuti kegiatan wisata gastronomi
digunakan untuk penghangat tubuh. harus mematuhi ketentuan yang berlaku di
Minyak sisa menggoreng ikan atraksi wisata gastronomi. Wisatawan akan
dipergunakan untuk menggoreng cabe, dibagi ke dalam kelompok kecil selama
bawang, tomat dan terasi yang kemudian dibuat mengikuti penjelasan mengenai budaya
menjadi sambal. Umumnya sambal dibuat pengolahan makanan dengan memperhatikan
dengan cara tradisional dengan dengan seksama protokol kesehatan yang sudah
mempergunakan coet dan mutu (cobek). ditetapkan.
Sambal pendamping nasi liwet biasanya adalah 3.2 Penyajian Makanan
sambal terasi dan sambal goang cabe rawit Kebiasan makan orang Sunda adalah
hijau. Dalam perkembangannya nasi liwet duduk dilantai sambal bersila. Makan lebih
dilengkapi dengan tahu goreng, tempe goreng suka tanpa alat makan atau dengan tangan
dan urab. sehingga selalu tersedia kobokan (mangkuk
Dalam penyampain budaya pengolahan kecil berisi air) yang dipergunakan untuk
nasi liwet diperlukan pengetahuan yang baik mencuci tangan. Kebiasan lainnya adalah
tentang sejarah nasi liwet, bahan-bahan, cara makan dengan cara ngariung atau makan
memasak, unsur budaya yang terdapat dalam bersama (botram).
pengolahan, menyajikan dan menikmati nasi Berdasarkan hasil observasi dan
liwet. Kemudian peralatan dapur asli yang wawancara dengan masyarakat setempat, untuk
digunakan masyarakat setempat, produk penyajian tidak hanya mempergunakan panci
makanan pokok masyarakat setempat, roduk kastrol tapi dibuat dengan cara diaron (dimasak
pertanian yang tersedia, peristiwa sejarah setengah matang) kemudian dikukus, nasi liwet
mencakup teknik memasak, metode tradisional sering disajikan dengan menggunakan bakul
memasak dan asal usul bahan baku masakan nasi yang terbuat dari anyaman bambu atau
(Indra, 2021) yang disebut boboko. Sebelum diisi nasi
Sejalan dengan konsep Pariwisata boboko dialas dengan daun pisang agar aroma
berkelanjutan bahwa, wisatawan yang datang nasi liwet lebih wangi.
tidak hanya untuk sekedar bersenang-senang, Untuk lalapan dan kelengkapan nasi liwet,
melainkan juga untuk mendapatkan biasanya disajikan diatas tampah anyaman
pengalaman yang lebih agar mendapat bambu yang terlebih dahulu dialas daun pisang.
wawasan dan pengembangan pengetahuan bagi Untuk sambal biasanya disajikan bersama
dirinya. (Unesco, 2009) [19]. dengan cobek tanah liat, sehingga lebih
Mengingat kegiatan wisata gastronomi menggugah selera. Piring yang dipergunakan
yang akan dikembangkan di Desa untuk makan terbuat dari anyaman bambu yang

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1830 Vol.2 No.6 Nopember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dialas dengan daun pisang agar lebih bersih dan penampilan fisiknya agar kedua makanan
meningkatkan aroma makanan. tersebut lebih menarik untuk dikonsumsi,
3.3 Rasa, Warna dan Tekstur baik dari sisi bentuk, ukuran maupun
Rasa nasi liwet tentunya berbeda dengan kemasan kedua produk ini agar bisa
nasi putih biasa, karena dalam mengolah nasi meningkatkan nilai jualnya.
liwet mempergunakan bumbu-bumbu alami Perbandingan antara satu hasil
sehingga nasi liwet memiliki rasa gurih dan formulasi terbaik (N2L2) yang merupakan
beraroma wangi yang berasal dari bumbu, ikan Nasi Liwet yang dibuat oleh masyarakat
asin atau ikan teri yang terdapat didalam nasi Desa Randobawailir dengan produk kontrol
liwet. Rasa dasar manis, asam, pahit, asin dan (N1L1)
umami (gurih) (Indra, 2021) dengan lima parameter ( aroma, rasa,
Nasi liwet yang gurih dipadukan dengan warna, tekstur, penampilan fisik ), dapat
kesegaran dari sayur-sayuran, pedasnya sambal disimpulkan bahwa produk kontrol rata-rata
dan pelengkap lainnya menciptakan variasi rasa mendapatkan penilaian antara suka dan
sehingga dari segi rasa terdapat keseimbangan amat suka. Sedangkan produk N2L2 rata-
yang membuat nasi liwet menjadi makanan rata mendapatkan penilaian netral dan
yang terasa enak dilidah. Untuk tampilan nasi suka. Berdasarkan kesimpulan tersebut
liwet secara keseluruhan memiliki warna yang perlu dilakukan perbaikan terhadap produl
beragam. Nasi liwet berwarna putih, dengan N2L2 dengan produk kontrol N1L1 sebagai
dilengkapi ikan asin atau ikan teri diatasnya, tolak ukurnya, sehingga hasil olahan produk
cabe rawit merah dan petai yang berwarna nasi liwet dapat lebih disukai.
hijau. Sambal yang umumnya disajikan adalah 5. Langkah-langkah Pengembangan
sambal merah kontras dengan lalapan yang Kawasan Pertanian Sebagai Atraksi
berwarna hijau. Wisata Gastronomi
4. Uji Organoleptik dan Daya Terima Langkah-langkah pengembangan Kawasan
Konsumen pertanian yang akan dijadikan atraksi wisata
Berdasarkan Uji Karakteristik gastronomi adalah :
Organoleptik dan Uji Daya Terima Konsumen 1. Menentukan Kawasan pertanian
dapat disimpulkan bahwa Pangsit Boled Putih potensial yang memenuhi kriteria dilihat
(PBP) apabila dilihat dari warna, rasa, aroma, dari rapatnya lahan pertanian dan variasi
tekstur dan penampilan fisik secara umum tanaman pertanian.
mendapatkan penilaian tertinggi yaitu sangat 2. Menentukan produk pertanian lokal
suka dan amat sangat suka. Untuk yang akan dijadikan bahan makanan
Rengginang Rasa Terasi (RRT) juga utama dan pendamping, dengan kriteria
mendapatkan penilaian antara suka dan merupakan tanaman yang menghasilkan
sangat suka dari sisi tolak ukur yang sama, pendapatan terbesar desa.
karena RRT memiliki nilai dibawah PBP. 3. Menentukan produk makanan olahan
Apabila dilihat dari Uji Daya Terima yang berbahan dasar hasil pertanian
Konsumen dari aspek aroma, rasa, warna, lokal.
tekstur dan penampilan fisik dapat disimpulkan 4. Mengetahui budaya mengolah dan
Pangsit Boled Putih (PBP) secara umum menyajikan makanan olahan berupa
mendapatkan penilaian tertinggi yaitu sangat filosophi, cara atau budaya dalam
suka dan amat sangat suka dan diikuti oleh mengolah dan menyajikan.
Rengginang Rasa Terasi (RRT) dengan antara 5. Mengetahui budaya dalam menikmati
suka dan sangat suka. makanan tradisional produk wisata
Perlakuan yang dapat diberikan pada gastronomi sehingga dapat memperkaya
PBP dan RRT adalah memperbaiki pengalaman berwisata.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.6 Nopember 2021 1831
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Grafik 1. Program Aktivitas Wisata formulasi berkode RRT dan RRBP
Gastronomi di desa randobawailir mendapatkan penilaian suka dan sangat
suka. Nasi Liwet produk kontrol N1L1
berdasarkan uji daya terima konsumen
kepada 30 orang konsumen berdasarkan
parameter aroma, rasa, warna, tekstur
.

. dan penampilan fisik lebih disukai


dibandingkan produk sampel olahan
Kelompok PKK Randobawailir N2L2
. .

.
.
.
dan kesimpulan dari uji daya terima
.
. konsumen Produk Kode sampel N1L1
dan N2L2, kedua sampel dapat diterima
oleh konsumen.
5. Diperlukan upaya peningkatan produk
Sumber : Pengolahan Data 2021 sampel baik kualitas, pengemasan
(tampilan) dan rasa makanan ringan dan
PENUTUP makanan utama agar dapat diterima
Kesimpulan lebih baik oleh wisatawan.
Kesimpulan yang diperoleh dalam 6. Desa Randobawailir memiliki banyak
penelitian di Desa Randobawailir mengenai sumber daya manusia dengan
pemanfaatan kawasan pertanian yang dikemas Pendidikan SMA, diploma dan sarjana
menjadi atraksi wisata gastronomi adalah : sehinga dapat menjadi pemandu wisata
1. Desa Randobawailir memiliki potensi untuk menjelaskan kegiatan di Kawasan
kawasan pertanian yang baik dengan Pertanian dan selama berwisata
total luas tanah sawah seluas 152 ha. gastronomi yang berkaitan dengan
Desa Randobawailir adalah Desa sejarah, persiapan bahan, cara
penghasil padi terbesar di Kecamatan memasak, cara penyajian, budaya
Mandirancan dengan hasil 2.221 ton menikmati makanan dan penerapan
selama tahun 2019. protokol kesehatan sesuai dengan
2. Aksesibilitas menuju Desa ketentuan CHSE.
Randobawailir sangat baik, dengan 7. Langkah-langkah pengembangan
adanya jalan desa sepanjang 2.000 m kawasan pertanian sebagai atraksi
dan memiliki jalan lingkungan 3.500 m. wisata gastronomi yaitu pemilihan
Terdapat atraksi wisata Situ Gunung kawasan pertanian, penentuan produk
Hayu sebagai atraksi wisata penunjang lokal sebagai bahan dasar wisata
dari kegiatan wisata gastronomi. gastronomi, penentuan makanan olahan
3. Desa Randobawailir memiliki produk hasil pertanian yang akan ditampilkan,
olahan makanan ringan dan utama yang budaya pengolahan makanan, cara atau
dibuat dari hasil pertanian lokal, yaitu budaya penyajian makanan dan
pangsit boled dan rengginang serta nasi menikmati makanan.
liwet. 8. Untuk memaksimalkan pelayanan pada
4. Berdasarkan Uji Karakteristik saat mengikuti kegiatan wisata
Organoleptik dan Uji Daya Terima gastronomi, diperlukan pelatihan
Konsumen, disimpulkan Pangsit Boled mengenai wawasan kepariwisatan dan
Putih berkode PBP berdasarkan uji communication skill.
hedonik terhadap 15 panelis terlatih 9. Penelitian berikutnya adalah diperlukan
mendapatkan penilaian tertinggi yaitu upaya promosi yang efektif agar atraksi
sangat suka dan amat sangat suka, wisata gastronomi dapat dikenal
berbeda nyata dibandingkan dengan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
1832 Vol.2 No.6 Nopember 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
wisatawan yang berkunjung ke [5] Kartika, T., & Harahap, Z. (2019).
Kabupaten Kuningan. Pengembangan Kuliner Pempek Sebagai
Saran Daya Tarik Wisata Gastronomi di
Setelah melakukan tahapan penelitian Palembang Sumatera Selatan. Tourism
mulai dari latar belakang hingga kesimpulan, Scientific Journal.
akhirnya saran yang dapat diberikan untuk [6] Asisten Deputi Pengembangan Wisata
melengkapi hasil penelitian ini adalah : Budaya. (2019). Pedoman Pengembangan
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat Wisata Kuliner. Jakarta: Kementerian
Desa Randobawailir tentang pemanfaatkan Pariwisata Republik Indonesia.
sumber daya alam secara maksimal dan [7] Indra, B. K. (2021). GASTRONOMI &
berkelanjutan untuk menunjang kegiatan UPABOGA&. Jakarta: Adi Gastronom
pariwisata dengan investasi yang seminim Indonesia.
mungkin. [8] Prasiasa, D. P. (2013). Destinasi
2. Perlu adanya kerjasama yang baik antara Pariwisata. Jakarta: Salemba Humanika.
Pemerintah Desa, masyarakat dan [9] Rakhmawati, N., & Hadi, W. (2015).
organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan Peranan Higiene Dan Sanitasi Dalam
pengembangan wisata gastronomi. Proses Pengolahan Makanan di Hotel
3. Menerapkan aturan reservasi untuk Brongto. Khasanah Ilmu.
membatasi jumlah wisatawan yang [10] Rejeki, S. (2015). Sanitasi, Hygiene dan
berkunjung dan untuk mempersiapkan K3. Bandung: Rekayasa Sains.
jumlah bahan-bahan makanan yang akan [11] Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
diolah. Reservasi dapat dilakukan melalui Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
website, whatsapp dan email. Kreatif. (2020). Panduan Pelaksanaan
4. Meningkatkan kualitas, rasa, tekstur dan Kebersihan, Kesehatan, dan Kelestarian
penampilan fisik (kemasan) produk olahan Lingkungan di Daya Tarik Wisata. Jakarta.
makanan pendamping dan makanan utama [12] Soewarno, T. (1985). Penilaian
agar memiliki nilai jual yang lebih baik dan Organoleptik Untuk Industri Pangan Dan
meningkatkan pengalaman berwisata bagi Hasil Pertanian. Jakarta: Bhratara Karya
wisatawan. Aksara.
[13] Susanti, D. E. (2016). Metode Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Malang, Jawa Timur, Indonesia.
[1] Kementerian Pariwisata Ekonomi dan [14] Rangkuti, F. (2014). Riset Pemasaran.
Kreatif. (2019). Jakarta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[2] Kuningan, P. K. (2018). Rencana [15] Kartika, e. (1988). Pedoman Uji Indrawi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Bahan Pangan . Yogyakarta: Pusat Antar
2018-2023. Kuningan: Pemerintah Daerah Universitas Pangan dan Gizi Universitas
Kuningan. Gajahmada.
[3] Sufa, S. A., Subiakto, H., Octavianti, M., & [16] Desa Randobawailir. (2020). Profil Desa
Kusuma, E. A. (2020). Wisata Gastronomi Randobawailir. Kuningan.
Sebagai Daya Tarik Pengembangan [17] Badan Pusat Statistik. (2019). Kecamatan
Potensi Wisata Daerah Kabupaten Kuningan Dalam Angka 2019. Kuningan.
Sidoarjo. Mediakom : Jurnal Ilmu [18] Gardjito, M., Rukmini Sari, H. P., &
Komunikasi. Millaty, M. (2019). Kuliner Sunda Nikmat
[4] Nurwitasari, A. (2015). Pengaruh Wisata Sedap Melegenda. Yogyakarta:
Gastronomi Makanan Tradisional Sunda Gajahmada University Press.
Terhadap Keputusan Wisatawan [19] Unesco. (2009). Ekowisata Panduan
Berkunjung Ke Kota Bandung. Barista. Dasar Pelaksanaan. Jakarta: Unesco

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai