Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIK DAN PROFESI KEGURUAN

“NORMATIK ETIKA PROFESI GURU”


Dosen pengampu : Drs. H. Muhammad Zaid, M.Pd.

Di Susun Oleh;
Kelompok 2

1. Rahmanillah ( 920862060001 )
2. Serli ( 920862060006 )
3. Minarni ( 920862060010 )
4. Kurnia ( 920862060047 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha


Esa karena dengan limpahan Rahmat, Karunia, Taufiq dan Hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “NORMATIK
ETIKA PROFESI GURU” Etika Dan Profesi Keguruan. Serta tak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami memohon maaf apabila dalam penulisan maupun
penyampaian materi terdapat kekeliruan dan kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca terkait materi himpunan.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan makalah agar lebih baik. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

Pangkajene, 08 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Etika, Profesi, dan Guru.......................................................................3
B. Tujuan Kode Etik...................................................................................................7
C. Kode Etik Profesi Keguruan...................................................................................8
D. Kode Etik Guru Pada Peraturan Perundang-Undangan..........................................9
E. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia....................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berperan mengantarkan suatu bangsa pada satu tujuan
mulia untuk mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan taraf
kebudayaan bangsa tersebut. Salah satu pernyataan mengatakan
bahwa “semakin tinggi dan maju tingkat pendidikan suatu Negara,
maka semakin tinggi budaya dan kehidupan sosial warga Negara
tersebut”. Terlepas dari benar tidaknya pernyataan ini, dapat diambil
satu premis bahwa pentingnya pendidikan akan menentukan nasib
suatu bangsa pada suatu waktu yang akan datang. Dengan demikian,
tidak ada lagi tawar-menawar bahwa pendidikan merupakan satu
prioritas yang harus diutamakan dalam rangka pembangunan
danpengembangan suatu bangsa.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan atau  menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik,
serta dedikasi yang tinggi. Ciri-ciri atau kriteria suatu profesi ialah
adanya kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku
anggota berserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode
etik tersebut.Guru memiliki kode etik karena guru merupakan salah
satu profesi yang ada di Indonesia berdasarkan UU Nomor 14 Tahun
2005 tentangGuru dan Dosen (Pasal 1).
Dengan Kode Etik Guru Indonesia dapat menempatkan guru sebagai
profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-
undang. Maka dari itu perlu sikap profesional dalam setiap sasaran.
Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu
sehari-hari, apakah memang ada yang patut ditaladani atau tidak. Di
samping itu, bagaimana sikap guru terhadap peraturan perundang-
undangan juga menjadi perhatian masyarakat luas. Apalagi saat ini
pemerintah banyak mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
berhubungan dengan dunia pendidikan. Kebijaksanaan tersebut

1
menjadi peraturan perundang-undangan yang wajib ditaati oleh guru,
sebab guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi Negara mutlak
perlu mematuhi kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan. Hal ini juga dipertegas dalam kode etik guru butir
Sembilan bahwa Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan (PGRI, 1973). Maka tugas guru akan efektif
jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari
kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang
memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Etika, Profesi, dan Guru?
2. Apa tujuan Kode Etik?
3. Bagaimana Kode Etik profesi keguruan?
4. Bagaimana Kode Etik Guru pada Peraturan Perundang-
Undangan?
5. Apa Rumusan Kode Etik Guru Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Etika, Profesi, dan Guru
2. Mengetahui tujuan Kode Etik
3. Mengetahui Kode Etik profesi keguruan
4. Mengetahui Kode Etik Guru pada Peraturan Perundang-
Undangan
5. Mengetahui Rumusan Kode Etik Guru Indonesia

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat utama penulisan pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Pofesi
Pendidikan.
2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
tentang Etika Profesi Guru.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Profesi, dan Guru
 Etika
a. Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang
dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik.
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai
mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh
suatu golongan atau masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam
pembuatan keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan
lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan sebagai suatu
disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama
manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang
sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku.
Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan
perilaku yang paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang
berlaku. Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-pola hubungan
antar manusia yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati,
saling menghargai, tolong menolong, dsb. Sebagai acuan pilihan
perilaku, etika bersumber pada norma-norma moral yang berlaku.
Sumber yang paling mendasar adalah agama sebagai sumber
keyakinan yang paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah
Pancasila), budaya masyarakat, disiplin keilmuan dan profesi. Dalam
dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku
kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya. Dengan etika kerja

3
itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan sehingga
menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan
produktif.
Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan
akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi
tentang manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu
yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam
kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang
menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan
kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia.

b. Macam-Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1) Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara
kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang
dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau
diambil.
2) Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


1) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia
mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya

4
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu
pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan
teori-teori.
2) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral
dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam
bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang
didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana
manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori
serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :


a) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
b) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan
pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak


dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban
manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan
manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan
dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia
terhadap lingkungan hidup.

 Profesi
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris
yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui,
adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan

5
suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya
yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan
pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan
praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi
harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan
persiapan akademik.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise),
menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus
diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Menurut Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan
yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai
suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan
keterampilan khusus yang didapat dari pendidikan akademis yang
intensif.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi
merupakan pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa melakukannya
dan dari pengertian tersebut dapat dilihat syarat-syarat suatu pekerjaan
dapat dikatakan profesi, yakni :
 Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur
kerja yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus.
 Adanya kode etik profesi.
 Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan
pemerintah.
 Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta
melindungi masyarakat dari layanan yang tidak semestinya.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah


dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti
menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu
menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan
yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan

6
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu.
Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

 Guru
Kata guru menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berbunyi:
Guru adalah orang yang kerjanya mengajar seperti guru agama, guru
bantu, guru besar, maha guru, guru kepala dan guru mengaji.
Pengertian guru seperti disebutkan pada defenisi menurut kamus di
atas, sebenarnya merupakan pengertian yang global. Namun untuk
lebih mengkhususkan pengertian kita tentang guru secara rinci,
berikut disajikan defenisinya. Guru adalah :
a) Seorang anggota masyarakat yang berkompeten dan
memperoleh kepercayaan untuk melaksanakan tugas pengajaran
transfer nilai kepada murid.
b) Suatu jabatan profesional melaksanakan atas dasar kode etik
profesi.
c) Suatu kedudukan fungsional melaksanakan tugas atau tanggung
jawab sebagai pengajar, pemimpin dan orang tua.

B. Tujuan Kode Etik


            Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi
profesi itu sendiri. Secara umum tujuan kode etik adalah sebagai
berikut:
a) Untuk Menjunjung Tinggi Martabat Profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari
pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak memandang rendah
atau remeh terhadap profesi yang bersangkutan. Dari segi ini, kode
etik juga seringkali disebut Kode Kehormatan.

b) Untuk Menjaga dan Memelihara Kesejahteraan para


Anggotanya
Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode etik
umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk

7
melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para
anggotanya. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota pofesi, kode
etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada para anggotanya
untuk melaksanakan profesinya. Kode etik juga mengandung
peraturan-peaturan yang bertujuan membatasi tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi
dengan sesama rekan anggota pofesi.

c) Untuk Meningkatkan Pengabdian para Anggota Profesi


Tujuan kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam
melaksanakan tugasnya.

d) Untuk Meningkatkan Mutu Profesi


Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik memuat norma-norma
dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.

e) Untuk Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi


Untuk meningkatkan mutu oganisasi profesi, maka diwajibkan kepada
setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi  dalam membina
organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.

C. Kode Etik Profesi Keguruan


            Kode etik merupakan norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warg negara.
            Sebagai pedoman sikap dan perilaku kode etik ini bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat
yang dilindungi undang-undang. Kode etik dimaksud berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi
pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya

8
dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan
seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai
agama, pendidikan, sosial, etika, dan kemanusiaan.
            Bagi guru komitmen terhadap kode etik adalah kode etik tidak
boleh dilanggar, baik disengaja maupun tidak. Setiap pelanggaran
adalah perilaku menyimpang dan/atau tidak melaksanakan Kode Etik
Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang
berkaitan dengan profesi guru. Guru yang melanggar Kode Etik Guru
Indonesia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku pada organisasi profesi atau menurut aturan negara. Jenis
pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, sedang, dan berat.
            Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan
pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan
wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) dan wajib
dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. Pemberian sanksi oleh
DKGI sebagaimana harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak
bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi serta peraturan
perundang-undangan. Sanksi dimaksud merupakan upaya pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat
dan martabat profesi guru.

D. Kode Etik Guru Pada Peraturan Perundang-Undangan


            Menurut undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian. Pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas
menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik
sebagai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di
luar kedinasan.” Dalam penjelasan Undang-Undang tersebut
dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil
sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan
tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Selanjutnya, dalam
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil itu digariskan pula prinsip-prinsip
pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri.
Dari uraian ini dapat kita simpulkan, bahwa kode etik merupakan

9
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan didalam melaksanakan
tugas dan dalam hidup sehari-hari.
Pada butir kesembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan
bahwa “Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam
bidang pendidikan”. Dengan jelas bahwa dalam kode etik tersebut
diatur bahwa guru di Indonesia harus taat akan peraturan perundang-
undangan yang di buat oleh pemerintah dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasonal.
Guru merupakan aparatur negara dan abdi negara dalam bidang
pendidikan. Oleh karena itu, guru mutlak harus mengetahui
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
dan melaksanakannya sebagaimana aturan yang berlaku. Sebagai
contoh pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu mengubah
kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau
kurikulum berbasis kompetensi dan kemudian diubah lagi menjadi
KTSP dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam kurikulum tersebut, secara eksplisit bahwa hendaknya
guru menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya.
Seorang guru yang profesional taat akan peraturan yang berlaku
dengan cara menerapkan kebijakan pendidikan yangbaru tersebut dan
akan menerima tantangan baru tersebut, yang nantinya diharapkan
akan dapat memacu produktivitas guru dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan nasional.

E. Rumusan Kode Etik Guru Indonesia


            Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai
himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun
dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat.
Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas
pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah
serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian
maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang amat penting 
untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.

10
            Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru
Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh
utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh penjuru tanah
air, pertama dalam Kongres XIII di Jakarta tahun 1973, dan kemudian
disempunakan dalam kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta.

Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan


tersebut adalah sebagai berikut:

KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang


pengadian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan negara, serta
kemanusaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila
dan setiap pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab
atas terwujudny cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945.

Oleh sebab itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan


karyanya memedomani dasar-dasr sebagai berikut:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk


manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

11
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidik.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan,
dan kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode Etik Keguruan merupakan pedoman sikap dan perilaku
yang bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat,
mulia, dan bermanfaat yang dilindungi Undang-undang untuk
mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid, dan wali
murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya.
Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku setiap guru dalam menjalankan tugas
pengabdiannya sebagai guru, baik didalam maupun di luar
sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat .
Seperti yang kita ketahui bahwa guru juga termasuk pegawai
pemerintah .
Oleh karena itu ada undang-undang tersendiri yang
mengatur tentang kode etik kepegawaian yang terdapat dalam
undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian. Pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas
menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode
Etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di
dalam dan di luar kedinasan.” Dalam penjelasan Undang-
Undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya Kode Etik
ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi negara,
dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku,

13
dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam
pergaulan hidup sehari-hari.

B. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk :
1. Masyarakat, terutama bagi para guru indonesia agar lebih
memperhatikan kode etik kepegawaian, sehingga tidak ada lagi
terdengar kasus-kasus yang terkait dengan pendidikan di Indonesia.
2. Para calon guru di harapkan mempelajari dan memahami tentang
profesi keguruan terutama tentang kode etik guru, sehingga
kedepannya diharapkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. 2012. Menghasilkan Guru Kompetensi dan
Profesional. Jakarta: Bee Media                      Indonesia
Bulnadi, Satudipura. 1986. Kompetensi Guru dan Kode Etik.
Bandung: Angkasa.
Denim, Sudarman. 2010. Profesionalisasi Implementasi Kurikulum
KTSP dan Sukses dalam              Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
pers
Muhammad, Abdulkadir. 1996. Etika Profesi Hukum.  Bandung: Citra
Aditya Bakti
Uftitahir.http://www.perkembangan-profesi-guru.com (Diakses pada
tanggal 13 september 2015)
Millan,s.http://www.kode-etik-seorang.com (Diakses pada tanggal 13
september 2015)

15

Anda mungkin juga menyukai