Anda di halaman 1dari 35

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

FISIKA FARMASI
BOBOT JENIS, TITIK
LEBUR, INDEKS BIAS
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC
1.
Bobot Jenis
Bobot Jenis (BJ)/ Spesific Gravity (SG)
• Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap
bobot zat baku pada volume dan suhunya sama dan
dinyatakan dalam desimal. (Ansel, 2010).

• Contohnya air, yang merupakan zat baku untuk sg < 1


sebagian besar perhitungan dalam farmasi dengan
bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis
gliserin adalah 1,25 artinya bobot gliserin 1,25 kali
bobot volume air yang setara. sg > 1

• Jika nilai bobot jenis ini kurang dari satu (0,82),


maka zat tersebut lebih ringan dari pada air. Jika
https://www.zlifeeducation.com
perbandingan ini lebih dari satu (1,4), maka zat
tersebut lebih berat dari pada air.

Ingat, Bobot jenis adalah


atau besaran tanpa satuan

3
Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis dan kerapatan suatu zat

Semakin tinggi suhunya, semakin tinggi volumenya dan semakin


rendah kerapatannya. Jika suhu menurun, volume menjadi lebih
rendah dan bobot jenis menjadi lebih besar. Tapi, massa tidak
berubah.

Kekentalan atau viscositas suatu zat dapat mempengaruhi bobot


jenisnya. Semakin kental suatu zat maka bobot jenisnya semakin
tinggi

Konsentrasi zat terlarut dalam larutan. Semakin banyak bobot zat


yang terlarut bobot jenis larutan / liquid semakin tinggi

Gelembung udara atau kotoran. Gelembung udara sederhana yang


ada dalam cairan yang diukur dapat menyebabkan perbedaan
besar pada bobot jenis dan hal yang sama berlaku untuk kotoran.
4
Hubungan suhu dengan massa jenis air

Walaupun rumus molekul


sama, massa jenis es <
Sumber: https://www.engineeringtoolbox.com/
air

5
Aplikasi Bobot Jenis dan Massa jenis
Menilai kemurnian zat, penentuan konsentrasi bahan baku. Massa
jenis zat merupakan sifat fisik yang unik.

Kontrol kualitas minuman beralkohol, bir, wine

Mengubah bobot suatu bahan atau preparat terhadap volume atau


sebaliknya..

Indikator konsentrasi partikel dalam urin dan derajat hidrasi pasien.


Untuk mendeteksi penyakit tertentu

Menghitung kekuatan ekuivalen suatu preparasi berdasarkan bobot


atau volume.

Mengevaluasi porositas bahan zat obat padat. Kendali mutu dan


memeriksa keadaan akhir dari formulasi padat atau tersuspensi
6
Alat Ukur Bobot Jenis dan Massa Jenis
Alat Prinsip Kelebihan Kelemahan
Prinsip Archimedes,setiap benda yang • Sederhana, murah • Butuh waktu lama untuk
dicelupkan ke dalam suatu cairan akan • Digunakan untuk menyeimbangkan suhu
mengalami gaya angkat yang besarnya sama pemeriksaan cepat nilai • Rentang pengukuran kecil
dengan berat zat cair yang dipindahkan, perkiraan massa (biasanya membutuhkan 20
Semakin kecil bobot jenis cairan hidrometer jenis/kerapatan hidrometer untuk mencakup
akan tercelup semakin ke dalam ,karena itu rentang yang luas)
skala pada hidrometer menunjukkan angka • Volume sampel yang besar
semakin besar dari atas ke bawah . diperlukan (140 mL hingga 600
mL)
• Sulit dibersihkan
Hidrometer • Gelas dengan volume tertentu • Murah • Piknometer dikalibrasi untuk
• Ditimbang tanpa sampel (M1), lalu dengan • Berkaitan langsung dengan suhu tertentu, misalnya 20 ° C,
sampel (M2) definisi massa jenis (massa jadi pengukuran hanya berlaku
• Densitas dihitung berdasarkan rumus dibagi volume): ideal untuk pada suhu tersebut! Sampel
berikut: kalangan akademisi / harus disetarakan dengan suhu
Densitas = (M2 - M1) / Volume Flask pendidikan kalibrasi.
• Volume sampel tipikal yang
dibutuhkan adalah 25 mL
• Sampel harus dikeluarkan dari
piknometer wadah sampel dan ditambahkan
ke piknometer
• U-tube berosilasi • Mudah digunakan • Mahal
• Sebuah tabung kaca berongga bergetar • Volume sampel kecil
pada frekuensi tertentu. Frekuensi ini • Pengukuran otomatis berarti
berubah ketika tabung diisi dengan hasil tidak tergantung
sampel: semakin tinggi massa sampel, operator
semakin rendah pengukuran frekuensi dan • Kompensasi suhu bawaan
diubah menjadi massa jenis. Termostat • Sampel dapat diukur
Peltier internal mengontrol suhu secara langsung dari wadah sampel

Density meter
tepat dari instrumen benchtops (tidak
diperlukan penangas air) Sumber: https://www.mt.com/ 7
Cara Menghitung Bobot Jenis Larutan dengan Piknometer

Cairan / liquid

Piknometer kosong Piknometer + air Piknometer + zat cair


A B C

Padatan / solid

Piknometer kosong Piknometer + air Piknometer + Piknometer + air


Setelah bobot jenis zat didapat maka dihitung ρzat , A B ½ zat padat + ½ zat padat
dengan cara: C D

ρair dapat dihitung dengan rumus interpolasi sebagai berikut:


ρ zat=bobot jenis x ρ air
Keterangan: ρzat = massa jenis zat (g/mL)

*catat suhu dari air dan zat menggunakan termometer 8


Contoh Soal
1. Seorang praktikan melakukan uji bobot jenis gliserin, diperoleh data bobot pada suhu 28˚C sebagai
berikut. Hitunglah bobot jenis dan massa jenis/kerapatannya dan bagaimana kermuniannya?
Dari literatur Bobot jenis glycerine : tidak kurang dari 1,249

Piknometer Piknometer + Suhu Piknometer + Suhu Kerapatan air g/L


Nama bahan
kosong (A) aquadest (B) air zat cair (C) 20 997,18
Gliserin 15,6534 g 40,8668 g 47,3071 g 25 996,02
30 994,62

ρ Gliserin = bj Gliserin x ρair pada suhu 28 C


ρ Gliserin = 1,255 x 995,18 g/L

ρ Gliserin = 1248.95 g/L = 1,249 g/mL

9
Contoh Soal
2. Seorang praktikan melakukan uji bobot jenis asam salisilat, diperoleh data bobot pada suhu 28˚C sebagai
berikut. Hitunglah bobot jenis dan massa jenis/kerapatannya dan bagaimana kermuniannya?
Dari literatur massa jenis asam salisilat : 1,443 g/ml

Nama bahan Piknometer Piknometer + Suhu air Piknometer + Piknometer + zat Suhu Kerapatan air g/L
kosong (A) aquadest (B) zat padat (C) padat + aquadest
20 997,18
(D)
25 996,02
Asam Salisilat 17,5217 g 42,1353 g 23,9701 g 44,3787 g
30 994,62

ρ Asam salisilat = BJ Asam salisilat x ρair

Massa jenis asam salisilat = 1,5335 x 995,18 g/L = 1526,10853 g/L = 1,526 g/mL

10
2.
Titik Lebur
Titik Lebur Adalah....

• Keadaan dimana zat padat berubah menjadi cairan di bawah


tekanan 1 atm.
• Keadaan dimana terjadi keseimbangan fase padat dengan fase
lainnya pada suatu zat

12
Suhu Lebur Adalah....

• Suhu pada saat suatu zat tepat melebur seluruhnya yang ditujukan
pada fase padat tepat hilang (Dirjen POM, 1979)
• Suhu pada saat zat padat menyatu dan melebur sempurna

13
Jarak Lebur adalah....

• Suhu awal dan suhu akhir peleburan zat (Farmakope Indonesia III)
• Suhu awal dicatat pada saat zat mulai menciut atau membentuk
tetesan pada pipa kapiler, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya
fase padat (Dirjen POM, 1979)

14
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TITIK
LEBUR
1. Ikatan Kimia / Gaya Tarik Antar Molekul
• Semakin kuat ikatan kimianya maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan
untuk memutuskan ikatan tersebut. Begitupun sebaliknya.

2. Adanya Zat Pengotor


• Semakin banyak zat pengotor yang ada didalam zat maka akan
mempengaruhi titik lebur dari zat tersebut

3. Ukuran kristal
• semakin besar ukuran partikelnya maka semakin sulit untuk terjadinya
peleburan.

4. Pengemasan dalam kapiler


• Pengemasan zat dalam pipa kapiler harus dilakukan dengan teliti dan benar

15
METODE-METO Metode I

Gerus senyawa yang akan diuji menjadi serbuk sangat


DE TITIK LEBUR •
halus.
FI IV • Isi pipa kapiler yang salah satu ujungnya ditutup dengan
serbuk kering secukupnya hingga membentuk kolom
didasar tabung dengan tinggi 2,5 mm - 3,5 mm. Setelah
diisi semampat mungkin dengan cara mengetukkan
secukupnya pada permukaan padat.
• Panaskan tangas hingga suhu ± 30°C dibawah suhu lebur
yang diperkirakan, angkat termometer dengan membasahi
keduanya dengan tetesan cairan dari tangas / sebaliknya,
dan atur tinggi bahan dalam kapiler setinggi pecandang
raksa. Tempatkan kembali termometer dan lanjutkan
pemanasan dengan pengadukan secukupnya hingga
menyebabkan suhu naik ± 1-2 per menit.
• Dilanjutkan pemanasan sampai melebur sempurna, suhu
pada saat kolom zat uji yang diamati tertepi sempurna dari
dinding kapiler sebagai permulaan melebur dan suhu pada
saat mencair seluruhnya, didefinisikan sebagai akhir
peleburan / suhu lebur. Keduanya suhu tersebut berada
dalam batas jarak lebur.

16
METODE-METO Metode II
DE TITIK LEBUR • Diletakkan zat uji dalam wadah tertutup,
FI IV didinginkan suhu 10°C / lebih rendah selama
tidak kurang 2 jam.
• Diisikan bahan yang sudah dingin ke dalam
pipa kapiler seperti metode 1.
• Kemudian segera diletakkan kapiler yang
telah diisi ke dalam desikator hampa,
keringkan pada tekanan tidak lebih dari 20
mmHg ± 3 jam.
• Kemudian dipanaskan tangas, sehingga suhu
10° ± 1° dibawah rentang lebur yang
diperkirakan

17
METODE-METO Metode III
DE TITIK LEBUR • Disiapkan zat uji dan dimasukkan ke dalam
FI IV kapiler seperti metode 1, panaskan tangas
hingga suhu ± 10° dibawah suhu lebur yang
diperkirakan dan naikkan suhu dengan
kecepatan ± 0,5° per menit.
• Dimasukkan kapiler seperti metode 1, bila
suhu mencapai 5° dibawah suhu terendah
yang diperkirakan, lanjutkan pemanasan
hingga melebur sempurna, catat jarak lebur
seperti metode 1.

18
METODE-METO Metode IV
DE TITIK LEBUR • Dilebur hati-hati senyawa yang akan
FI IV ditetapkan pada suhu serendah mungkin,
dimasukkan kedalam pipa kapiler yang kedua
ujungnya terbuka hingga sedalam 10 mm.
• Didinginkan kapiler yang telah diisi zat uji
pada suhu 10° / lebih rendah selama 24 jam /
ditempelkan pada es selama tidak kurang
dari 2 jam. Kemudian ditempelkan tabung
pada termometer dengan cara yang sesuai.
• Diatur dalam tangas air sehingga ujung atas
dari zat uji 10 mm dibawah permukaan air
dan dipanaskan pada metode 1. Kecuali,
sampai 5° dari suhu lebur yang diperkirakan,
diatur kenaikan suhu 0,5° - 1,0° per menit.

19
METODE-METO Metode V
DE TITIK LEBUR • Dilebur perlahan sejumlah zat uji dalam
FI IV tabung reaksi sehingga ujung terendah 15
mm diatas dasar tabung reaksi, dicelupkan
tabung reaksi dalam tangas air yang suhu 2°
per menit hingga suhu 30°, kemudian
diturunkan suhu hingga 1° dan catat suhu
pada tetesan pertama senyawa meleleh lepas
dari termometer, diulangi penetapan 2x
menggunakan senyawa yang baru dilelehkan.
• Jika variasi 3x penetapan kurang dari 1°,
digunakan hasil rata-rata ketiga penetapan
tersebut

20
Apa Kegunaan dalam Bidang Farmasi?

Sebagai penentuan kualitas atau


kemurnian dari suatu bahan obat terhadap
pengotor yang menyebabkan penurunan
nilai titik lebur dari suatu bahan obat dari
titik lebur yang sebenarnya.

21
Apa Alat yang Digunakan?

Melting Point Apparatus

Melting Point Digital

22
Prosedur Kerja Melting Point Apparatus

1. Siapkan pipa kapiler


2. Panaskan salah satu ujung pipa kapiler menggunakan bunsen, totolkan
ujung yang dipanaskan hingga tertutup rapat
3. Gerus senyawa yang akan di uji hingga halus
4. Masukkan senyawa yang sudah di gerus ke dalam pipa kapiler
sepanjang 2,5mm – 3,5mm dari dasar pipa kapiler
5. Panaskan melting point hingga suhu ± 10°C di bawah suhu lebur yang
tertera pada literatur dan naikkan suhu dengan kecepatan 1°C ± 0,5°
C/menit
6. Kemudian masukkan pipa kapiler ke meting point pada saat suhu 5°C
di bawah titik lebur zat
7. Amati dan catat suhu awal melebur dan suhu akhir melebur sempurna
zat

23
Prosedur Kerja Melting Point Digital

1. Menghidupkan alat atau pada posisi on.


2. Memilih menu melting point dengan memutar knop.
3. Menekan method dan kemudian menekan edit.
4. Memasukan harga temperatur, dengan memutar tombol knop.
5. Menekan next, memasukan harga stop dengan memutar tombolknop menekan
tombol next.
6. Memasukan temperatur gradian atau kenaikan temperatur 1°C /menit
dengan memutar tombol knop.
7. Menekan tombol save.
8. Memasukan pipa kapiler berisi sampel pada tempatnya.
9. Mengamati perubahan yang terjadi.
10. Menekan tombol stop bila percobaan selesai

24
Pengemasan
Pipa Kapiler

https://www.learncbse.in/determination-melting-point/
25
Observasi Visual
Titik Lebur T1 T2

• Titik awal, (Onset Point), dianggap


sebagai titik di mana peleburan
secara resmi dimulai. Ini adalah suhu
terendah di mana sejumlah kecil
cairan terlihat jelas.
• Titik meniskus adalah suhu terendah
di mana cukup cairan hadir untuk
membentuk meniskus (kurva di mana
cairan menempel pada dinding
tabung).
• https://orgchemboulder.com/Labs/Experiments
• Titik bening adalah suhu terendah
dimana semua padatan telah meleleh
dan hanya ada cairan yang tersisa di
dalam tabung.

26
Contoh Soal

1. Dari hasil pengamatan uji titik lebur Acetaminophen diperoleh suhu awal (titik awal) 169oC dan suhu
suhu akhir (titik bening) 171oC. Hitunglah titik lebur dan berilah kesimpulan

Dari hasil perhitungan diperoleh titik lebur Acetaminophen adalah 170 0C.
Berdasarkan monografi bahan titik lebur Acetaminophen adalah 169ᵒC - 172ᵒC dapat
simpulkan bahwa Acetaminophen tersebut murni.

27
3.
Indeks bias
Pengertian Indeks Bias / Index of Refraction
• Indeks bias suatu zat adalah Perambatan cahaya
perbandingan kecepatan dalam ruang hampa udara
cahaya dalam udara/vakum memiliki kelajuan C.
dengan kecepatan cahaya kelajuannya setelah
dalam zat tersebut. memasuki medium
(Farmakope Indonesia Edisi tertentu akan berubah
IV). kelajuannya menjadi V
dengan V<<C ketika
cahaya merambat didalam
suatu bahan , kelajuamya
akan turun sebesar suatu
faktor yang di tentukan
atau karakteristik bahan
yang dinamakan indeks
bias (n).

29
Faktor yang Mempengaruhi indeks bias
Suhu
• Semakin tinggi suhu massa jenis semakin rendah, cairan menjadi kurang padat
dan kurang kental, menyebabkan cahaya bergerak lebih cepat dalam medium.
Hal ini menghasilkan nilai indeks bias yang lebih kecil

Tekanan
• Semakin besar tekanan, maka kerapatan molekul dalam zat/sampel semakin
rapat sehingga indeks bias zat/sampel semakin besar

Density/Kerapatan/Massa jenis
• Semakin besar kerapatan zat, maka kerapatan molekul dalam zat/sampel
semakin rapat sehingga indeks bias zat/sampel semakin besar.

30
Faktor yang Mempengaruhi indeks bias
Kekentalan
• Semakin kental / viskositas zat cair, maka indeks bias semakin besar.

Konsentrasi larutan
• Semakin besar konsentrasi larutan, maka indeks bias semakin besar

Panjang gelombang cahaya


Indeks bias menurun dengan bertambahnya panjang gelombang. Cahaya natrium
D pada 598 nm adalah panjang gelombang cahaya yang paling sering digunakan
untuk refraktometer.

31
Aplikasi Indeks Bias dalam Farmasi
Menilai sifat dan kemurnian suatu zat,
salah satunya berupa cairan.

Mengetahui konsentrasi gula (%brix)


larutan/minuman spt bir, madu

Mengetahui konsentrasi obat.

Mengetahui kadar zat yang diekstraksikan


dalam pelarut

32
1 2 3

4 5 6
Cara Penggunakan Hand Sumber : wikihow

33
Tabel %Brix
dan
Konversinya

At 20 Celsius and 589nm Wavelength


Contoh Soal
1. Berapa hasil indeks bias pengukuran sampel menggunakan hand held refractometer
berikut?

Jawab:

Dari hasil pengamatan, batas gelap terang pada posisi


5,3% Brix, dengan nst 0,1%. Dengan konversi dari tabel
brix diperoleh nilai indeks bias sampel terukur sebesar
1,34071

35

Anda mungkin juga menyukai