0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan10 halaman
1. Penelitian ini membahas pentingnya deteksi dini dan intervensi dini untuk membantu pola asuh orang tua anak berkebutuhan khusus.
2. Ada dua rumusan masalah yaitu bagaimana tahapan deteksi dini ABK dan apa saja pola asuh yang diterapkan untuk ABK.
3. Kajian pustaka membahas definisi deteksi dini dan intervensi dini, pola asuh ABK, dan kategori ABK.
1. Penelitian ini membahas pentingnya deteksi dini dan intervensi dini untuk membantu pola asuh orang tua anak berkebutuhan khusus.
2. Ada dua rumusan masalah yaitu bagaimana tahapan deteksi dini ABK dan apa saja pola asuh yang diterapkan untuk ABK.
3. Kajian pustaka membahas definisi deteksi dini dan intervensi dini, pola asuh ABK, dan kategori ABK.
1. Penelitian ini membahas pentingnya deteksi dini dan intervensi dini untuk membantu pola asuh orang tua anak berkebutuhan khusus.
2. Ada dua rumusan masalah yaitu bagaimana tahapan deteksi dini ABK dan apa saja pola asuh yang diterapkan untuk ABK.
3. Kajian pustaka membahas definisi deteksi dini dan intervensi dini, pola asuh ABK, dan kategori ABK.
Abimanyu Wicaksana 1, Bintang Ezza Kresna Guritno 2
Putri Assaadah Syariah S.Pd
SMP Muhammadiyah 18 Surabaya
Sosial ( Psikologi)
1. Latar Belakang – masing tentunya memiliki kelebihan
SMP Muhammadiyah 18 Surabaya yang belum tentu dimiliki oleh kami, atau e school adalah sebuah sekolah sebagai siswa regular (biasa). Kami yang menerima siswa dengan berbagai juga melihat bagaimana guru – guru latar belakang. Termasuk anak – anak hebat kami mengasuh dan mendidik berkebutuhan khusus, yang kami sebut mereka di sekolah, dengan penuh dengan “Anak Hebat”. Setiap hari kesabaran dan kasih sayang yang tulus. kami berinteraksi dengan mereka. Melihat perjuangan guru – guru hebat Sehingga pada akhirnya kami bisa kami di sekolah, menimbulkan mengetahui dan memahami bagaimana pertanyaan di benak kami, bagaimana anak hebat itu dari mulai tingkah laku, dengan orang tua teman – teman hebat perilaku, cara berkomunikasi dan kami ini di rumah? berinteraksi. Kami sangat ingin tahu pola Teman – teman kami anak – anak hebat pengasuhan teman – teman hebat ini di ini begitu luar biasa dan mereka masing rumah. Bagaimana suka duka nya, tips – tips dalam mengarahkan mereka, Deteksi dini adalah upaya kapan orang tua menyadari keadaan penyaringan untuk menemukan istimewa pada anak – anaknya, dan penyimpangan kelaian tumbuh yang terutama adalah perasaan secara kembang secara dini dan mengetahui mental dan spiritual dari para orang tua serta mengenal faktor-faktor resiko hebat ini. Melalui penelitian ini, kami terjadinya kelainan tumbuh kembang sebagai peneliti mengharapkan dapat tersebut. Sedangkan Intervensi atau mengetahui cara deteksi dini anak – penanganan dini adalah suatu kegiatan anak istimewa, sekaligus menjaga penanganan segera terhadap adanya kesehatan mental orang tua hebat dalam penyimpanagan tumbuh kembang mengasuh mereka. dengan cara yang sesuai dengan keadaan (Departemen Kesehatan RI, 2. Rumusan Masalah 1995) 1. Bagaimana tahapan deteksi dini B. Cara Pola Asuh anak dari anak berkebutuhan khusus? berkebutuhan Khusus 2. Apa saja pola asuh yang diterapkan pada anak berkebutuhan khusus? Menjadi orang tua bukan 3. Kajian Pustaka merupakan suatu pekerjaan yang A. Defenisi Deteksi Dini (Early mudah. Setiap orang tua memiliki cara detections) Dan Penanganan Dini dan pola tersendiri dalam mengasuh (Early Intervention) Anak dan membimbing anak. Cara dan pola Berkebutuhan Khusus tersebut tentu akan berbeda antara satu Deteksi dini merupakan upaya awal orang tua dengan orang tua yang lain. yang harus dilakukan dalam Dalam kegiatan memberikan pengumpulan berbagai informasi yang pengasuhan ini orang tua akan terkait dengan tujuan permasalahan. memberikan perhatian, peraturan, Deteksi dini pada ABK merupakan disiplin, hadiah maupun hukuman. salah satu usaha dengan cara yang Sikap, Perilaku dan kebiasaan orang tua spesifik untuk mengamati tumbuh selalu dilihat, dinilai, dan di tiru oleh kembang anak secara fisik maupun anaknya yang kemudian semua itu psikis. secara sadar atau tidak, semua itu akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya, Hal tersebut dapat kesadaran anak cenderung rendah, pada berpengaruh pada perkembangan anak pola asuh permitif kesadaran anak (Ismira, 2008). Menurut Hurlock 2010, cenderung sedang, dan pada pola asuh Pola asuh orang tua adalah suatu demokratis atau autoritatif kesadaran metode disiplin yang diterapkan anak cenderung tinggi. orang tua terhadap anaknya dan cara Widadi dan Rahman (2016) mendidik anak yang merupakan menjelaskan bahwa pola asuh suatu kewajiban dari setiap orang demokratis memang yang paling ideal tua dalam usaha membentuk pribadi untuk diterapkan baik pada semua anak anak . maupun pada anak dengan Penelitian yang dilakukan oleh berkebutuhan khusus, tetapi mungkin Fadila dkk (2021) menunjukkan hasil adakalanya orang tua tidak menerapkan bahwa sebagian besar orang tua anak pola asuh ini dengan sepenuhnya, dengan gangguan spektrum autis di karena keterbatasan dari anak Lampung yang menjadi responden berkebutuhan khusus itu sendiri dan penelitian menerapkan jenis pola asuh melihat situasi dan kondisi. Anak demokratis. Hal tersebut dapat berkebutuhan khusus juga perlu dibuktikan dari presentase hasil diberikan pola asuh yang permisif dan penelitian tersebut menunjukkan otoriter. sebanyak 80% atau 20 responden dari 25 orang tua menerapkan jenis pola C. Kategori anak berkebutuhan
asuh demokratis. Sementara itu, khusus
penelitian yang dilakukan oleh Rudita, Klasifikasi Anak Berkebutuhan
dkk (2021) tentang pengaruh pola asuh Khusus. Menurut IDEA atau orang tua terhadap kesadaran Individuals with Disabilities Education menggosok gigi pada anak tuna grahita Act Amandements yang dibuat pada menunjukkan hasil bahwa pola asuh tahun 1997 dan ditinjau kembali pada orangtua berpengaruh terhadap tahun 2004: secara umum, klasifikasi kesadaran menggosok gigi anak dari anak berkebutuhan khusus adalah tunagrahita di SLB Kedungkandang (dalam Desiningrum, 2016) : Malang. Pada pola asuh otoriter 1. Anak dengan Gangguan Fisik: a. Tunanetra, yaitu anak yang penyimpangan bentuk bahasa,isi indera penglihatannya tidak bahasa,atau fungsi bahasa. berfungsi (blind/low vision) c. Hiperaktif, secara psikologis sebagai saluran penerima hiperaktif adalah gangguan informasi dalam kegiatan tingkah laku yang tidak normal, sehari-hari seperti orang awas. disebabkan disfungsi neurologis b. Tunarungu, yaitu anak yang dengan gejala utama tidak mampu kehilangan seluruh atau mengendalikan gerakan dan sebagian daya pendengarannya memusatkan perhatian. sehingga tidak atau kurang 3. Anak dengan Gangguan mampu berkomunikasi secara Intelektual: verbal. a. Tunagrahita, yaitu anak yang c. Tunadaksa, yaitu anak yang secara nyata mengalami hambatan mengalami kelainan atau cacat dan keterbelakangan yang menetap pada alat gerak perkembangan mental intelektual (tulang, sendi dan otot). jauh dibawah rata-rata sehingga 2. Anak dengan Gangguan Emosi mengalami kesulitan dalam tugas- dan Perilaku: tugas akademik, komunikasi a. Tunalaras, yaitu anak yang maupun sosial. mengalami kesulitan dalam b. Anak Lamban belajar (slow penyesuaian diri dan bertingkah learner), yaitu anak yang laku tidak sesuai dengan norma- memiliki potensi intelektual norma yang berlaku. sedikit di bawah normal tetapi b. Anak dengan gangguan belum termasuk tunagrahita komunikasi bisa disebut (biasanya memiliki IQ sekitar 70- tunawicara, yaitu anak yang 90). mengalami kelainan c. Anak berkesulitan belajar khusus, suara,artikulasi (pengucapan), yaitu anak yang secara nyata atau kelancaran bicara,yang mengalami kesulitan dalam mengakibatkan terjadi tugastugas akademik khusus, terutama dalam hal kemampuan membaca,menulis dan berhitung berupa kata kata dan gambar, hal atau matematika. tersebut sesuai dengan yang dikatakan d. Anak berbakat, adalah anak yang Lexy J. Moleong bahwa data yang memiliki bakat atau kemampuan dikumpulkan dalam penelitian dan kecerdasan luar biasa yaitu kualitatif adalah berupa kata-kata, anak yang memiliki potensi gambar, dan bukan angka-angka. kecerdasan (intelegensi), Metode dsekriptif kualitatif kreativitas, dan tanggung jawab difokuskan pada permasalahan atas terhadap tugas (task commitment) dasar fakta yang dilakukan dengan diatas anak-anak seusianya (anak cara melakukan normal), sehingga untuk pengamatan/observasi, wawancara, mewujudkan potensinya menjadi dan mempelajari dokumen-dokumen. prestasi nyata, memerlukan Dipilihnya metode ini sebagai salah pelayanan pendidikan khusus. satu metode penulisan guna e. Autisme, yaitu gangguan memperoleh gambaran dilapangan perkembangan anak yang tentang pentingnya early detection dan disebabkan oleh adanya gangguan early intervention untuk membantuh pada sistem syaraf pusat yang pola asuh orang tua anak mengakibatkan gangguan dalam berkebutuhan khusus (ABK) di SMP interaksi sosial, komunikasi dan Muhammadiyah 18 Surabaya.Dalam perilaku. penelitian deskriptif, peneliti akan f. Indigo adalah manusia yang sejak mencoba untuk melihat kejadian yang lahir mempunyai kelebihan menjadi pusat perhatiannya kemudian khusus yang tidak dimiliki di ilustrasikan sebagaimana apa manusia pada umumnya. adanya.Kaitannya dengan hal tersebut 4. Metodologi Penelitian menurut Nana Sudjana dan Ibrahim Dalam penelitian ini peneliti mengatakn bahwa penelitian deskriptif menggunakan metode Deskriptif adalah penelitian yang berusaha Kualitatif. Metode ini menggunakan mendeskripsikan suatu peristiwa, langkah langkah penelitian sosial kejadian yang terjadi pada saat untuk mendapatkan data deskripsi sekarang. Dalam pengumpulan data dan menangani dini anak penelitian ini menggunakan tiga berkebutuhan khusus serta metode yaitu Kuesioner/Angket, bagaiman cara mereka menerapkan Wawancara dan Dokumentsasi. pola asuh untuk Abk. a. Kuesioner/Angket c. Dokumentasi Dalam metode ini peneliti Metode ini dilakukan untuk membuat beberapa pertanyaan menunjang penelitian yang dengan menggunakan tabel, dilakukan oleh peneliti dengan kemudian responden (orang tua menunjukan gambar proses peneliti anak abk) menjawab sesuai dengan dalam meneliti pentingnya early instruksi yang sudah diberikan detection dan early intervention dengan format jawaban untuk membantu pola asuh orang menggunakn pilihan SS untuk tua anak berkebutuhan khusus sangat setuju, S untuk setuju, TS (ABK) untuk tidak setuju dan STS untuk 5. Hasil dan Pembahasan sangat tidak setuju. Kemudian akan Pada penelitian ini, di akumulasikan menjadi sebuah dilakukan 3 metode, yaitu angket, presentase agar mudah di wawancara, dan dokumentasi. simpulkan. Untuk hasil angket diagmbarkan b. Wawancara melalui diagram dibawah ini. Dalam metode ini dilakukan Tabel 1 hasil angket jenis atau secara online dikarenakan waktu tipe abk di smpm 18 Surabaya dari orang tua siswa abk yang sangat susah untuk dapat bertemu langsung, peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan video conference (VC) video call melalui aplikasi whatsaap dengan (Grafik 1) memberikan beberapa pertanyaan Dari grafik hasil angket di atas, kepada responden tentang terlihat beberapa jenis anank hebat bagaimana mereka mendeteksi dini (berkebutuhan khusus) di SMP Muhammaiyah 18 Surabaya. Di (Tabel 2) antaranya : autis (33,3%), autis Di tabel dua ini menjelaskan hasil middle (11,1%), autism (11,1%), dari beberapa pertanyaan tentang pola down syndrome (11,1%), PDD asuh,tentang responden mulai NOS (11,1%), Sindrom Asperger menyadari bahwa mereka mempunyai (11,1%), spectrum autis (11,1%). anak yang istimewa dan cara Disini terlihat bahwa siswa mengatasi atau memeberikan treatmen penyandang autis adalah yang dini untuk anak mereka, dari hasil terbanyak di e school, disusul diagram diatas 55,6% menyatakan down syndrome, PDD NOS dan mereka setuju jika setiap orang tua sindrom Asperger. Autis atau biasa wajib mendekteksi dini tumbuh disebut dengan autism spectrum kembang anak anaknya dan disorder adalah sebutan bagi orang memberikan pola asuh yang sesuai. – orang yang mengalami gangguan Dari hasil wawancara kami pada system sarafnya dan temukan bahwa pentingnya early mempengaruhi perilakunya sehari detection dan early intervention ini – hari atau yang disebut juga artinya semakin dini dideteksi, dengan neurobehavior. Tanda semakin cepat mendapatkan intervensi seseorang menunjukkan gejala atau layanan sesuai kebutuhannya gangguan autis biasanya dapat sehingga lebih cepat terselesaikan diamati pada tahun ketiga setelah hambatan dan peningkatan lahir. Sedangkan untuk down potensialnya sehingga mandiri dan syndrome, adalah kelainan genetic terkejar ketertinggalan dengan yang disebabkan ketika sebayanya sehingga kualitas hidupnya pembelahan sel menghasilkan menjadi lebih baik. Sedangkan untuk bahan genetik tambahan dan tahapannya adalah sebagai berikut : kromosom 21. redflag (mengenali tanda – tanda), ke Tabel 2 Hasil angket pola asuh tim ahli (konsultasi), diagnose, terhadap tumbuh kembang ABK intervention/terapi, transisi (ke sekolah), mandiri. . Hasil Dokumentasi sebagai berikut: dini terhadap anak mereka agar dapat meneyesuaikan cara pola asuh (gambar 1) mendapat presentase 55,5%. Maka Exel ,ABK tipe autis dikatakan bahwa Early Detection dan Early Intervention dalam tumbuh kembang anak khususnya anak istimewa atau ABK itu sangat (gambar 2) Aziz, ABK tipe diperlukan agar tidak salah dalam pola asuh untuk tumbuh kembang ABK. 7. DAFTAR PUSTAKA
(gambar 3) Lexi J. Moleong, 2007. Metodelogy
Caca , ABK tipe autis Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosdakatya. h. 11.
Departemen Kesehatan RI (1995);
(gambar 4) Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Azka , ABK tipe autis kembang Balita, Jakarta Desiningrum, D. R. (2017). Psikologi anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta : Psikosain (gambar 3) Fadila, A., Wardany, O. F., & Herlina, H. Wawancara dengan (2021). JENIS POLA ASUH orang tua Abk ORANG TUA ANAK DENGAN 6. Kesimpulan GANGGUAN SPEKTRUM Berdasarkan hasil penelitian dapat AUTIS DI LAMPUNG. SNEED disimpulkan bahwa di SMPM 18 JOURNAL, 1(2), 16-22. Surabaya jenis anak hebat terbanyak Hasanah, U. (2016). Pola asuh orangtua adalah Autis dengan presentasi 33,3% dalam membentuk karakter kemudian setiap orang tua sudah anak. Jurnal Elementary, 2(2), 72- mengetahui dan sudah melakukan 82. deteksi dini serta melakukan tindakan Rahayuningsih, S. I., & Andriani, R. (2011). Gambaran penyesuaian diri orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 2(3).
Widadi, S. Y., & Rahman, R. (2016).
Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Berkebutuhan Khusus di SLBN-B Kabupaten Garut. Jurnal Medika Cendikia, 3(02), 24-31.