Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKA PROMOSI KESEHATAN

HIV/AIDS
Dosen Pengampu : Indunasih,S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Muhammad Abdul Halim Ar Rasyid (P07120221016)
2. Via Novita Sari (P07120221019)
3. Afifah Bella Marsanda (P07120221038)
4. Fitri Putri Anggraini (P07120221046)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + NERS


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
GAMBARAN KASUS
Desa Tlogoadi terdiri dari 15 dusun. Tiap dusun ada lansia, dewasa, remaja
dan anak-anak. Salah satu dusun di desa Tlogoadi yaitu dusun Gebyoga, sudah
5 tahun terakhir ini ada salah seorang warganya yang berprofesi /
menyediakan jasa layanan tatto permanen. Setiap bulan kurang lebih ada 10
orang remaja yang datang ketempat itu untuk bertatto. Akhir bulan ini salah
seorang remaja mengeluh diare, demam, berat badan turun secara berangsur-
angsur selama sebulan terakhir. Remaja tersebut terlihat pucat dan lemas.
Kemudian oleh temannya langsung di larikan ke Rumah Sakit untuk periksa
kondisi badan yang dialaminya. Remaja tersebut di Rumah Sakit di periksa
urin dan darahnya. Ternyata hasil lab nya menunjukan bahwa dia positif HIV
AIDS. Remaja tersebut syok dan langsung mencari tahu penyebab dia tertular
HIV AIDS. Setelah ditelusuri dia mendapatkan virus HIV dari pembuatan
tatto permanen di bagian tangannya. Ternyata, jarum suntik yang digunakan
untuk membuat tatto hanya satu untuk semua pelanggan. Hal itu menyebabkan
dia terinfeksi HIV.

A. PENGKAJIAN
1. FAKTOR PENCETUS (PREDISPOSISING FACTOR)
a. Riwayat kesehatan : Di desa Gebyogan ada salah seorang warganya
yang membuat tato sejak 5 tahun terakhir. Akhir juli ini ada seorang
remaja di desa tersebut terinfeksi virus HIV AIDS. Remaja tersebut
mengeluh diare, demam, berat badan turun secara berangsur-angsur
selama sebulan terakhir.
b. Kondisi fisik : Remaja mengeluh diare, demam, berat badan turun
secara berangsur-angsur selama sebulan terakhir. Berdasarkan dari
pemeriksaan tes urine dan darah, remaja tersebut di diagnosa positif
HIV AIDS.
c. Motivasi belajar : Dengan adanya masalah tersebut,masyarakat di
desa Gebyogan ingin tahu apa itu HIV AIDS, cara penularan,
pencegahan, dan penanganannya. Warga menginginkan penyebab
dari kasus HIV/AIDS segera diusut agar kesehatan lingkungan
tempat tinggal warga terjaga dengan baik.
d. Kesiapan belajar : Remaja mengalami syok, namun tetap dapat
berpikir dengan tenang yang dibuktikan dengan setelah terjadinya
kasus, remaja tersebut masih dapat berpikir dengan jernih dan mampu
mengusut penyebab dari masalah yang terjadi dilingkungan mereka.
e. Kemampuan membaca : Remaja di desa tersebut 45% sudah bisa
membaca tulis, berhitung dan dapat memahami bacaan. Terbukti dari
remaja yang mampu memahami diagnosa yang telah di berikan
rumah sakit terhadap kesehatannya yang terdiagnosis HIV dan dapat
memahami situasi yang sedang terjadi.

2. FAKTOR PEMUNGKIN (ENABLING FACTOR)

Di desa Gebyogan terdapat sebuah balai desa yang sering digunakan


untuk beberapa pertemuan ataupun musyawarah. Didalam balai desa sudah
terdapat 4 meja, 50 kursi, 3 microphone beserta speakernya, 1 LCD
Proyektor, roll kabel 10 meter, 1 white board, 2 spidol dan penghapus.
Terdapat sebuah puskesmas yang letaknya tidak terlalu jauh dari desa
Gebyogan.

3. FAKTOR PENGUAT (REINFORCING FACTOR)

Orang yang paling disegani dan dihormati di desa Gebyogan adalah


Pak RT, pak RW dan Pak Lurah. Pak lurah mendukung kegiatan
penyuluhan dan mau meminjami gedung balai desa untuk acara
penyuluhan. Begitu juga pak RT dan pak RW. Selain itu warga di desa
Gebyogan termotivasi untuk membantu mempersiapkan penyuluhan yang
akan diadakan di balai desa.
4. PENGATEGORIAN DATA

KATEGORI SUB KATEGORI DATA


Fisiologis Nutrisi/cairan Remaja mengeluh diare,
demam, berat badan
turun secara berangsur-
angsur selama sebulan
terakhir. Berdasarkan
dari pemeriksaan tes
urine dan darah, remaja
tersebut di diagnosa
positif HIV AIDS.
Perilaku Penyuluhan dan d.d pembuat tato
Pembelajaran menggunakan jarum
tato yang sama setiap
melayani klien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH

No Data Masalah Penyebab


1. Ds: remaja Diare (SDKI D.0020) - Proses infeksi
mengatakan - Malabsorsi
mengalami diare,
demam, berat
badan turun secara
berangsur-angsur
selama sebulan
terakhir
Do: wajah remaja
yang terinfeksi
terlihat pucat dan
badan terlihat
lemah
2. Ds: remaja Defisit Pengetahuan - Kurang
mengatakan ingin (SDKI D.0111) terpapar
tau penyebab cara informasi
penularan dan cara - Ketidaktahuan
pencegahan menemukan
HIV/AIDS sumber
informasi
- Kekeliruan
mengikuti
anjuran

Diagnosa:
1. Diare
Penyebab:
- Proses infeksi
- Malabsorsi
2. Defisit Pengetahuan
Penyebab:
- Kurang terpapar informasi
- Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
- Kekeliruan mengikuti anjuran
C. PERENCANAAN

Berkaitan Diagnosa Keperawatan diatas berkaitan dengan Defisit Pengetahuan


HIV AIDS.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
penyakit ditandai dengan ada salah seorang remaja desa Gebyogan yang
terinfeksi virus HIV AIDS, terdapat jasa layanan tatto permanen di desa
Gebyogan, salah seorang remaja mengeluh diare, demam, berat badan turun
secara berangsur-angsur selama sebulan terakhir.
SATUAN ACUAN PENYULUHAN (SAP)

Diagnosa Keperawatan : Defisit Pengetahuan

1. Topik/Pokok Bahasan : HIV AIDS


2. Sasaran : Remaja Desa Gebyogan berjumlah 50 orang
a. Program : Mengenalkan apa itu HIV AIDS, cara penularan
dan pencegahannya
b. Penyuluh/Promotor :

1. Muhammad Abdul Halim Ar Rasyid


2. Via Novita Sari
3. Afifah Bella Marsanda
4. Fitri Putri Anggraini

3. Tujuan
a. Tujuan Umum

1) Agar Remaja Desa Gebyogan dapat mengerti dan memahami tentang


HIV AIDS dan cara mencegah, penyebab, cara penulara, dari
HIV/AIDS.

b. Tujuan Khusus

1. Setelah diberi penyuluhan Remaja mampu menjelaskan apa itu HIV


AIDS
2. Remaja mampu menyebutkan apa saja tanda dan gejala HIV AIDS
3. Remaja mampu mengingat kembali bagaimana cara pencegahan dan
penularan HIV AIDS
4. Bisa Mengedukasi pembuat tatto agar mampu lebih mejaga ke sterilan
peralatan yang digunakan.
5. Para remaja dapat segera memperbaiki lingkungannya kembali agar
nantinya penularan, dan pertumbuhan kasus HIV/AIDS baru bisa
ditekan.
6. Garis Besar Materi : Pengertian, tanda gejala, cara penularan dan cara
mencegah HIV/AIDS.
7. Metode : Ceramah dan diskusi
8. Media dan alat pendukung :

a) Media : Power Point dan Poster tentang HIV/AIDS

b) Alat pendukung : 4 meja, 50 kursi, 3 microphone beserta speakernya

1 LCD Proyektor, roll kabel 10 meter, 1 white

board, 2 spidol dan penghapus.

7. Alokasi waktu :

No. Susunan Acara Kegiatan Waktu


1. Pembukaan Salam dan 2 menit
Perkenalan
Penjelasan tujuan 2 menit
Kontrak waktu dan 1 menit
penjelasan
topik
2. Pemaparan materi a. Pengertian 20 menit
HIV AIDS
b. Penyebab
dan tanda
gejala HIV
AIDS
c. Cara
mencegah
HIV AIDS
3. Penutup Sesi tanya jawab 15 menit
Mengevaluasi 6 menit
peserta dengan
memberikan
pertanyaan
Penyampaian 7 menit
evaluasi hasil dan
proses
Ucapan terima 2 menit
kasih dan salam
penutup
Pembagian poster 2 menit
dan penempelan
poster

8. Setting Tempat:
Tempat penyuluhan “Pengertian, Cara Penularan dan Cara Pencegahan
HIV/AIDS” ini berada di Balai Desa Gebyogan.
penyuluh

audien

9. Rencana Evaluasi
N RANAH WAKT METOD INSTRUMEN EVALUATO
O U E R

1. Kognitif 16.00- Ceramah Daftar Penyuluh


a. Pengertian 16.57 dan Pertanyaan
HIV/AID WIB Diskusi
a. Apa itu
S
HIV/AID
b. Tanda dan
S
Gejala
c. Cara b. Apa saja

Penularan Tanda

dan gejala

Pencegaha HIV/AID

n S

c. Bagaiman
a cara
Penularan
dan
Pencegaha
n
HIV/AID
S

10. Penyusun SAP


SAP ini disusun oleh Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, disusun
pada 18 Agustus 2022.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian HIV/AIDS
Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menye
rang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya k
ekebalan tubuh manusia dan membuatnya lebih rentan terhadap berbagai peny
akit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik dan bisa menyeb
abkan kematian (Dirjen P2PL RI, 2012), sedangkan Acquired Immunodeficien
cy Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat virus HIV (Depkes RI, 2012).
AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejal
a penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang diseb
abkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus), ditemukan dalam tu
buh terutama darah, cairan sperma, cairan vagina, Air susu Ibu. HIV merupaka
n jenis virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga orang yang t
erkena virus ini menjadi rentan terhadap beragam infeksi atau juga mudah terk
ena tumor. (Li et al., 2014; Rollins et al., 2014; Mulenga et al., 2015;Rama et
al., 2015;UNAIDS, 2016a, 2016b)
Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder
yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat
lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan
komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env.
Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah
kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006).
B. Tanda-tanda Terserang HIV/AIDS
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan
kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS.
Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga
(anak, istri, suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama
laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga
beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis
tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang
lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau
gejala-gejala.
Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

C. Cara penularan HIV/AIDS


Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV
tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput
lender vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam
cairan tersebut masuk ke aliran darah.
b. Ibu pada bayinya
Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfuse
fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan
darah atau sekresi maternal saat melahirkan
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat
lain yang darah,cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan
langsung di gunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa
menularkan HIV.
e. Alat-alat untuk menoleh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang,
membuat tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV
sebab alat tersebut mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di
gunakan oleh parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat
berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU
secara bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan
gelas pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan HIV
tidak menular melalui peralatan makan,pakaian,handuk,sapu tangan,toilet
yang di pakai secara bersama-sama,berpelukan di pipi,berjabat
tangan,hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk,dan
hubungan social yang lain.

D. Cara Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS


Cara pencegahan:
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan
dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang
lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan
seksual.
3. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
4. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya.
5. Virus HIV juga bisa disebabkan oleh hal-hal seperti kontak Fisik. Ciuman
dan belaian tangan tidak akan menyebabkan penularan AIDS atau virus
HIV.
6. Cara pencegahan lainnya adalah dengan menghindari Narkoba. Bahaya
narkoba memang sudah menjadi rahasia umum sangat mematikan.
Narkoba yang dikonsumsi dengan cara suntikan menjadi salah satu
penyebab AIDS yang sangat besar. Pemakaian jarum suntik secara
bergantian telah meningkatkan angka penularan AIDS.
7. Cara mencegah Virus HIV salah satunya adalah dengan melindungi
proses pertukaran cairan, dalam hal ini adalah transfusi darah. Darah
merupakan salah satu jenis penyebab infeksi HIV dan AIDS yang sangat
tinggi
8. Salah satu upaya spiritual yang dapat dilakukan dalam mencegah virus
HIV adalah dengan bimbingan Moral dan Sosialisasi. Salah satu upaya
pencegahan AIDS yang perlu dilakukan saat ini adalah melakukan
berbagai jenis kegiatan dan kampaye untuk memberikan bimbingan moral
kepada remaja dan anak muda. Sosialisasi ini bermanfaat untuk
memberikan ilmu-ilmu tentang apa itu AIDS, penularan AIDS dan
metode untuk mencegah penularan AIDS.
9. Bagi ramaja yang masih dalam kondisi labil, sebaiknya menghindar dari
pergaulan yang bebas.
10. Cara menghindari virus HIV salah satunya jika Anda memiliki luka maka
pastikan untuk selalu menutup luka dengan perban atau bahan lain yang
aman untuk melindungi dari infeksi HIV.
11. Tidak menggunakan produk-produk yang memungkinkan kontak darah
dengan penderita seperti sikat gigi, pisau cukur dan peralatan lain.
12. Cara terakhir adalah dengan semua jenis perlengkapan kesehatan yang
digunakan untuk kontak fisik dengan penderita.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk


mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan
penyuluhanpenyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang
segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan
dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik media
cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan
masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS,
sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.
Daftar Pustaka

Harmawati, H., Sari, D. A., & Verini, D. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Pelajar SMA Tentang HIV/AIDS. Jurnal Enduran
ce: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(3), 588-595.

Nuzzilah, N. A., & Sukendra, D. M. (2017). Analisis Pengetahuan dan Sikap Nara
pidana Kasus Narkoba Terhadap Perilaku Berisiko Penularan HIV/AIDS. JHE (J
ournal of Health Education), 2(1), 11-19.

Astindari. (2014). Cara Penularan HIV & AIDS Di Unit Perawatan Intermediate
Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit & Kelamin.

Anda mungkin juga menyukai