Anda di halaman 1dari 20

USTAZ YOUTUBE: USTAZ ABDUL SOMAD DAN DINAMIKA

PERUBAHAN OTORITAS KEAGAMAAN

USTAZ YOUTUBE: USTAZ ABDUL SOMAD AND THE DYNAMICS OF


CHANGING RELIGIOUS AUTHORITIES

DONY ARUNG TRIANTORO

Dony Arung Triantoro Abstract


This article examines the dynamics of changing religious authority,
UIN Sultan Syarif Kasim Riau especially in Ustaz Abdul Somad, whose lectures are widely uploaded via
Jl. JL. H.R. Soebrantas Km. 15 Youtube. This study is important because Youtube does not only act as a
Pekanbaru, Indonesia medium for contemporary da’wah but also a means to build and strengthen
Email: arungdony73@gmail. traditional religious authority. The questions that will be answered in this
com article include: First, what were the discourses that initiated the emergence
of ustaz Youtube in Indonesia? Second, what are the dynamics of changes in
Naskah diterima: religious authority taking place on Youtube? Third, how does the Youtube
30 Mei 2020 media change and strengthen Ustaz Abdul Somad’s religious authority?
Revisi: 08 Juli- To answer these questions, researchers conducted online ethnographic
19 November 2020 work and personal communication with Ustaz Abdul Somad’s audience.
Disetujui: 23 Desember 2020 This article finds that three concepts influence the dynamics of changing
Ustaz Abdul Somad’s religious authority on Youtube, including the nature
of Youtube technology itself, the role of Ustaz Abdul Somad’s fans, and the
aesthetic forms in Ustaz Abdul Somad’s lectures.

Keywords: Dynamics of Religious Authorities and Youtube

Abstrak
Artikel ini mengkaji tentang dinamika perubahan otoritas keagamaan
utamanya pada Ustaz Abdul Somad yang ceramahnya banyak diunggah
melalui Youtube. Kajian ini penting dilakukan karena Youtube tidak
hanya berperan sebagai media dakwah kontemporer, tetapi juga sarana
untuk membangun dan menguatkan otoritas keagamaan tradisional.
Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab di dalam artikel ini di antaranya:
Pertama, apa saja wacana yang menginisiasi kemunculan ustaz Youtube
di Indonesia? Kedua, seperti apa dinamika perubahan otoritas keagamaan
yang berlangsung melalui Youtube? Ketiga, bagaimana media Youtube
mengubahdan menguatkan otoritas keagamaan Ustaz Abdul Somad? Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, peneliti melakukan kerja etnografi
online dan komunikasi pribadi dengan audiens Ustaz Abdul Somad. Artikel
ini menemukan bahwa ada tiga konsep yang mempengaruhi dinamika
perubahan otoritas keagamaan Ustaz Abdul Somad di Youtube di antaranya
sifat teknologi Youtube itu sendiri, peran penggemar Ustaz Abdul Somad,
dan bentuk-bentuk estetik dalam ceramah Ustaz Abdul Somad.

Kata Kunci : Dinamika Otoritas Keagamaan dan Youtube

205 205
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

PENDAHULUAN (2007) menyebutnya dengan istilah lain


yaitu The New “Micro Intellectuals”, yaitu
Artikel ini mengkaji tentang otoritas
orang-orang yang tidak memiliki latar
keagamaan dan media baru. Belakangan ini
belakang pendidikan keagamaan yang kuat
banyak aktor-aktor keagamaan atau yang
(Fealy & White, 2008), mereka umumnya
disebut ustaz, dai, penceramah, ataupun
memperoleh pengetahuan agama melalui
ulama yang mempromosikan gagasan-
sumber-sumber buku terjemahan, internet,
gagasan keislaman mereka melalui televisi,
dan dari mendengarkan pengajian di
internet, dan beragam media sosial.
sejumlah tempat dan media. Otoritas
Fenomena ini merupakan fenomena yang
keagamaan baru ini umumnya memiliki
khas pasca runtuhnya rezim Orde Baru yang
kemampuan untuk mengemas pesan-pesan
bersamaan dengan keterbukaan akses ke
keagamaan melalui berbagai sarana seperti
media massa. Konsekuensi dari keterbukaan
buku-buku keislaman, pelatihan, dan media
media massa tersebut adalah bahwa klaim-
sosial (Nisa, 2018a, p. 5; 2018b, p. 6; Fealy
klaim keagamaan tidak lagi dimonopoli
& White, 2008; Watson, 2005a; Weng,
oleh seorang ulama saja, tetapi juga berada
2018; Turner, 2014). Ihwal tersebut yang
pada aktor-aktor kegamaan baru (New
membuat mereka disebut sebagai religious
Religious Authority). Dale Eickelman
entrepreneur (Sounaye, 2013).
dan James Piscatori menyebut fenomena
ini dengan istilah objektivikasi Islam. Diskusi yang sangat mengemuka terkait
Objektivikasi Islam di dalam masyarakat dua tipe otoritas keagamaan ini dapat
Muslim setidaknya mewujud pada tiga hal: ditelisik dalam studi yang dilakukan oleh
Pertama, wacana keislaman yang semakin Dale F. Eickelman,J. W. Anderson (2003)
luas berkat diseminasinya melalui media dan Bryan S. Turner (2007). Menurut
massa. Kedua, ulama tidak lagi menjadi satu- Eickelman, Anderson dan Turner bahwa
satunya pemegang wacana keagamaan yang kemunculan media baru membuat otoritas
otoritatif. Ketiga, produksi simbol-simbol keagamaan terfragmentasi. Untuk berbicara
politik Muslim (Eickelman dan Piscatori, ihwal keislaman tidak lagi dimonopoli
1996). oleh seorang ulama, melainkan pada
gilirannya juga didengungkan oleh aktor-
Secara umum, dalam studi sosiologi dan
aktor keagamaan baru atau yang disebut
antropologi, ada dua tipe otoritas keagamaan
religious entrepreneur. Kemunculan otoritas
yaitu: Pertama, otoritas keagamaan
keagamaan baru ini oleh beberapa sarjana
tradisional atau yang biasa disebut Religious
di atas dianggap melemahkan otoritas
Scholar. Religious scholar adalah orang-
dan popularitas aktor-aktor keagamaan
orang yang mempunyai latar belakang
tradisional atau yang dikenal dengan sebutan
pendidikan agama Islam tradisional atau
ulama.
pun lulusan perguruan tinggi Islam (Nisa,
2018a), mempunyai pengetahuan agama Argumentasi di atas belakangan
Islam yang kuat (Fealy, 2009), karismatik dibantah oleh Muhammad Qasim Zaman
(Hatina, 2010), dan sebagian berasal dari (2009). Menurut Zaman bahwa kemunculan
keluarga santri (Dhofier, 1994). Kedua, aktor-aktor keagamaan baru yang dibawa
otoritas keagamaan baru atau yang disebut oleh ekspansi media baru tidak melemahkan
religious entrepreneur. Bryan S. Turner otoritas keagamaan tradisional. Melalui

206
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

studi kasusnya pada sosok Yusuf Al- perubahan otoritas keagamaan di ruang
Qardawi, Zaman berargumen bahwa Youtube. Selain itu, artikel ini setidaknya
otoritas keagamaan tradisional tetap berkontribusi secara teoretis pada diskusi
mampu bertahan dan menyesuaikan dengan mengenai fragmentasi otoritas keagamaan
perkembangan media baru (Zaman, 2009). seperti yang diperdebatkan oleh Eickelman,
Anderson, Turner dan Zaman di atas.
Artikel ini berupaya masuk dalam
diskusi tentang otoritas keagamaan dan Ada tiga pertanyaan utama (rumusan
media baru di atas. Artikel ini menguatkan masalah) yang berupaya dijawab di dalam
argumentasi yang diajukan oleh Zaman. artikel ini yaitu: Pertama, apa saja wacana
Melalui studi kasus pada popularitas seorang yang menginisiasi kemunculan ustaz
penceramah popular di Indonesia yaitu Ustaz Youtubedi Indonesia? Kedua, seperti apa
Abdul Somad, penulis berargumen bahwa dinamika perubahan otoritas keagamaan
perkembangan media baru tidak selalu yang berlangsung di Youtube? Ketiga,
melemahkan otoritas keagamaan tradisional. bagaimana media Youtube membangun
Bahkan berkat kemampuannya beradaptasi dan menguatkan otoritas keagamaan Ustaz
dengan media baru, otoritas dan popularitas Abdul Somad?
aktor keagamaan tradisional semakin
menguat dan bahkan melintasi batas-batas
Kerangka Konseptual
lokalitas dan waktu yang berbeda. Mereka
tidak hanya dikenal dalam ruang lingkup Perkembangan media massa dan media
lokal saja, tetapi pada saat yang bersamaan, baru yang semakin siginifikan telah
pesan-pesan keagamaannya dapat dinikmati mempengaruhi wacana keagamaan di dunia
oleh khalayak global. global. Perkembangan teknologi ini pada
gilirannya mengubah wacana keagamaan
Studi-studi sebelumnya yang membahas
yang awalnya bersifat sentralitas dan
tentang otoritas keagamaan telah
terpusat pada satu otoritas keagamaan,
mengambil fokus kajiannya masing-masing.
menjadi bentuk agama yang lebih demokratis
Semisal, Hosein (2008), Ichwan (2005),
dan beragam. Hak untuk menafsirkan
dan Sunarwoto (2012), mereka mengkaji
ihwal keagamaan tidak lagi dimonopoli
tentang bagaimana otoritas keagamaan
oleh para tokoh agama atau yang disebut
menyalurkan otoritasnya melalui fatwa.
ulama, melainkan terdemokratisasikan
Kemudian Watson (2005) dan Weng (2018)
oleh para otoritas keagamaan baru yang
membahas tentang bagaimana otoritas
tidak memiliki pengetahuan agama Islam
keagamaan baru membangun otoritas
yang kuat. Selain itu, perkembangan media
mereka melalui beragam media. Selain itu,
massa memudahkan banyak orang untuk
kajian yang dilakukan oleh Fealy & White
mengakses sumber-sumber pengetahuan
(2008), Hoesterey (2017), dan Zaied, (n.d.)
agama tanpa merujuk ulama.
memfokuskan kajiannya pada otoritas
keagamaan dan pasar. Berbeda dengan studi Fenomena di atas oleh beberapa sarjana
sebelumnya, artikel ini bertujuan untuk seperti Eickelman dan Piscatori (1996),
memperkaya kajian mengenai otoritas Eickelman dan Anderson (2006), serta Turner
keagamaan dan media baru yang telah ada (2007) dianggap melemahkan otoritas dan
dengan mengambil fokus pada dinamika popularitas ulama atau yang dikenal dengan

207
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

otoritas keagamaan tradisional. Para aktor METODE PENELITIAN


keagamaan baru (otoritas keagamaan baru)
Penelitian ini menggunakan pendekatan
secara lihai dan masif menyampaikan ihwal
kualitatif yang menekankan pada kerja
keagamaan melalui media baru dengan
etnografi online (netnografi). Pendekatan
kemasan yang lebih segar, sehingga tidak
kualitatif dipahami sebagai pendekatan
sedikit anak muda Muslim di Indonesia
yang menekankan pada data-data deskriptif
yang sangat menyukai dakwah mereka. Alih-
yang tidak menggunakan prosedur statistik
alih mereka mengemas dakwahnya secara
(Mackey & Gass, 2005, p. 162). Kemudian
kreatif di media sosial, sifat media baru itu
istilah netnografi merujuk pada Kozinet
sendiri telah membawa mereka ke ruang
(2010) merupakan penelitian yang dilakukan
lingkup yang lebih luas. Mereka dikenal luas
dengan menelusuri data-data yang tersedia
di kalangan Muslim berkat jangkauan media
di internet dan mengikuti sejumlah aktivitas
baru.
di ruang online yang berkaitan dengan studi
Argumen di atas belakangan dikritik kasus penelitian.
oleh Muhammad Qasim Zaman (2009) yang
Teknik pengumpulan data dilakukan
menjelaskan bahwa kemunculan media baru
dengan mengolaborasikan data empiris
tidak menggeser otoritas seorang ulama.
dan teoretis. Data empiris dilakukan
Mereka mampu bertahan dan bahkan
melalui wawancara terhadap sejumlah
menyesuaikan dengan perkembangan
audiens Ustaz Abdul Somad baik di
teknologi. Dalam konteks Indonesia,
tingkat lokal maupun mancanegara. Ini
misalnya, fenomena ini dapat dilihat dari
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
munculnya para ulama yang memiliki
pengaruh Youtube dalam proses dinamika
latar belakang pendidikan agama Islam
otoritas keagamaan Ustaz Abdul Somad.
yang kuat, menguasai kitab-kitab Islam
Selanjutnya, peneliti mengikuti aktivitas
klasik, dan menguasai bahasa Arab tampil
media sosial Ustaz Abdul Somad dan
menarik di ruang-ruang online seperti
melakukan penelaahan terhadap sejumlah
Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, Gus
video ceramahnya. Di samping itu, penulis
Baha, K.H. Anwar Zahid, untuk menyebut
juga menggunakan data teoretis melalui
beberapa contoh. Untuk mengambil salah
sejumlah literatur yang terkait dengan
satu di antara mereka, Ustaz Abdul Somad,
topik artikel ini. Data-data yang terkumpul
misalnya, dia termasuk otoritas keagamaan
selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan
tradisional, meskipun sebutan ustaz sangat
ke dalam sub-bab artikel ini dengan
dekat dengan lingkungan urban. Ustaz
didiskusikan melalui literatur-literatur
Abdul Somad memiliki latar belakang
terdahulu. Terakhir, penulis menyimpulkan
pendidikan agama Islam yang kuat. Dia
temuan penelitian ini.
lulusan pesantren, Al-Azhar Kairo, dan
bahkan memperoleh gelar doktor (S3) dari
Omdurman University Sudan. Dia sangat HASIL DAN PEMBAHASAN
populer di kalangan Muslim Indonesia sejak Ustaz Youtube dalam Wacana Global
mulai mempromosikan ceramahnya melalui dan Islam Pasca Orde Baru
media sosial.
Untuk memahami hubungan antara ustaz
Youtube, otoritas keagamaan dan media baru,

208
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

maka peneliti terlebih dahulu mengungkap seperti Joel Osteen di Amerika (Thomas &
kemunculan ustaz Youtube dalam fenomena Lee, 2012), Amr Khaled di Mesir (Echchaibi,
keagamaan global dan ekspresi keagamaan 2011), Baba Ramdev di India (Thomas &
Islam pasca Orde Baru. Dalam konteks Lee, 2012), Aa Gym (Watson, 2005a), Yusuf
global, fenomena kemunculan ustaz Mansur di Indonesia (Fealy & White, 2008)
Youtube sebagai model otoritas keagamaan dan lainnya. Dalam konteks penelitian ini,
baru diilhami oleh wacana sekularisasi yang ustaz Youtube termasuk model otoritas
berkembang di dunia barat. keagamaan baru yang menyuplai agama
melalui media sosial kepada Muslim kelas
Diskusi awal tentang sekularisasi
menengah di Indonesia. Model keagamaan
dalam pandangan politik selalu diartikan
baru ini dikemas dengan media dan budaya
dengan pemisahan antara agama dan negara
populer serta sesuai kebutuhan pasar
(Casanova, 2001; 2009). Menurut Pippa
sehingga masyarakat industri atau kelas
Norris dan Ronald Inglehart, melemahnya
menengah ke atas memilih agama yang
agama di ruang publik akibat tingkat
sesuai dengan kebutuhan mereka (Fealy &
jaminan keamanan (Existential Security)
White, 2008).
sosial dan ekonomi yang semakin kuat.
Di masyarakat industrial, dengan tingkat Di Indonesia, wacana munculnya
perekonomian yang tinggi, akses ke layanan ustaz Youtube tidak terlepas dari semangat
publik mudah, tingkat keamanan tinggi dan kebangkitan Islam di masa Orde Baru. Sejak
suplai makanan terjamin berimplikasi pada tahun 1970-an, Indonesia telah mengalami
dominasi terhadap kontrol manusia yang perkembangan ekonomi sosial yang
semakin meningkat. Di saat kontrol manusia signifikan. Rezim Soeharto meminjam dana
itu meningkat, maka secara perlahan-lahan asing untuk menekan sektor-sektor industri,
mereka meninggalkan praktik-praktik sumber daya dan keuangan. Ini berimplikasi
keagamaan tradisional baik dalam tingkat pada pertumbuhan ekonomi nasional yang
sosial (sosio-tropik) maupun tingkat pribadi semakin meningkat hingga tahun 1980-
(ego-tropik). an (Fealy & White, 2008). Di samping itu,
kota-kota menjadi pusat perekonomian dan
Namun, agama yang menghilang
banyak orang dari desa pindah ke kota-kota
di masyarakat industri, khususnya di
besar (urbanisasi) untuk mencari kehidupan
Eropa membuat sejumlah lembaga dan
yang lebih baik. Banyak dari mereka yang
otoritas keagamaan baru menawarkan
mendapatkan kemampuan teknis dan
bentuk-bentuk keagamaan baru (new age
penghasilan tinggi masuk ke dalam kelas-
spirituality) atau dalam istilah lain dikenal
kelas menengah perkotaan.
dengan “born-again Christian” yang sesuai
dengan gaya hidup masyarakat industri Selain itu, pasca runtuhnya rezim
seperti: Yoga, meditasi, televangelical Orde Baru berakibat pada keterbukaan
dan lainnya. Gagasan bentuk keagamaan akses teknologi informasi yang semakin
kelahiran kembali ini senada dengan gagasan luas. Kemudian kondisi ini semakin
hijrah yang sering didengungkan oleh aktor diperkuat dengan arus globalisasi pada era
keagamaan baru di dalam masyarakat Reformasi. Penduduk kota memanfaatkan
Muslim urban. Praktik keagamaan baru teknologi sebagai akses terhadap sumber-
ini disuplai oleh otoritas keagamaan baru sumber informasi. Ihwal ini berimplikasi

209
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

pada pembentukan identitas dan pola- Youtube? Untuk menjawab pertanyaan


pola konsumsi baru di wilayah perkotaan ini, bagian selanjutnya membahas tentang
khususnya pada kelas menengah ke atas sosok Ustaz Abdul Somad sebagai bagian
(Fealy & White, 2008)atau borjuis (Pink, dari wacana ustaz Youtube yang belakangan
2009). Pada kondisi ini, mereka mencari ceramahnya sangat popular di media sosial.
bimbingan moral keagamaan baru yang
berbeda dari pendahulu-pendahulu mereka
Ustaz Abdul Somad: Ustaz Youtube
(Fealy & White, 2008).
Ustaz Abdul Somad atau yang akrab dipanggil
Ekspresi keagamaan baru yang
UAS merupakan seorang otoritas keagamaan
dilakukan oleh kalangan kelas menengah
Islam dari Riau yang namanya mulai populer
ke atas atau borjuis, salah satunya melalui
sejak beberapa tahun belakangan ini. Ustaz
pola konsumsi produk-produk Islam seperti
muda yang bergelar doktor ini lahir di Silo
mengonsumsi obat-obatan herbal, Habbatus
Lama, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara
Sauda, tren pakaian syar’i, Bank Syariah,
pada 18 Mei 1977. UAS sering mengulas
Asuransi Islam, majalah Islam, hotel-hotel
berbagai masalah keagamaan, mulai dari
Islam, media Islam dan lainnya (Fealy &
masalah akidah, fikih, muamalah, politik
White, 2008). Mereka tidak lagi mencari
Islam, Al-Qur’an, hingga keahlian utamanya
pemahaman keislaman melalui kitab-kitab
dalam bidang hadis. Kemampuannya dalam
klasik atau otoritas keagamaan tradisional,
bidang hadis diperoleh sejak kuliah di
tetapi lebih suka menelusuri ruang internet
Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Institut
atau googling (Hosein, 2008).
Dar Al-Hadis Al-Hassania Maroko, dan
Untuk memenuhi atau menyuplai Omdurman University Sudan (Triantoro,
kebutuhan konsumsi keagamaan di kalangan 2019a).
Muslim kelas menengah ke atas tersebut,
Sejak kecil, UAS dididik dalam tradisi
muncul otoritas keagamaan baru. Contoh
pendidikan keagamaan Islam. UAS
otoritas keagamaan baru di Barat ditandai
menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah
dengan munculnya televangelist (Thomas
Dasar Al-Wasliyah Medan pada tahun 1990.
& Lee, 2012). Sedangkan di Indonesia
Kemudian melanjutkan sekolah menengah
otoritas keagamaan baru ditandai dengan
pertama di MTS Mu’allimin al-Washliyah
munculnya ustaz-ustaz Selebriti (Howell,
Medan dan tamat pada tahun 1993. Sebelum
2008), termasuk ustaz Youtube.
melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya,
Perkembangan teknologi dan komunikasi UAS mendalami ilmu agama di Pesantren
serta perbaikan ekonomi masyarakat yang Darul Arafah Deli Serdang Sumatera
meningkat pasca era Orde Baru, menjadi Utara selama satu tahun. Kemudian dia
signifikansi kemunculan ustaz Youtube melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah
dalam lanskap keagamaan di Indonesia. Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu, Riau
Ustaz Youtube secara masif menyuplai dan tamat pada tahun 1996. Kemudian dia
produk-produk keagamaan melalui media melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-
sosial, utamanya Youtube. Kemudian Azhar Kairo Mesir, dan mengambil master
bagaimana ustaz Youtube membangun dan (S-2) di Darul Hadits Maroko, hingga meraih
menguatkan otoritas keagamaannya di ruang

210
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

gelar doktor dari Omdurman University Salah satu unit program yang dikelolanya
Sudan (Triantoro, 2019b). adalah penyebaran kajian keislaman dalam
bentuk multimedia. Tafaqquh video adalah
Dengan latar belakang pendidikannya
channel Youtube yang dipakai sebagai
tersebut, UAS dipercaya menjadidosen
sarana penyebaran dakwah UAS sejak
bidang studi hadis dan bahasa Arab di
tanggal 17 Maret 2012. Sampai tanggal 7 Juni
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
2018, total tayangan di channel ini sudah
Kasim Riau (UIN Suska) hingga akhirnya
mencapai 65.355.794 kali penayangan dan
mengundurkan diri pada 2019. Di samping
426.817 subscriber (Tafaqquh Video, 2012).
itu, penguasaan terhadap ilmu-ilmu
Namun, belakangan Tafaqquh tidak lagi
keislaman yang dimiliki UAS menjadi bekal
mengunggah video ceramah UAS ke Youtube.
ia berdakwah dari satu kampung ke kampung
Video ceramah UAS secara masif diunggah
lainnya untuk memenuhi undangan dari
oleh channel Ustadz Abdul Somad Official
masyarakat. Berbagai undangan ia hadiri,
yang telah memiliki 829.000 Subcriber.
mulai dari khutbah jumat, peringatan
Meskipun demikian, penulis memilih
hari besar Islam hingga acara-acara
channel Tafaqquh Video untuk menjelaskan
pemerintahan.
topik penelitian ini, karena melalui channel
Youtube ini UAS mulai dikenal dan populer
Ustaz Abdul Somad, Youtube, dan di kalangan masyarakat Muslim Indonesia.
Dinamika Perubahan Otoritas
Keagamaan Di samping itu, tim Tafaqquh Video juga
didukung oleh tim dakwah lainnya di Kota
Seperti yang telah penulis jelaskan
Pekanbaru seperti Fodamara. Fodamara
sebelumnya, bahwa banyaknya video UAS
adalah Forum Pemuda Masjid Raya
di ruang Youtube belakangan ini, secara
Pekanbaru yang bergerak dalam aktivitas
tidak langsung telah menguatkan otoritas
dakwah, baik dalam ruang offline maupun
keagamaan yang dimilikinya sebagai
online. Fodamara sebagai support team
seorang dai dalam lanskap keagamaan di
dakwah UAS ikut mempublikasikan ceramah
Indonesia. Dakwah melalui Youtube seperti
UAS di media sosial. Mereka merekam
yang dilakukan oleh UAS merupakan
dakwah offline UAS dengan izin pihak
model dakwah yang banyak digemari oleh
official dan secara khusus pada UAS sendiri.
masyarakat urban saat ini, utamanya anak
Kemudian merekam kegiatan dakwahnya
muda Muslim urban. Masyarakat urban
dengan teknologi yang memadai, yaitu
cenderung memanfaatkan media baru
kamera Sony DSLR dan mirorles. Terakhir
sebagai kebutuhan informasi sehari-hari.
rekaman ceramah tersebut diunggah
Penyebaran video ceramah UAS di ke dalam Youtube (Maulanat, 2018). Di
Youtube secara profesional dilakukan oleh samping itu, dukungan akun Fodamara TV
tim dakwahnya yang bernama Tafaqquh juga membuat semakin menguatnya otoritas
Studi Club. Tafaqquh Studi Club adalah UAS dalam dunia online. Belakangan banyak
kelompok kajian keilmuan Islam yang pengikut UAS yang ikut merekam ceramah
berada di kota Pekanbaru di bawah pimpinan UAS dan mengunggahnya ke Youtube.
Dr. H.Mustafa Umar, Lc., MA, yang juga
Youtube tidak hanya sebagai ruang
sebagai senior UAS saat kuliah di Mesir.
pembentukan otoritas keagamaan UAS,

211
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

tetapi juga membuat otoritas keagamaannya Singkatnya, Youtube memberikan


berubah dalam ruang dan waktu yang dinamika perubahan otoritas keagamaan
lebih luas. Dinamika perubahan otoritas UAS.Kemudianjawaban informan di atas
keagamaan UAS terjadi karena sifat Youtube memberikan argumen bahwa tidak hanya
yang terhubung dengan situs web sehingga Youtube yang membuat UAS dikenal hingga
setiap orang berpotensi untuk saling terlibat ke Malaysia, tetapi juga bahasa yang mudah
dalam aktivitas online di Youtube seperti dipahami dan ilmunya yang tinggi. Ini
menonton, berkomentar hingga berbagi menggambarkan bahwa Youtube bukanlah
video (Lange, 2007). Cheng menyebutkan satu-satunya faktor yang mampu mengubah
bahwa Youtube dapat membentuk jaringan otoritas keagamaan UAS. Faktor lain seperti
kecil dunia. Di samping itu, perkembangan kedekatan bahasa juga mempengaruhi
Youtube juga menunjukkan peningkatan kuatnya otoritas keagamaan UAS di negara
yang signifikan dibandingkan video lain. Untuk Malaysia dan Brunei Darussalam
streaming lainnya. Youtube menyediakan mungkin menguat otoritas keagamaannya
ruang video dan komentar yang lebih luas karena Indonesia dan Malaysia masih
dibandingkan video online lainnya (Cheng, memiliki kedekatan bahasa.
Dale, & Liu, 2008).
Namun hal ini tidak terjadi di negara-
Karakteristik Youtube tersebut yang negara lain selain Malaysia dan Brunei
membuat video-video ceramah UAS tidak Darussalam yang tidak mempunyai
hanya populer dalam wilayah lokal, tetapi kedekatan bahasa dengan Indonesia.
juga transnasional. Seorang informan Tentunya ini menghambat proses diseminasi
penelitian saya yang juga penggemar ceramah otoritas keagamaan UAS di negara lain,
UAS di Malaysia mengaku membuka video karena video ceramah UAS di Youtube
ceramah UAS melalui Youtube: “Saya sering sejauh ini masih menggunakan bahasa
mengakses Youtubenye karena menarik, Indonesia dan belum diterjemahkan ke
sangat seronok untuk didengar dan mudah dalam bahasa asing. Oleh karena itu, ini
dipahami, ilmunye memang tinggi” (Amir, menunjukkan adanya keterbatasan dalam
2018). proses pembentukan otoritas keagamaan
UAS lintas transnasional. Walaupun media
Dalam konteks ini, Youtube tidak hanya
yang digunakan bersifat global seperti
dipahami sebagai alat teknologi, tetapi juga
Youtube, tetapi juga dipengaruhi oleh konten
sebagai “The Extension of Man” (Mitchell &
video di dalamnya.
Hansen, 2010) dalam membangun otoritas
keagamaan di wilayah yang berbeda. Selain itu, argumen informan di atas
Marshall McLuhan menyebutnya dengan juga menunjukkan bahwa kecenderungan
istilah medium is the message, artinya mereka mengonsumsi video ceramah UAS
media tidak sekedar dipahami sebagai alat, tidak hanya karena media Youtube dan faktor
tetapi mempunyai pesan tersirat dalam kedekatan bahasa saja, tetapi juga keilmuan
kehidupan masyarakat seperti perubahan yang dimiliki oleh UAS itu sendiri. Pilihan
sosial dan percepatan skala (change of scale) orang untuk menonton video ceramah di
(Mitchell & Hansen, 2010). Melalui Youtube, Youtube tidak selalu tergantung dengan apa
ceramah UAS tidak hanya dikenal dalam yang ditampilkan di ruang Youtube, tetapi
skala Indonesia, tetapi juga mancanegara. juga ada negosiasi dengan video-video mana

212
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

yang layak untuk dikonsumsi. Pada kasus pengajian langsung (offline) yang tidak dapat
ini, menurut informan penelitian saya, video diputar ulang, sehingga membutuhkan
UAS dianggap layak untuk dikonsumsi konsentrasi penuh saat mendengarkan
karena keilmuannya dalam menyampaikan ceramahnya. Seorang informan penelitian
ajaran agama Islam di ruang Youtube. saya lainnya mengatakan bahwa dia
merasakan pengalaman berbeda ketika
Video ceramah UAS di Youtube juga
menghadiri langsung pengajian UAS dengan
menjadi solusi bagi penggemarnya yang
hanya menonton video ceramahnya di
tidak dapat mengikuti pengajian UAS secara
Youtube:
langsung, karena pada dasarnya pengajian
online dan offline tidak memiliki banyak “Kalau nonton secara langsung kita bisa
bertanya langsung dengan UAS pada sesi
perbedaan. Apa yang ditampilkan di dalam tanya jawab, melalui menuliskan pertanyaan
Youtube adalah hasil pengambilan gambar dengan kertas lalu dijawab oleh UAS dan
dan suara pada pengajian langsung. Namun, lebih puas dengar ceramahnya. Sedangkan
pakai Youtube, hanya bisa menonton dan
ada sedikit perbedaan dalam pengajian mengulang video UAS yang lama atau
langsung (offline) dan tidak langsung (online). menunggu video barunya keluar tanpa
Pada pengajian langsung, penonton dapat bisa bertanya, dan jika bertanya di kolom
komentar belum tau kapan dibalasnya.”
merasakan suasana kehadiran fisik UAS dan (Syahrizal, 2018a).
melihat antusiasme jamaah lainnya ketika
Di samping itu, baik pengajian online
pengajian sedang berlangsung. Di samping
maupun offline sama-sama memberikan
itu, pada pengajian langsung penonton
peluang bagi audiensnya untuk
dapat bertanya langsung kepada UAS terkait
menyampaikan ceramah UAS kepada orang
permasalahan keagamaan melalui selembar
lain. Perilaku ini disebut dengan kesalehan
kertas yang disediakan oleh pihak panitia. Ini
aktif (Bayat, 2005). Kesalehan aktif yang
menjadi ciri khas ceramah UAS yang selalu
terjadi pada audiens UAS tidak hanya
memberikan kesempatan kepada jamaahnya
menunjukkan aspek kesalehannya semata,
untuk menulis pertanyaan tentang ilmu-
tetapi juga berkontribusi dalam menguatkan
ilmu agama seperti fikih, akidah, hadis dan
otoritas keagamaan UAS sebagai seorang
sebagainya.
dai.
Ihwal ini berbeda saat pengajian online
Penguatan otoritas keagamaan UAS
melalui Youtube. Saat pengajian online
di ruang offline berlangsung melalui
penonton tidak bisa merasakan suasana
aktivitas penyampaian isi ceramah UAS dari
yang terbangun ketika dalam pengajian
audiens yang hadir kepada mereka yang
offline. Di samping itu, saat pengajian
tidak hadir dalam pengajian offline UAS.
online penontonnya tidak bisa melakukan
Model penguatan ini disebut dengan istilah
interaksi langsung dengan UAS, seperti
word of mouth. Word of mouth adalah
mengajukan pertanyaan. Walaupun Youtube
komunikasi pribadi tentang suatu produk
menyediakan ruang komentar untuk
antara seseorang dengan rekannya (Hasan,
penontonnya, tetapi tidak secara langsung
2010). Oleh karena itu, penguatan melalui
media ini menghubungkan penonton
word of mouth terkait pesan ceramah UAS
dengan UAS. Kemudian, pada pengajian
merupakan proses penguatan yang terjadi
online penonton bisa mengulang-ulang
karena peran audiens dalam menyampaikan
video ceramah UAS. Hal ini berbeda dengan

213
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

produk ceramah UAS kepada orang lain. membawa otoritas keagamaan yang dimiliki
Biasanya model penguatan seperti ini terjadi UAS menyebar hingga ke luar negeri. Ini
pada otoritas keagamaan tradisional seperti dibuktikan dengan kehadiran penggemarnya
kyai di Pesantren yang otoritas keagamaannya di ruang komentar:
menguat dan tersebar luas melalui peran “Nama saya maesaroh dari Jawa Barat, kerja
santri-santrinya. Namun, model penguatan di Jeddah selalu hadir menyimak ceramah
Pak Ustadz, Mohon doanya semoga saya
ini juga tidak menutup kemungkinan
dan anak-anak saya dikasih rizki barokah
terjadi pada otoritas keagamaan baru, yang selamanya selalu ada dalam lindungan Alloh
disebabkan oleh kecintaan audiens terhadap Subhanahuwata ala Alloh Karim amin.”
(Ustadz Lovers, 2017b).
gaya ceramah dai tertentu.
Selain itu, akun Youtube Ustadz
Aktivitas kesalehan aktif yang
Lovers juga mengajak penontonnya untuk
berkonsekuensi terhadap dinamika
menyebarkan video tersebut sebagai
perubahan otoritas keagamaan UAS juga
ungkapan kesalehan aktif. Mereka
ditunjukkan dalam ruang online seperti
menguatkan ajakan tersebut dengan
memposting ulang video UAS oleh para
mencantumkan teks hadis tentang balasan
penggemarnya. Video ceramah UAS di
terhadap orang-orang yang menyebarkan
Youtubedapat dengan mudah didownload
kebaikan. Kemudian mereka memberikan
oleh penggemarnya, seperti yang dilakukan
cara untuk menyebarkan kebaikan itu.
oleh akun Youtube Belajar Mengaji (Belajar
Mengaji, 2017). Akun Youtube Belajar “Silahkan bantu kami bagikan video ini!
“Barang Siapa yang menunjuki kepada
Mengaji mendownload video ceramah UAS kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala
dari akun resmi dakwah UAS, yaitu Tafaqquh seperti pahala orang yang mengerjakannya”
Video. Kemudian mereka mengambil (HR. Muslim no. 1893). Bantu dakwah kami
melalui video dengan cara: like, comment
bagian-bagian tertentu dari video tersebut dan subcribe channel ustadz lovers”.
dan diunggah kembali dengan judul dan
Bentuk kesalehan aktif tidak hanya
efek suara yang menarik serta durasi waktu
dilakukan dengan mengunggah kembali
yang lebih singkat. Kemudian akun Youtube
video-video ceramah UAS yang ada di
lain yang juga mendownload video ceramah
Youtube, tetapi juga banyak penggemarnya
UAS adalah akun Ustadz Lovers. Akun
yang merekam secara langsung ceramah
Ustadz Lovers mendownload video ceramah
UAS saat pengajian offline. Di samping itu,
UAS yang berjudul “Tanya Jawab Bagian
aktivitas ini juga sebagai solusi dakwah bagi
Kedua, Terbaru di Batam” yang diunggah
mereka yang tidak memiliki kemampuan
oleh Tafaqquh Video (Ustadz Lovers,
berbicara di depan khalayak ramai.
2017b). Kemudian mereka mengambil
Aufa, salah seorang informan yang saya
bagian-bagian tertentu dari video tersebut
wawancarai melalui whatsaap mengatakan:
dan diedit dengan visualisasi yang berbeda
“Saya kemarin baru pergi pengajian UAS
seperti latar video yang menarik, judul
dan saya videokan juga, terus dimasukin
video yang terkesan provokatif dan durasi ke akun Youtube saya (Aufa Syahrizal).
waktu yang lebih singkat. Berkat pengeditan Inisiatif ini juga disebut berdakwah, dengan
membantu menyebarkan video dakwah
tersebut, video tersebut ditonton sebanyak
UAS juga sekalian saya berdakwah dengan
23.776 kali dengan subscriber 135.437 mengupload videonya di akun Youtube saya.
orang. Di samping itu, video ini juga mampu Ini saya lakukan karena saya belum berani

214
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

ceramah langsung dan belum menguasai Ihwal di atas menunjukkan bahwa pola
ilmunya dan masih gugup didepan banyak konsumsi audiens terhadap video UAS,
orang.” (Syahrizal, 2018b).
utamanya pada kasus non-Muslim di atas
Praktik kesalehan aktif para penggemar dipengaruhi oleh lingkungan publik. Roger
UAS ini yang semakin menguatkan otoritas Silverstone and Eric Hirsch menyebutkan
keagamaan UAS. Hal ini karena semakin bahwa pola konsumsi bisa dipengaruhi oleh
masifnya video ceramah UAS di Youtube, kondisi kedomestikan tertentu (privat ke
maka semakin kuat perebutan ruang publik publik) atau dipengaruhi oleh publik (publik
online yang awalnya sekuler menjadi ruang ke privat) (Silverstone, Hirsch, & Strathern,
publik online Islam. Dale Eickelman dan 1994). Selain itu, UAS juga mengklaim
Armando Salvatore menyebutnya dengan bahwa ada seorang non-Muslim lain yang
perebutan makna “common good” di ruang sering mendengarkan ceramahnya:
publik (Eickelman & Salvatore, 2002). “Alhamdulillah, saya gak pernah minta non
Di samping itu, dinamika perubahan muslim menonton saya. Mereka sendiri
yang datang, ketika saya sedang makan di
otoritas keagamaan UAS tidak hanya terjadi rumah makan, datang non muslim. Ustadz
di wilayah yang berbeda saja, tetapi juga Somad ya? Ya. Haiya.. saya selalu negok
menembus batasan agama dan umur yang di Youtube ha. Saya mau foto sama Ustadz
Somad. Foto! Ada saya simpan fotonya.
berbeda. Pengagum UAS tidak hanya berasal Pas saya sedang makan, selalunya ketemu
dari kalangan agama Islam saja, tetapi juga di rumah makan. Datang satu lagi. Ustadz
berasal dari agama lainnya. Sebuah testimoni Somad ya ? nama saya Adven. Ini anak
perempuan saya, namanya Maria. Ini anak
menarik dari seorang beragama Kristiani: laki-laki saya, namanya Daniel. Kami non
“Awalnya saya tidak ngehh dan juga tidak muslim. Kami selalu senang dengar ceramah
terlalu tertarik untuk mengetahui siapa Ustadz Somad. Sampai saya ke Makasar,
ustadz ini. Ternyata sesudah kemarin, keluar dari pesawat, ketemu bapak-bapak,
sekali lagi! Baru kemarin, pasca saya ikuti disalamnya saya. Ustadz Somad ya! Iya. Saya
pemberitaan kasus cekal di Hongkong, dan selalu dengar ceramah Ustadz Somad. Allah
pasca saya baca secara tak sengaja tulisan mau tunjukkan, maka yang risau dengan
Imam Samsi Ali di opini detik.com, barulah ceramah ini sebenarnya bukan non muslim,
saya tertarik mengetahui siapa Ustadz ini. tapi siapa? Gak tau ntah siapa...” (Dzaki TV,
Mosok sekelas Imam Samsi yang tinggal di 2018).
Benua lain saja menulis tentang dia, pikir
saya. Pastilah sesuatu orang ini. Barulah Selain mendapatkan audiens lintas
kemudian saya mengikuti pemberitaan agama, otoritas keagamaan yang dimiliki
tentang Ustadz ini. Lihat wajahnya, kaget UAS juga melintasi tingkatan umur,
saya! Selain karena ternyata Ust.Abdul
Somad ini bukan Ustadz Solmed seperti termasuk di dalamnya kalangan anak-anak.
dipikiran awal saya, yang kedua, wajahnya Sebagai contohnya, dalam video Youtube
juga (mohon maaf) agak “unik”, sangat Kids Aceh Chanel yang menampilkan
lokal. Hehe.. kemudian saya lanjutkan lagi
penelusuran saya masuk ke Youtube. Tambah seorang anak kecil bernama Hanif asal
kaget lagi saya. Rekaman ceramahnya di Langsa Aceh, yang mampu menirukan gaya
banyak tempat di Indonesia ini ternyata ceramah UAS. Bukan hanya bisa menirukan
sudah sangat banyak di Youtube. Kemudian
saya coba putar dan dengar beberapa gaya ceramah UAS, tetapi juga hafal teks
ceramahnya. Tambah kaget lagi saya! Karena ceramah UAS di Youtube (Kids Aceh Chanel,
isinya ternyata sangat berkualitas. Berisi, 2018). Ini menunjukkan bahwa dinamika
penuh ilmu. Penuh rujukan. Padat bacaan.
Kontekstual...” (Moslem Community, 2018). perubahan otoritas keagamaan UAS di
Youtube memberikan konsekuensi pada

215
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

beragamnya ideologi dan latar belakang


audiensnya.

Youtube dan Visualisasi Dakwah


Ustaz Abdul Somad
Sebagai tim yang sering mengunggah
ceramah UAS di media sosial, Tafaqquh Gambar 1. Video ceramah Ustaz Abdul Somad dengan
jumlah penonton tertinggi pada 7 Juni 2018
Video tidak hanya merekam kegiatan dakwah Sumber: Channel Youtube Tafaqquh Video
UAS dalam pengajian langsung (offline),
Seperti yang telah penulis sampaikan
tetapi juga memberikan visualisasi dakwah
sebelumnya bahwa ceramah UAS dalam
pada setiap video ceramah UAS. Untuk
ruang offline dan online tidak memiliki
melihat bagaimana visualisasi dakwah UAS
banyak perbedaan dari segi isi. Namun, yang
di Youtube, maka penulis melihat beberapa
menjadi perbedaan adalah video ceramah
video ceramah UAS yang diunggah ke
UAS di Youtube tidak hanya menampilkan
Youtube. Video ceramah UAS dikemas
video ceramahnya di ruang offline, tetapi
menarik oleh Tafaqquh Video dan beberapa
juga disertai visualisasi dakwah. Weng
channel Youtube pendukung seperti
menyebutnya dengan dakwah visual
menyajikan warna cover yang indah, foto
(Weng, 2018). Ketika penonton mencari
candid UAS, dan menyajikan suara (lagu)
video ceramah UAS di Youtube, maka yang
nuansa arab disertai brand Tafaqquh Video
terlihat pertama sekali adalah gambar cover
serta judul yang provokatif. Ini menunjukkan
judul video (thumbnail). Cover judul video
bahwa tim dakwah UAS adalah orang-orang
ceramah UAS menampilkan foto candid UAS
yang menguasai teknologi komunikasi
dengan gaya berpakaian yang sederhana
modern (Gambar 1).
seperti baju koko putih dan sesekali
Hew Wai Weng menyebutkan bahwa memakai sorban. Kemudian warna cover
para pengkhotbah media sosial memiliki judul videonya juga menggunakan warna
lebih banyak fleksibilitas dalam gaya dan yang menarik. Di samping itu, penggunaan
konten khotbah mereka, karena mereka gaya dan warna huruf juga sangat kontras
bebas dari sensor pemerintah, intervensi sehingga menarik minat audiensnya untuk
produsen televisi dan editor berita (Weng, membuka video ceramah UAS.
2018). Pertama sekali penulis akan
Di awal video ceramah UAS, penonton
mengeksplorasi visualisasi dakwah UAS
disambut dengan cover judul video ceramah
melalui channel Tafaqquh Video yang
yang menarik. Selanjutnya ketika penonton
difokuskan pada 3 video ceramah yang
mulai mengklik videonya, mereka disambut
memiliki jumlah penonton tertinggi pada 7
dengan backsound (suara latar) ke timur
Juni 2018.
tengahan disertai logo Tafaqquh Video
bergambar masjid dengan warna latar biru
muda, hijau dan putih. Kemudian warna-
warna cerah yang digunakan dalam cover
videonya menargetkan penontonnya pada
kalangan pemuda Muslim kontemporer.

216
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

Setelah backsound berakhir, penonton Aesthetics of Persuasion adalah bentuk-


langsung dibawa pada ceramah UAS yang bentuk sensasional yang memudahkan
sebenarnya telah berlangsung dalam ruang penganut agama untuk bertemu dengan
offline. Kualitas video seperti pencahayaan, kebenaran transendental (Meyer, 2010).
suara dan tata letak kamera yang tepat Dengan gaya dialek khas Melayu Riau, UAS
juga menambah daya tarik video ceramah sering mengundang tawa audiensnya. Dia
UAS. Mereka tidak hanya fokus mengambil berbeda dengan penceramah lainnya yang
gambar UAS, tetapi juga mengambil gambar menyampaikan pesan ceramah dengan gaya
tentang situasi dan kondisi di sekitar bahasa formal. UAS cenderung menggunakan
pengajian berlangsung. Ini menunjukkan bahasa sehari-hari atau bahasa santai dan
bahwa tim Tafaqquh Video berusaha sesekali memainkan intonasi suaranya
membawa penontonnya seakan-akan berada ketika menceritakan pengalamannya. Gaya
pada pengajian offline UAS. Peter Mandaville ceramahnya ini mampu menimbulkan
(2001) and Benedict Anderson (2006) kepekaan audiens untuk mengamalkan
menyebutnya dengan istilah imagined pesan-pesan dakwahnya. Talal Asad, Charles
community. Hirschkind dan Saba Mahmood memberikan
argumen bahwa tubuh dan indera mampu
Saat berceramah, UAS biasanya membaca
menimbulkan kepekaan tertentu (Asad,
basmallah secara jelas (jahr). Setelah
1993; Hirschkind, 2001; Mahmood, 2001).
mengucapkan basmallah ia mengucapkan
salam dengan suara yang lantang. Di Antusiasme dan kepekaan audiens
samping itu, UAS juga menyampaikan isi terhadap dakwah UAS di Youtube juga
ceramahnya dengan nada yang tegas dan tergambar melalui jumlah penonton pada
keras. Ini merupakan simbol semangat video gambar 1 di atas. Sejak 2 bulan di
dakwahnya dan menjadi ciri khas UAS dari unggah ke Youtube, video ceramah UAS
penceramah lainnya di Indonesia. Menurut (lihat gambar 1) telah ditonton lebih
UAS bahwa dirinya hanya bisa berdakwah dari 2 juta penonton. Berkat banyaknya
dengan suara, maka ia memanfaatkan penggemar video ceramahnya di Youtube,
suara lantangnya untuk menegakkan amar UAS mengklaim sebagai dai sejuta viewers
ma’ruf nahi munkar. Ia juga mengutip hadis (Ustadz Lovers, 2017c). Selain itu, jumlah
nabi yang mengatakan: Man Ra’a Minkum orang yang menyukai lebih banyak
Munkaran Falyughayyirhu Biyadihi, Fa dibandingkan orang yang tidak menyukai
illam Yastathi’ Fabilisaanihi, Fa illam ceramahnya di Youtube. Ini terlihat dari
Yastathi’ Fabiqolbihi, Wadzalika Adh’aful perbandingan jumlah like dan dislike yang
iimaan (Ustadz Lovers, 2017a). mencapai puluhan ribu.Begitu pula dengan
respon penontonnya di ruang komentar. Ada
Selain itu, UAS menambahkan humor
yang menyampaikan doa, perasaan bahagia
ringan dalam setiap ceramahnya. Humor
dan ungkapan kehadirannya dalam ruang
dalam ceramah dipahami sebagai sarana
online.
untuk memudahkan pendengar dalam
memahami pesan agama yang disampaikan “Assalamu’alaikum....Jamaah Youtubiah
Hongkong hadir”
oleh dai. Penulis berpendapat bahwa
“Mekkah slalu menyimak..Insya Allah
humor adalah bagian dari Aesthetics
Ustadz dalam lindungan Allah amin”
of Persuasion. Menurut Birgit Meyer,

217
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

“Sehat terus Ustadzku...kapan ke Taiwan ungkapan bahagia terhadap video ceramah


lagi Tadz, kami merindukanmu..” UAS, tetapi juga menyampaikan ideologi
“Assalamualaikum salam dari Borneo pribadinya, sehingga menimbulkan respon
Malaysia. Min, mohon video ceramah Ustadz
Abdul Somad di Kota Kinabalu Sabah tolong dari penonton lainnya. Sebagai contoh video
diupload ya. Tarikh ceramah beliau 2 April” ceramah UAS yang berjudul “Bid’ah dan
“Terima kasih atas ceramahnya Ustadz... Maulid Nabi” yang diunggah oleh Tafaqquh
dengan segala senang hati walaupun hanya Video pada 23 Desember 2016. Dalam
melalui Youtube...salam dari yang hidup
ruang komentar ada seorang penonton
jauh di perantauan..di Provenci Ontario”
(Komentar dalam Tafaqquh Video, 2018). menyampaikan ketidaksetujuannya dengan
ceramah UAS.
Di samping itu, seperti yang disampaikan
“Itu kan sebelum nabi wafat. Agama dalam
Hirsckind bahwa ruang virtual menciptakan proses penyempurnaan. Setelah agama
ruang moral bagi pengikutnya melalui sempurna Islam tidak butuh syariat baru...
tanggapan etis atau komentar (Hirschkind, saya yg awam saja mengerty kok....”
komentar ini menimbulkan respon dari
2012). Contoh tentang bagaimana video penonton lainnya. “Aguzt prazt kata siapa
ceramah UAS menciptakan ruang moral bagi syariat belum sempurna justru sewaktu nabi
penontonnya tergambar dalam komentar- hiduplah syariat yg paling sempurna, jgn
asal bicara.” Ada juga yang berkomentar:
komentar yang diberikan antara penonton “Sodaraku aguzt, jangan kamu sombongkan
yang satu dengan penonton lainnya. ilmumu, tapi buatlah yang bermanfaat dan
Komentar yang diberikan bisa bermakna mari kita saling merangkul dibawah payung
kalimah syahadat dan 5 tiang..” (Tafaqquh
tentang bagaimana mereka menciptakan Video, 2016).
ruang sakral di dalam kolom komentar,
sehingga mereka mengawal ruang komentar Ini menunjukkan adanya perebutan
dari ujaran negatif. makna di dalam ruang komentar video
ceramah UAS. Sebenarnya ini merupakan
Dalam video Youtube yang berjudul implikasi dari dinamika otoritas keagamaan
“5 Penyesalan Setelah Mati Masjid UAS di ruang Youtube, karena setiap orang
Raya Bandung-Jabar 30-3-2018” yang bisa mengonsumsi video ceramahnya
diunggah oleh Tafaqquh Video, seluruh dengan mudah, sekaligus menafsirkan
penontonnya memberikan ungkapan pesan ceramahnya. Oleh karena itu, praktik
terima kasih dan doa untuk UAS. Namun, komentar audiens menunjukkan bahwa
secara tiba-tiba ada penonton lainnya kesalehan bukanlah praktik yang stabil,
yang memasang iklan di kolom komentar melainkan ada ambiguitas dan negosiasi
tersebut. Kemudian komentar berisi iklan antara diri audiens dengan pesan dakwah
ini ditanggapi oleh penonton lainnya seperti UAS di Youtube.
mengatakan “Astaghfirullah tolong iklannya
disaring kawan...” penonton lain juga
berkomentar“Bagaimana cara menghapus PENUTUP
iklan nyaa”. Pada bagian ini penulis dapat menyimpulkan
Ruang moral tidak hanya menciptakan bahwa kehadiran media baru utamanya
ruang yang bebas dari ujaran negatif, tetapi Youtube tidak hanya menjadi ruang baru
juga ada persaingan ideologi di dalamnya. untuk mendiseminasikan pesan-pesan
Penonton tidak hanya memberikan doa dan keagamaan, tetapi pada saat yang bersamaan

218
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

berimplikasi pada dinamika perubahan Youtube dengan kemasan yang menarik.


otoritas keagamaan yang semakin kompleks. Selain itu, estetika persuasi (aesthetics of
Dinamika perubahan otoritas keagamaan persuasion) yang dimiliki UAS seperti suara
utamanya pada kasus Ustaz Abdul Somad lantang dan kemampuannya berhumor
(UAS) setidaknya dipengaruhi oleh beberapa membuat dakwah Youtubenya semakin
aspek di antaranya: Pertama, sifat Youtube menarik.
yang terhubung dengan situs web, sehingga
dapat diakses oleh audiens dalam ruang
UCAPAN TERIMA KASIH
dan waktu yang berbeda. Dalam konteks ini
berarti teknologi berperan penting dalam Penulis mengucapkan terima kasih kepada
menguatkan otoritas keagamaan UAS dalam beberapa informan penelitian yang telah
ruang dan waktu yang berbeda. Kedua, peran memberikan waktu untuk berdiskusi
audiens itu sendiri. Audiens UAS tidak hanya melalui whatsapp. Terima kasih juga
mengonsumsi video-video ceramah UAS, penulis sampaikan kepada beberapa dosen
tetapi juga ikut menyebarkan video tersebut di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang
melalui Word of Mouth, akivitas re-posting banyak sekali memberikan pengetahuan baru
atau bahkan merekam langsung pengajian terkait penulisan karya ilmiah. Tidak lupa,
UAS di ruang offline. Aktivitas ini sekaligus penulis mengucapkan terima kasih kepada
mewakili bentuk kesalehan aktif dari para reviewer yang telah memberikan kritik dan
audiensnya. Ketiga, visualisasi dakwah masukan untuk memperbaiki tulisan ini.
UAS di Youtube. Visualisasi dakwah UAS Kepada Pengelola Jurnal Penamas, penulis
dilakukan sepenuhnya oleh tim Tafaqquh mengucapkan terima kasih banyak telah
Video dan beberapa tim pendukung seperti berkenan menerbitkan artikel saya pada
Fodamara TV dan masyarakat umum. edisi kali ini.
Mereka memvisualisasi dakwah UAS di

DAFTAR PUSTAKA
Tesis, Buku, dan Artikel
Anderson, B. R. O. (2006). Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of
Nationalism (Rev. ed). London ; New York: Verso.
Asad, T. (1993). Genealogies of Religion. Baltimore and London: The Johns Hopkins
University Press.
Casanova, J. (2001). Secularization. In International Encyclopedia of the Social &
Behavioral Sciences (pp. 383–387). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-
097086-8.84046-5.
Casanova, J. (2009). The Secular and Secularisms. Social Research, 76(4), 1049–1066.
Cheng, X., Dale, C., & Liu, J. (2008). Statistics and Social Network of Youtube Videos (pp.
229–238). IEEE. https://doi.org/10.1109/IWQOS.2008.32.
Dhofier, Z. (1994). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta:
LP3ES.

219
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

Eickelman, D. F., & Salvatore, A. (2002). The Public Sphere and Muslim Identities. European
Journal of Sociology, 43(01). https://doi.org/10.1017/S0003975602001030.
Eickelman, D. F., & Piscatori, James. (1996). Muslim Politics. Princeton: Princenton
University Press.
Eickelman, D. F., & Jon W. Anderson. (2003). New Media in the Muslim World: The
Emerging Public Sphere. Blooming: Indiana University Press.
Fealy, G. (2009). Ijtihad Politik Ulama: Sejarah NU 1952-1967. (F. Wajidi & M. A. Bachtar,
Trans.) (4th ed.). Yogyakarta: LKiS.
Fealy, G., & White, S. (Eds.). (2008). Expressing Islam: Religious Life and Politics in
Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
Hosen, Nadirsyah. (2008). “Online Fatwa in Indonesia: From Fatwa Shopping to Googling
a Kiai,” in Fealy, G., & White, S. (Eds.). (2008). Expressing Islam: Religious Life and
Politics in Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
Howell, Julia Day. (2008). “Modulations of Active Piety: Professors and Televangelists as
Promoters of Indonesian ‘Sufisme,’’ in Fealy, G., & White, S. (Eds.). (2008). Expressing
Islam: Religious Life and Politics in Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian
Studies.
Hasan, A. (2010). Marketing dari Mulut ke Mulut. Yogyakarta: Media Pressindo.
Hatina, M. (2010). Ulama, Politics, and the Public Sphere: An Egyptian Perspective. Turki:
The University of Utah Press.
Hirschkind, C. (2001). The Ethics of Listening: Cassette-Sermon Audition in Contemporary
Egypt. American Ethnologist, 28(3), 623–649. https://doi.org/10.1525/ae.2001.28.3.
623.
Hirschkind, C. (2012). Experiments In Devotion Online: The Youtube Khu’ba. International
Journal of Middle East Studies, 44(01), 5–21. https://doi.org/10.1017/S002074381100
122X.
Hoesterey, J. B., & University, E. (2017). Marketing Islam: Entrepreneurial Ethics and the
Spirit of Capitalism in Indonesia. Spring, (10), 1–14.
Ichwan, M. N. (2005). Ulama’, State and Politics: Majelis Ulama Indonesia after Suharto.
Islamic Law and Society, 12(1), 15–72.
Kozinet, Robert V. (2010). Netnography: Doing Etnographic Research Online. Singapore:
SAGE Publications.
Lange, P. G. (2007). Publicly Private and Privately Public: Social Networking on Youtube.
Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), 361–380. https://doi.org/10.11
11/j.1083-6101.2007.00400.x.
Mackey, A., & Gass, S. M. (2005). Second Language Research: Methodology and Design.
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publisher.

220
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

Mahmood, S. (2001). Rehearsed Spontaneity and the Conventionality of Ritual: Disciplines


of Şalat. American Ethnologist, 28(4), 827–853. https://doi.org/10.1525/ae.2001.28.
4.827.
Mandaville, P. (2001). Reimagining Islam in Diaspora: The Politics of Mediated Community.
International Communication Gazette, 63(2–3), 169–186. https://doi.org/10.1177/00
16549201063002005.
Masud, M. K., Salvatore, A., & Bruinessen, M. van (Eds.). (2009). Islam and Modernity:
KeyIssues and Debates. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Meyer, B. (2010). Aesthetics of Persuasion: Global Christianity and Pentecostalism’s
Sensational Forms. South Atlantic Quarterly, 109(4), 741–763. https://doi.org/10.
1215/00382876-2010-015.
Mitchell, W. J. T., & Hansen, M. B. N. (Eds.). (2010). Critical Terms for Media Studies.
Chicago ; London: The University of Chicago Press.
Nisa, E. F. (2018a). Creative and Lucrative Da’wa: The Visual Culture of Instagram amongst
Female Muslim Youth in Indonesia. Asiascape: Digital Asia, 5(1–2), 68–99. https://
doi.org/10.1163/22142312-12340085.
Pink, J. (Ed.). (2009). Muslim Societies in the Age of Mass Consumption: Politics, Culture
and Identity between the Local and the Global. Newcastle upon Tyne: Cambridge
Scholars.
Silverstone, R., Hirsch, E., & Strathern, M. (1994). Consuming Technologies: Media and
Information in Domestic Spaces. London: Routledge. Retrieved from http://www.tand
febooks.com/isbn/9780203401491.
Saleh, Ibrahim. (2012). “Islamic Televangelism: The Salafi Window to Their Paradise,”
in Thomas, P. N., & Lee, P. (Eds.). (2012). Global and Local Televangelism. London:
Palgrave Macmillan UK. https://doi.org/10.1057/9781137264817.
Siti Mariatul, K. (2017). Kyai Selebriti dan Media Baru. Jurnal Masyarakat & Budaya,
19(3), 339–352.
Sounaye, A. (2013). Alarama is all at Once: Preacher, Media “Savvy”, and Religious
Entrepreneur in Niamey. Journal of African Cultural Studies, 25(1), 88–102. https://
doi.org/10.1080/13696815.2012.749782
Sunarwoto. (2012). Radio Fatwa: Islamic Tanya-Jawab Programmes on Radio Dakwah.
Al-Jami’ah, 50(2), 239–278.
Thomas, P. N., & Lee, P. (Eds.). (2012). Global and Local Televangelism. London: Palgrave
Macmillan UK. https://doi.org/10.1057/9781137264817.
Triantoro, Dony Arung. (2019b). Ustaz Abdul Somad: Ustaz Karismatik Dunia Digital.
Yogyakarta: Diandra Publishing dan Omah Ilmu.
Triantoro, Dony Arung. (2019a). Ustaz Abdul Somad, Otoritas Karismatik dan Media Baru.
Tesis Master. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

221
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

Turner, Bryan S. (2007). Religious Authority and the New Media.Theory, Culture, and
Society, 24(2), 117-134. https://doi.org/10.1177/0263276407075001
Turner, B. S. (2014). Religion and Contemporary Sociological Theories. Current Sociology,
62(6), 771–788. doi:10.1177/0011392114533214
Watson, C. W. (2005a). A Popular Indonesian Preacher: The Significance of Aa Gymnastiar.
Journal of the Royal Anthropological Institute, 11, 773–792. https://doi.org/10.
1111/j.1467-9655.2005.00261.x.
Weng, H. W. (2018). The Art of Dakwah : Social Media, Visual Persuasion and the Islamist
Propagation of Felix Siauw. Indonesia and the Malay World, 46(134), 61–79. https://
doi.org/10.1080/13639811.2018.1416757.
Zaied, A.-S. (n.d.). Da’wa for Dollars A New Wave of Muslim Televangelists. www.
Arabinsight.Org, pp. 21–27.

Internet
Belajar Mengaji. (2017). Lucu - Cerita Hilangnya Hafalan Qur’an Ust Abdul Somad. Retrieved
from https://www.Youtube.com/watch?v=Ha676opWWd4.
Dzaki TV. (2018). Gokil! Non Muslim Nonton Ceramah Ustadz Abdul Somad. Retrieved from
https://www.Youtube.com/watch?v=Vti1kInLOMk.
I’m Sintesa. (2017). Jamaah Menangis Ustad Somad Masuk Televisi! Retrieved from https://
www.Youtube.com/watch?v=1UKykJWNPkE.
Kids Aceh Chanel. (2018). Hanif Meniru Ceramah Ustad Somad di Fisip Unri, jangan lupa
subcribe. Retrieved from https://www.Youtube.com/watch?v=GCq22HvYR4Y
Moslem Community. (2018, January 1). Pengakuan Jansen Sitindaon (Kristen) tentang
Ustadz Abdul Somad: “The New KH. Zainuddin MZ telah Lahir.” Retrieved June 17, 2018,
from https://news.moslemcommunity.net/2018/01/pengakuan-jansen-sitindaon-
kristen.html.
Tafaqquh Video. (2012, March 17). Tafaqquh Video Bagian Tentang. Retrieved June 20,
2018, from https://www.Youtube.com/user/TAFAQQUHVIDEO/about.
Tafaqquh Video. (2018). 5 Penyesalan Setelah Mati Masjid Raya Bandung-Jabar 30-3-2018.
Retrieved from https://www.Youtube.com/watch?v=Ru64FqOjFys.
Tafaqquh Video. (2016). Bid’ah dan Maulid Nabi. Retrieved from https://www.Youtube.
com/watch?v=iRHX1iL1uBQ.
Ustadz Lovers. (2017a). Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Kenapa Ustadz Ceramah Suara Keras?
Ustadz Abdul Somad Lc MA. Retrieved from https://www.Youtube.com/watch?v=
NevKDLLjP3Y.
Ustadz Lovers. (2017b). Pramugari itu Godaan Terberat Ustadz Abdul Somad Lc MA.
Retrieved from https://www.Youtube.com/watch?v=LrUSm2ZnQrs.

222
Ustaz Youtube: Ustaz Abdul Somad ... (Dony Arung Triantoro)

Ustadz Lovers. (2017c). Da’i Sejuta Viewers itu Gelar Baru Ustadz Abdul Somad Lc MA
Trending Nomor 1. Retrieved from https://www.Youtube.com/watch?v=IE84be1zGsI.
YukNgaji.NET. (2018). Dikatain Pelawak, Demikian Jawaban Cerdas Ust. Abdul Somad,Lc.
MA. Retrieved from https://www.Youtube.com/watch?v=R4dmTllQvqM.

Wawancara
Amir. (2018, June 17). Komunikasi Pribadi melalui Whatsapp dengan Salah Satu Penggemar
UAS di Malaysia.
Maulanat. (2018, June 22). Komunikasi Pribadi melalui Whatsapp dengan Salah Satu Admin
Fodamara TV.
Syahrizal, A. (2018a, May 31). Komunikasi Pribadi melalui Whatsapp dengan Salah Satu
Penggemar Lokal UAS.
Syahrizal, A. (2018b, June 3). Komunikasi Pribadi melalui Whatsapp dengan Salah Satu
Penggemar Lokal UAS.

223
Jurnal PENAMAS Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020, Halaman 205 - 224

224

Anda mungkin juga menyukai