Anda di halaman 1dari 17

Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

ANALISIS PERAN KELUARGA TERHADAP


DERAJAT HIPERTENSI PADA LANSIA

Romliyadi

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIK Bina Husada Palembang


romliyadi2013@gmail.com

DOI: 10.36729

ABSTRAK
Latar belakang: Peran keluarga adalah tingkah laku spesifikyang diharapkan oleh seseorang dalam
konteks keluarga.Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Hipertensi merupakan
keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg.Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah.Tujuan: Diketahui analisis peran keluarga terhadap derajat
hipertensi pada Lansia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Survey analitik dengan
pendekatan cross sectional yang digunakan pada pemilihan sampel dalam penelitian ini digunakan
purposive sampling dengan analisa data univariat dan bivariat. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan September - Desember 2019.Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi dengan
jumlah 78 responden. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan mengenal masalah
kesehatan dengan derajat hipertensi (p-value = 0,016), ada hubungan mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat dengan derajat hipertensi (p-value = 0,024), ada hubungan memberi
perawatan dengan derajat hipertensi (p-value = 0,016), ada hubungan menciptakan suasana rumah
yang sehat dengan derajat hipertensi (p-value = 0,015), ada hubungan merujuk pada fasilitas kesehatan
masyarakat dengan derajat hipertensi(p-value= 0,002). Saran: Disarankan dalam mengatasi pasien
hipertensi hendaknya keluarga menggunakan peran keluarga seperti mengenal masalah kesehatan,
memberi perawatan, menciptakan suasana rumah yang sehat dan merujuk pada fasilitas kesehatan.
Kata kunci: Peran Keluarga, Derajat Hipertensi, Lansia

ABSTRACT
Background: The role of the family is the specific behavior expected by someone in a family context.
So the role of the family describes a set of interpersonal behaviors, traits, activities related to
individuals in certain positions and situations. Hypertension is a condition when systolic blood
pressure is more than 120 mmHg and diastolic pressure is more than 80 mmHg. Hypertension often.
Aim: To find out the analysis of the role of family on the degree of hypertension in the elderly.
Methode: This research is an analytical survey research with cross sectional approach used in the
selection of samples in this study used purposive sampling with univariate and bivariate data analysis.
When the study was conducted in September - December 2019. The sample of this study was all
hypertension patients with a total of 78 respondents. Result: The results of this study found there was
a relationship to recognize health problems with the degree of hypertension (p-value = 0.016), there
was a relationship to make a decision to take appropriate action with the degree of hypertension (p-
value = 0.024), there was a relationship to provide care with the degree of hypertension (p-value =
0.016), there is a relationship to create a healthy home atmosphere with a degree of hypertension (p-
value = 0.015), there is a relationship referring to public health facilities with a degree of hypertension
(p-value = 0.002). Suggestion: Suggested in overcoming hypertension patients families should use
family roles such as identifying health problems, providing care, creating a healthy home atmosphere
and referring to health facilities.
Keyword: Role of the Family, Degrees of Hypertension, Elderly

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 227


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

PENDAHULUAN penyakit cerebrovaskuler (Widyanto dan


Keluarga menjadi bagian terpenting Triwibowo, 2013). Menurut penelitian di
dalam sistem sosial kemasyarakatan, Arab Saudi oleh Charbel, et al. ( 2014)
bahkan dalam sistem ekonomi.Meski Hipertensi yang tidak ditangani dapat
keberadaannya merupakan bagian terkecil, menjadi penyebab kondisi kesehatan yang
tetapi keluarga memiliki peran sebagai serius, termasuk stroke, pembengkakan
kunci keberhasilan dalam mengatasi pembuluh darah, penyakit jantung koroner,
kesehatan. Tanpa adanya keluarga, sistem penyakit ginjal dan penyakit arteri lainnya.
sosial tidak akan terbentuk. Hal ini karena Hipertensi adalah suatu keadaan di
terbentuknya sebuah masyarakat dimulai mana terjadi peningkatan tekanan darah
dari adanya peran keluarga (Bakri, 2017). secara abnormal (Hipertensi terjadi jika
Peran keluarga adalah tingkah laku tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg)
spesifik yang diharapkan oleh seseorang dan terus-menerus pada beberapa kali
dalam konteks keluarga (Padila, 2012), pemeriksaan darah, (Majid, 2017). Adapun
peran keluarga dalam mengenal masalah derajat I hipertensi pada lansia 138/85
kesehatan, membuat keputusan tindakan mmHg, derajat II 159/99 mmHg dan
yang tepat, memberi perawatan pada derajat III 160/100 mmHg. hal ini akan
anggota keluarga yang sakit, menciptakan bertambah bayaknya kasus hipertensi
suasana rumah yang sehat, serta merujuk semangkin meningkat datanya (Kemenkes,
kepada fasilitas kesehatan terutama dalam 2019).
mengatasi penyakit hipertensi (Ratnawati, Menurut WHO (World Health
2017). Organization) sedikitnya sejumlah 839 juta
Hipertensi atau tekanan darah tinggi kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15
sering disebut sebagai the silent killer milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29%
(pembunuh diam-diam) karena penderita dari total penduduk dunia, dimana
tidak tahu bahwa dirinya menderita penderitanya lebih banyak pada wanita
hipertensi.Hipertensi juga dikenal sebagai (30%) dibandingkan pria (29%). Sekitar
heterogeneouse group disease karena dapat 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi
menyerang siapa saja dari berbagai terutama di negara-negara berkembang
kelompok umur, sosial, dan ekonomi. (Triyanto, 2014). Sedangkan di Indonesia
Hipertensi juga merupakan faktor risiko berdasarkan data Riskesdas 2018,
ketiga terbesar yang menyebabkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
kematian dini karena dapat memicu 34,1%. Sedangkan menurut data di
terjadinya gagal jantung kongestif serta Sumatera Selatan 2018 prevalensi

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 228


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

hipertensi di Sumatera Selatan yaitu independen dan variabel dependen hanya


217.052 kasus dengan jumlah kasus satu kali atau sekaligus pada suatu saat.
terbanyak. Sampel dalam penelitian ini adalah
Menurut data dinas kesehatan kota seluruh jumlah kunjungan pasien lansia
Palembang bahwa penderita hipertensi yang mengalami hipertensi 6 bulan terakhir
penyakit tidak menular (PTM) pada tahun berkunjung dengan teknik purposive
2016 sebanyak 13.530 penderita, pada sampling. Teknik yang digunakan dalam
tahun 2017 meningkat sebanyak 29.255 penelitian ini adalah purposive sampling
penderita atau (12,79%), pada tahun 2018 yaitu pengambilan sampel ini di dasarkan
meningkat drastis sebanyak 53.457 pada suatu pertimbangan tertentu yang
penderita atau (22,5%), hipertensi ini dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
masih tetap menjadi masalah kesehatan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
dalam masyarakat dan sangat rentan diketahui sebelumnya oleh peneliti,
terjadinya kematian (Profil dinas kesehatan Sedangkan Waktu penelitian dilaksanakan
kota Palembang, 2016-2018). Sedangkan bulan September – Desember 2019.
data hipertensi pada lansia di tahun 2016 Selanjutnya Setiap pasien yang akan
berjumlah 268, pada tahun 2017 dijadikan sampel terlebih dahulu diminta
mengalami peningkatan berjumlah 417 dan kesediaannya untuk berpartisipasi, tanpa
pada tahun 2018 mengalami penurunan paksaan yang diminta untuk
berjumlah 248. Untuk itu perlu dilakukan menandatangani surat kesediaan
penelitian analisis peran keluarga yang berpartisipasi dalam proses penelitian
menderita hipertensi. selanjutnya Indentitas pasien dijamin
Berdasarkan latar belakang diatas kerahasiaanya oleh peneliti. Photo
peneliti ingin melakukan penelitian dokumentasi hanya digunakan sebagai data
“Analisis peran keluarga terhadap derajat dalam penelitian, tidak akan
hipertensi pada lansia tahun 2019” terpublikasi/terekspose selaian dari
kepentingan penelitian.
METODE PENELITIAN
Data yang telah diperoleh dari hasil
Penelitian ini menggunakan metode
wawancara atau observasi dengan
kuantitatif survey analitik dengan desain
menggunakan kuesioner kemudian akan
penelitian cross sectional(pendekatan
dilakukan pengolahan data. Sedangkan
silang), yaitu jenis penelitian dengan
proses etik penelitian dimulai dari peneliti
melakukan pengukuran/observasi variabel
meminta persetujuan kesediaan kepada
responden terlebih dahulu, dan peneliti

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 229


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

menjelaskan kepada responden bahwa uji statistic menggunakan uji chi-square.


informasi yang diberikan responden untuk mengetahui uji hubungan antara
dipergunakan hanya untuk kepentingan variabel independen yakni peran keluarga
penelitian dan peneliti menjaga kerahasiaan dan mengontrol gaya hidup dengan
responden. Etika penelitian meliputi variabel dependen yakni derajat hipertensi.
Informed consent, Anonimity,
Confidentially. Analisa data pada HASIL PENELITIAN
penelitian ini adalah univariat dan analisa Hasil analisa univariat dibuat dalam
bivariate. Analisa univariat pada penelitian tabel distribusi frekuensi dari masing-
ini dilakukan terhadap tiap variabel dan masing kategori variabel sebagai berikut:
hasil penelitian yaitu variabel independen Umur Responden
Variabel umur pada penelitian ini
(peran keluarga) dan variabel dependen
dibagi menjadi tiga kategori yaitu lansia
(derajat hipertensi) yang dianalisis dengan
awal, lansia akhir dan manula. Adapun
menggunkan table distribusi frekuensi.
tabel frekuensinya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya Analisis bivariat menggunakan

Tabel 1.
Disteribusi Frekuensi Umur Responden
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Umur Lansia awal 5 6,4
2. Lansia akhir 45 57,7
3. Manula 28 35,9
Jumlah 78 100

Berdasarkantabel 1 dapat dilihat Jenis Kelamin Responden


Variabel jenis kelamin pada
bahwa dari 78 responden didapatkan 45
penelitian ini dibagi menjadi dua kategori
responden lansia akhir (57,7%).memiliki
yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun
masa kerja lebih dari dua tahun (98,1%).
tabel frekuensinya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.
Disteribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Laki-laki 26 33,3
2. Perempuan 52 66,7
Jumlah 78 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 230


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat Pendidikan Responden


Variabel pendidikan pada penelitian
bahwa dari 78 responden didapatkan 52
ini dibagi menjadi dua kategori yaitu
responden berjenis kelamin perempuan
pendidikan rendah dan pendidikan tinggi.
(66,7%).
Adapun tabel frekuensinya sebagai berikut:
Tabel 3.
Disteribusi Frekuensi Pendidikan Responden
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Rendah 62 79,5
2. Tinggi 16 20,5
Jumlah 78 100

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Pekerjaan Responden


Variabel pekerjaan pada penelitian
bahwa dari 78 responden didapatkan 62
ini dibagi menjadi dua kategori yaitu tidak
responden memiliki pendidikan rendah
bekerja dan bekerja. Adapun tabel
(79,5%).
frekuensinya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.
Disteribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Tidak bekerja 36 46,2
2. Bekerja 42 53,8
Jumlah 78 100

Berdasarkan hasil penelitian Mengenal Masalah Kesehatan


Variabel mengenal masalah
diperobeh hasil pada tabel 4 diatas dapat
kesehatan pada penelitian ini dikatagorikan
dilihat bahwa dari 78 responden didapatkan
menjadi baik, jika skor ≥4,87 dan kurang,
42 responden memiliki pekerjaan (53,8%)
jika skor <4,87; adapun distribusi
dan (46,2%) tidak memiliki pekerjaaan.
frekuensinya sebagai berikut:
Tabel 5.
Mengenal Masalah Kesehatan
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kurang 36 46,2
2. Baik 42 53,8
Jumlah 78 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 231


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat Menambil Keputusan untuk Melakukan


Tindakan yang Tepat
bahwa dari 78 responden didapatkan 42
Variabel mengambil keputusan untuk
responden mengenal masalah kesehatan
melakukan tindakan yang tepat pada
dengan baik (53,8%) Sedangkankan
penelitian ini dikatagorikan menjadi baik,
responden mengenal masalah kesehatan
jika skor ≥5,17 dan kurang, jika skor <5,17.
dengan kurang baik (46,6%)
Distribusi frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 6.
Mengambil Keputusan untuk Melakukan Tindakan yang Tepat
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kurang 31 39,7
2. Baik 47 60,3
Jumlah 78 100

Berdasarkan hasil penelitian Memberi Perawatan


Variabel memberi perawatan pada
diperobeh hasil pada tabel 6 diatas dapat
penelitian ini dikatagorikan menjadi baik,
dilihat bahwa dari 78 responden didapatkan
jika skor ≥ 8,62 dan kurang, jika skor
47 responden mengambil keputusan untuk
<8,62; adapun distribusi frekuensinya
melakukan tindakan dengan baik (60,3%)
sebagai berikut:
Tabel 7.
Memberi Perawatan
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kurang 36 46,2
2. Baik 42 53,8
Jumlah 78 100

Berdasarkan hasil penelitian Menciptakan Suasana Rumah Yang


Sehat
diperobeh hasil pada tabel 7 diatas dapat
Variabel menciptakan suasana rumah
dilihat bahwa dari 78 responden
yangsehatpada penelitian ini dikatagorikan
didapatkan42 responden memberi
baik, jika skor ≥9,63 dan kurang, jika skor
perawatan dengan baik (53,8%) sedangkan
<9,63; adapun distribusi frekuensinya
(46,2%) memberikan perawatan kurang.
sebagai berikut:

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 232


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Tabel 8.
Menciptakan Suasana Rumah yang Sehat
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kurang 39 50,0
2. Baik 39 50,0
Jumlah 78 100

Berdasarkan hasil penelitian Merujuk Pada Pelayanan Fasilitas


Kesehatan
diperobeh hasil pada tabel 8 diatas dapat
Variabel merujuk pada fasilitas
dilihat bahwa dari 78 responden didapatkan
kesehatan masyarakat dikatagorikan baik,
39 responden menciptakan suasana rumah
jika skor ≥ 9,00 dan kurang, jika skor <
yang sehat dengan kurang baik dan baik
9,00; adapun distribusi frekuensinya
masing-masing (50,0%).
sebagai berikut:
Tabel 9.
Merujuk Pada Fasilitas Kesehatan Masyarakat
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kurang 26 33,3
2. Baik 52 66,7
Jumlah 78 100

Berdasarkan hasil penelitian Derajat Hipertensi


Variabel derajat hipertensi
diperobeh hasil pada tabel 8 diatas dapat
dikategorikan derajat ringan, jika tekanan
dilihat bahwa dari 78 responden didapatkan
darah sistolik 160-179, sedang, jika
52 responden merujuk pada fasilitas
tekanan darah sistolik 180-219 dan berat
kesehatan masyarakat dengan baik (66,7%)
jika, jika tekanan darah sistolik >219;
sedangkan fasilitas kurang baik (33,3%).
distribusi frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 10.
Derajat Hipertensi
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Sedang 25 32,1
2. Ringan 53 67,9
Jumlah 78 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 233


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Variabel Menegani


Masalah Kesehatan dengan Derajat
diperobeh hasil pada tabel 8 diatas dapat
Hipertensi.
dilihat bahwa dari 78 responden didapatkan Adapun hasil analisis bivariate antara
53 responden yang derajat hipertensinya variabel mengenal masalah kesehatan
dengan ringan (67,9%) sedangkan derajat dengan derajat hipertensi, sebagai berikut :
hipertensi sedang (32,1%).

Tabel 11.
Hubungan antara Variabel Mengenal Masalah Kesehatan
dengan Derajat Hipertensi
Derajat Hipertensi
Mengenal Jumlah OR
No Masalah Sedang Ringan P-Value
(95% CI)
Kesehatan n % n % n %
1. Kurang 17 47,2 19 52,8 36 100
2. Baik 8 19,0 34 81,0 42 100 0,016 3,803
Jumlah 25 32,1 53 67,9 78 100

Berdasarkantabel 11 analisa statistik Didapatkan juga nilai OR sebesar 3,803,


hubungan antara mengenal masalah artinya responden yang mengenal masalah
kesehatan dengan derajat hipertensi kesehatannya baik memiliki peluang 3,803
didapatkan bahwa yang derajat hipertensi kali untuk derajat hipertensi ringan.
ringan diperoleh sebanyak 34 responden Hubungan Antara Variabel Mengambil
Keputusan untuk Melakukan Tindakan
(81,0%)yang mengenal masalah
yang Tepat dengan Derajat Hipertensi.
kesehatannya baik. Hasil uji statistik Adapun hasil analisis variabel
diperoleh nilai p-value adalah 0,016; mengambil keputusan untuk melakukan
artinya ada hubungan mengenal masalah tindakan yang tepat dengan derajat
kesehatan dengan derajat hipertensi. hipertensi, sebagai berikut :

Tabel 12.
Hubungan antara Mengambil Keputusan Untuk Melakukan
Tindakan yang Tepat dengan Derajat Hipertensi
Derajat Hipertensi OR
Mengambil Keputusan Jumlah P-
No untuk Melakukan Sedang Ringan (95%
Value
Tindakan yang Tepat n % n % n % CI)

1. Kurang 15 48,4 16 51,6 31 100


2. Baik 10 21,3 37 78,7 47 100 0,024 3,469

Jumlah 25 32,1 53 67,9 78 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 234


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Berdasarkan tabel 12 analisa statistik tindakan yang tepat dengan derajat


hubungan antara mengambil keputusan hipertensi juga didapatkan nilai OR sebesar
untuk melakukan tindakan yang tepat 3,469, artinya responden yang mengambil
dengan derajat hipertensi didapatkan keputusan untuk melakukan tindakan yang
bahwa yang derajat hipertensi ringan tepatnya baik memiliki peluang 3,469 kali
diperoleh sebanyak 37 responden (78,7%) untuk derajat hipertensi ringan.
yang mengambil keputusan untuk Hubungan Antara Variabel Memberi
Perawatan dengan Derajat Hipertensi
melakukan tindakan yang tepatnya baik.
Adapun hasil analisis bivariate antara
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
variabel memberi perawatan dengan
value adalah 0,024, artinya ada hubungan
Derajat hipertensi, sebagai berikut:
mengambil keputusan untuk melakukan

Tabel 13.
Hubungan Antara Memberi Perawatan dengan Derajat Hipertensi
Derajat Hipertensi
Memberi Jumlah P- OR
No Sedang Ringan
Perawatan Value (95% CI)
n % n % n %

1. Kurang 17 47,2 19 52,8 36 100

2. Baik 8 19,0 34 81,0 42 100 0,016 3,083


Jumlah 25 32,1 53 67,9 78 100

Berdasarkan tabel 13 analisa statistik kali untuk derajat hipertensi ringan. artinya
hubungan antara memberi perawatan responden yang mengambil keputusan
dengan derajat hipertensi didapatkan untuk melakukan tindakan yang tepatnya
bahwa yang derajat hipertensi ringan baik memiliki peluang 3,083 kali untuk
diperoleh sebanyak 34 responden (81,0%) derajat hipertensi ringan.
yang memberi perawatannya baik. Hasil uji Hubungan Antara Variabel
Menciptakan Suasana Rumah yang
statistik diperoleh nilai P-value adalah
Sehat dengan Derajat Hipertensi
0,016, artinya ada hubungan memberi Adapun hasil analisis bivariate antara
perawatan dengan derajat hipertensi. variabel menciptakan suasana rumah yang
Didapatkan juga nilai OR sebesar sehat dengan derajat hipertensi, dapat
3,083, artinya responden yang memberi dilihat pada tabel sebagai berikut :
perawatannya baik memiliki peluang 3,083

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 235


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Tabel 14.
Hubungan Antara Menciptakan Suasana Rumah
yang Sehat dengan Derajat Hipertensi
Derajat Hipertensi
Menciptakan Jumlah OR
No Suasana Rumah Sedang Ringan P-Value
(95% CI)
yang Sehat n % n % n %
1. Kurang 18 46,2 21 53,8 39 100
2. Baik 7 17,9 32 82,1 39 100 0,015 3,918
Jumlah 25 32,1 53 67,9 78 100

Berdasarkan tabel 14 analisa statistik nilai OR sebesar 3,918, artinya responden


hubungan antara menciptakan suasana yang menciptakan suasana rumah yang
rumah yang sehat dengan derajat hipertensi sehatnya baik memiliki peluang 3,918 kali
didapatkan bahwa yang derajat hipertensi untuk derajat hipertensi ringan.
ringan diperoleh sebanyak 32 responden Hubungan Antara Variabel Merujuk
pada Fasilitas Kesehatan Masyarakat
(82,1%) yang menciptakan suasana rumah
dengan Derajat Hipertensi
yang sehatnya baik. Adapun hasil analisis variabel
Hasil uji statistik diperoleh nilai p- merujuk pada fasilitas kesehatan
value adalah 0,015; artinya ada hubungan masyarakat dengan derajat hipertensi,
menciptakan suasana rumah yang sehat sebagai berikut :
dengan derajat hipertensi. Didapatkan juga
Tabel 15.
Hubungan Antara Merujuk pada Fasilitas Kesehatan
Masyarakat dengan Derajat Hipertensi
Derajat Hipertensi
Merujuk Pada Jumlah P- OR
No Fasilitas Kesehatan Sedang Ringan
Value (95% CI)
Masyarakat n % n % n %
1. Kurang 15 57,7 11 42,3 26 100
2. Baik 10 19,2 42 80,8 52 100 0,002 5,727
Jumlah 25 32,1 53 67,9 78 100

Berdasarkan tabel 15 diatas diperoleh ringan diperoleh sebanyak 42 responden


hasil analisa statistik hubungan antara (80,8%) yang merujuk pada fasilitas
merujuk pada fasilitas kesehatan kesehatan masyarakatnya baik.
masyarakat dengan derajat hipertensi Hasil uji statistik diperoleh nilai P-
didapatkan bahwa yang derajat hipertensi value adalah 0,002, artinya ada hubungan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 236


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

merujuk pada fasilitas kesehatan obesitas dan persoalan dalam kehidupan


masyarakat dengan derajat hipertensi. sehari. Berdasarkan hasil analisis statistik
Didapatkan juga nilai OR sebesar 5,727, di dapatkan hasil pendidikan yang rendah
artinya responden yang merujuk pada dengan jumlah 62 responden (79,5%),
fasilitas kesehatan masyarakatnya baik sedangkan pendidikan yang tinggi dengan
memiliki peluang 5,727 kali untuk derajat jumlah 16 responden (20,5%). Pendidikan
hipertensi ringan. adalah sebuah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok dan
PEMBAHASAN
juga usaha mendewasakan manusia melalui
Karakteristik responden
upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman
Berdasarkanhasil analisis statistik di
dan Riyanto 2013).
dapatkan hasil umur pada lansia awal
Dari hasil penelitian dan teori
dengan jumlah 5 responden (6,4%), umur
pendidikan rendah yang paling banyak
pada lansia akhir 45 responden (57,7), dan
menderita hipertensi dimana berpendidikan
umur pada manula 28 responden (35,9).
rendah membuat orang tidak menegtahui
Umur merupakan rentang waktu seseorang
baik dalam mencegah ataupun mengatasi
yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga
apabilah terserang hipertensi. Berdasarkan
berulang tahun (Ariani, 2014). Dari hasil
hasil analisis statistik di dapatkan hasil
penelitian dan teori didapatkan bahwa
yang tidak bekerja dengan jumlah 36
hipertensi menyerang pada lansia akhir
responden (46,2), sedangan yang bekerja
menandakan masyarakat berprilaku gaya
dengan jumlah 42 responden (53,8).
hidup dengan baik. Berdasarkan hasil
Pekerjaan adalah keburukan yang harus
analisis statistik di dapatkan hasil jenis
dilakukan terutama untuk menunjang
kelamin pada laki-laki dengan jumlah 26
kehidupannya dan kehidupan keluarga.
responden (33,3%), sedangkan jenis
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,
kelamin pada perempuan dengan jumlah 52
tetapi lebih banyak merupakan cara
responden (66,7%).
mencari nafkah yang membosankan,
Jenis kelamin adalah keadaan
berulang dan banyak tantangan. Sedangkan
biologis manusia yang membedakan
bekerja umumnya merupakan kegiatan
perempuan dan laki-laki (Kumalasari dan
yang menyita waktu (Wawan dan Dewi ,
Andhiyantoro, 2013).Dari hasil penelitian
2011). Dari hasil penelitian dan teori
dan teori terkait jenis kelamin yang
tertingi adalah orang yang bekerja
terserang hipertensi terbanyak perempuan
mengalami hipertensi dikarenakan terlalu
dimana biasanya perempuan mengalami

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 237


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

bnayaknya beban dalam pekerjaan, biaya masalah hipertensi berada pada kategori
hidup. tinggi (60,8%), sudah baik. Penelitian
Hubungan Antara Variabel Mengenal Mulia (2018) menunjukkan bahwa ada
Masalah Kesehatan dengan Derajat
hubungan antara pelaksanaan tugas
Hipertensi
Adapun hasil analisis statistik keluarga di bidang kesehatan: mengenal

hubungan antara mengenal masalah masalah hipertensi terhadap kejadian

kesehatan dengan derajat hipertensi hipertensi (p=0,000).

terdapat 34 responden (81%) mengenal Berdasarkan hasil penelitian, teori

masalah kesehatan dengan baik. Uji dan penelitian terkait bahwa ada hubungan

statistik nilai p-value adalah 0,016; artinya yang signifikan antara mengenal masalah

ada hubungan mengenal masalah kesehatan kesehatan dengan derajat hipertensi ini

dengan derajat hipertensi, nilai OR sebesar menunjukkan bahwa peran keluarga

3,803, artinya responden yang mengenal mengenal masalah kesehatan sangatlah

masalah kesehatannya baik memiliki penting terutama mengenal masalah

peluang 3,803 kali untuk derajat hipertensi kesehatan untuk mengatasi keluarg yang

ringan. sakit hipertensi.

Menurut (Ratnawati, 2017) Hubungan Antara Variabel Mengambil


Keputusan untuk Melakukan Tindakan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang Tepat dengan Derajat Hipertensi
yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa Hasil analisis statistik diperoleh
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti sebanyak 37 responden (78,7%) dalam
dan terkadang seluruh sumber daya dan mengambil keputusan sudah baik.
dana bisa habis. Oleh karena itu, orang tua Sedangkan uji statistik diperoleh nilai p-
perlu mengenal keadaan kesehatan dan value adalah 0,024, artinya ada hubungan
perubahan-perubahan yang dialami mengambil keputusan untuk melakukan
anggota keluarga. Apabila terdapat tindakan yang tepat terhadap derajat
perubahan pada anggota keluarga, orang hipertensi selanjutnya nilai OR sebesar
tua perlu mencatat hal-hal sebagai berikut: 3,469, artinya responden yang mengambil
kapan perubahan itu terjadi, perubahan apa keputusan untuk melakukan tindakan yang
yang terjadi, berapa besar perubahannya, tepatnya baik memiliki peluang 3,469 kali
sejauh mana keluarga mengetahui dan untuk derajat hipertensi ringan.
mengenal fakta-fakta masalah kesehatan. Hal ini sejalan dengan teori bahwa
Hasil Penelitian Sukihananto (2013) keluarga yang mempunyai kemampuan
menunjukkan peran keluarga mengenal memutuskan sebuah tindakan.Tindakan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 238


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

kesehatan yang dilakukan oleh keluarga penyebaran, komplikasi, prognosis dan


diharapkan tepat agar masalah kesehatan perawatannya, sifat dan perkembangan
yang sedang terjadi dapat dikurangi atau perawatan yang dibutuhkan, keberadaan
teratasi (Harmoko, 2012). Menurut fasilitas yang diperlukan untuk perawatan,
Ratnawati (2017) keluarga membuat sumber-sumber dalam keluarga, meliputi
keputusan tepat mengenai masalah anggota keluarga yang bertanggung jawab,
kesehatan yang dialaminya, perawat harus sumber keuangan, fasilitas fisik, maupun
dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut kondisi psikososial, Sikap keluarga
agar dapat menfasilitasi dalam membuat terhadap si sakit.
keputusan. Menurut penelitian Penelitian Sejalan Penelitian Santik et al (2017)
Sukihananto (2013) hasil penelitian hasil penelitian ini menunjukkan dukungan
menunjukkan bahwah dalam mengambil keluarga (p<0,005; 95% CI = 2,063 -
keputusan terdapat (67,1%) artinya sudah 5,141) dan peran petugas kesehatan
baik. Dari hasil penelitian, teori dan (p<0,005; 95% CI = 2,172 - 5,391)
penelitian terkait bahwah mengambil berhubungan dengan kepatuhan penderita
keputusan dalam mengatsi masalah hipertensi dalam menjalani pengobatan.
kesehatan sangatlah penting dalam Penelitian Nurhidayat (2017) hasil
menentukan kesehatan keluarganya. penelitian menunjukkan dari 53 responden
Hubungan Antara Variabel Memberi didapatkan sebagian besar 29 responden
Perawatan dengan Derajat Hipertensi
(55%) keluarga mempunyai peran baik.
Hasil analisis statistik diperoleh
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan
sebanyak 34 responden (81,0%) yang
penelitian terkait bahwa ada hubungan
memberi perawatannya baik, dimana nilai
yang signifikan memberi perawatan dengan
p-value adalah 0,016; artinya ada hubungan
derajat hipertensi dikarenakan dengan
memberi perawatan dengan derajat
adanya perawatan dari keluarga penyakit
hipertensi didapatkan juga nilai OR sebesar
hipertensi akan terkontrol dan tidak
3,083, artinya responden yang memberi
berdampak dan dapat ditangulangi dengan
perawatannya baik memiliki peluang 3,083
cepat.
kali untuk derajat hipertensi ringan.
Hubungan Antara Variabel
Sejalan dengan teori Ratnawati Menciptakan Suasana Rumah yang
(2017) dalam memberikan perawatan Sehat dengan Derajat Hipertensi
Adapun hasil analisis statistik
terhadap anggota keluarga yang sakit,
diperoleh sebanyak 32 responden (82,1%)
keluarga harus mengetahui hal-hal berikut:
yang menciptakan suasana rumah yang
keadaan penyakit, meliputi sifat,

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 239


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

sehat dalam kateogori baik. Nilai p-value suasana rumah yang nyaman pasien merasa
adalah 0,015; artinya ada hubungan tentram, tenang, damai sehingga dapat
menciptakan suasana rumah yang sehat memberi dampak positif terhadap detak
dengan derajat hipertensi didapatkan juga jantung dan emosinya.
nilai OR sebesar 3,918, artinya responden Hubungan Antara Variabel Merujuk
pada Fasilitas Kesehatan Masyarakat
yang menciptakan suasana rumah yang
dengan Derajat Hipertensi
sehatnya baik memiliki peluang 3,918 kali Adapun hasil analisis statistik
untuk derajat hipertensi ringan. sebanyak 42 responden (80,8%) yang
Hal ini sejalan dengan teori bahwa merujuk pada fasilitas kesehatan sudah
kondisi rumah haruslah dapat menjadikan baik. Nilai P-value adalah 0,002; artinya
lambing ketenangan, keindahan, dan dapat ada hubungan merujuk pada fasilitas
menunjang derajat kesehatan bagi anggota kesehatan masyarakat dengan derajat
keluarga (Harmoko, 2012). Menurut hipertensi didapatkan juga nilai OR sebesar
Ratnawati (2017) dalam menciptakan 5,727, artinya responden yang merujuk
suasana rumah yang sehat, keluarga pada fasilitas kesehatan masyarakatnya
hendaknya mengetahui hal-hal sebagai baik memiliki peluang 5,727 kali untuk
berikut: Sumber-sumber keluarga yang derajat hipertensi.
dimiliki, keuntungan dan manfaat Hal ini sejalan dengan teori dimana
pemeliharaan lingkungan, pentingnya apabilah angota kelurga mengalami sakit
hygiene sanitasi, upaya pencegahan harus dapat memanfaatkan fasilitas
penyakit, sikap atau pandangan keluarga kesehatan yang ada disekitarnya serta dapat
terhadap hygiene sanitasi, kekompakan berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga
antar anggota keluarga. Penelitian keperawatan untuk memecahkan masalah
Konyongian et al (2015) diperoleh p- yang dialami anggota keluarganya,
value=0,000. Penelitian Matheos et al sehingga keluarga dapat bebas dari segala
(2018) menunjukkan adanya hubungan macam penyakit (Harmoko, 2012).
peran keluarga dalam mengontrol gaya Penelitian Widyastuti (2018) hasil
hidup dengan derajat hipertensi dengan penelitian ini didapatkan adalah 60,97 (SD
nilai p-value =0,038. 2,30), dan mengalami peningkatan sebesar
Berdasarkan hasil penelitian, teori 34% dari sebelum intervensi. Sementara
dan penelitian terkait bahwa ada hubungan pada kelompok kontrol, kemampuan tugas
yang signifikan dalam menciptakan perawatan menunjukkan nilai 46,14 (SD
suasana rumah yang sehat dengan derajat 2,94). Hasil analisis mendapatkan nilai p-
hipertensi dikarenakan dengan terciptanya

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 240


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

value = 0,002, α= 0,05, yang 1. Ada hubungan mengenal masalah


mengindikasikan adanya pengaruh kesehatan dengan derajat hipertensi
pendidikan kesehatan terhadap kemampuan dengan (p-value = 0,016).
tugas perawatan hipertensi family caregiver. 2. Ada hubungan mengambil keputusan
Penelitian Ratnasari (2018) dalam untuk melakukan tindakan yang tepat
melakukan tugas kesehatan yang tinggi, 5 dengan derajat hipertensi (p-value =
responden (62,5%). Ini berarti deskripsi 0,024).
dari penerapan fungsi kesehatan keluarga 3. Ada hubungan memberi perawatan
lansia dengan hipertensi sangat tinggi. derajat hipertensi dengan (p-value =
Berdasarkan hasil penelitian, teori 0,016).Nilai p-value adalah 0,016.
dan penelitian terkait bahwa ada hubungan 4. Ada hubungan menciptakan suasana
yang signifikan merujuk pada fasilitas rumah yang sehat dengan derajat
kesehatan masyarakat dengan derajat hipertensi (p-value = 0,015)
hipertensi dikarenakan dengan adanya 5. Ada hubungan merujuk pada fasilitas
fasilitas yang tersedia orang akan lebih giat kesehatan masyarakat dengan derajat
untuk mengotrol kesehatannya. hipertensi (p-value = 0,002).
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Disarankan dalam mengatasi pasien hipertensi
Kesimpulan hendaknya keluarga menggunakan peran
Berdasarkan hasil penelitian dan keluarga seperti mengenal masalah kesehatan,
tujuan khusus dari pembahasan tentang memberi perawatan, menciptakan suasana
hubungan peran keluarga dengan derajat rumah yang sehat dan merujuk pada fasilitas

hipertensi sebagai berikut : kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani.A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan Reproduksi.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Bakri, M. H. (2017). AsuhanKeperawatanKeluarga. Yogyakarta: Pustaka Mahardika.
Budiman dan Riyanto, A. (2013) Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika.
Charbel, et al. ( 2014). Hypertension and Its Associated Risk Factors In the Kingdom of Saudi
Arabia: A National Survey. International Journal of Hypertension Vol. 2014. Riyadh:
Hindawi Publishing Corporation.
Dinkes Kota Palembang (2016-2018). Profil dan Laporan Tahunan 2016-2018 Kota
Palembang.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 241


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Dinkes Sumatra Selatan (2016-2018).Profil dan Laporan Tahunan 2016-2018 Sum-sel.


Efendi, F. dan Makhfudli(2009) Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Harmoko (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kemenkes (2019) Pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI (Hipertensi si
pembunuh senyap). Jakarta.
Kumalasari, I. dan Andhyantoro, I. (2013) Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanandan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kurniawan, I. dan Ratnasari, T. B. (2018) “Gambaran Pelaksanaan Tugas Kesehatan Pada
Keluarga Yang Memiliki Lansia Hipertensi Di Desa Glagah wero Kecamatan Panti
Kabupaten Jember,”Jurnal Unmuh jember. Tersedia pada: http://unmuhjember.ac.id
(Diakses: 06 Februari 2019).
Konyongian. A. S., Kundre, R. dan Lolong, J. (2015) “Hubungan Peran Keluarga Dengan
Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi DiDesa Batu Kecamatan Likupang Selatan
Kabupaten Minahasa Utara,”Jurnal, 3(3). Tersedia pada: https://ejournal.unsrat.ac.id
(Diakses: 13 Februari 2019).
Majid, A. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Yogyakarta: PustakaBaru Press.
Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Tim.
Matheos, B., Bidjuni, H. dan Rottie, J. (2018) “Hubungan Peran Keluarga Dalam Mengontrol
Gaya Hidup Dengan Derajat Hipertensi Di Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro,”
Jurnal, 6 (1). Tersedia pada: https://ejournal.unsrat.ac.id (Diakses: 30 Januari 2019).
Mulia, M. (2018) “Pelaksanaan Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan: Mengenal Masalah
Hipertensi Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Kelurahan Timbang
Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, ”Jurnal,4(2). Tersedia pada:
https://akper-adihusada.ac.id(Diakses: 21 Mei 2019).
Mulia, M. (2018) “Pelaksanaan Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan: Mengambil Keputusan
Mengenai Tindakan Kesehatan yang Tepat Terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia
di Kelurahan Timbang Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir,”Jurnal,6(2).
Tersedia pada: https://akper-adihusada.ac.id(Diakses: 21 Mei 2019).
Nurhidayat, S. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi. Ponorogo: Ponorogo
Press.
Nurhidayat, S. (2017) “Peran Keluarga Dalam Memantau Kepatuhan Minum Obat Penderita
Hipertensi Pada Masyarakat Desa Slahung Ponorogo.” Tersedia pada:
https://ejournal.stikeskepanjen-pemkabmalang.ac.id (Diakses: 27 Maret 2019).
Puskesmas 23 Ilir Palembang (2018) ProfilPuskemas 23 Ilir Palembang 2018.
Puspita, E., Oktaviarini, E. dan Santik, Y. D. P. (2017)“Peran Keluarga Dan Petugas
Kesehatan Dalam Kepatuhan Pengobatan Penderita Hipertensi Di Puskesmas Gunung
Pati Kota Semarang.” Tersedia pada: https://jurnal.unimus.ac.id (Diakses: 06 Februari
2019).
Ratnawati, E. (2017). KeperawatanKomunitas. Yogyakarta: PustakaBaru Press.
Riskesdas (2018). Hasil Utama Riskesdas. Tersedia pada:http://repository.umy.ac.id/pdf
(Diakses: 22 April 2019).

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 242


Volume 5, Nomor 2, Agustus 2020 Romliyadi

Rosidin, U., Shalahuddin, I. dan Sumarwan, U. (2018) “Hubungan Kemandirian Keluarga


Dengan Perawatan Hipertensi Pada Keluarga Binaan Puskesmas Sukaresmi Garut.”
Tersedia pada: https://ejournal.bsi.ac.id(Diakses: 27 Maret 2019).
Santika, I. G. P. N. A. (2015) “Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Umur Terhadap
Daya Tahan Umum (KARDIOVASKULAR) Mahasiswa Putra Semester II Kelas A
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Tahun 2014.” Tersedia
pada: https://ojs.ikippgribali.ac.id(Diakses: 23 Mei 2019).
Triariningrum, D.dan Sukihananto (2013) “Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Pada
Keluarga Dengan Hipertensi di Wilayah RW 10 KelurahanTugu,”Naskah
Ringkas.Tersedia pada: lib.ui.ac.id (Diakses 21 Maret 2019).
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Udjianti, W. J. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Wawan, A. dan Dewi (2010). Teori dan Pengukuran: Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: NuhaMedika.
Widyanto, C. F. dan Triwibowo, C. (2013). Trend Disease Trend PenyakitSaatIni. Jakarta:
TIM.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 243

Anda mungkin juga menyukai