Anda di halaman 1dari 4

Pupuk dan pemupukan

Tanaman membutuhkan berbagai macam faktor untuk tumbuh secara optimal. Dari
berbagai macam aspek tersebut, unsur hara merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Unsur hara dapat diperoleh dari tanaman dari tiga sumber
yaitu: udara, air dan tanah. Tercatat dari enam belas unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, hanya
tiga unsur yang bisa disediakan oleh udara dan air yaitu unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen
(O), sedangkan ketiga belas unsurnya tersebar dan terbatas di dalam tanah bakan tidak jarang tidak
ditemukan di beberapa tanah. Ketiga belas unsur tersebut digolongkan menjadi dua kelompok
berdarkan banyaknya jumlah yang dibutuhkan bagi tanaman. Kelompok pertama adalah unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak atau unsur hara makro yang terdiri dari unsur:
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Sulfur (S), dan Magnesium (Mg). Dan yang ke dua
adalah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah tertentu atau unsur hara mikro yang terdiri
dari: Klor (Cl), Boron (B), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Seng (Zn), dan Molibdenum (Mo).

Unsur hara masuk kedalam tanaman melalui tiga jenis mekanisme yaitu: aliran massa, difusi,
dan serapan langsung oleh akar seperti yang tertera pada gambar. Dalam aliran massa, air
membawa hara dari tempat yang lebih basah ketempat yang lebih kering yang biasanya terletak di
zona perakaran tanaman. Sedangkan dalam mekanisme difusi air yang sebagai pelarut hara,
bergerak dari tempat yang berlarutan lebih pekat ke tempat yang berlarutan lebih encer. Dan dalam
mekanisme serapan langsung oleh akar, ion hara diserap akar lewat pertukaran ion antara akar dan
larutan tanah atau antara akar dengan kompleks jerapan tanah. Tanah seringkali tidak bisa
menyediakan beberapa unsur tersebut sehingga membuat pertumbuhan tanaman tidak optimal.
Pemupukan merupakan salah satu solusi yang sering digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut.

Pemupukan pada dasarnya adalah pemberian bahan kepada tanah yang bertujuan untuk
menambah hara untuk tanaman. Pupuk secara umum terbagi menjadi dua yaitu pupuk organik yang
berasal dari hasil dekomposisi bahan organik oleh mikroba dan pupuk anorganik yang berasal dari
bahan kimia sintetik. Selain dari bahan penyusunnya, pupuk organik dan anorganik juga dibedakan
berdasarkan kandungannya dimana pupuk organik umumnya memiliki kandungan bahan organik
yang tinggi serta kandungan unsur hara makro N,P, K yang rendah sedangkan pupuk anorganik
umumnya memiliki kandungan unsur hara N, P, K yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
organik. Pengaplikasian kedua pupuk ini harus diperhatikan menurut efisiensi unsur haranya karena

2|Page
terdapat beberapa unsur hara yang hanya diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit dan apabila
berlebih bersifat racun sehingga menurunkan mutu hasil.

Efisiensi pemupukan dapat


diperkirakan melalui kenaikan bobot kering
biomassa oleh pemberian tiap satuan bobot
unsur hara dalam bahan pupuk seperti pada
gambar dan dapat pula diperkirakan
berdasarkan jumlah unsur hara yang diserap
tanaman dari tiap jumlah satuan unsur hara.
Tanah yang ditanami dengan jenis tanaman
yang sama terus menerus akan kehilangan
unsur hara tertentu dengan cepat. Hubungan
antara ketersediaan unsur hara tanah dan
unsur hara yang didapat dalam tanaman
dipengaruhi oleh varietas tanaman, jumlah unsur hara yang dipergunakan dan cara pemupukan.
Untuk itu perhitungan unsur hara harus dipertimbangkan berdasarkan ketersediannya di tanah dan
di pupuk. Dan dari hubungan tersebut maka dapat dibuatlah rumus sebagai berikut:

Dimana:
A : Unsur Hara (N,P,K) di dalam tanah.
B : Jumlah Unsur Hara dari Pupuk
Y : bagian unsur hara berasal dari pupuk yang berada dalam tanaman
Yang dapat dihitung dengan rumus dibawah

Dimana:
a : Jumlah unsur hara yang didapat dalam tanaman yang berasal dari tanah
b : Jumlah unsur hara dalam tanaman yang berasal dari
pupuk.

Hidroponik
Hidroponik secara umum merupakan budidaya atau sistem bercocok tanam yang tidak
menggunkan tanah sebagai media tanam. Terdapat beragam bahan selain tanah yang dapat
digunakan sebagai media tanam dalam sistem bertanam hidroponik seperti air, kerikil, spon, gel atau
pasir namun media yang lebih sering digunakan dalam sistem bertanam hidroponik yaitu air. Pada
beberapa kondisi, sistem bertanam hidroponik cenderung lebih memiliki banyak kelebihan bila
dibandingkan dengan sistem bertanam menggunakan tanah sebagai media tanam. Kelebihan utama
yang dimiliki oleh sistem bertanam hidroponik adalah Faktor-faktor pembatas dalam budidaya di
lahan seperti suhu, kelembaban dan nutrisi dan pH dapat diatur dan resiko adanya pathogen tanah
penyebab penyakit berkurang.

Media tumbuh dalam sistem hidroponik merupakan sesuatu yang penting karena harus
media harus memenuhi persyaratan untuk ketersediaan air dan udara bagi pertumbuhan tanaman.
Media tumbuh yang ideal untuk sistem hidroponik adalah media yang dapat menopang
pertumbuhan tanaman, memiliki pori untuk aerasi, tidak menyumbat instalasi hidroponik, dan tidak
mempengaruhi larutan nutrisi. Selain media tumbuh, larutan nutrisi juga merupakan hal lain yang
perlu diperhatikan dalam sistem hidroponik. Larutan nutrisi yang digunakan harus bisa memenuhi ke

3|Page
tiga belas unsur hara yang telah
disebutkan sebelumnya. Untuk itu
penggunaan pupuk dalam larutan
nutrisi harus tepat guna sesuai
unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Kandungan hara dalam
pupuk yang digunakan sebagai
bahan pembuatan larutan nutrisi
dalam sistem hidroponik adalah
seperti pada gambar tabel. Faktor-
faktor yang mempengaruhi
formulasi nutrisi antara lain jenis dan varietas tanaman, tahap pertumbuhan tanaman, bagian
tanaman yang dipanen (akar, batang, daun, buah), musim dan cuaca (suhu, intensitas cahaya,
panjang sinar matahari).

Hidroponik yang umum digunakan terbagi menjadi


beberapa jenis. Pertama adalah hidroponik dengan Wick System
dimana pot tanaman dihubungkan secara langsung dengan larutan
nutrisi menggunakan sumbu seperti pada gambar 1. Kedua adalah
hidroponik dengan sistem Nutrient Film Technique dimana Larutan
nutrisi secara terus menerus
dialirkan mengenai akar
tanaman menggunakan pipa
PVC menggunakan pompa
dengan teknik resirkulasi seperti pada gambar 2. Ketiga adalah
hidroponik dengan system Deep
Water Culture dimana Tanaman
dibuat mengapung pada larutan
nutrisi sehingga akar tanaman terendam terus menerus seperti
pada Gambar 3. Keempat adalah Drip System dimana dalam sistem
ini larutan nutrisi yang berada di
bawah tanaman dipompa naik
untuk menyiram batang
tanaman dan sisa larutan akan turun ke kontainer bawah setelah
melewati media tanam dan
akar tanaman seperti pada
gambar 4. Kelima adalah Flood
and Drain System dimana pada
sistem ini pemberian nutrisi untuk tanaman dilakukan dengan
sistem pasang surut, yaitu bergantian memenuhi kontainer atas
dengan larutan nutrisi dan kemudian mengosongkan larutan nutrisi
dan kembali ke kontainer bawah seperti pada gambar 5.

4|Page

Anda mungkin juga menyukai