Metode penelitian : Sebagai contoh, Lin et al. menggunakan RT-PCR untuk mengukur
ekspresi gen gal dalam sel ragi.
Penyisipan Gen : RT-PCR juga dapat sangat berguna dalam penyisipan gen eukariotik
ke dalam prokariota. RT-PCR umumnya digunakan dalam mempelajari genom virus
yang genomnya tersusun dari RNA, seperti virus influenza A dan retovirus seperti HIV.
Aplikasi
Diagnosis Penyakit Genetik : RT-PCR dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit
genetik seperti sindrom Lesch-Nyhan. Juga dapat digunakan sebagai tes flu burung-
H7N9.
Deteksi Kanker : Para ilmuwan sedang mengerjakan cara untuk menggunakan RT-PCR
dalam deteksi kanker untuk membantu meningkatkan prognosis dan memantau terapi
respons.
RT-PCR umumnya digunakan dalam mempelajari genom virus yang genomnya terdiri
dari RNA, seperti influenzavirus A dan retrovirus seperti HIV.
Masalah Teknis
RT-PCR membutuhkan teknisi profesional yang mampu melakukan pemeriksaan RT-PCR
dan menganalisis data dengan tepat, serta peralatan khusus karena proses pengerjaannya
yang relatif lebih rumit
Pada metode RT-PCR, kesalahan pengerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur dimulai
dari pra analitik misalnya identifikasi sampel yang salah
Proses pengambilan sampel yang tidak benar
Kualitas spesimen yang buruk atau hanya mengandung sangat sedikit sampel
Kondisi pengiriman dan penyimpanan sampel yang tidak akurat
Solusi
Untuk menghindari kesalahan saat identifikasi sampel, harus memperhatikan beberapa hal,
diantaranya :
- Kondisi pengemasan, pengiriman dan penyimpanan sampel harus akurat. Spesimen dari pasien
yang diduga MERS-CoV harus dikemas, dikirim, dan diangkut sesuai dengan International Air
Transport Association (IATA) yang terbaru. Spesimen harus disimpan dan dikirim pada suhu yang
sesuai.
- Pada saat pemipetan, hindari terbentuknya aerosol dan gunakan mikropipet filter tip.
- Simpan semua reagen dalam aliquot untuk meminimalisir resiko terpapar kontaminasi
Solusi
- Untuk menghindari kontaminasi silang, Cryotube dililit parafilm dan masukkan
ke dalam Plastik Klip.
- Pada metode RT-PCR, mengingat proses pengerjaan yang lebih kompleks maka
diperlukan petugas laboratorium dengan keahlian khusus dan berkompeten untuk
mengurangi kemungkinan kesalahan teknis.
Perbedaan RT PCR & PCR Konvensional
PCR konvensional digunakan
untuk membalikkan transkripsi mRNA
ke cDNA dan kemudian memperkuat
hasil ini menggunakan PCR tradisional.
Sedangkan Reverse Transcriptase (RT-
PCR) digunakan untuk amplifikasi, isolasi
atau identifikasi sekuen dari sel atau
jaringan RNA. Metode ini dibantu oleh
reverse transcriptase (mengubah RNA
menjadi cDNA), mencakup pemetaan,
menggambarkan kapan dan dimana gen
diekspresikan.
Perbedaan RT PCR & PCR Konvensional
Ada beberapa alasan mengapa peneliti akan menggunakan RT-PCR
sebagai lawan pcr,(Keunggulan dari RT-PCR) yaitu:
1. 1. mRNA merupakan pesan yang dikirim untuk diterjemahkan, RT-
PCR dapat memberi kita pengukuran ekspresi gen yang tidak dapat
dilakukan PCR.
2. 2. cDNA yang dihasilkan tidak mengandung intron seperti yang
dimiliki DNA, oleh karena itu RT-PCR dapat memberi gen yang
dapat dimasukkan ke dalam prokariota (yang tidak dapat dan tidak
memisahkan intron keluar).
Kesimpulan
RT-PCR merupakan Amplifikasi DNA dengan template RNA • Terdiri dari 2
tahap: RT : Reverse Transcription berguna untuk cDNA Synthesis dan PCR untuk
Amplifikasi DNA, teknik ini memanfaatkan kehadiran enzim Polymerase yang bersifat
termostabil untuk mengamplifikasi molekul DNA secara in vitro.
Perbedaan RT PCR dan PCR Konvensional yaitu analisis hasil amplifikasi fragmen
DNA pada PCR konvensional dilakukan dengan visualisasi di agar elektroforesis. Resiko
kontaminasi yang terjadi pada PCR real time sangat kecil, karena amplifikasi PCR real
time dilakukan dalam sistem yang tertutup dan tidak memerlukan tahapan-tahapan yang
panjang seperti yang dilakukan di PCR konvensional. Jika dibanding kan dengan PCR
konvensional dengan biaya yang relatif lebih murah.
Daftar Pustaka
• Hewajuli, D. A., & Dharmayanti, N. L. P. I. (2014). Perkembangan Teknologi Reverse
Transcriptase-Polymerase Chain Reaction dalam Mengidentifikasi Genom Avian Influenza dan
Newcastle Diseases. Wartazoa, 24, 16-29.
• Agustina, A. S., & Fajrunni'mah, R. (2020). Perbandingan metode RT-PCR dan tes rapid
antibodi untuk deteksi COVID-19. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(Khusus), 47-54.
• Gayatri, L., Listiawan, M. Y., & Agusni, I. (2014). Reverse Transcription Polymerase Chain
Reaction (RT-PCR) untuk Mendeteksi Viabilitas Mycobacterium leprae pada Pasien Kusta
Tipe Multibasiler Pascapengobatan MDT-WHO. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin, 26(2), 1-6.
• Agustina, A. S., & Fajrunni'mah, R. (2020). Perbandingan metode RT-PCR dan tes rapid
antibodi untuk deteksi COVID-19. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(Khusus), 47-54.
• Lippi, G., Simundic, A.-M., & Plebani, M. (2020). Potential preanalytical and analytical
vulnerabilities in the laboratory diagnosis of coronavirus disease 2019 (COVID-19). Clinical
Chemistry and Laboratory Medicine (CCLM), (0).
Thank
You!