Anda di halaman 1dari 3

Abdullah Awar Anas dan Politik “Mercuasuar”

Kesempatan mimpi yang tertunda selama kurun waktu 10 tahun untuk menjadi pemimpin
Banyuwangi membuat Abdullah Azwar Anas tersenyum lebar karena impiannya sudah terwujud
melalui pemilukada yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juli tahun 2010 yang lalau,
menyingkirkan dua pasang lawannya secara mudah, dengan menunggangi koalisi yang besar ia
seperti tak ada halangan untuk menaiki kursi pemilihan bupati “mulus” itu kata yang tepat utuk
pemilihan kali ini. Tak menyangka koalisi yang cukup besar itu terdiri dari PDI Perjuangan,
PKB, PKNU dan PKS hingga bisa tak mempermasalhakan hasil keputusan sidang Mahkamah
Konstitusi (MK) yang dimengakan oleh lawannya Jalal-Yusuf Noeris yang tak membuat gencar.

Dengan kemampuan dan kelebiahnya membuat citra Abdullah Azwar Anas dikenal
sebagai orang yang berwibawa, cerdas dan memukau saat tampil berpidato yang dilihat oleh
masyarakat banyuwangi disaat masa kampanyenya hingga titik kemenangannya. Sebuah
komitmen yang dipegang untuk memperdulikan nasib Mbok Nah dan Mbok Tun dimana dalam
artian ini adalah memvisualisasikan pedagang kaki lima, pedagang sayur, pedagang asongan dan
pedagang kelas bawah dengan cara membantu menggelontarkan modal usaha dari dana APBD.

Sebuah kominten yang harus diwujudkan itu tak semulus yang dibayangkan, usulan
anggaran APBD yang akan dijadikan modal usaha untuk para penjual kaki lima itu ditolak secara
mentah mentah oleh Raperda yang dimaksudakan modal tersebut akan menjadi lembaga
pembiayan mikro (LPM) yang katanya tak sesuai dengan undang-undang ‘alias tidak ada’ dan
hal yang ditakutkan adalah tersendat dalam penyaluran. Pemikaran yang cerdas dimiliki oleh
Bupati Anas tak berhenti begitu saja untuk mewujudkan komitmenya ia mengambil langkah
untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat yang sudah ada melalui BRI.

Belum berhasilnya upaya untuk mensejahterakan kalangan Mbok Nah dan Mbok Tun
alih alih muncul sebuah proyek yang mengeluarkan anggaran hingga miliyaran rupiah, pantasnya
proyek itu seperti “mercusuar” yang tak pro dengan masyarakat banyuwangi. Proyek yang hanya
digunakan untuk memperbaiki taman dibanyuwangi dinataranya : Taman Blambanga, Taman
Sritanjung, Taman Depan Makam Pahlwan, hingga Taman Patung Kuda di Karangente, yang
menghabiskan anggaran hingga 5 milyar rupiah.
Sudah tak seperti komitmen yang diutarakan ketika dalam pemiliku kada yang lalu,
pembangunan yang terang-terangan dilihat oleh masyarakat kecil hanya menguntungkan dan
peduli dengan proyek-proyek mercusuarnya saja demi wajah cantik ‘Kota Kecil Banyuwangi’.
Tak habis pikir setelah menggelontarakan dana sebanyak itu ia masih tetap menggunakan dana
APBD untuk membeli 214 unit sepeda motor dan 22 unit mobil suzuki APV yang menghabiskan
sekitar dana 15,4 miliyar untuk kendaraan dinas itu. Tak bisa ditutupi wajah Mbok Nah dan
Mbok Tun kian memanas hati semakin muram karena kendaraan tersebut dipertontonkan satu
hari satu malam di Taman Blambangan. Hawa panas yang terus dirasakan hingga tudingan
“Anas” hanya bermain proyek besar dan benar benar tak peduli dengan komitmen ketika ia
sudah meraih tahta kekuasaan karena nasib para pedagang bakulan tak bergerak karena
ketiadaaan dana untuk permodalan.

Angin terus berhembus hingga rumor yang diterima oleh masyarakat akan adanya
pembonggkaran gedung kantor secara resmi yang diumumkan oleh pemkab dengan anggaran
yang keluar sebesar 19 miliyar membuat tudingan terus tak berhenti selelu menuju ke bupati
anas, masyarakat yang menoleh dan yakin bahwa ini adalah proyel ‘mercesuar’ bupati tak peduli
dengan masyarakat terutama Mbok Nah dan Mbok Tun.

Bupati anas tak tinggal diam ia berkesempatan untuk membela dirinya dan menjalaskan
bahwa anggaran yang di pakai untuk pembongkaran bukanlah anggaran dari APBD namun uang
yang dipakai adalah model penyertaan Pemkab Banyuwangi yang sengaja ditaruh di Bank Jatim
yang sebesar 50 Miliyar.

Entah kenapa proyek ini tak jadi dikerjakan dan dilaksanakan apakah karena masyarakat
yang terlalu pintar dan tidak bisa dibodohi yang sempat tersirat oleh Toeloes Soedjiyanto LSM
Aman Korban. Dari penjelasan Sekertaris Kabupaten Banyuwangi rencana pemugaran yang akan
dilaksanakan tidak jadi karena gagal lelang dan rencana renovasi ini sebenarnya sebuah tuntutan
untuk pelaksanaan saran dan prasarana pelayanan yang terbaik kedepannya, namun semua akan
berbeda jika dilihat dari sedut manapu.
1.

Anda mungkin juga menyukai