Anda di halaman 1dari 9

Teknologi benih

Biokimia perkecambahan benih 4


1. Imbibisi
2. Pengaktifan enzim dan hormon

3. Proses perombakan cadangan makanan 

4.  Pertumbuhan awal dari embrio

5. Pecahnya kulit benih dan munculnya akar.


6. Pertumbuhan kecambah
Imbibisi
Imbibisi air dalam proses perkecambahan merupakan suatu pare penyerapan air
secara cepat oleh lapisan bikoloid dari benih yang kering: reaktivasi dr
makromolekul dan organel, respirasi yang menghasilkan atp untuk suplai energi.
Imbibisi adalah suatu proses difusi/dapat pula disebut osmosis /absorbsi proser
Pertumbuhan kecambah
kecambah mulai tumbuh sbg organisme yang heterotrof brata mulai menyerap air
dan melakukan fotosintesis. Pada saat awal stadium pertumbuhannya melalui fase
transisi kecambah tersebut mulai memproduksi makanannya sendiri walaupun
masih bergantung pada cadangan makanan yang masih tersisa di dalam
endosperma.
Metabolisme perkecambahan benih
mekanisme metabolisme perkecambahan di dim benih diatur oleh kerja hormon
tumbuhan yang disebut juga fitohormon. Fitohormon yang dijumpai didalam benih
yaitu giberelin, sitokinin, dubsin, dan aba.
Mekanisme kerja hormon
metabolisme perkecambahan menunjukan bahwa setelah imbur giberelin disintesis
di dalam embrio.
1. Giberelin
Pada benih yang kering, giberen berkonjugasi dengan gula membentuk
glikosida dan dalam keadaan tak akkp. Hormon ini menjadi aktif setelah benih
mengimbiblir air. Mekanisme kerja giberelin dalam hubungannya dengan.
Mekanisme feija giberelin
a. Giberelin berdifusi melalui endosperma menuju lapisan aleuron. 
b. Pada lapisan aleuron, giberelin merangsang sintesis enzim yang
berhubungan dengan hidrolisis terutama amilase yang kemudian
dilepaskan ke endosperm kembali
c. Enzim amilase melalui proses hidrolisis merombak cadangan pati
d. Maltosa dan glukosa yang terbentuk melalui proses amilolisis
dirombak menjadi subrosa dan dipindahkan kepora embrio. 
e. Dapat diserap langsung melalui skutelum dimana proses sintesis
sukrosa terjadi.
Bila pada produk gula berlebihan dan tidak seimbang dengan penggunaan
pada poros embrio akan terjadi akumulasi pada endosperma, gula berdifusi
kembali ke aleuron dan berperan menghentikan produksi enzim-amilase
lebih lanjut.
2. Sitokinin
merupakan fitohormon yang terdapat di dalam benih yang juga berperan dalam
perkecambahan benih beberapa spesies tanaman

 Fitokrom terdapat di dalam membran sel dan dapat mengatur permeabilitas


membran maka kemungkinan silalanin berperan dalam mengatur
permeabilitas membran sehingga memung kinkan keluarnya hormon
diberelin dr skutelum ke lapisan aleuron selama stadium proses
perkecambahan.

 Lapisan aleuron adalah lapisan yang menyelubungi endosperm dan


lembaga, aleuron biasanya terdiri 1-7 lapisan sel

 Mekanisme kerja sitokinin dalam perkecambahan benih yaitu. Berperan


dalam proses transkripsi rma, translasí dalam sintesis protein serta
berpengaruh terhadap proses kerja fitokrom
3. Auksin
auksin disintesis di ujung koleoptil sesaat setelah imbibisi dan berdifusi ke
daerah buku skutelum peranan auksin lebih lanjut belum banyak diketahui.
Peranan auksin yaitu memungkinkan terjadinya proses lignifikasi pada dinding
sel pembuluh sehingga sedia untuk memindahkan giberelin dari buku skutelum
pada awal perkecambahan. 

Perombakan cadangan makanan


Setelah masuknya air kedalam benin terjadi relativitas enzim dan hormon maka
berlangsunglah proses perombakan di dalam jaringan cadangan makanan. Hasil
perombakan selanjutnya dipindahkan ke poros embrio yang digunakan untuk
perkembangannya dalam hal ini skutelum berperan aktif membantu pemindahan
bahan hasil perombakan cadangan makanan dr endosperm ke embrio. Selain itu,
yang berperan membantu pencernaan endosperm dan dinding sel.
Pertumbuhan awal dari embrio
 Pertumbuhan awal embrio selama proses perkecambahan ditandai dengan
peningkatan bobot kering dr komponen" embrio.
 Seluma 120 jam perkecambahan terjadi penurunan bobot kering dari
komponen embrio (hipokotil repikotil, radicula, plumula) kejadian ini
menunjukan bahwa jaringan cadangan makanan berfungsi sbg sumber
nutrisi bagi proses embrio yang akan tumbuh dan berkembang.

Pecahnya kulit benih dan keluarnya radikula 

 Pecahnya kulit benih dun munculnya radikal menunjukan bahwa proses


perkecambahan sudah berlangsung secara lengkap. Munculnya akar terjadi
akibat adanya pemanjang selanjutnya diikuti dengan pembelahan sel.
 Hal ini terjadi pada benih lactuca satira, zea mays, pisum sativum serta
baney dan bean pada benih pinus, pemanjangan pembesaran sel terjadi
bersamaan. Sedangkan, pada benih cherry pembelahan sel terjadi sebelum
pemanjangan sel pada umumnya hampir semua benih terjadi pemanjangan
sel terlebih dahulu yang kemudian diikuti pembelahan sel
 Proses pemanjangan sel terjadi pada 2 face.
Pada fase pertama,

1. Amilase α - amilase Glukosa + α -maltosa + α -naltriosa


Amilo pettin: α -amilase glukosa + α- maltosa + α-maitriosa + α -limit
dextrin
α -naltriosa α -amilase naltrosa glukosa

2. Amilosa β-amilase glukosa + β –maltosa


Amilopektin β -amilase b-maltosa + b-limit dextrin
Limit in Limit-dextringse 🡪 glukosa
 Sedangkan melalui proses fosforolisis dengan bantuan enzim pati fosforiase
ramilosa dan amilopektin dengan bantuan ion fosfat dirombak menjadi
glukosa-1-p + limit dextrin.
Amilosa/ amilopektintpi pati-faforilase
glukosa-1-p+limit dextrin. 

 Hasil perombakan pati ditranslokasikan ke bagian daerah pertumbuhan (atar


dan pucuk) dalam bentuk sukrosa. Jadi untuk dpt dipindahkan, glukosa
harus dirombak menjadi sukrosa 

 Glukosa-1-p hasil proses fosforolisis dpt digunakan langsung (bg substrat


dim sintesis subrosa sedangkan glukosa bebas hasil proses amilofisis mula-
mula melalui proses fostoniasi ditonversikan dahulu menjadi glukosa-6-p,
selanjutnya dan proses isomeras menjadi qlureu-1-p.
 Glukosa -1-p dengan urdin nukleotida (urp) akan menghasil kan unidin
difosfoglukosa (udp 61) yang dengan fruktosa-6-p menghasilkan sukrosa/
surosa -6-p dan UDP.
 Ion fosfat dan subrosa -6-p dipisahkan dengan bantuan enzim sukrosa
fosfatase menjadi sukrosa. 

 Sukrosa ya telah ditranslokasi ke titik tumbuh sebelum digunakan untuk


substrat respirasi dihidrolisis kembali menjadi glutosa dengan bantuan
sukrosa invertase tahap sintesis sukrosa adalah sebagai berikut:
G - 1- p + UTP udpepirofosforilase UDPG + PP
UDPE + fruktos a 🡨 surosa sintetase🡪 sukrosa + UDP
Atau
Udpe + f – 6 - p 🡨sukrosa-6-p sintetase 🡪 Sukrosa -6-p+UDP

Lemak
 Tahap pertama katabolisme cadangan makanan berupa lemak adalah reaksi
hidrolisis dengan pertaungan enzim lipase untuk memutuskan rantai ester
dengan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol.
 Gliserol ini larut dalam air dan dapat diangkut serta digunakan langsung ke
dalam siklus pernapasan.
 Asam lemak kemudian dirombak melalui proses 8-oksidasi menghasilkan
asetil koenzim-a yang akan masuk kedalam siklus krebs
 Enzim lipase sudah ada dr semula pada benih kering /dibentuk pada awal
perkecambahan.
 Perombakan cadangan lemak melibatkan berbagai proses pada empat
tempat yang berbeda, yaitu "oll body", glioksisom, mitokondria dan
sitoplasma keempat organel ini menjalankan proses yang berbeda yaitu:

1. Lipolisis untuk menghasilkan asam lemak dan glisera. 


2. Oksidasi asam lemak melalui proses b-oksidasi menghasilkan asetil koa
3. 3.asetil koa digunakan dlm proses glioksilat untuk menghasil kan asam
suksinat.
4. Proses oksidasi asam suksinat menjadi asam oksaloasetat terjadi pada
mitokondria.
 Oksaloasetat diproses lebih lanjut dalam sitoplasma untuk menghasilkan
sukrosa yang ditranslokasikan ke embrio untuk perkembangan kecambah
dan biosintesis.
Protein
 Perombakan cadangan protein pada benih melalui proses hidrolisis
melibatkan proteinase/protease.
 Proses hidrolisis protein menghasilkan polipeptida kecil yang selanjutnya
akan dirombak menjadi asam amino. Reaksi hidrolisis protein yang disebut
proteolisis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Polipeptida Aminopeptidase Asam amino

                                  Karboksipeptidase

Endopeptidase Po peptida kecil


Peptide hidrolase

         Asam amino

1. Endopeptidase memisahkan polipeptida menjadi peptida teal. 

2. Aminopeptidase memisahkan asam amino terminal dari amino bebas


pada rantai akhir polipeptida.

3.  Karboksipeptidase berfungsi sbg aminopeptidase, tetapi asam amino


tunggal secara berurutan dihidrolisis dr gugus karboksil.
 Asam amino akan digunakan untuk sintesis protein baru /melalui Proses
diaminasi membentuk kerangka karbon untuk proses a oksidasi dalam
respirasi yang akan memproduksi energi. Amonia yang dihasilkan dalam
proses diaminasi disambut deh asam amino baru menjadi amida glutamin
dan asparagin.
 Amida tersebut ditranslokasi ke tempat sintesis protein dan dipakai untuk
membentuk asam amino baru dengan cara melepaskan amoniak nya ke
asam d-keto. Sebagian asam d-keto (asam oksalodsea asam d-keto glutorat)
hasil hidrolisis protein di pulai juga untuk respirasi cadangan protein pada
benih serealia dijumpai pa lapitan aleuron (30% dari total protein)
endosperma, dan sebagian kecil pada skutelum dan poros embrio. .
 Protein pada skutelum dan poros embrio dihidrolisis menghasilkan asam
amino untuk pertumbuhan embrio sebelum terjadi mobilisasi dr protein
pada endosperma.
 Sedangkan yang terdapat pada butir aleuron digunakan untuk sintesis enzim
4-amilase dan hidrolase lainnya.
 Diagram hidrolisis protein pada biji yangberkecambah dpt dilihat pada
gambar 4.6.
Biji/benih recalsition
Benih tanaman pangan (mis padi, kedelai, jagung disebut benih ortodoks/dimana
semakin rendah kadar air dan suhu simpannya, semakin panjang potensial
umurnya.

Biji yang tidak menurunkan meskipun masak fisiologis disebut benih rekalsitrant
dan ciri: 

 Umur pendek (mikrobiotik)


 Berasal dr tumbuhan air,buah buahan, tanaman perkebunan
Contoh: mangga, durian, manggis, nangka, alpukat jeruk, karet kakao, kopi,
kelapa. 

 Peka & tidak tahan suhu rendah (mis: 10°C -15°C)


Ekologi retaisitran :
Spesies yang menghasilkan biji rekal sitrunt:
1. Tumb air dimana lingkungan selalu ada genangan air dan biji
yangdihasilkan tak akan mengalami keadaan kering.
2. Tanaman tahunan yang memproduksi biji dengan waktu yang teratur yaitu
saat RH tinggi pada daerah tropis basah
Kendala rekaisitran:
 Umur pendek dan peka ka rendah usaha penyimpanan perlu biaya mahal
untuk mempertahankan kadar air.
Penurunan ka 🡪 kerusakan ultra structural sel sehingga sel tidak mampu
mengadakan repairing mechanism (perbaikan diri) 

Contoh: kakao

 Potensial umur go hr k-a 72% 

 Keadaan ideal: lembab


 Keadaan kritis: KA <19%

Pengujian benih
Mutu Benih
Mulu genelis terkait kemurnian varietas mutu fisiologis yaitu memiliki daya
kecambah dan vigor yang baik serta mutu fisik.

Syarat laporan pengujian benih

  Obyektif, data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan sebenarnya.

 Representatif, data mewakili lot benih

  Teliti dan tepat data terjamin kebenarannya

 Tepat waktu sesuai dengan kebutuhan pada saat tertentu.


 Relevan menunjang persoalan yang dihadapi.
Pengujian benih di laboratorium

1. Pengujian standar 🡪 kemurnian benih, kadar air · 

2. Pengujian khusus    viabilitas dan vigor benih, bobot looo benih, kesehatan
benih.
Pengujian mutu benih
Pengujian benih bertujuan untuk mendapatkan benih bermutu tinggi, walaupun
pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada
umumnya benih bermutu tinggi atan memberikan hasil produktif relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan benih bermutu rendah.

1. Faktor fisik 

2. Faktor genetik
Kadar air 11-14% yang baik bagi tumbuhan.
Tujuan menguji kemurnian benih
 Melindungi konsumen dan memberikan informasi kepada konsumen
tentang komposisi benih.
 Mengetahui macam spesies atau varietas lain yang tercampur dalam benih
 Menentukan apakah persentase kemurnian benih dapat melampaui syarat
yang ditentukan.

Prosedur pengujian kemurnian benih 

Pengambilan working sample



Penimbangan working sample

Komponen yang ada dipisahkan

Timbang masing komponen masing

Masing komponen dihitung dalam persen kecuali pure pellet

Penetapan kadar air


Kadar air adalah kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya
kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam persen. Fis kadar air benih penting
untuk diperhatikan karena kadar air benih sangat berkaitan erat dengan
 Kualitas benih
 Daya kecambah benih
 Daya simpan benth
 Serangan hama dan penyakit.
Menurut sutopo (2002) pada prinsipnya metode yang digunakan dim menentukan
kadar air ada 2 macam yaitu:

a.  Metode praktis/langsung Metode ini mudah dilaksanakan tetapi hasilnya


seringkali kurang akurat karena rentang nilai hasil pengujian dari beberapa
kali ulangan seringkali terlalu besar, yang termasuk metode ini adalah
metode Calcium carbide, Metode Electric moisture meter, dan lain-lain.
b. Metode dasar/tidak langsung Dalam metode ini kadar air ditentukan dengan
mengukur kehilangan berat yang diakibatkan oleh pengeringan/pemanasan
pada kondisi tertentu, dan dinyatakan sebagai persentase dari berat mula-
mula. Yang termasuk dalam metode dasar adalah metode Oven, metode
Destilasi, Metode Karl Fisher dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai