Anda di halaman 1dari 100

Peran Multilateral Development Banks (MDB), Pengenalan ESIA/EIA, Penapisan Usaha

Pelatihan Dasar-dasar
dan/atau Kegiatan Amdal
Wajib ESIA,plus Environmental
serta and SocialLingkungan
Standar Perlindungan Impact Assessment
dan Sosial
16 November – 21 November 2020 (Daring)

Peran Multilateral
Development Bank (MDB) Krisnan P. Isomartana
Dennie Mamonto
dalam Pembangunan di Miranda Adihimawati
Indonesia
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
SEJARAH DAN VISI MISI BANK DUNIA

 International Bank for Reconstruction and  Amanat UNDANG-UNDANG DASAR untuk


Development (IBRD) - 1944 menjadi negara yang maju dengan rakyat yang
 Awalnya untuk rekonstruksi negara EROPA sejahtera
seusai Perang Dunia ke-2, namun berganti misi  Indonesia adalah anggota aktif Bank Dunia sejak 1967
unt uk me ngur angi kem iskinan da n  Sebagai Negara Anggota, Indonesia dapat mendapatkan
pemerataan kesejahteraan pinjaman jangka Panjang dengan Bunga yang menarik.
 Sekarang ada IBRD [International Bank for  Ada grace periode 5-6 tahun
Reconstruction and Development], IDA  Bunga +/- 1% di atas (The London Interbank Offered
[International Development Association], IFC Rate) LIBOR selama 25-30 tahun
[International Finance Corporation], MIGA
[Multilateral Investment Guarantee Agency
sebagai World Bank Group
 Misinya
Network adalahCenters
of Learning mengentaskan kemiskinan
for Environmental andyang
Social Sustainability
MENGAPA PERLU PERSYARATAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PINJAMAN BANK DUNIA ?

 Peminjam harus memenuhi persyaratan World Bank’s EFS (Environmental Social


Framework) yang berisikan ESS standard 1 – 10
 Menghindari dampak lingkungan negative Lingkungan dan Sosial dari proyek
yang didanai pinjaman Bank Dunia
 Dengan melakukan kajian lingkungan (environmental assessment) yang
proposional terhadap skala proyek, jenis kegiatan, dan potensi dampak serta
resiko lingkungan

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


VISI MISI ADB (ASIAN DEVELOPMENT BANK)

ADB Trinity  Didirikan pada 19 Desember 1966


A Multirateral Agency  Bank Pembangunan Regional (Asia dan Pasifik)
A Development Organization  Kantor Pusat di Manila, Filipina.
A Banking Institution
 Indonesia Resident Mission: Jakarta
Visi
 Memiliki 68 Anggota: 49 anggota regional; 19
Mencapai Asia dan pasifik yang Makmur, Inklusif,
Tangguh, dan Berkelanjutan anggota non-regional
Misi
Membantu anggota negara-negara berkembang
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakatnya

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh Proyek Bank Pembangunan Asia di Indonesia

 Strategi Kemitraan dengan Negara (Country Partnership Strategy) 2020 – 2024.

Strategi ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia
(RPJMN, 2020–2024) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (Sustainable
Development Goals atau SDG), serta strategi korporat ADB, Strategy 2030.

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh Proyek Bank Pembangunan Asia di Indonesia

 Bantuan Darurat untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sulawesi Tengah

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh Proyek World Bank di Indonesia

 Bantuan Darurat untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sulawesi Tengah

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh Proyek Bank Pembangunan Asia di Indonesia

 Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur: Program Pembangunan Jaringan Listrik

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh Proyek Bank Pembangunan
Asia di Indonesia

• Strategi Kemitraan dengan Negara (Country Partnership Strategy) 2020 –


2024.
• Tanggap Darurat Covid-19
• Bantuan Darurat untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sulawesi Tengah
• Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur: Program Pembangunan
Jaringan Listrik
• Peningkatan Pengelolaan Banjir pada Beberapa Sungai di Indonesia
• Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Peran Multilateral Development Banks (MDB), Pengenalan ESIA/EIA, Penapisan Usaha
Pelatihan
dan/atau Dasar-dasar
Kegiatan Amdal
Wajib ESIA, plusStandar
serta Environmental and Social
Perlindungan Impact dan
Lingkungan Assessment
Sosial
16 November – 21 November 2020 (Daring)

Pengenalan
Environmental and
Krisnan P. Isomartana
Jaya Perana Keraten

Social Impact Dennie Mamonto


Miranda Adihimawati
Assessment (ESIA)
Kajian Lingkungan Standar Bank Dunia dan ADB
Apa bedanya Perlukah kita
ESIA dengan membuat dua
Apa itu ESIA/EIA AMDAL/UKL- dokumen terpisah:
UPL/SPPL? ESIA/EIA dengan
/ESMP/IEE/ECOP
AMDAL atau ESMP/IEE
dll? dengan UKL-UPL?

Siapa Tim
Bagaimanakah Penilainya? Siapa
kerangka/isi ESIA? yg menyataan
Kapan/tahapan dokumen sudah
penyusunannya? sesuai?

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Apa itu Kajian Lingkungan (Environmental Assessment) ?
Asian Development
World Bank
Bank [ADB]

Kajian lingkungan adalah kajian yang dilakukan terhadap sebuah kegiatan/proyek yang diusulkan, dengan melihat potensi
dampak, kedalaman dan luasan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup dan aspek sosial

ESIA [Environmental & Social Impact Assesment]/EIA [Environmental Impact Assesment]/AMDAL: kajian kegiatan
dimana tipe/jenis, skala dan lokasinya sudah ditentukan dengan potensi dampak dan/atau risiko yang
tinggi/besar/signifkan/substansial/kategori A

ESMP [Environmental & Social Mitigation Management]/IEE [Initial Environmental Examination]/UKL-UPL: kajian
kegiatan dimana tipe/jenis, skala dan lokasinya sudah ditentukan dengan potensi dampak dan/atau risiko lebih kecil/kurang
signifikan/medium/kategori B

ECOP [Environmental Code of Practices]/SOP/SPPLH: kajian kegiatan dimana tipe/jenis dan lokasinya sudah ditentukan
dengan potentsi dampak dan/atau risiko yang rendah/kategori C

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Apa itu Kajian Lingkungan (Environmental Assessment) ?

Cumulative Impact Assessment (CIA): kajian dampak kumulatif/gabungan dari kegiatan yang sudah
ditentukan tipe/jenis dan lokasinya dengan kegiatan lain secara temporal dan spasial

Environmental and Social Management Framework (ESMF): kajian program/kegiatan yang terdiri dari
beberapa sub-proyek lain yang belum ditentukan tipe/jenis, skala dan lokasinya

Strategic Environmental and Social Assessment (SESA): kajian strategis suatu kebijakan atau
perencanaan = KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis). Regional SESA = luasan regional

Environmental Audit/Audit Lingkungan: kajian suatu kegiatan yang sudah konstruksi/beroperasi?

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Fungsi Kajian Lingkungan (EA)

Dokumen •Persyaratan peraturan RI:


AMDAL/UKL- Persetujuan Lingkungan
UPL/SPPL (SKKL/PKPLH/NIB)

Dokumen
ESIA/EIA/IEE/
• Persyaratan pinjaman
ESMP/ECOP/ • lembaga keuangan: Bank
CIA/ESMF/SESA/ • Dunia, ADB, JICA, KFW
Environmental Audit dll

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


TUJUAN ESIA

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


PROSES PENAPISAN di Bank Dunia/ADB dan Kesetaraan dengan AMDAL/UKL-UPL

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Pembiayaan ini akan mendukung pembangunan PLTA pumped storage di hulu sungai Cisokan yang berlokasi di antara Jakarta dan Bandung dengan kapasitas
1.040 MegaWatt (MW).

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Indonesia Terima Pinjaman Bank Dunia Rp4,94 Triliun untuk Proyek PLTA Cisokan", Klik selengkapnya di
sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210911/44/1441089/indonesia-terima-pinjaman-bank-dunia-rp494-triliun-untuk-proyek-plta-cisokan.
Author: Nindya Aldila
Editor : Hadijah Alaydrus

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Anak
S.Cisokan

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Pelatihan Dasar-dasar Amdal plus Environmental and Social Impact Assessment
16 November – 21 November 2020 (Daring)

Kerangka Kerja Lingkungan dan Sosial (ESF)


Standar Lingkungan dan Sosial (ESS)
Standar Kinerja Safeguards (SPS)
Standar Perlindungan
Lingkungan dan Sosial
Jaya Perana K.
Dennie Mamonto
Perlindungan Lingkungan dan Sosial

ESF Bank Dunia terdiri dari: SPS ADB terdiri dari:

• Visi Bank Dunia untuk pembangunan • SPS 2009 disetujui Juli 2009 dan efektif pada
berkelanjutan Januari 2010 dan berlaku untuk semua proyek

• Kebijakan Lingkungan dan Sosial Bank Dunia yang didanai/dikelola ADB

untuk Pembiayaan Proyek Investasi (IPF)

• 10 Environmental and Social Standards (ESS) – • Tiga Kebijakan Perlindungan SPS 2009:
Standar Lingkungan dan Sosial dan  Lingkungan Hidup
persyaratannya
 Pemukiman Kembali Tak Secara Sukarela
 Masyarakat Adat

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Standar Lingkungan dan Sosial (ESS)
✔ ESS5: Pengadaan
✔ ESS7: Masyarakat Adat
Lahan dan Pemukiman
✔ ESS3: Efisiensi Sumber kembali secara tak
Daya dan Pencegahan sukarela
dan Pengelolaan
Pencemaran

✔ ESS6: Konservasi
✔ ESS10: Keterlibatan
Keanekaragaman
Pemangku Kepentingan
Hayati
dan Pengungkapan
Informasi

✔ ESS9: Pembiaya
Perantara

✔ ESS1 – Kajian Risiko dan


Dampak Lingkungan dan
Sosial ✔ ESS4: Kesehatan
dan Keselamatan
Masyarakat

✔ ESS8: Warisan Budaya

✔ ESS2:
Ketenagakerjaan
dan Lingkungan
Kerja

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Struktur SPS 2009
SPS Kebijakan Pelaksanaan
Prinsip dan Persyaratan

Tujuan Umum Kebijakan Perlindungan

Panduan Operasional:
Prinsip Prinsip Prinsip Kebijakan Prosedur Penilaian
Kebijakan Kebijakan IP (Indigenous Perlindungan Internal
ENVIRO IR (Involuntary People)
Resettlement)

Proses Pelaksanaan Kebijakan


Tugas dan Tanggung Jawab ADB and Klien

Sourcebooks untuk ENV, IR


Persyaratan Perlindungan bagi Klien (SR1-4) and IP

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Penilaian dan Pengelolaan Dampak dan Risiko Lingkungan dan Sosial (1)
Standar ESS1 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Memastikan proyek-proyek ramah


lingkungan dan berkelanjutan
 Mendukung pengintegrasian
pertimbangan-pertimbangan lingkungan ke
dalam proses pengambilan keputusan.
 Melakukan penilaian risiko dan dampak
lingkungan dan sosial kegiatan/proyek
(AMDAL/ESIA, UKL-UPL/ESMP/IEE,
SPPL/ESCOPs)
 Melakukan pengelolaan risiko dan dampak
lingkungan dan sosial (RKL-RPL/UKL-
UPL/ESMP/SPPL) termasuk pelaporannya Perubahan Bentang Alam
(Sumber Gb: Proyek Geothermal, Sulut, Bank Dunia)

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Penilaian dan Pengelolaan Dampak dan Risiko Lingkungan dan Sosial (2)
Standar ESS1 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Penilaian alternatif-alternatif proyek


(no project, teknologi, lokasi, desain,
proses)
 Penilaian dampak terhadap kegiatan
penunjang (associated facilities)
 Memasukkan pengelolaan risiko dan
dampak lingkungan dan sosial yang
menjadi kewajiban kontraktor ke dalam
dokumen lelang/pengadaan

Erosi, Air Larian dan Sedimentasi


(Sumber Gb: Proyek Geothermal, Sulut, Bank Dunia)

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Ketenagakerjaan dan Lingkungan Kerja (1)
Standar ESS2 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Kesempatan ikut serta dalam serikat


pekerja
 Perlindungan pekerja dibawah usia
kerja dan perlindungan terhadap
kerja paksa
 Akses terhadap mekanisme
penyampaian dan penanganan
keluhan pekerja
 Potensi dampak labor influx dan
kekerasan berbasis gender
(GBV/SEA)
Sumber gambar: https://www.viva.co.id/foto/berita/8856-bedeng-
pekerja-proyek-pembangunan

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Ketenagakerjaan dan Lingkungan Kerja (2)
Standar ESS2 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Kesempatan ikut serta dalam


serikat pekerja
 Perlindungan pekerja dibawah
usia kerja dan perlindungan
terhadap kerja paksa
 Akses terhadap mekanisme
penyampaian dan penanganan
keluhan pekerja
 Potensi dampak labor influx dan
kekerasan berbasis gender
(GBV/SEA)
Fasilitas Tanggap Darurat
(Sumber Gb: Proyek Geothermal, Sulut, Bank Dunia)

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Efisiensi Sumber Daya Alam, Pencegahan dan Pengelolaan
Pencemaran
Standar ESS3 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
 Upaya efisiensi penggunaan sumber daya,
pencegahan, mitigasi dan pengelolaan potensi
pencemaran – melalui AMDAL/ESIA, UKL-
UPL/ESMP
 Efisiensi sumber daya: penggunaan energi, air,
bahan baku lainnya
 Upaya pengelolaan ditentukan berdasarkan hirarki
pencegahan
 Pengelolaan pencemaran udara, materi dan limbah
B3 dan Non-B3, pestisida
 Menyusun estimasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
jika kegiatan menimbulkan emisi GRK secara Secondary Containment dari limbah Minyak (B3)
signifikan Sumber gambar: Proyek PLTA, Jabar, Bank Dunia

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
Standar ESS4 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
 Penilaian dan pengelolaan risiko dan dampak kegiatan
terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat,
termasuk kelompok rentan
 Merancang, membangun dan mengoperasikan elemen
struktural proyek sesuai ketentuan standar nasional, EHS
WB dan praktik terbaik lainnya
 Penilaian dan pengelolaan risiko keselamatan lalu lintas,
gangguan kesehatan, material & limbah B3
 Penilaian dan pengelolaan bahaya alam (gempa,
tsunami)
 Penilaian dan pengelolaan fungsi ekosistem yang
diperolah masyarakat
 Penyediaan mekanisme kesiapsiagaan dan tanggap
darurat
 Penilaian dan pengelolaan sistem pengamanan proyek
(security)
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Pengadaan Lahan dan Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela
Standar ESS5 (Bank Dunia) – SPS Pemukiman Kembali Secara Tak Sukarela (ADB)

 Menghindari atau mengurangi pengadaan lahan dan pemukiman


kembali
 Meningkatkan atau paling tidak memulihkan mata pencaharian
penduduk yang dipindahkan dalam arti sebenarnya
 Penentuan klasifikasi eligibility/kelayakan pihak yang terkena dampak
 Penentuan kompensasi dan manfaat bagi pihak terkena dampak
 Pelibatan para pihak, masyarakat dan pihak terkena dampak
 Menyediakan mekanisme penyampaian dan penanganan keluhan
 Melakukan perencanaan dan pelaksanaannya, untuk
pemindahan/relokasi secara fisik dan/atau ekonomi – dokumen LARAP

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


In kind contribution - hibah lahan

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam yang Berkelanjutan
Standar ESS6 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Penilaian dan pengelolaan dampak terhadap


keanekaragaman hayati dan habitatnya
berdasarkan hirarki pencegahan
 Penilaian kondisi habitat di lokasi proyek: habitat
termodifikasi, habitat alami, dan habitat kritis
 Penilaian dan pengelolaan spesies invasif

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam yang Berkelanjutan
Standar ESS6 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Menghindari, meminimalkan, atau


mengurangi dampak buruk dan,
sebagai upaya terakhir,
mengusulkan tindakan
kompensasi/penggantian kerugian
 Pencapaian no net loss
keanekaragaman hayati yang
terkena dampak
 Kesesuaian dan pemenuhan
peraturan terhadap area/kawasan
yang dilindungi

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Masyarakat Adat
Standar ESS7 (Bank Dunia) – SPS Masyarakat Adat (ADB)

 Penilaian dan penentuan keberadaan dan potensi dampak


masyarakat adat, termasuk lahan adat
 MA mendapatkan manfaat sosial dan ekonomi yang sesuai
secara budaya, berperan serta secara aktif dalam proyek
 Pencegahan dampak yang merugikan dengan
mempertimbangkan alternatif-alternatif sesuai hirarki
pencegahan
 Pelibatan masyarakat adat secara bermakna dalam proyek -
Persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan
FPIC)
 Pembentukan mekanisme penanganan keluhan sesuai
budaya masyarakat adat yang terkena
dampak/mendapatkan manfaat
 Perencanaan yang lebih luas untuk mendukung
keberlanjutan kehidupan masyarakat adat - IPP (Indigenous
Peoples Plan)
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Warisan Budaya
Standar ESS8 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)
 Penilaian dan penentuan keberadaan dan potensi
dampak warisan budaya (fisik maupun non-fisik)
 Desain dan lokasi proyek menghindari kerusakan
warisan budaya
 Melakukan upaya pelibatan pemangku kepentingan
(masyarakat dan balai pelestarian cagar budaya) secara
bermakna
 Pencegahan risiko terhadap warisan budaya
berdasarkan hirarki pencegahan
 Jika risiko tidak dapat dicegah, menyusun Rencana
Pengelolaan Warisan Budaya/Prosedur Penemuan Tak
Terduga Benda Cagar Budaya
Salah satu situs kompleks percandian Muarojambi  Mempertimbangkan aspek kerahasiaan informasi
(Sumber Gb: Liputan 6)
warisan budaya untuk mencegah dampak yang lebih
besar yang bisa terjadi
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Pembiaya Perantara / Financial Intermediary
Standar ESS9 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 FI menyusun dan melaksanakan sistem manajemen


lingkungan dan sosial (ESMS)
 ESMS mencakup: i) kebijakan lingkungan dan sosial; ii)
prosedur identifikasi, mengkaji dan mengelola dampak;
iii) struktur organisasi, kapasitas dan kompetensi; iv)
pemantauan dan review; v) mekanisme komunikasi
eksternal
 Jika dampak kecil/tidak signifikan, cukup menggunakan
peraturan nasional
 FI melakukan pelibatan dan konsultasi dengan
pemangku kepentingan
 FI melakukan pengungkapan informasi (disclosure)
ESMS dan subproyek melalui websitenya
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Pelibatan Pemangku Kepentingan dan Pengungkapan Informasi
Standar ESS10 (Bank Dunia) – SPS Lingkungan Hidup (ADB)

 Pelibatan pemangku kepentingan dilakukan sedini mungkin, secara berkelanjutan dan


berarti/meaningful untuk keseluruhan siklus proyek
 Penyusunan dokumen Rencana Pelibatan Pemangku Kepentingan (SEP) mencakup: i)
identifikasi dan analisis pemangku kepentingan; ii) metode pelibatan; iii) pengungkapan
informasi; iv) konsultasi; v) penanganan keluhan; vi) pelaporan kegiatan
 Pengungkapan informasi kegiatan (disclosure) dilakukan agar pemangku kepentingan
mengetahui dan memahami risiko dan dampak kegiatan
 Pelibatan dan penanganan keluhan dilakukan sesuai dengan bahasa dan budaya pihak
pemangku kepentingan

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Pelibatan kaum Wanita dan Difabel

Sumber gambar: ESF Book, Bank Dunia


Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Kerangka / Daftar Isi Kajian Lingkungan – ANDAL – ESIA – EIA
ANDAL
PP No. 22/ 2021

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh Laporan ESIA/EIA

ESIA disusun untuk proyek


dengan potensi risiko
Tinggi/Substansial/ Kategori A
Disclosed on ADB website:
https://www.adb.org/sites/default/files/project-
documents/51209/51209-001-esia-en.pdf

The Tolo I Project – Sulawesi

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kotak dengan arsir biru menunjukkan persamaan
DAFTAR ISI LAPORAN ESIA ESIA dengan AMDAL

ESIA dalam Bahasa Inggris Kotak dengan arsir merah muda menunjukkan
perbedaan ESIA dengan AMDAL

Associated facilities dalam AMDAL disebut


Kegiatan Penunjang

Kajian alternatif wajib dilakukan untuk ESIA


AMDAL tidak mewajibkan kajian alternatif
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Kriteria dan alasan menentukan proyek dengan
potensi risiko tinggi/sedang/rendah/kategori A-B-C

Deskripsi Sistem Managemen Lingkungan dan


Sosial (ESMS) yang dimiliki perusahaan pengelola
proyek

Sistem Manajemen Lingkungan yang sudah ada


mencakup kebijakan Lingkungan dan Sosial,
Kompetensi dan Struktur Organisasi, Rencana
Pelatihan dan Rencana Tanggap Darurat

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Kriteria desain praktik terbaik internasional
untuk potensi dampak: shadow flicker,
dampak visual lanskap/estetika pemandangan,
medan magnet/listrik, getaran, bising, satwa
terbang

Contoh kriteria desain shadow


flicker

Deskripsi Proyek = di AMDAL

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Dalam AMDAL = Kegiatan Penunjang.
Contoh Associated Facilities: Jalan Akses,
Borrower Pit (Tambang Galian C) dan
Concrete Batching Plant (Fasilitas pembuatan
cor beton) – apakah sudah tersedia upaya
pengelolaan lingkungan untuk
kegiatan/fasilitas penunjang tersebut?

Deskripsi dampak positif proyek untuk


mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan
upaya efisiensi penggunaan sumber daya
alam yang berkelanjutan
Dampak terhadap tenaga kerja proyek dan K3
tidak tercakup dalam AMDAL karena dikelola
oleh peraturan ketenagakerjaan. Namun
dampak terhadap kesehatan dan
keselamatan masyarakat ada dalam AMDAL
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Upaya pengelolaan risiko dan dampak terhadap
tenaga kerja dan K3, subkontraktor pihak ketiga
termasuk risiko memperkerjakan anak usia
sekolah, kerja paksa dan non-diskriminasi dalam
penerimaan tenaga kerja

ES Baseline = Rona Lingkungan Awal dalam AMDAL

Rona awal/risiko kegempaan dan bahaya struktur


geologi tidak dikaji dalam AMDAL dan seharusnya
dikaji dalam FS/DED dokumen desain proyek

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Rona awal biologi mencakup kajian tentang habitat
alami, habitat yang telah dimodifikasi dan habitat
kritis dimana terdapat satwa/flora/fauna yang
dilindungi dan terancam punah

Scoping risiko lingkungan dan sosial = proses


pelingkupan dalam AMDAL

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Scoping ESIA = Pelingkupan AMDAL
Study boundaries ESIA = batas wilayah studi AMDAL

Namun, melalui scoping ESIA dan penentuan Area of


Influence, juga dilakukan identifkasi apakah perlu
melakukan kajian dampak kumulatif (secara
temporal dan spasial)

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL diatur dalam
PermenLH 17/2012, Permen LHK 26 2018 dan PP 22
2021 namun kurang diterapkan. Beberapa kendala
berupa kurangnya minat/keterlibatan ahli sosial
dalam AMDAL untuk melakukan pemetaan
pemangku kepentingan dan rencana pelibatannya.
ESIA wajib merencanakan upaya konsultasi publik,
pelibatan pemangku kepentingan dan
pengungkapan informasi
ESIA wajib merencanakan pembentukan mekanisme
penanganan keluhan untuk seluruh pemangku
kepentingan termasuk pekerja proyek
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Kajian dampak dari matrix pelingkupan
diringkas dalam tabel ini dan dilengkapi
dengan narasi dalam laporan ESIA yang
menjelaskan dasar alasan dari hasil kajian
dampak (negative/positif, langsung/tidak
langsung, sementara/permanen,
lokal/regional, tingkat keparahan,
kemungkinan terjadinya dampak,
penting/tidak penting dsb).

Catatan: AMDAL tidak mencakup kajian


mengenai tingkat sensitivitas reseptor
penerima dampak
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
Scoping ESIA = Pelingkupan AMDAL
Study boundaries ESIA = batas wilayah studi AMDAL

Namun, melalui pelingkupan ESIA dan penentuan


Area of Influence, juga dilakukan identifkasi apakah
perlu melakukan kajian dampak kumulatif (secara
temporal dan spasial)

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Contoh batas wilayah studi dalam laporan ESIA
yang sama dengan AMDAL

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Batas Wilayah Studi

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Gambaran Tata Letak Turbin Angin dan Menara Transmisi
dikonsultasikan dengan masyarakat

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Laporan ESIA juga mencakup ESMP ( = RKL-RPL) untuk
proyek dengan risiko Tinggi/Substansial/Kategori A.
Proyek dengan risiko sedang bisa cukup ESMP saja

Perbedaan dengan RKL-RPL adalah ESMP juga


Kesimpulan Kelayakan Lingkungan Hidup mencakup:
1. Estimasi biaya untuk melakukan kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
(termasuk sosial)
Penerima dampak 2. Rencana Pelatihan Lingkungan untuk
tidak disebutkan pelaksanaan ESMP (termasuk sosial)
dalam RKL-RPL

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Good Example?

Project Impact or Mitigation Performance Institutional Cost


Compon Risk to be Measures(s) Indicator(s) Responsibilities Estimates
ent or Mitigated including (including
Activity legislation/IF implementation,
C EHS supervision and
Guidelines monitoring)
Operatio Noise Install noise Most stringent Contractor/PSC In contract
nal barrier noise level met cost
traffic
from
road
project
General Health Provide PPE PPE is provided Contractor/PSC In contract
construc and cost
tion of a safety
road

Do you have any questions?

Try to avoid these terms: adequate, appropriate, sufficient, proper, when needed etc.
Good Example?
Project Impact or Mitigation Performance Institutional Responsibilities Cost
Component Risk to be Measures(s) Indicator(s) (including implementation, Estimates
or Activity Mitigated including supervision and monitoring)
legislation/IFC EHS
Guidelines
Operational Noise levels Install an acoustically Noises levels Contractor to provide design $5,000/k
traffic from from road designed noise at settlements for sign off by PSC m,
road project traffic are barrier capable of X and Y are Contractor to install under Contracto
predicted to reducing noise levels below 45dBA supervision of PSC r to
exceed night by >5dBA between 3- as 1hr LAeq Borrower to monitor include
time WHO 6km and 7-8km compliance with noise levels line item
standard of during operation for noise
45dBA 1hr barrier in
LAeq at bid
settlements
X and Y
General Health and Develop a Zero accidents Contractor to develop Contracto
construction safety risk, construction health construction health and safety r to
of a road likelihood of and safety plan plan for sign off by PSC before include
injury or incorporating Contractor to implement line item
fatality to measures set out in agreed health and safety plan for health
construction national legislation under supervision of PSC and
staff and and the IFC EHS Contractor and PSC to keep safety in
local Guidelines and records of all near misses, bid
community implement during minor/major accidents and
construction fatalities
Borrower to monitor records
Sometimes mitigation measures take form of
a generalized statement
⮚ “… appropriate measures shall be undertaken while undertaking
digging activities to avoid degradation of water quality... “
⮚ “… sufficient number of trees should be planted in lieu of the trees
felled...”
⮚ “… ensure that construction works do not generate unacceptably high
levels of dust..”
Mitigation measures needs to be specific in the ESMP..
PROSES AMDAL PROSES ESIA
Penapisan SCREENING
Pelingkupan SCOPING

TOR ESIA
KA
…… …… (Scoping
…… Report)
……
…… …… …… ……

Dokumen Dokumen
ANDAL ESIA

RKL - RPL ESMP

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability
SHARING EXPERIENCE OF
MITIGATION MEASURES
o Tidak ada kawasan lindung dan Area Keanekaragaman Hayati Utama di
sekitarnya (10 km) dari Cisokan, namun dalam radius 50 km terdapat 23
kawasan lindung, 8 Kawasan Keanekaragaman Hayati Utama dan 1 Aliansi
untuk Area Zero Extinction*
o Kawasan Keanekaragaman Hayati Utama Gunung Masigit-Kareumbi
adalah paling dekat dengan area proyek, pada jarak sekitar 20 km selatan dari
lokasi proyek.
o Cagar Alam Cadas Malang terletak pada jarak 15 km ke barat daya proyek
Situs. Daerah ini ditetapkan sebagai konservasi pada tahun 1919 untuk
perlindungan flora khusus.
o Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang besar terletak sekitar 30
km barat laut dari area proyek. (Gambar 79).
*Daftar situs global yang berisi 95% atau lebih dari populasi yang tersisa dari satu atau lebih spesies
yang terdaftar sebagai terancam punah atau terancam punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam
Critically Endangered (CR) / Endangered (EN) IUCN.
Output Rencana Mitigasi ESMP yang spesifik

Most of the monkeys spotted with patches of yellow fur were observed in forests very close to intensive cultivations of
pineapple, banana and African palm oil. One thing these plantations have in common is the fact that sulphur-containing
pesticides are used on their crops.

Sumber gambar:
https://geographical.co.uk/nature/wildlife/
Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability item/3049-yellow-howler-monkeys
Christmas Island rangers have taken road safety to a whole new level with the construction of a
"crab bridge" over the island's busiest road.

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Tambahan Muatan ESMP/EMP

Tambahan muatan rencana mitigasi dan rencana pemantauan dalam


ESMP/EMP, diluar cakupan RKL-RPL, sesuai sifat pentingnya dampak:

Rencana - Prosedur ketenagakerjaan dan K3 (LMP atau Buku Peraturan


Mitigasi Perusahaan/PKB), non-diskriminasi, pencegahan child & forced labor
- Rencana pengelolaan GBV dan SEA yang dapat berupa pernyataan
kode etik yang di-integrasikan ke dalam dokumen lelang dan kontrak
- Rencana pengadaan tanah dan rencana pemukiman kembali
(LARAP)
Rencana
- Rencana pengelolaan keanekaragaman hayati (Biodiversity
Pemantauan Management Plan, BMP), biodiversity offset, no net loss, preferred net
gain
- Rencana masyarakat adat (IPP)
- Prosedur penemuan benda cagar budaya tak terduga (CFP)
Tambahan Muatan ESMP/EMP

Tambahan muatan pengaturan pelaksanaan dalam ESMP/EMP, diluar


cakupan RKL-RPL:
Pengaturan - Pengaturan kelembagaan ESMP/EMP yang lebih rinci beserta jalur
Pelaksanaan pelaporan dan tanggung jawab untuk implementasi, pengawasan,
pemantauan dan pelaporan serta pengungkapan (disclosure) yang
mencakup EA/IA, PMU, PIU, Kontraktor, pemantauan eksternal, Bank dll

- Estimasi biaya atau RAB untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan


(seringkali diabaikan)

- Rencana pelatihan untuk peningkatan kapasitas pihak yang


bertanggunjawab melaksanakan ESMP/EMP (seringkali diabaikan)

- Mekanisme penanganan keluhan di tingkat proyek dan kontraktor (FGRM)


Environmental Social Management Plan (ESS1)
⮚ Integration of ESMP with Project:
o Keputusan Peminjam untuk melanjutkan proyek, dan keputusan Bank

untuk mendukungnya, sebagian didasarkan pada harapan bahwa ESMP


akan dieksekusi secara efektif.
o Masing-masing langkah dan tindakan yang akan dilaksanakan akan

ditentukan dengan jelas, termasuk tanggung jawab kelembagaan, dan


biaya untuk melakukannya akan diintegrasikan ke dalam perencanaan,
desain, anggaran, dan implementasi proyek secara keseluruhan.
Ringkasan Tantangan yang Harus Diperhatikan
dalam EMP/ESMP…

 Rencana mitigasi dan pemantauan masih umum, bukan spesifik lokasi


 Pemilihan indikator kinerja dan frekwensi pemantauan yang tidak tepat
 Rencana pengembangan kapasitas terbatas
 EMP/ESMP tidak dihitung biayanya dengan benar, dan dengan demikian tidak
dianggarkan dalam biaya proyek
 EMP/ESMP tidak dimasukkan secara memadai dalam RAB dan kontraktor tidak
memasukkannya dalam penawaran
 Kontraktor tidak memiliki staf EHS yang memenuhi syarat / berpengalaman
 CEMP/CESMP tidak siap sebelum memulai pekerjaan konstruksi
Organizing ESMP

Generic construction-related impacts


(noises, dust, air quality, etc.)
Mitigation Measures

Mitigation Measures
Consume 80% of ESMP preparation time

Generic design measures


Consume 10% of ESMP preparation time
Site-specific designs
Site-specific construction-related impacts
Rencana Mitigasi-Pemantauan ESMP perlu spesifik
Rencana Mitigasi/Pemantauan dalam ESMP yang spesifik
Contoh-contoh Rancang Bangun dan ECOP/SOP

- Rancang bangun: pembangunan headwork, powerhouse, canal dan jalan


akses dilakukan pada musim kering
- Rancang bangun: saluran lewatnya ikan (fish passage) harus bisa
dioperasikan sebelum mulainya konstruksi dam
- Rancang bangun: dokumen Rencana Pengelolaan DAS akan disusun dan
dibiayai oleh proyek dan akan selesai sebelum mulainya kegiatan konstruksi
- ECOP/SOP: area penampungan tumpahan bahan bakar minyak harus memiliki
kapasitas 110% dari kapasitas penyimpanan tangki BBM. Peralatan
membersihkan tumpahan harus disediakan dan operator harus dilatih untuk
menggunakan peralatan tersebut
- ECOP/SOP: kontraktor dilarang menebang pohon, berburu binatang,
memancing di lokasi proyek dan dapat dikenakan sanksi kontrak
Environmental Codes of Practice (ECOP)

It should be easy to be understood by


contractors or local communities !!!
MONITORING – A PART OF IMPACT
MANAGEMENT
Types of environmental monitoring
Who is responsible for environmental monitoring?
Integrasi ESMP/EMP ke dalam Dokumen
Lelang dan Kontrak Kerja dengan
Kontraktor
Memasukkan ESMP/EMP dalam Dokumen Lelang
dan Kontrak Konstruksi
Mengapa?
- ESMP/EMP (RKL-RPL) yang bagus (spesifik dan matang) tidak menjadi jaminan untuk mitigasi
dampak jika ESMP/EMP tersebut tidak dilaksanakan di lapangan
- Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain (kontraktor) dalam melakukan kegiatan konstruksi fisik
- Melalui kontrak, pemrakarsa dapat membuat kontraktor melakukan pengelolaan lingkungan pada
tahap konstruksi sesuai rencana pengelolaan dalam dokumen lingkungan/RKL-RPL/ESMP/EMP
- Kontraktor memiliki kontrol langsung untuk pengelolaan lingkungan pada tahap konstruksi
- Praktik baik dalam melakukan pengelolaan lingkungan pada tahap konstruksi
Cara?
- Menyertakan matriks pengelolaan lingkungan (RKL-RPL/UKL-UPL/ESMP/EMP spesifik) dalam
dokumen lelang sebagai salah satu kewajiban lingkup kerja penawar/bidder dan dalam kontrak
sebagai kewajiban kontraktor yang terpilih
- Kewajiban kontraktor menyusun Rencana Kerja K3L atau Construction ESMP (CESMP)
Rencana
Mitigasi
ESMP/EMP

ESMP/EMP
Desain Detail/Pra- Konstruksi Decommissioning
O&M
konstruksi and Remediation
(CESMP/CEMP)

Rencana
Rencana Rencana
Kesehatan dan
Tanggap Darurat Tanggap Darurat
Keselamatan

Rencana Rencana Rencana


Pengelolaan Pengelolaan Kesehatan dan
Limbah Lalulintas Keselamatan

Rencana Pernyataan Rencana


Pencegahan Metode Pengelolaan
Polusi Konstruksi Limbah
Pengelolaan Lingkungan dan Sosial dalam
Dokumen Lelang dan Kontrak Konstruksi

Persyaratan dalam dokumen lelang dan kontrak? (1)


- Kebijakan Lingkungan dan K3 (LK3) - termasuk aspek sosial, kekerasan berbasis
gender (GBV) dan eksploitasi dan pelecehan seksual (SEA)
- Pernyataan kode etik kekerasan berbasis gender (GBV), eksploitasi dan pelecehan
seksual (untuk proyek besar dengan labor influx)
- Pernyataan penawar dalam hal penaatan terhadap peraturan LK3 dan pernyataan
tidak ada kasus LK3/ESHS/GBV/SEA yang belum diselesaikan
- Prosedur ketenagakerjaan dan lingkungan kerja (Buku Peraturan
Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama)
- Biodiversity Management Plan (BMP), LAND ACQUSITION AND RESETTLEMENT
ACTION PLAN (LARAP), INDIGENOUS PEOPLE PLAN (IPP) dsb
- Pembentukan mekanisme penanganan keluhan internal dan eksternal (FGRM)
Pengelolaan Lingkungan dan Sosial dalam
Dokumen Lelang dan Kontrak Konstruksi

Persyaratan dalam dokumen lelang dan kontrak? (2) lanjutan..


- Rencana mitigasi dan pemantauan tahap konstruksi dirangkum dalam Rencana
Pengelolaan LK3 konstruksi (CESMP/CEMP) berdasarkan ESMP/EMP/RKL-RPL
- Program pelatihan yang mendukung pelaksanaan CESMP/CEMP
- Penyusunan CESMP/CEMP oleh kontraktor menjadi syarat dalam kontrak
- Kegiatan konstruksi dapat dimulai jika semua persyaratan pra-konstruksi dipenuhi,
terutama tersedianya dokumen CESMP/CEMP
- Alokasi anggaran/RAB yang cukup untuk pelaksanaan CESMP/CEMP
- Sistem pelaporan rutin pelaksanaan CESMP/CEMP kepada pemberi kerja
- Ketentuan pemulihan dan pinalti: variation orders/performance, security/bid
bond/provisional sum/withholding payments, terkait kinerja LK3 kontraktor
Struktur Dokumen Lelang Standar untuk Pekerjaan Sipil
(Standard Bidding Documents)
Bagian 1: Dokumen Lelang Bagian 2: Syarat Bagian 3: Draft Kontrak
Pekerjaan
Daftar isi: Daftar isi: Daftar isi:
1. Petunjuk untuk penawar 1. Ruang lingkup 1. Ketentuan umum kontrak
(ITB – Instructions to 2. Spesifikasi (umum (General Conditions of
Bidders) atau khusus) Contract)
2. Bid Data Sheet 3. Gambar teknik 2. Ketentuan khusus kontrak
3. Kritera evaluasi dan 4. Informasi tambahan (Particular Conditions of
kualifikasi Contract)
4. Formulir lelang (kode etik) Persyaratan LK3 3. Formulir kontrak:
5. Daftar negara yang dirancang untuk a. Pemberitahuan pemenang
memenuhi syarat dimasukkan ke dalam kontrak
6. Ketentuan penipuan dan syarat pekerjaan b. Perjanjian kontrak
korupsi (deklarasi LK3) kontraktor c. Performance security

Seleksi kontraktor mencakup Memastikan penaatan terhadap


kinerja masa lalu dan ketentuan LK3 melalui kontrak,
kapasitas kemampuan untuk pemantauan dan pelaporan, dan
memenuhi ketentuan LK3 pemulihan kontrak dalam hal
ketidakpatuhan
PERSYARATAN KODE ETIK DALAM DOKUMEN LELANG KONTRAKTOR
Panduan/Standar Dokumen Lelang
REFERENSI

https://www.worldbank.org/en/projects-operations/environmental-and-social-framework

https://www.worldbank.org/en/projects-operations/environmental-and-social-
framework/brief/environmental-and-social-standards

https://www.adb.org/sites/default/files/institutional-document/32056/safeguard-policy-statement-
june2009.pdf

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability


Terima Kasih

Network of Learning Centers for Environmental and Social Sustainability

Anda mungkin juga menyukai