Anda di halaman 1dari 5

Material Erupsi Gunung Semeru Dari Sudut Pandang Kimia Dasar

Disusun oleh :

Ilham Maulana NIM 225061101111027


Nauvaldy Basuki NIM 225061101111031

Universitas Brawijaya
Malang
2022
A. Latar Belakang
Gunung Semeru, gunung teringgi di pulau jawa, meletus kembali pada bulan awal tahun
2021. Hujan abu yang dihasilkan dari letusan gunung semeru menggelap gulitakan Kecamatan
Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Gucialit, dan Kecamatan
Pasirian di Kabupaten Lumanjang. Gunung Semeru juga mengeluarkan guguran lava yang
mengarah kearah Besuk Kobokan.
Banyak orang menganggap peristiwa meletusnya gunung berapi adalah kejadian yang
sangat merugikan, mulai dari kerugian secara materi hingga timbulnya korban jiwa dan tidak ada
yang melihat hal ini menguntungkan bagi manusia. Tetapi jika kita lihat dari sudut pandang
kimia, peristiwa meletusnya gunung berapi ini adalah kejadian yang bias bermanfaat bagi
manusia, lebih tepatnya kita bisa memanfaatkan material yang dikeluarkan dari gunung berapi
tersebut jika kita mengerti apa yang ada di dalam kandungannya.

B. Pengertian
Ada beberapa jenis material yang dikeluarkan saat erupsi gunung semeru. Beberapa
material yang bisa kita ketahui adalah abu vulkanik / pasir vulkanik, lahar panas, dan lahar
dingin. Berikut adalah penjelasan mengenai material tersebut.

1. Abu Vulkanik / Pasir Vulkanik


Abu vulkanik / pasir vulkanik adalah leburan bagian dalam gunung yang terdiri dari batu-
batu yang hancur, mineral dan kaca vulkanik yang dikeluarkan ketika letusan gunung berapi. Abu
vulkanik terbentuk ketika gas-gas terlarut dalam magma berekspansi dan meluncur dengan
kencang ke atmosfer. Kekuatan gas yang meluncur dengan kencang ke atmosfer ini
menghancurkan magma dan mendorongnya keluar yang menyebabkan magma akan mengeras
menjadi fragmen-fragmen batuan vulkanik dan kaca.

2. Lahar Dingin
Lahar dingin adalah bercampurnya material vulkanik dengan air hujan yang terjadi
apabila endapan material melepas hasil erupsi gunung api yang diendapkan pada puncak dan
lereng, kemudian terangkut oleh air hujan atau air permukaan yang biasanya melewati sungai
yang berhulu di gunung berapi.

3. Lahar Panas
Lahar panas adalah aliran lava yang tercampur dengan air panas yang berasal dari
endapan air hujan yang terjadi di sekitar gunung sehingga air hujan yang mengendap membentuk
danau di dasar kepundan. Lahar hanya berada di sekitar gunung api yang ketika bertemu dengan
sungai, akan menjadi lahar dingin.

C. Deskripsi
Seluruh material yang dikeluarkan gunung berapi membawa fragmen-fragmen batuan
vulkanik dan kaca. Dalam fragmen-fragmen batuan vulkanik dan kaca tersebut, terdapat
beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya. Senyawa utama yang terkandung dalam abu
vulkanik adalah senyawa logam oksida. Beberapa senyawa yang memiliki persentase tinggi
adalah Silikon dioksida (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Kalsium oksida (CaO), Titanium
dioksida (TiO2), dan Ferioksida (Fe2O3). Berikut penjelasannya.

a. Silikon dioksida (SiO2)


Silikon dioksida (SiO2) atau yang biasa kita kenal dengan nama silika adalah senyawa
yang komposisinya terbanyak di dalam material hasil letusan gunung berapi. Silika tersusun
atas satu unsur silikon (Si) dan dua unsur oksigen (O). Unsur Silikon sendiri dalam tabel
periodik terdapat pada golongan IV A periode 3 dan memiliki nomor atom 14. Massa atom
relatif yang dimiliki unsur Si yaitu 28,0855 gram/mol. Titik leleh unsur Si yaitu 1414,85 0C
dan titik didih unsur Si yaitu 3265 0C. Unsur Si ini memiliki fase padat (logam) serta
memiliki dua elektron valensi yaitu II dan IV. Konfigurasi elektron unsur Si yaitu
2 2 6 2 2
1 s 2 s 2 p 3 s 3 p . Pada umumnya, unsur silikon lebih cenderung memiliki ikatan kovalen
seperti SiO2. Silika banyak dimanfaatkan dalam bidang pembangunan, seperti bahan baku
benda berbasis semen dan bata ringan. Silika disini berfungsi sebagai bahan penguat dalam
bahan bangunan tersebut. Semakin banyak kandungan silica dalam campuran bahan tersebut,
maka bahan tersebut menjadi lebih kuat. Seperti dalam bata ringan, jika persentase silica
dalam bata ringan itu tinggi maka bata tersebut tidak mudah patah. Silika juga digunakan
dalam pembuatan benda berbahan kaca seperti botol dan gelas. Silikon merupakan logam
yang bersifat semikonduktor karena merupakan unsur semilogam dengan struktur kovalen
raksasa yang dimana di zaman ini biasa digunakan untuk alat alat elektronik seperti
processor. Logam silicon yang digunakan harus memiliki kemurnian yang sangat tinggi,
hingga mencapai 99,9999 %.

b. Aluminium Oksida (Al2O3)


Senyawa Aluminium Oksida (Al2O3) biasa dikenal dengan nama Alumina. Senyawa
Alumina ini tersusun atas 2 unsur Aluminium (Al) dan 3 unsur Oksigen (O). Unsur Aluminium
(Al) dalam tabel periodik terdapat pada golongan III A periode 3 dan memiliki nomor atom 13.
Massa atom relatif yang dimiliki unsur Al yaitu 26,9815 gram/mol. Titik leleh unsur Al yaitu 660
0
C dan titik didih unsur Al yaitu 2518,82 0C. Unsur Al ini memiliki fase padat serta memiliki satu
elektron valensi yaitu III. Konfigurasi elektron unsur Al yaitu 1 s 2 2 s 2 2 p6 3 s 2 3 p1. Pada
umumnya, unsur aluminium memiliki ikatan ionik dengan unsur lainnya seperti AlCl 3 dan Al2O3.
Senyawa Alumina ini dimanfaatkan sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat
pemotong, karena sifat kekerasan yang dimiliki senyawa ini. Umumnya senyawa ini terdapat
dalam bentuk kristalin yang disebut corundum. Aluminium sendiri banyak dimanfaatkan untuk
bahan baku peralatan rumah tangga, tetapi dipadukan dengan logam lain seperti dengan seng (Zn)
dan mangan (Mn) untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

c. Kalsium oksida (CaO)


Kalsium oksida (CaO) atau yang biasa dikenal dengan kapur tohor adalah salah satu
senyawa yang kandungannya cukup besar dalam material hasil letusan gunung berapi. Kapur
tohor tersusun atas satu unsur kalsium (Ca) dan satu unsur oksigen (O). Unsur Kalsium
sendiri dalam tabel periodik terdapat pada golongan II A periode 4 dan memiliki nomor atom
20. Massa atom relatif yang dimiliki unsur Ca yaitu 40,078 gram/mol. Unsur Ca memiliki
titik leleh 842 0C dan titik didih unsur 1484 0C. Unsur Ca ini memiliki fase padat serta
memiliki satu elektron valensi yaitu II. Konfigurasi elektron unsur Ca yaitu
2 2 6 2 6 2
1 s 2 s 2 p 3 s 3 p 4 s . Pada umumnya, unsur kalsium memiliki ikatan ionik seperti CaS
dan CaO. Senyawa ini juga menjadi salah satu bahan baku untuk pembuatan berbasis semen.
Kandungan SiO2 , Al2O3, dan CaO yang cukup besar dalam material abu vulkanik
memungkinkan abu tersebut menjadi bahan baku langsung pembuatan benda berbasis semen.
Jika Kalsium Oksida ini bisa dipisahkan dari abu tersebut, senyawa ini bisa menjadi bahan
baku untuk pembuatan soda kaustik.

d. Titanium dioksida (TiO2)


Titanium dioksida (TiO2) adalah bahan yang juga jumlahnya dalam material relatif tinggi.
Titanium dioksida terdiri dari satu unsur titanium (Ti) dan dua unsur oksigen (O). Unsur
Titanium sendiri dalam tabel periodik terdapat pada golongan IV B periode 4 dan memiliki
nomor atom 22. Massa atom relatif yang dimiliki Titanium yaitu 47,867 gram/mol. Titik leleh
unsur Titanium berada pada suhu 1660 0C dan titik didihnya berada pada suhu 3287 0C. Unsur
Titanium memiliki fase padat serta memiliki 3 elektron valensi yaitu II, III, dan IV.
Konfigurasi elektron Titanium yaitu 1 s 2 2 s 2 2 p6 3 s 2 3 p6 4 s2 3 d 2. Pada umumnya, unsur
Titanium membentuk ikatan ionic dengan unsur lainnya seperti TiO 2. Titanium adalah logam
yang sangat berharga. Jika logam titanium dapat diambil dari material tersebut, maka akan
sangat bernilai. Titanium banyak dimanfaatkan untuk menjadi bahan dasar peralatan perang
ataupun pesawat luar angkasa karena kekuatannya. Titanium memiliki kekuatan seperti baja,
tetapi dengan berat yang lebih ringan. Kelebihan titanium ini terjadi karena berat atomnya
relatif ringan dan ukuran kulit elektronnya cukup besar, sehingga apabila ditempatkan pada
volume tertentu jumlah atom Titanium yang bisa mengisi ruang tersebut relatif lebih sedikit.
Titanium juga memiliki ketahanan terhadap korosi yang tinggi. Dalam bidang kedokteran,
titanium juga dijadikan sebagai penyambung tulang.

e. Ferioksida (Fe2O3)
Senyawa Ferioksida (Fe2O3) biasa dikenal dengan nama bijih besi. Kandungan ferioksida
di dalam material hasil letusan gunung berapi juga relative tinggi sehingga memungkinkan
untuk diekstrak. Senyawa Ferioksida ini tersusun atas 2 unsur Besi (Fe) dan 3 unsur Oksigen
(O). Unsur Besi (Fe) dalam tabel periodik terdapat pada golongan VIII B periode 4 dan
memiliki nomor atom 26. Massa atom relatif yang dimiliki unsur Fe yaitu 55,845 gram/mol.
Titik leleh unsur Fe yaitu 1539 0C dan titik didih unsur Fe yaitu 2862 0C. Unsur Fe ini
memiliki fase padat serta memiliki tiga elektron valensi yaitu II, III, dan VI. Konfigurasi
elektron unsur Fe yaitu 1 s 2 2 s 2 2 p6 3 s 2 3 p6 4 s2 3 d 6. Pada umumnya, unsur besi memiliki
ikatan ionik seperti Fe2O3 dan FeCl3. Senyawa Ferioksida ini mempunyai sifat paramagnetik.
Bijih besi itu sendiri banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari karena sifatnya yang
kuat dan mudah dibentuk. Bijih besi adalah bahan baku untuk pembuatan baja, kawat, dan
kerangka mobil.
D. Penutup
Kita harus melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Setelah kita dapat melihat
peristiwa meletusnya gunung berapi melalui sudut pandang kimia, kita sadar bahwa banyak hal
yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan kita. Jika kita bisa mengolah dan memahami apa
yang sebenarnya terkandung dalam material yang tadi kita bahas, maka kejadian yang orang
banyak anggap sebagai hal buruk, bisa kita ubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

E. Daftar Pusaka

Wahyuni, E.T., dkk. (2012). Penentuan Komposisi Kimia Abu Vulkanik Dari Erupsi Gunung
Merapi. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19(2), 150-159.
Wimbardana, R., dkk. (2013). Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Lahar Dingin
Gunung Berapi. Jurnal Bumi Lestari, 13(2), 394-406.
Sinaga, B.I.L.J., dkk. (2015). Dampak Ketebalan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung
Terhadap Sifat Biologi Tanah Di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Jurnal
Online Agroekoteknologi, 3(3), 1159-1163.
Firman, Januar. 2019. “Apa yang membuat logam titanium begitu kuat namun juga ringan?“
https://id.quora.com/Apa-yang-membuat-logam-titanium-begitu-kuat-namun-juga-ringan,
diakses pada 26 Agustus 2022 pukul 21.23.
Titanium. (2022, Juni 18). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 20:33, 26
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Titanium
Silikon. (2022, Januari 3). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 10:41, 26
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Silikon
Aluminium. (2022, April 19). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 11:14, 27
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium
Besi. (2022, Juni 16). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 11:20, 27
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Besi
Sridianti. 2021. “Kalsium Oksida (CaO)” https://sridianti.com/kalsium-
oksida.html#:~:text=Kegunaan%20Kalsium%20Oksida&text=Kapur%20digunakan%20s
ebagai%20reagen%20di,penting%20dalam%20pembuatan%20soda%20kaustik , diakses
pada 26 Agustus 2022 pukul 19.44

Anda mungkin juga menyukai