Disusun oleh :
Universitas Brawijaya
Malang
2022
A. Latar Belakang
Gunung Semeru, gunung teringgi di pulau jawa, meletus kembali pada bulan awal tahun
2021. Hujan abu yang dihasilkan dari letusan gunung semeru menggelap gulitakan Kecamatan
Candipuro, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Senduro, Kecamatan Gucialit, dan Kecamatan
Pasirian di Kabupaten Lumanjang. Gunung Semeru juga mengeluarkan guguran lava yang
mengarah kearah Besuk Kobokan.
Banyak orang menganggap peristiwa meletusnya gunung berapi adalah kejadian yang
sangat merugikan, mulai dari kerugian secara materi hingga timbulnya korban jiwa dan tidak ada
yang melihat hal ini menguntungkan bagi manusia. Tetapi jika kita lihat dari sudut pandang
kimia, peristiwa meletusnya gunung berapi ini adalah kejadian yang bias bermanfaat bagi
manusia, lebih tepatnya kita bisa memanfaatkan material yang dikeluarkan dari gunung berapi
tersebut jika kita mengerti apa yang ada di dalam kandungannya.
B. Pengertian
Ada beberapa jenis material yang dikeluarkan saat erupsi gunung semeru. Beberapa
material yang bisa kita ketahui adalah abu vulkanik / pasir vulkanik, lahar panas, dan lahar
dingin. Berikut adalah penjelasan mengenai material tersebut.
2. Lahar Dingin
Lahar dingin adalah bercampurnya material vulkanik dengan air hujan yang terjadi
apabila endapan material melepas hasil erupsi gunung api yang diendapkan pada puncak dan
lereng, kemudian terangkut oleh air hujan atau air permukaan yang biasanya melewati sungai
yang berhulu di gunung berapi.
3. Lahar Panas
Lahar panas adalah aliran lava yang tercampur dengan air panas yang berasal dari
endapan air hujan yang terjadi di sekitar gunung sehingga air hujan yang mengendap membentuk
danau di dasar kepundan. Lahar hanya berada di sekitar gunung api yang ketika bertemu dengan
sungai, akan menjadi lahar dingin.
C. Deskripsi
Seluruh material yang dikeluarkan gunung berapi membawa fragmen-fragmen batuan
vulkanik dan kaca. Dalam fragmen-fragmen batuan vulkanik dan kaca tersebut, terdapat
beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya. Senyawa utama yang terkandung dalam abu
vulkanik adalah senyawa logam oksida. Beberapa senyawa yang memiliki persentase tinggi
adalah Silikon dioksida (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Kalsium oksida (CaO), Titanium
dioksida (TiO2), dan Ferioksida (Fe2O3). Berikut penjelasannya.
e. Ferioksida (Fe2O3)
Senyawa Ferioksida (Fe2O3) biasa dikenal dengan nama bijih besi. Kandungan ferioksida
di dalam material hasil letusan gunung berapi juga relative tinggi sehingga memungkinkan
untuk diekstrak. Senyawa Ferioksida ini tersusun atas 2 unsur Besi (Fe) dan 3 unsur Oksigen
(O). Unsur Besi (Fe) dalam tabel periodik terdapat pada golongan VIII B periode 4 dan
memiliki nomor atom 26. Massa atom relatif yang dimiliki unsur Fe yaitu 55,845 gram/mol.
Titik leleh unsur Fe yaitu 1539 0C dan titik didih unsur Fe yaitu 2862 0C. Unsur Fe ini
memiliki fase padat serta memiliki tiga elektron valensi yaitu II, III, dan VI. Konfigurasi
elektron unsur Fe yaitu 1 s 2 2 s 2 2 p6 3 s 2 3 p6 4 s2 3 d 6. Pada umumnya, unsur besi memiliki
ikatan ionik seperti Fe2O3 dan FeCl3. Senyawa Ferioksida ini mempunyai sifat paramagnetik.
Bijih besi itu sendiri banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari karena sifatnya yang
kuat dan mudah dibentuk. Bijih besi adalah bahan baku untuk pembuatan baja, kawat, dan
kerangka mobil.
D. Penutup
Kita harus melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang. Setelah kita dapat melihat
peristiwa meletusnya gunung berapi melalui sudut pandang kimia, kita sadar bahwa banyak hal
yang dapat kita manfaatkan dalam kehidupan kita. Jika kita bisa mengolah dan memahami apa
yang sebenarnya terkandung dalam material yang tadi kita bahas, maka kejadian yang orang
banyak anggap sebagai hal buruk, bisa kita ubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
E. Daftar Pusaka
Wahyuni, E.T., dkk. (2012). Penentuan Komposisi Kimia Abu Vulkanik Dari Erupsi Gunung
Merapi. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19(2), 150-159.
Wimbardana, R., dkk. (2013). Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Lahar Dingin
Gunung Berapi. Jurnal Bumi Lestari, 13(2), 394-406.
Sinaga, B.I.L.J., dkk. (2015). Dampak Ketebalan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung
Terhadap Sifat Biologi Tanah Di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Jurnal
Online Agroekoteknologi, 3(3), 1159-1163.
Firman, Januar. 2019. “Apa yang membuat logam titanium begitu kuat namun juga ringan?“
https://id.quora.com/Apa-yang-membuat-logam-titanium-begitu-kuat-namun-juga-ringan,
diakses pada 26 Agustus 2022 pukul 21.23.
Titanium. (2022, Juni 18). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 20:33, 26
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Titanium
Silikon. (2022, Januari 3). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 10:41, 26
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Silikon
Aluminium. (2022, April 19). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 11:14, 27
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium
Besi. (2022, Juni 16). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 11:20, 27
Agustus 2022, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Besi
Sridianti. 2021. “Kalsium Oksida (CaO)” https://sridianti.com/kalsium-
oksida.html#:~:text=Kegunaan%20Kalsium%20Oksida&text=Kapur%20digunakan%20s
ebagai%20reagen%20di,penting%20dalam%20pembuatan%20soda%20kaustik , diakses
pada 26 Agustus 2022 pukul 19.44