PPK Neuro New
PPK Neuro New
KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK SESUAI DENGAN DIAGNOSIS
BERIKUT:
PERDARAHAN INTRASEREBRAL(PIS) / INTRACEREBRAL
HEMORAGE / PERDARAHAN SUBARACHNOID (PSA) /
SUBARACHNOID HEMORAGE
KRITERIA Klinis :
DIAGNOSIS
Anamnesis:
Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat aktifitas/ istirahat,
kesadaran baik/terganggu, nyeri kepala/ tidak, muntah/ tidak, riwayat
hipertensi (faktor risiko stroke lainnya), lamanya (onset), serangan
pertama/ulang.
Pemeriksaan Fisik (Neurologis dan Umum) :
Ada defisit neurologis, hipertensi/ hipotensi/ normotensi.
DIAGNOSIS
Stroke Hemoragik
KERJA
DIAGNOSIS 1. Ensefalopati toksik atau metabolik
BANDING 2. Kelainan non neurologist / fungsional (contoh : kelainan jiwa)
3. Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todd’s
4. Migren hemiplegik.
5. Lesi struktural intrakranial (hematoma subdural, tumor otak, AVM).
6. Infeksi ensefalitis, abses otak.
7. Trauma kepala.
8. Ensefalopati hipertensif.
9. Sklerosis multiple
Laboratorium
PEMERIKSAAN Dilakukan pemeriksaan Darah Perifer Lengkap (DPL), Gula Darah Sewaktu
PENUNJANG (GDS), Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin dan Asam Urat), Fungsi Hati
(SGOT
STROKE HEMORAGIK
STROKE HEMORAGIK
TINGKAT I
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
a. Mampu menyimpulkan dan menangani faktor risiko stroke (mayor,
minor, faktor risiko baru dan masih dipelajari) termasuk berkonsultasi
kepada sejawat dari bagian terkait.
b. Mampu menafsirkan pemeriksaan penunjang dengan transcranial dopler
(TCD)/Duplex Sonography, CT Scan, MRI, MRA, echocardiography
c. Mampu menangani penderita stroke akut pada keadaan emergensi.
INDIKATOR
d. Mampu menangani komplikasi yang timbul seperti kejang, tekanan
MEDIS
intrakranial tinggi (TIK), infeksi paru
e. Mampu menyimpulkan derajat impairment, aktivitas harian, dan
handicap pasien stroke termasuk menetapkan Barthel Index serta
melakukan neurorestorasi dan merencanakan neurorehabilitasi
f. Mampu melaksanakan tindakan pencegahan primer dan sekunder
termasuk community stroke care
1. Guideline Stroke. PERDOSSI. Jakarta, 2011.
2. Stroke, J.P Mohr et al, Elsevier, 2011.
KEPUSTAKAAN
3. Principles of Cerebrovascular Disease, Harold. P. adams, Mc.Graw Hill
medical, 2007.
STROKE HEMORAGIK
STROKE HEMORAGIK
Radiologis
• Pemeriksaan Rontgen dada untuk melihat ada tidaknya infeksi maupun
kelainan jantung
STROKE HEMORAGIK
MENINGITIS TUBERKULOSA
- Umum
- Terapi kausal : Kombinasi Obat Anti Tuberkulosa (OAT).
o INH 5-10mg/kg BB/hari
o Pyrazinamida 25-35 mg/kg BB/hari
o Rifampisin 10-15 mg/kg BB/hari
o Etambutol 20-30 mg/ kg BB/hari
TATALAKSANA
o Streptomisin 25-30 mg/kg BB/hari
- Kortikosteroid : dexametason 0,4mg/kg BB/hari atau metilprednisolon
4x125 mg iv tapp off
- Ranitidine 50 mg intravena 2-3 kali sehari
- Vitamin B6 (Piridoksin) 2x5mg peroral
Minimal 3-4 minggu, tergantung respon pengobatan.
EDUKASI
(HOSPITAL Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis penyakit
PROMOTIONAL)
- Meningitis tuberkulosis sembuh lambat dan umumnya meninggalkan
PROGNOSIS sekuele neurologis.
- Bervariasi dari sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, meninggal
TINGKAT I
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
MENINGITIS BAKTERIALIS
ANAMNESIS Gejala berupa demam tinggi, menggigil, sakit kepala, fotofobia, mialgia,
mual, muntah, kejang, perubahari status mental sampai penurunan kesadaran.
Tanda-tanda rangsang meningeal
• Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset
PEMERIKSAAN • Gejala neurologis fokal berupagangguan saraf kranialis
FISIK
• Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media,
mastoiditis, pneumonia, infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis).
Klinis :
KRITERIA
Anamnesis
DIAGNOSIS
Gejala timbul dalam 24 jam setelah onset, dapat juga subakut antara 17 hari.
Gejala berupa
demam tinggi, menggigil, sakit kepala, fotofobia, mialgia, mual, muntah,
kejang, perubahari status mental sampai penurunan kesadaran.
Pemeriksaan fisik
• Tanda-tanda rangsang meningeal
• Papil edema biasanya tampak beberapa jam setelah onset
• Gejala neurologis fokal berupagangguan saraf kranialis
• Gejala lain: infeksi ekstrakranial misalnya sinusitis, otitis media,
mastoiditis, pneumonia,
infeksi saluran kemih, arthritis (N. Meningitidis).
DIAGNOSIS
Meningitis Bakterialis
KERJA
Meningitis virus
MENINGITIS BAKTERIALIS
INDIKATOR b. Mampu menyimpulkan etiologi penderita infeksi SSP secara klinik dan
MEDIS laboratorik
c. Merencanakan pemeriksaan penunjang radiologi pada kasus infeksi dan
mampu menafsirkan hasilnya
MENINGITIS BAKTERIALIS
MENINGITIS KRIPTOKOKKUS
VERTIGO
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
PENGERTIAN
otonomik yang disebabkan oteh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
berbagai keadaan atau penyakit.
ANAMNESIS • Bentuk vertigo : melayang, goyang berputar, dsb.
• Keadaan yang memprovokasi : perubahan posisi kepala dan tubuh,
keletihan, ketegangan.
• Profil waktu : Akut, paroksismal, kronik.
• Adanya gangguan pendengaran yang menyertai.
• Penggunaan obat-obatan misalnya streptomisin, kanamisin, salisilat.
• Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi,
hipotensi, penyakit paru.
• Adanya nyeri kepala.
• Adanya kelemahan anggota gerak.
Umum
Keadaan umum, anemia, tekanan darah berbaring dan tegak, nadi, jantung,
paru, abdomen.
Pemeriksaan neurologis umum :
• Kesadaran
• Saraf-saraf otak : visus, kampus, okulomotor, sensori di muka, otot wajah,
pendengaran,
dan menelan.
Fungsi motorik (kelumpuhan ekstremitas) dan fungsi sensorik (hipestesi,
parestesi).
Pemeriksaan khusus Oto-neurologis untuk menentukan lesi sentral dan
PEMERIKSAAN
FISIK perifer.
• Fungsi vestibuler / serebelar
1. Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike (cara: Lampiran)
2. Tes kalori
3. Tes Romberg, tandem gait, past pointing test, tes Fukuda dll.
• Fungsi pendengaran
1. Tes Garputala
2. Audiometri
VERTIGO
VERTIGO
VERTIGO
MIGREN
Tanggal Terbit :
PANDUAN 30 Agustus 2018 Ditetapkan oleh Direktur Utama
PRAKTIK
KLINIS
Dr. dr. Yevri Zulfiqar, Sp.B-Sp.U
NIP. 197009062000031005
ANAMNESIS Selama nyeri kepala dapat disertai salah satu berikut : nausea dan atau
muntah, fotofobia dan fonofobia.
Serangan nyeri kepala tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
PEMERIKSAAN -
FISIK
Migren tanpa aura (G43.0) :
a. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan nyeri kepala berulang dengan
manifestasi serangan berlangsung 4-72 jam, yang mempunyai. sedikitnya 2
karakteristik berikut :unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat,
bertambah berat dengan aktivitas fisik.
b. Selama nyeri kepala disertai salah satu berikut : nausea dan atau muntah,
fotofobia dan fonofobia.
c. Serangan nyeri kepala tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Migren dengan aura (G43.1) :
a. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan nyeri kepala berulang yang
didahului gejala neurologi fokal yang reversibel secara bertahap 5-20 menit
dan berlangsung kurang dari60 menit.
KRITERIA b. Terdapat sedikitnya satu aura berikut ini yang reversibel seperti : gangguan
DIAGNOSIS
visual, gangguan sensoris, gangguan bicara disfasia.
c. Paling sedikit dua dari karakteristik berikut :
1. gejala visual homonim dan / atau gejala sensoris unilateral.
2. paling tidak timbul satu macam aura secara gradual > 5 menit dan / atau
jenis aura
yang lainnya > 5 menit.
3. tiap gejala berlangsung > 5 menit dan < 60 menit
d. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Status Migrenous (G43.2):
a. Serangan migren dengan intensitas berat yang berlangsung > 72 jam (tidak
hilang dalam 72 jam).
b. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
MIGREN
5-7 hari
EDUKASI
(HOSPITAL Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
MIGREN
PROGNOSIS Bonam
TINGKAT I
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
• Mampu menyimpulkan gejala dan tanda klinis nyeri kepala termasuk
faktor yang memperberat dan meringankan nyeri kepala
• Mampu membedakan nyeri kepala primer dan sekunder
• Mampu mebedakan 3 jenis nyeri kepala primer (migren, tension headache
dan cluster headache)
• Mampu menguraikan indikasi untuk melakukan eksplorasi lebih jauh
tentang penyebab nyeri kepala (untuk nyeri kepala sekunder), misalnya
INDIKATOR funduskopi
MEDIS • Mampu menyimpulkan keadaan darurat nyeri kepala akut (disebabkan
oleh vaskuler) dan nyeri kepala sub akut atau kronik (meningitis, tumor
intrakranial)
• Mampu merencanakan tindakan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
dan mampu menafsirkan hasilnya
• Mampu menangani kasus nyeri kepala dengan terapi umum,
medikamentosa (abortif, simptomatis dan profilaksis) dan terapi
nonmedikamentosa (terapi perilaku, relaksasi)
1. Konsensus National Penanganan Nyeri Kepala di Indonesia. Kelompok
Studi Nyeri Kepala. PERDOSSI
2. Pain Management Secrets 3 edition, Charles E argoff, MD, Mosby
Elsevier, 2010
3. Bonicas Management of Pain, Scott M. Fishman, Lippincott Wilkins &
KEPUSTAKAAN
Williams, 2010
4. Pain 2010 An Updated Review, Jeffrey Mogil, IASP Press, 2010
5. Neurology. Evidence-Based guideline update: Pharmacologic treatment
for episodic migrain prevention in adult, American Academy of
Neurology and The American Headache Society, S.D Silberstein, 2012
STATUS EPILEPTIKUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
008.02.02.11.300801 02 1/3
8
Adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 5 menit atau dua atau lebih
STATUS EPILEPTIKUS
TATALAKSANA Stadium IV (30-90 Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60
menit) menit, transfer pasien ke ICU, beri Propofol
(2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu)
atauThiopentone (100-250 mg bolus iv
pemberian dalam 20 menitdilanjutkan dengan
bolus 50 mg setiap 2-3
menit)dilanjutkansampai 12-24 jam setelah
bangkitan klinis atau bangkitan EEGterakhir,
lalu dilakukan tapering offatau Midazolam
0,2mg/kg BB bolus dengan kecepatan
2mg/menit, maximal 10mg. Memonitor
bangkitan dan EEG, tekanan intracranial,
memulaipemberian OAE dosis maintenance
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
Prognosis epilepsi akan menjadi lebih buruk bila terdapat hal-hal sebagai
berikut:
a. Terdapat lesi struktural otak
b. Bangkitan epilepsi parsial
STATUS EPILEPTIKUS
EPILEPSI
Suatu keadaan neurologik yang ditandai oleh bangkitan epilepsi yang
berulang, yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan, bangkitan epilepsy
sendiri adalah suatu manifestasi klinik yang disebabkan oleh lepasnya muatan
listrik yang abnormal, berlebih dan sinkron, dari neuron yang (terutama)
PENGERTIAN terletak pada korteks serebri. Aktivitas paroksismal abnormal ini umumnya
timbul intermiten dan 'self-limited'.
Sindroma Epilepsi
penyakit epilepsi yang ditandai oleh sekumpulan gejala yang timbul
bersamaan (termasuk tipe bangkitan, etiologi, anatomi, faktor presipitan usia
saat awitan, beratnya penyakit, siklus harian dan prognosa)
STATUS EPILEPTIKUS
EPILEPSI
Medikamentosa
Pemilihan obat anti epilepsi (OAE) sangat tergantung pada bentuk bangkitan
dan sindroma epilepsi, selain itu juga perlu dipikirkan kemudahan
pemakaiannya. Penggunaan terapi tunggal dan dosis tunggal menjadi pilihan
utama. Kepatuhan pasien juga ditentukan oleh harga dan efek samping OAE
yang timbul
Antikonvulsan Utama
1. Fenobarbital : dosis 2-4 mg/kgBB/hari
2. Phenitoin : 5-8 mg/kgBB/hari
TATALAKSANA
3. Karbamasepin : 20 mg/kgBB/hari
4. Valproate : 30-80 mg/kgBB/hari
5. Topiramat : 2,5-6mg/kgBB/hari
6. Lamotrigin : 0,15mg/kg BB/hari
7. Levitiracetam : 20-50mg/kg BB/hari
Tergantung kondisi klinis.
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
PROGNOSIS Tergantung kondisi klinis
TINGKAT I
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
Mampu menyimpulkan diagnosis kejang berdasarkan gambaran klinik
Mampu melaksanakan terapi pemeliharaan dengan obat antikejang yang
sesuai secara rasional
INDIKATOR Mampu menangani kejang sesuai sindroma epilepsi yang terjadi dan
MEDIS
mengevaluasi hasil terapi secara teratur
Mampu menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk memantau
efek samping obat dan kadar obat dalam darah
1. Pedoman Tatalaksana Epilepsi, PERDOSSI, 2012.
2. Epilepsy; A Comprehensive Textbook, Engel Pedley, Lippincott Wilkins
& Williams, 2008
3. The treatment of epilepsy 2 edition, Simon D Sharvon et al, Blackwell
Tension Type Headache adalah nyeri kepala bilateral menekan atau mengikat
dengan intensitas ringan hingga sedang, yang tidak bertamabah dnegan
PENGERTIAN
aktifitas fisik, tidak didapatkan mual, namun bisa terdapat fotofobiaatau
fonofobia.
a) Episode serangan nyeri kepala
Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala berikut :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan / mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitas ringan atau sedang
ANAMNESIS
4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga.
Tidak dijumpai :
1. Mual atau muntah (bisa anoreksia)
2. Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.
Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
PEMERIKSAAN Status Neurologis, perikranial tenderness (+)
FISIK
KRITERIA KRITERIA DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Klinis :
a) Sekurang-kurangnya terdapat 10 episode serangan nyeri kepala
b) Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
c) Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala berikut :
1. Lokasi bilateral
2. Menekan / mengikat (tidak berdenyut)
3. Intensitas ringan atau sedang
4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga.
d) Tidak dijumpai :
1. Mual atau muntah (bisa anoreksia)
2. Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.
e) Tidak berkaitan dengan kelainan lain.E. Bangkitan Tonik-klonik
F. Bangkitan Atonik
Laboratorium
darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll (atas indikasi untuk
menyingkirkan penyebab sekunder)
PEMERIKSAAN Radiologi :
PENUNJANG Rontgen cervical
Gold Standard : Kriteria diagnostik Nyeri kepala Kelompok studi Nxeri
kepala Perdossi 2005yang diadaptasi dari I H S (International Headache
Society)
TATALAKSANA Medikamentosa :
1. Analgetik : aspirin 1000 mg/hari, asetaminofen 100 mg/hari, NSAIDs
(Ketoprofen 25-50mg/hari
2. Caffeine 65 mg (analgetik ajuvan).
3. Kombinasi : 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein
4. Antidepressan : amitriptilin 12,5-25mg
5. Antiansietas : got. Benzodiazepin, butalbutal.
Terapi non-farmakologis :
a. Kontrol-diet
b. Hindari faktor pencetus
c. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin
d. Behaviour treatment
e. EMG Biofeedback
f. terapi relaksasi
Terapi Preventif :
- Amitriptilin dimulai 10-25 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 125 mg
- Preparat lain yang bisa dipakai untuk profilaksis adalah sodium valproat,
venlafaxin, dan Topiramat.
Tergantung kondisi klinis (lama dan intensitas nyeri, gejala penyerta dan
respon terhadap pengobatan).
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
PROGNOSIS Baik
TINGKAT II
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
o Mampu menyimpulkan gejala dan tanda klinis nyeri kepala termasuk
Nyeri kepala cluster adalah nyeri kepala hebat, nyeri selalu unilateral di
orbita, supraorbita, temporal atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut,
berlangsung 15-180 menit terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari
PENGERTIAN sampai 8 kali sehari, serangan disertai satu atau lebih sebagai berikut ,
semuanya ipsilateral injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhea, berkeringat di wajah dan kening, mioosis, ptosis, edema palpebra.
Sela serangan sebagian besar pasien gelisah atau agitasi.
ANAMNESIS KRITERIA DIAGNOSIS:
Klinis :
a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat atau sangat
hebat sekali di orbita, supraorbita dan/ atau temporal yang unilateral,
berlangsung 15-180 menit bila takdiobati.
b. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari berikut :
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
3. Oedema palpebra ipsilateral
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6. Perasaan kegelisahan atau agitasi.
c. Frekuensi serangan : dari 1 kali setiap dua hari sampai 8 kali per hari
d. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
PEMERIKSAAN Status Neurologis
FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS:
Klinis :
a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat atau sangat
hebat sekali di orbita, supraorbita dan/ atau temporal yang unilateral,
berlangsung 15-180 menit bila takdiobati.
b. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari berikut :
1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
KRITERIA
DIAGNOSIS 2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
3. Oedema palpebra ipsilateral
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
6. Perasaan kegelisahan atau agitasi.
c. Frekuensi serangan :dari 1 kali setiap dua hari sampai 8 kali per hari
d. Tidak berkaitan dengan gangguan
INDIKATOR o Mampu menyimpulkan gejala dan tanda klinis nyeri kepala termasuk
MEDIS
faktor yang memperberat dan meringankan nyeri kepala
o Mampu membedakan nyeri kepala primer dan sekunder
o Mampu mebedakan 3 jenis nyeri kepala primer (migren, tension headache
dan cluster headache)
o Mampu menguraikan indikasi untuk melakukan eksplorasi lebih jauh
tentang penyebab nyeri kepala (untuk nyeri kepala sekunder), misalnya
funduskopi
o Mampu menyimpulkan keadaan darurat nyeri kepala akut (disebabkan
oleh vaskuler) dan nyeri kepala sub akut atau kronik (meningitis, tumor
intrakranial)
o Mampu merencanakan tindakan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
dan mampu menafsirkan hasilnya
o Mampu menangani kasus nyeri kepala dengan terapi umum,
medikamentosa (abortif, simptomatis dan profilaksis) dan terapi
nonmedikamentosa (terapi perilaku, relaksasi)
1. International Headache Society. The International Classification of
Hedache Disorder, 3rd edition. 2013.
2. Konsensus National Penanganan Nyeri Kepala di Indonesia. Kelompok
Studi Nyeri Kepala. PERDOSSI
3. Pain Management Secrets 3 edition, Charles E argoff, MD, Mosby
PENGERTIAN Nyeri Punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu di
daerah lumbal atau lumbo-sakral.
• nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah
• nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya
• nyeri diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri
ANAMNESIS
kearah tungkai dan kaki.
• Nyeri berasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain atau
sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah
punggung bawah (referred pain).
Pembagian klinis NPB untuk triage :
- NPB dengan tanda bahaya (red flags)
- neoplasma / karsinoma
- infeksi
- fraktur vertebra,
PEMERIKSAAN - sindrom kauda ekwina
FISIK
NPB dengan kelainan neurologik berat
- NPB dengan sindroma radikuler
- NPB nonspesifiK
Sekitar > 90 % NPB akut atau kronik (> 3 bulan) merupakan NPB non-
spesifik
Nyeri Punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau campuran
KRITERIA keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong
DIAGNOSIS
bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan
penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki.
DIAGNOSIS Menurut American College of Physician and the American Pain Society
BANDING NPB non spesifik
NPB karena gangguan neurologis
NPB yang disebabkan oleh penyakit spinal yang serius ( red flag )
Nyeri punggung bawah dengan kategori red flag
Neoplasma / karsinoma
Infeksi
Fraktur vertebra
Sindrom kauda equine
NPB dengan kelainan neurologic berat
NPB dengan sindrom radikuler
Umur > 50 tahun atau < 20 tahun
LABORATORIUM
Atas indikasi :
- laju endap darah
- darah perifer lengkap (Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit )
- ureum, creatinin
- elektrolit ( Natrium, Kalium, Klorida, kalsium, Magnesium )
- C – reaktif protein (CRP)
- faktor rematoid
- urinalisa
PEMERIKSAAN - LCS
PENUNJANG
- Tumor marker ( PSA, AFP, CEA, ALP, β-hCG, thyroglobulin,
calcitonin )
NEUROFISIOLOGI
atas indikasi : ENMG
NEURORADIOLOGI(atas indikasi)
- Foto polos
- Mielografi
- CT – mielografi
- BMD
Kausatif
Terutama kasus NPB dengan tanda bahaya ( red flag )
Simptomatik
b. Tergantung jenis dan intensitas
Nyeri inflamasi
TATALAKSANA Anti inflamasi ( steroid, NSAID sesuai fornas)
Relaksan otot ( esperison Hcl, diazepam, tizanidin)
Analgetik opioid lemah ( codein )
Analgetik opioid kuat ( morphine sulfate )
INDIKATOR
• Mampu melaksanakan perujukan kepada sejawat dari bagian lain yang
MEDIS terkait dengan persoalan nyeri termasuk rehabilitasinya
1. Pain Management Secrets 3 edition, Charles E argoff, MD, Mosby
Elsevier, 2010
KEPUSTAKAAN 2. Bonicas Management of Pain, Scott M. Fishman, Lippincott Wilkins &
Williams, 2010
3. Pain 2010 An Updated Review, Jeffrey Mogil, IASP Press, 2010
NEUROPATI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
013.02.02.11.300801 02 1/2
8
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
PROGNOSIS kadang-kadang penyembuhan tidak sempurna
TINGKAT II
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
Mengevaluasi hasil penatalaksanaan pasien dengan gangguan saraf tepi
(termasuk lesi pleksus)
Mampu menyimpulkan pola gejala dan tanda klinik neuropati perifer
(termasuk akut dan kronik)
Mampu menganalisa diagnosis topis keluhan pasien dengan dasar
neuroanatomi, pemeriksaan fisik dan EMG yang benar.
INDIKATOR
MEDIS Mampu menyimpulkan penyebab yang mendasari terjadinya neuropati
(defisiensi, metabolik, trauma/kompresi, keganasan, genetik, imunologik)
Mampu menjelaskan perjalanan penyakit, sindroma prototip, gejala yang
dominan (motorik/sensorik) dan identifikasi gejala-gejala atipikal, serta
gejala lain yang menyertai
Mampu merencanakan pemeriksaan laboratorium, lumbal pungsi dan PA
Evidence based guideline : Treatment of Painfull Diabetic Neuropaty.
KEPUSTAKAAN
American Academy of Neurology. Bril V England J,2011.
PENYAKIT PARKINSON
PENYAKIT PARKINSON
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan reflex postural
KRITERIA b. Probable
DIAGNOSIS Bila terdapat kombinasi dua gejala utama ( termasuk kegagaln reflex
postural)
c. Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala utama.
PENYAKIT PARKINSON
MIELOPATI
Merupakan suatu gangguan fungsi atau struktur dari medulla spinalis oleh
PENGERTIAN
adanya lesi komplit atau inkomplit.
Lemah / lumpuh anggota gerak, gangguan buang air kecil dan buang air
ANAMNESIS besar,
gangguan sensibilitas
• parese / plegi tipe UMN (tergantung lokalisasi lesi, dapat dijumpai
gejala UMN atau
• campuran UMN dan LMN), hipestesi / anestesi segmental, gangguan
PEMERIKSAAN
FISIK fungsi otonom.
• Kejadiannya dapat akut, subakut, kronik progresif.
• Tidak ditemui tanda-tanda radang atau penyebabnya tidak diketahui.
• parese / plegi tipe UMN (tergantung lokalisasi lesi, dapat dijumpai
gejala UMN atau
• campuran UMN dan LMN), hipestesi / anestesi segmental, gangguan
KRITERIA
DIAGNOSIS fungsi otonom.
• Kejadiannya dapat akut, subakut, kronik progresif.
• Tidak ditemui tanda-tanda radang atau penyebabnya tidak diketahui.
NEUROPATI
Kausal
• injeksi Metil Prednisolon 4x 250 mg (IV) selama 3-7 hari
• Plasma excange ( Jika terapi gagal dengan kortikosteroid)
• Rituximab ( Jika diduga Neoromielits Optica)
TATALAKSANA • Simptomatik
• Suportif
• *Rehabilitatif : Fisioterapi ekstremitas dan latihan buli-buli
• Tergantung etiologi dan berat penyakit, perawatan dapat berlangsung
dalam hitungan minggu hingga bulan.
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
PROGNOSIS Tergantung penyebab dan berat penyakit
TINGKAT II
EVIDENCE
TINGKAT B
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
INDIKATOR Mengevaluasi hasil penatalaksanaan pasien dengan gangguan saraf tepi
MEDIS
(termasuk lesi pleksus)
Mampu menyimpulkan pola gejala dan tanda klinik (termasuk akut dan
kronik)
Mampu menganalisa diagnosis topis keluhan pasien dengan dasar
neuroanatomi, pemeriksaan fisik dan EMG yang benar.
Mampu menyimpulkan penyebab yang mendasari (defisiensi, metabolik,
trauma/kompresi, keganasan, genetik, imunologik)
Mampu menjelaskan perjalanan penyakit, sindroma prototip, gejala yang
dominan (motorik/sensorik) dan identifikasi gejala-gejala atipikal, serta
gejala lain yang menyertai
Mampu merencanakan pemeriksaan laboratorium, lumbal pungsi dan PA
Neuromuscular disorder, Anthony A. Amato, Mc Graw Hill Medical,
2008
Skeie, Apostolski, A. Evoli, N. E. Gilhus.et all. Guideline for treatement
KEPUSTAKAAN
of autoimun neuromuscular disorder. EFNS Guideline.2010.European
jurnal of Neurology
Clinical evaluation and treadment of tranverse myelitis,2011
PENGERTIAN tepi dan menyebabkan kelemahan otot, apabila parah dapat mengakibatkan
kelumpuhan, bahkan otot-otot pernapasan.
Kelemahan ascendendan simetris
Anggota gerak bawah dulu baru menjalar ke atas
Kelemahan akut dan progresif yang ditandai arefleksia
Puncak defisit 4 minggu
Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal dimulai dari daerah
PENGERTIAN
servikal pertama hingga sakral.
Tumor ekstradura : Gejala timbul akibat kompresi tumor diawali dengan
gangguan sensoris berupa baal atau kesemutan ,diikuti gejala motorik yang
bersifat ascending baru kemudian terdapat gejala otonom. Terdapat nyeri
radikular.
Tumor intradural extramedullar : Gejala timbul akibat kompresi tumor
ANAMNESIS
diawali dengan gangguan sensoris berupa baal atau kesemutan,diikuti
gejala motorik yang bersifat ascending baru kemudian terdapat gejala
otonom.
Tumor intramedula : gejala timbul akibat kompresi tumor diawali dengan
gejala otonom,sensorik kemudian motorik.
Pada pemeriksaan umum dieksplorasi kemungkinan metastase dari organ-
organ paru,prostat (pria) dan serviks uteri (wanita).
Pada pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan motorik, pemeriksaan
PEMERIKSAAN
FISIK sensorik,ditentukan adanya level gangguan sensorik pada tumor
ekstradura, keterlibatan otonom dan sadle anastesi pada tumor
intramedula.
DIAGNOSIS motorik yang bersifat ascending baru kemudian terdapat gejala otonom.
Tumor intramedula : diawali gejala otonom,sensorik kemudian motorik.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum ; eksplorasi tumor lain
Pemeriksaan neurologis : motorik, sensorik, otonom
Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal dimulai dari daerah
PENGERTIAN
servikal pertama hingga sakral.
Tumor ekstradura : Gejala timbul akibat kompresi tumor diawali dengan
gangguan sensoris berupa baal atau kesemutan ,diikuti gejala motorik yang
bersifat ascending baru kemudian terdapat gejala otonom. Terdapat nyeri
radikular.
Tumor intradural extramedullar : Gejala timbul akibat kompresi tumor
ANAMNESIS
diawali dengan gangguan sensoris berupa baal atau kesemutan,diikuti
gejala motorik yang bersifat ascending baru kemudian terdapat gejala
otonom.
Tumor intramedula : gejala timbul akibat kompresi tumor diawali dengan
gejala otonom,sensorik kemudian motorik.
PEMERIKSAAN Pada pemeriksaan umum dieksplorasi kemungkinan metastase dari organ-
organ paru,prostat (pria) dan serviks uteri (wanita).
Pada pemeriksaan neurologis meliputi pemeriksaan motorik, pemeriksaan
FISIK sensorik,ditentukan adanya level gangguan sensorik pada tumor
ekstradura, keterlibatan otonom dan sadle anastesi pada tumor
intramedula.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Anamnesis:
Tumor ekstradura : baal atau kesemutan, diikuti gejala motorik yang
bersifat ascending,gejala otonom, nyeri radikular.
Tumor intradural extramedullar: berupa baal atau kesemutan,diikuti gejala
KRITERIA
DIAGNOSIS motorik yang bersifat ascending baru kemudian terdapat gejala otonom.
Tumor intramedula : diawali gejala otonom,sensorik kemudian motorik.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum ; eksplorasi tumor lain
Pemeriksaan neurologis : motorik, sensorik, otonom
ABSES SEREBRI
ABSES SEREBRI
MULTIPLE SCLEROSIS
PENGERTIAN Penyakit demielinisasi pada sistem saraf pusat yang diakibatkan oleh proses
autoimun
Gejala dan tanda neurologis dengan pola klinis remisi dan eksaserbasi,
dimana manifestasi klinis:
ANAMNESIS Menurunnya tajam penglihatan pada satu mata yang dapat disertai dengan
nyeri pada pergerakan mata, pandangan ganda, gangguan sensorik dan atau
kelemahan, gangguan keseimbangan
Penurunan ketajaman penglihatan dan nyeri pergerakan mata, gangguan
sensorik atau kelemahan, gangguan keseimbangan, Lhermitte sign positif
1. Neuritis Retrobulbar ( biasanya unilateral) : berkembang dari
gangguan penglihatan warna, gangguan visus dan nyeri daerah orbita
2. Gangguan gerakan bola mata dan nyeri pergerakan mata
3. Lhermitte sign positif (pada fleksi leher berupa rasa tersetrum yang
menjalar ke tulang belakang dan ekstremitas )
4. Gangguan sensorik
PEMERIKSAAN
FISIK 5. Gejala traktus piramidalis dan peningkatan refleks
6. Gejala serebelum yang ditandai dengan gangguan koordinasi, ataksi
dan tremor intensi
7. Disfungsi kandung kemih : Inkontinensia
8. Fenomena iktal: neuralgia trigeminal, serangankejang akut, distonia
paroksismal, disartria, atau ataksia
Tonic brainstem seizures : kekakuan tonik yang disertai nyeri dan bersifat
paroksismal pada otot-otot pada satu sisi tubuh
Kriteria Diagnosis menggunakan Kriteria McDonald 2010
≥ 2 serangan; terdapat Tidak ada
bukti klinis
≥ 2 lesi atau 1 lesi
dengan riwayat serangan
sebelumnya
≥ 2 serangan; terdapat DIS (dissemination in space):
KRITERIA
DIAGNOSIS bukti klinis 1 lesi Pada gambaran MRI didapatkan ≥ 1 lesi pada
minimal 2 dari 4 area tipikal MS yaitu
periventrikuler, jukstakortikal, infratentorial dan
medulla spinalis
1 serangan, terdapat bukti DIT (Dissemination in time);
klinis ≥ 2 lesi Terdapat lesi lain yang asimptomatik yang
menyangat atau tidak menyangat kontras
MULTIPLE SCLEROSIS
Atau
Adanya lesi baru pada T2 atau yang menyangat
kontras yang dilakukan pada saat follow-up, tanpa
melihat waktu pelaksaan MRI sebelumnya
1 serangan, terdapat bukti DIS dan DIT
klinis untuk 1 lesi DIS:
(clinically isolated Pada gambaran MRI didapatkan ≥ 1 lesi pada
syndrome) minimal 2 dari 4 area tipikal MS yaitu
periventrikuler, jukstakortikal, infratentorial dan
medulla spinalis
DIT:
Terdapatnya lesi lain yang asimtomatik yang
menyangat atau tidak menyangat kontras.
Atau
Adanya lesi baru pada T2 atau yang menyangat
kontras yang dilakukan pada saat follow-up tanpa
melihat waktu pelaksanaan MRI sebelumnya
Gejala neurologis Progresivitas penyakit dalam satu tahun terakhir
progresif yang Ditambah dua dari 3 kriteria:
menyerupai MS (primary 1. DIS pada otak ≥1, berdasarkan potongan T2
Progressive MS) minimal 1 area khas MS (periventrikuler,
jukstakortikal, infratentorial dan medulla
spinalis)
2. Terdapat DIS pada medulla spinalis ≥ 2
3. Terdapatnya hasil positif pada cairan
serebrospinal (CSS) (oligoclonal Band (OCB)
dan atau pen
ingkatan IgG)
Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan Darah Perifer Lengkap (DPL), Gula Darah
Sewaktu (GDS), Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin dan Asam Urat),
Fungsi Hati (SGOT dan SGPT), elektrolit, anti HIV, ANA, dsDNA,
profil ANA, anti SSA, anti SSB, antibody anti aquaporin 4
(menyingkirkan NMO), sputum BTA
LCS : LP harus dikerjakan pada setiap pasien yang dicurigai MS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG Jumlah Sel : Limfositosis pleiositik (> 5 sel per mm3) umumnya
sel mononuklear jarang polimorfonuklear. Semakin awal diperiksa
semakin tinggi jumlah sel.Kadar protein : dengan sistem pandy positif,
kwantitatif kadar gamma globulin meningkat.
Funduskopi : kepucatan fundus bitemporal
EEG : pemeriksaan EEG tidak menunjukkan kelainan spesifik
MULTIPLE SCLEROSIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
019.02.02.11.300801 02 3/3
8
PENGERTIAN pada kedua sisi atau segmen medula spinalis yang mengenai saraf motorik,
sensorik dan otonom, penyebab tersering adalah infeksi virus.
Nyeri lokal punggung bawah, paresthesia mendadak (sensasi abnormal
seperti terbakar, menggelitik, menusuk atau kesemutan) pada anggota gerak,
ANAMNESIS
Lemah / lumpuh anggota gerak, gangguan buang air kecil dan buang air besar
(gangguan otonom),gangguan sensibilitas, nyeri tulang belakang
Kelemahan tungkai dan lengan
Nyeri tulang belakang
Gangguan sensoris (kebas, kesemutan, rasa dingin, atau terbakar)
PEMERIKSAAN Disfungsi saluran cerna dan kandung kemih ( inkontinensia, kesulitan
FISIK
saat BAK, rasa seperti masih ada sisa setelah BAK, dan konstipasi)
Dapat terjadi akut (berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa
hari) atau subakut ( berkembang dalam 1 hingga 2 minggu)
Memenuhi criteria anamnesis
Kelemahan tungkai dan lengan
Nyeri tulang belakang
KRITERIA
DIAGNOSIS Gangguan sensoris (kebas, kesemutan, rasa dingin, atau terbakar)
Disfungsi saluran cerna dan kandung kemih ( inkontinensia, kesulitan
saat BAK, rasa seperti masih ada sisa setelah BAK, dan konstipasi)
DIAGNOSIS KERJA MIELITIS TRANSVERSA
DIAGNOSIS Spondilitis TB dan lesi kompresi medulla spinalis lainnya, Sindroma Guillan
BANDING Barre
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Laboratorium:
PENUNJANG • Darah rutin (Hb, Leukosit, Hematokrit, Trombosit), kimia darah (SGOT,
SGPT, Ureum Kreatinin, Natrium, Kalium), Urin lengkap
• Likuor serebrospinalis (lumbal punksi)
Pemeriksaan Radiologik :
• Foto polos vertebra AP / Lateral / Oblik
• Mielografi
• MRI medula spinalis dengan kontras
Kausal
• Simptomatik: analgetik
TATALAKSANA • Suportif: glukokortikoid oral (prednison) 1 mg/kgBB dosis tunggal selama
2 minggu secara bertahap diturunkan dan dihentikan setelah 7 hari.
MIELITIS TRANSVERSA
: methyl prednisolon injeksi 1-2 gr/hari secara intravena dalam dosis terbagi
selama 7-10 hari.
PERIODIK PARALISIS
ANAMNESIS Serangan terutama pada pagi hari. Setelah makan banyak karbohidrat, terlalu
lelah, cuaca dingin.
kelumpuhan anggota gerak akut.
Otot respirasi dan otot menelan jarang terkena.
PEMERIKSAAN
FISIK Refleks tendon mungkin menurun.
Tidak ada gangguan sensoris.
kelumpuhan anggota gerak akut
Tidak ada gangguan sensoris.
Serangan terutama pada pagi hari.
KRITERIA
DIAGNOSIS Faktor presipitasi : makan banyak karbohidrat, terlalu lelah, cuaca dingin.
Kadar kalium darah 2-3 mEq. Laboratorium lain dalam batas normal Pria
lebih banyak daripada wanita
DIAGNOSIS KERJA Periodik paralisis
DIAGNOSIS Hipokalemi karena gastroenteritis, tirotoksikosis atau sebab lain
BANDING
PEMERIKSAAN Laboratorium : lab darah rutin, gula darah, faal ginjal, kalium,natrium,
PENUNJANG klorida dan magnesium darah, fungsi tiroid
EMG : Gambaran lesi miogen
EKG
Biopsi otot
Terapi Farmaka :
Fase Akut : Pemberian K secara peroral dan atau parenteral
Profilaksis : Diet tinggi Kalium, rendah Na, rendah karbohidrat
TATALAKSANA
Aldakton 100 mg po / hari
Tiamin HCl 50 mg / hari
Terapi hipertiroidsm.
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
PROGNOSIS Ad bonam
TINGKAT II
EVIDENCE
PERIODIK PARALISIS
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
Identifikasi patogenesis, patofisiologi dan kelainan molekular periodik
paralisis
Mengidentifikasi gejala dan tanda klinik periodik paralisis
3. Kemoterapi
Astrositoma: temozolamide capsul dengan dosis 150mg/m2 selama 5 hari,
dapat diberikan hingga 6 siklus dengan jarak pemberian 4 minggu atau
kombinasi vinkristin dan prokarbazin diberikan sebanyak 12 siklus dengan
jarak 6 minggu (dosis vinkristin 1,5mg/m2 intravena dosis maksimal 2mg
diberikan pada hari 1, dosis prokarbazin 100mg/m 2 bid per oral diberikan
pada hari 2-11)
Obat-obat dan tindakan untuk menurunkan tekanan intrakranial:
Deksamethasone 16 mg/hari iv dibagi dalam 4 dosis, dosis maksimal
100 mg/hari.
Proton pump inhibitor diberikan jika pasien mendapatkan terapi
kortikosteroid intravena
Manitol infus 0,5-1 gr/kgbb/4-6 jam
Posisi kepala ditinggikan 20 – 30 derajat
Simptomatik (bila diperlukan) :
Antikonvulsan intravenous atau per oral jika ditemukan kejang:
phenitoin/ karbamazepine/ asam valproat sesuai dengan PPK epilepsi
dan status epileptikus
Analgetik/ anti piretik : paracetamol 3 x 10-15mg/kgbb/kali
pemberian, codein 3 x 30 mg
Sedativa/ Antidepresan (amitriptilin 12,5-25 mg per hari) bila perlu
Obat lain:
Pada Meningioma rekurens diperlukan antiprogesteron, yaitu
mifepristone.
Pada Tumor Hipofisis : pemberian agonis dopamin untuk menginhibisi
sekresi prolaktin, atau analog somatostatin untuk menginhibisi GH.
Pemberian bromokriptin dilakukan pada mikroadenoma
TUMOR INTRAKRANIAL
Rehabilitasi medik
TATALAKSANA
Minimal 2 minggu (untuk diagnostik dan persiapan operasi)
EDUKASI
Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi
(HOSPITAL
HEALTH Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis
PROMOTIONAL)
PROGNOSIS Tergantung jenis tumor, lokalisasi, perjalanan klinis
TINGKAT III
EVIDENCE
TINGKAT A
REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS KSM NEUROLOGI
o Mampu menyimpulkan diagnosis etiologis kasus neuroonkologi
berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan neurologi dan penunjang
o Mampu menangani kondisi darurat untuk mengatasi nyeri kepala, kejang,
dan peninggian tekanan intrakranial
o Mampu membedakan SOL (space occupying lesion) dengan infeksi
berdasarkan perjalanan penyakit dan gambaran radiologik
INDIKATOR
MEDIS o Mampu menyimpulkan kemungkinan metastasis dini tumor di otak (dari
mammae, prostat, rektum, testis, paru dll)
o Mampu menafsirkan hasil pemeriksaan radiologik yang direncanakan
sebelumnya terkait kasus yang ditangani
o Mampu melakukan kerjasama dengan disiplin ilmu lain dalam
penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan kasus neuroonkologi
Brain tumor, Andre H. Kaye - Edward R. Laws, Elsevier, 2013.
Central Nervous System Cancer;Clinical Practice in Oncology. 2011.
Journal National Comprehensive Cancer Network:352-400
KEPUSTAKAAN
Clinical practice guidelines for management of adult gliomas. Cancer
council Australia, 2009
Levin et al, 2000. Clin. Cancer Res., 6; pages 3878-84
MIASTENIA GRAVIS
ANAMNESIS dengan aktivitas dan membaik dengan istirahat , tanpa disertai gangguan
sensorik.
Kelemahan / kelumpuhan otot yang berfluktuasi pada awalnya, lemah setelah
beraktivitas dan pulih dengan istirahat. Keluhan bisa berupa :
PEMERIKSAAN Gangguan gerak bola mata, ptosis, diplopia, disfonia, Kelemahan otot farings,
FISIK
kesulitan mengunyah, menelan dan berbicara
Test Wartenberg
Klinis
Kelemahan / kelumpuhan otot yang tidak berhubungan dengan kelemahan
secara umum
2/3 pasien : gangguan gerak bola mata, ptosis, diplopia
1/6 pasien : kelemahan otot farings, kesulitan mengunyah, menelan dan
berbicara
10% :
KRITERIA
DIAGNOSIS - Kelemahan ekstremitas
- Kelemahan otot ringan pagi hari danmemberat jika siang,
seiring aktivitas
- Kelemahan bersifat progresif
- Faktor yang memperparah gejala : emosi, infeksi viral,
hypothyreodenasi, kehamilan, panas, obat transmisi neuromuskular
- Wartenberg test positif
DIAGNOSIS KERJA Miastenia Gravis
DIAGNOSIS - Botulism
BANDING - Eaton-Lambert Syndrome (ELS)
- Multiple Sclerosis
- Symptomatic Miasthenia
- Syndroma Moebius
- Cholinergic Crisis
Laboratorium :
- Pemeriksaan endrophonium cloride (tensilon)
MIASTENIA GRAVIS
Penunjang :
1. Repetitive Nerve stimulation dengan frekuensi 3x/detik
MIASTENIA GRAVIS
ANAMNESIS dengan aktivitas dan membaik dengan istirahat , tanpa disertai gangguan
sensorik.
Kelemahan / kelumpuhan otot yang berfluktuasi pada awalnya, lemah setelah
beraktivitas dan pulih dengan istirahat. Keluhan bisa berupa :
PEMERIKSAAN Gangguan gerak bola mata, ptosis, diplopia, disfonia, Kelemahan otot farings,
FISIK
kesulitan mengunyah, menelan dan berbicara
Test Wartenberg
KRITERIA Klinis
DIAGNOSIS
Kelemahan / kelumpuhan otot yang tidak berhubungan dengan kelemahan
secara umum
2/3 pasien : gangguan gerak bola mata, ptosis, diplopia
1/6 pasien : kelemahan otot farings, kesulitan mengunyah, menelan dan
berbicara
10% :
- Kelemahan ekstremitas
- Kelemahan otot ringan pagi hari danmemberat jika siang,
seiring aktivitas
- Kelemahan bersifat progresif
- Faktor yang memperparah gejala : emosi, infeksi viral,
hypothyreodenasi, kehamilan, panas, obat transmisi neuromuskular
- Wartenberg test positif
DIAGNOSIS KERJA Miastenia Gravis
- Botulism
- Eaton-Lambert Syndrome (ELS)
MIASTENIA GRAVIS
Penunjang :
1. Repetitive Nerve stimulation dengan frekuensi 3x/detik
MIASTENIA GRAVIS