Anda di halaman 1dari 2

https://kabarkan.com/wp-content/uploads/2019/10/Screenshot_12-2.

jpg

Nama : Dimas Aldi Zulala

Nim : 042397668

1. Konsep nilai dasar yang saya pahami tentang nilai perusahaan adalah konsep investor dari tingkat
keberhasilan suatu perseroan, dimana dihubungkan pada harga kontribusi atau saham. Jadi, nilai
konsep suatu perusahaan atau present value merupakan aliran kas suatu perusahaan yang berupa
laba yang diharapkan dan akan diterima pada masa yang akan datang. Untuk aliran kas saat ini dapat
disamakan dengan laba. Oleh karena itu, nilai perusahaan sekarang ini atau nilai sekarangnya adalah
nilai dari laba yang diharapkan akan diperoleh pada masa mendatang yang dihitung pada masa
sekarang dengan cara mendiskontokannya pada suatu tingkat bunga tertentu (opportunity discount
rate).

Untuk bagian pemasaran bertanggung jawab dalam pengelolaan penjualan, bagian produksi
bertanggung jawab dalam pengelolaan barang serta biaya produksi, sedang bagian keuangan
bertanggung jawab dalam mengelola modal untuk menopang kegiatan perusahaan serta
menetapkan tingkat diskonto yang terbaik.

Contoh nilai perusahaan cara penyelesaiannya :

Perusahaan TLKM tahun 2017 diketahui memiliki hutang Rp 86.354 miliar. Kemudian, Perusahaan
TLKM tahun 2017 memiliki total aset mencapai Rp 198.484 miliar. Sedangkan, Perusahaan TLKM
tahun 2017 untuk kapitalisasi kurs mencapai Rp 447.551.984.016.000 miliar.

Pertanyaan :

berapa jumlah tobins q TLKM ?

Jadi tobins q = nilai kurs + total aset/total utang

447.551.984.016.000 miliar + 198.484 miliar/86.354 miliar = 2.69 triliun

Dari sinilah bahwa TLKM memiliki rasio dengan jumlah 2.69 triliun. Arti nilai rasio tersebut ialah
mengindikasikan nilai kurs TLKM dua kalilipat lebih tinggi dari book value (nilai bukunya).

Dengan istilah lain, kurs menaruh kepercayaan besar pada perusahaan TLKM serta dapat
mengindikasikan ada ekspektasi kurs kepada perusahaan. Kebalikannya, apabila rasio q dari TLKM
lebih kecil dari satu, bahwa hal ini menunjukan TLKM tak mampu memaksimalkan atau menciptakan
nilai kurs.

NB : untuk rumus dapat dilihat di modul 1 EKMA4312 hal 1.11


2. Principal-agent problem adalah masalah yang muncul karena perbedaan informasi (asymmetric
information) antara pemegang saham (principal) sebagai pihak yang memberikan amanat dengan
manajemen (agent) sebagai pihak yang menerima amanat untuk mengelola perusahaan. Sedangkan
moral hazard merepresentasikan suatu kondisi dimana individu berupaya untuk melanggar nilai-nilai
kejujuran dan kepercayaan untuk keinginan pribadinya karena keadaan lingkungan di mana individu
tersebut beraktivitas memberikan kesempatan melakukan tindakan pelanggran tersebut.

Contohnya : Dalam berbagai kasus korupsi dalam lembaga bisnis terjadi karena permasalahan
principal-agent dan praktik moral hazard dari pegawainya. kejadian tersebut dapat terjadi karena
jajaran manajemen maupun staf operasional memiliki tugas yang kompleks yang disertai banyak
pertemuan, perjalanan dinas, berbagai proyek kerja sama riset, serta pembagian dan koordinasi
tugas yang berlapis di mana pelaksaannya tidak secara detail termonitor oleh pricipal. Meskipun
demikian dibalik itu sering terjadi manipulasi anggaran dan praktik korupsi keuangan perusahaan
yang akhirnya berdampak negatif terhadap keuangan perusahaan dan pada titik tertentu dapat
berujung pada kebangkrutan perusahaan.

Sumber : Modul 1 EKMA4312 hal 1.19-1.20

Anda mungkin juga menyukai