2. Bahaya kimia
Bahaya kimia adalah bahaya yang timbul secara kimiawi yang dapatmengancam
kesehatan dan keselamatan manusia. Kontaminasi zat kimia pada bahan makanan dapat
terjadi melalui bahan-bahan, saat produksi atau selama distribusi/penyimpanan, dan
damaknya pada konsumen bisa berupa jangka panjang (mis., karsinogenik), jangka
pendek (mis., reaksi alergi).
Tim HACCP perlu mengkaji ulang setiap zat kimia toksik yang ada pada
bangunan juga mempertimbangkan semua kontaminan potensial dalam bahan mentah dan
kemasan. Berikut ini contoh kontaminasi zat kimia (Mortimore & Wallace, 2004
- Bahan mentah : pestisida/herbisida, racun (alami ataudihasilkan oleh mikroba),
alergen, antibiotik, residu hormon, logam berat.
- Proses : agens pembersih, pelumas, zat pendingin, zat kimia pengendalihama, toksin,
alergen.
- Kemasan : bahan plastik dan zat aditif, tinta, zat perekat, peluruhan logam dari
kaleng.
3. Bahaya Fisik
Bahaya fisik pada makanan adalah adanya benda yang keberadaannya dalam
makanan dapat mencelakakan konsumen, seperti misalnya dapat melukai mulut, gigi,
saluran pernafasan, saluran pencernaan, atau bahkan yang dapat melukai anggota badan
(tangan) konsumennya (Surono, Sudibyo, & Waspodo, 2016). Bahaya fisik merupakan zat
atau benda asing yang dapat mengontaminasi bahan makanan kapan saja selama
berlangsungnya produksi. Zat asing dapat dipandang sebagai bahaya pada keamanan
makanan jika zat tersebut masukdalam kategori berikut (Mortimore & Wallace, 2004):
• Sesuatu yang tajam dan menyebabkan nyeri dan cedera, mis., serpihankayu, pecahan
gelas.
• Sesuatu yang dapat menyebabkan kerusakan gigi yang parah, mis.,logam, batu.
• Sesuatu yang dapat menyebabkan tersedak, mis., tulang atau plastik.
Alasan lain untuk mengatasi kontaminasi zat asing adalah bahwa zat itu dapat
bertindak sebagai sarana untuk kontaminasi silang mikrobiologi. Contohnya adalah
keberadaan lalat dalam kue krim yang baru matang. Disini bahaya muncul akibat
perpindahan mikroorganisme patogen dari lalat ke dalam kue, bukan lalat itu sendiri yang
menjadi bahaya (Mortimore& Wallace, 2004). Mengenai kategori benda berbahaya FSIS
(Food Safety and Inspection Service) FDA 1995 dalam (Surono, Sudibyo, & Waspodo,
2016) membuat kesimpulan bahwa (Surono, Sudibyo, & Waspodo, 2016):
• Benda keras dan tajam berukuran < 7 atau > 25 mm berbahaya untuk kelompok
konsumen tertentu
CCP
Tidak Ya CCP
Ya
Tidak CCP
Bukan CCP
Berhenti
Berdasar tugas Kegiatan I, dari produk makanan dan produk minuman yang kamu pilih,
identifikasilah titik kendali kritisnya dari proses penyiapan bahan baku sampai produk sampai ke
piring konsumen !
SISTEMATIKA LAPORAN:
Cover diberi Kelas, Nomor Kelompok, Nama dan NIM Anggota lengkap (Prodi, Fakultas dan
Univ)
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Hasil
4. Pembahasan
5. Simpulan
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran : dokumentasi
Daftar Pustaka
Goulding, S., & Mansur. (2014). Penerapan Hazard Analysis and Critical Control Points
(HACCP) Produk Sashimi di Restoran Tomoto Surabaya. Jurnal Hospitally dan
Manajemen.
Hui, Y. H., Cornillon, P., Lim, M. H., Murrell, K. D., & Nip, W.-K. (2004).
Handbook of Frozen Foods. New York: Marcel Dekker, Inc
Mortimore, S., & Wallace, C. (2004). HACCP Sekilas Pandang. Jakarta: EGC.
dalam Daftar 10 Makanan Terenak di Dunia Tahun 2017 Versi PembacaCNN!
Makanan Apa Saja Ya? Diambil kembali dari Intisari Online:
http://intisari.grid.id/Intisari-News/Indonesia-Rebut-Juara-Satu-Dan-Dua-
Dalam-Daftar-10-Makanan-Terenak-Di-Dunia-Tahun-2017-Versi- Pembaca-
Cnn-Makanan-Apa-Saja-Ya?page=2
Surahman, D. N., & Ekafitri, R. (2014). Kajian HACCP (Hazard Analysis and Critical
Control Point) Pengolahan Jambu Biji di Pilot Plant Sari Buah UPT.B2PTTG -
Lipi Subang. Agritech.
Surono, I. S., Sudibyo, A., & Waspodo, P. (2016). Pengantar Keamanan Panganuntuk
Industri Pangan. Yogyakarta: Deepublish.
Thaheer, H. (2005). Sistem Manajemen HACCP. Jakarta: Bumi Aksara