Anda di halaman 1dari 2

TOKOH-TOKOH PAHLAWAN LAMPUNG

1. Raden Imba Kesuma

Radin Imba Kesuma merupakan pahlawan Lampung yang berasal dari Kalianda, Lampung
Selatan. Ia mewarisi tahta sebagai Radin di Lampung Selatan. Ia terkenal sangat gigih dalam
melawan penjajah Belanda.

Sayangnya, persembunyiannya diketahui Belanda, sehingga ia pun dibuang ke Pulau Timor


hingga wafat di sana.

2. Radin Inten II

Radin Inten II lahir di Kuripan, Lampung, 1 Januari 1834. Namanya sangat dikenal dan
menjadi ikon di Lampung.

Radin Inten II adalah putra tunggal dari Radin Imba II. Pada usia 16 tahun ia menggantikan
sang ayah yang ditangkap Belanda dan dibuang ke Timor.

Saat menjadi pemimpin, Radin Inten II dibujuk Belanda bahwa dirinya akan diampuni dan
disekolahkan. Namun, Radin Inten dengan tegas menolaknya.

Hal itu membuat Belanda marah dan pada1851 Belanda mengirim pasukan untuk merebut
benteng pasukan Radin Inten II di Merambung.

Radin Inten II pun selalu berhasil mengalahkan serangan Belanda saat itu.

Akhirnya, Belanda dan Radin Inten II membuat perjanjian. Namun, pihak Belanda
mengingkarinya dan melakukan penyerangan besar pada 1856, yang dipimpin oleh Kolonel
Welson.

Raden Inten II pun gugur pada 5 Oktober 1856 di usia 22 tahun, karena kekurangan senjata
dan kalah jumlah.

3. Gele Harun Nasution

Gele Harun Nasution lahir di Sibolga, Sumatera Utara, pada 6 Desember 1910. Namun sang
ayah, Harun Al-Rasyid Nasution, adalah dokter di Tanjungkarang Timur, Bandarlampung.

Gele Harun kerap terlibat langsung dalam pertempuran melawan Belanda. Di Lampung ia
bergabung dengan API pimpinan Pangeran Mohammad Nur.

4. Pangeran Purba Jaya

Pangeran Purba Jaya merupakan seorang Sultan Sekala Brak yang menjadi pemimpin sejak
1789 hingga 1869.

Pada 1 Juli 1982, Purba Jaya mendapat anugerah Sandang Mardaheka dari Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Mr G Isaac Bruce. Anugerah ini diberikan karena ia berhasil memadamkan
kerusuhan di Muko Muko Bengkulu dan Pasemah Lebar.
Suatu ketika, seorang pejabat Belanda datang ke Liwa. Semua Pasirah dan pemimpin adat
turun dari kuda dan memberi salam kepadanya, kecuali Purba Jaya.

Akibatnya, pertempuran pun terjadi antara Purba Jaya dengan Belanda. Dalam pertempuran
ini, Purba Jaya berani mengambil resiko demi menyelamatkan rakyatnya. Karena jasa
tersebut, ia pun diberi gelar Pahlawan Nasional.

5. Pangeran Dalom Merah Dani

Pangeran Dalom Merah Dani adalah Sultan Sekala Brak yang memimpin sejak 1869 hingga
1909. Ia sangat berperan dalam menyebarkan agama Islam di Lampung.

Saat berkunjung ke Konstantinopel Istanbul, ia diberi sebuah Kiswah kain yang menutupi
Ka'bah di Mekah.

Kain kiswah ini menandakan bahwa Kepaksian Sekala Brak adalah kerajaan Penyebar
Agama Islam sejak dulu.

Kiswah ini juga dijadikan sebagai simbol penguasa untuk menunjukkan identitas kebesaran
yang dimiliki kerajaan tersebut.

Hal ini membuat Belanda tidak pernah berani menegur aksi Pangeran Dalom Merah Dani
dalam menyebar agama Islam di Lampung.

6. Pangeran Maulana Balyan

Pangeran Maulana Balyan adalah Sultan Sekala Brak yang memimpin sejak 1949 hingga
1989. Maulana menempuh pendidikan di sekolah orang-orang Belanda (ELS).

Selain itu, ia juga ikut pendidikan militer di Batusangkar. Semasa hidup, ia sangat
bersemangat berjuang untuk Indonesia. Ia telah banyak terlibat dalam pertempuran
menentang Belanda dan Jepang.

7. KH Ahmad Hanafiah

KH Ahmad Hanafiah berasal dari Sukadana, Kabupaten Lampung Timur. Ayahnya


merupakan pemilik pondok pesantren pertama di Lampung.

Pada usia 5 tahun ia sudah khatam Al-Quran. Selain dengan sanga ayah, ia pun belajar ilmu
agama hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Mekah dan Madinah.

Bekal ilmu yang dimiliki digunakan untuk membantu pertumbuhan ekonomi hingga
mengembangkan teknologi pertanian masyarakat.***

Anda mungkin juga menyukai