Disusun oleh:
FATMAWATI
(42010121176)
a. Tes serologic
kasus.
Terapi panas juga disebut dengan termoterapi panas memiliki efek relaksasi. Karena alas an ini,
otot yang kelelahan akan merespon, dapat merangsang aliran darah merelaksasikan otot yang spasme
dan meredahkan nyeri otot. Terapi panas juga di dasarkan pada psikologis sehingga karena alas an ini
terapi panas memiliki dampang yang ditimbulkan
Salah satu pengobatan rumah sederhana untuk rematik adalah terapi panas. Mandi air
panas/hangat atau pancuran selama 15 menit dapat membantu bersantai dan menenangkan nyeri sendi
dan otot.
Di jepang terdapat pemandian air hangat umum yang di sebut dengan sento. tempat ini biasanya
di kunjungi oleh masyarakat sepulang kerja, sento juga dianggap bisa membersihkan badan dan fikiran.
Di Indonesia, mungkin tidak banyak pemandian air hangat yang dapat di singgahi setiap hari.
Namun dapat mandi di rumah masing-masing. Apa saja manfaat mandi air hangat untuk tubuh kita
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
tampak pembengkakan.
serumen.
kemampuan membau.
Inspeksi : Simetris hidung kiri dan kanan, tidak terlihat
Leher
Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak adanya lesi, ada atau
pernafasan
Auskultasi : Vesikuler
Perkusi : Sonor
Palpasi : Ada pergerakan dinding dada, taktil fremitus teraba
jelas
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis terlihat atau tidak, lesi diarea jantung atau
Palpasi : Pada area ICS II, ICS V kiri, dan Area midclavicula
Perkusi : Redup
mur-mur.
secara bersamaan.
Abdomen
Perkusi : Tympani
berubah.
C. Diagnosa Keperawatan
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian amalgetik (jika perlu)
2 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Observasi
b/d kurangterpapar tindakan keperawatan 1. Identifikasi informasi uang akan disampaikan
informasi 1x 24 jam di harapkan 2.Identifikasi pemahaman tentang kondisi
pengetahuan meningkat kesehatan saat ini
Kriteria Hasil: 3. Identifikasi kesiapan menerima informasi.
Kepatuhan meningkat
Pengetahuan Terapeutik
meningkat 1. Lakukan penguatan potensi pasien dan
kleuarga untuk menerima informasi
2.Libatkan pengambilan keputusan dalam untuk
menerima informasi
3. Fasilitasi mengenali kondisi tubuh yang
membutuhkan layanan keperawatan
4. Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi
jika pasien membutuhkan bantuan
5. Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk
mengingatkan atau follow up kondisi pasien
6. Fasilitasi akses pelayanan pada saat
dibutuhkan
Edukasi
1. Berikan informasi berupa alur, leafket atau
gambar untuk memudahkan pasien mendapatkan
informasi kesehatan
2. Anjurkan keluarga mendampingi pasien
3 Gangguan mobilitas Setealh dilakukan Observasi
fisik b/d gangguan tindakan perawatan 1. identifikasi kesiapan dan kemampuan
muskuloskeleta selama 1x 24 jam menerima informasi
didapatkan mobilisasi 2. identifikasi indikasi dan kontra indikasi
fisik meningkat mobilisasi 3. monitor kemajuan pasien/ keluarga
Kriteria Hasil: dalam melakukan mobilisasi
- Pergerakan sendi
meningkat Terapeutik
- Status neurologi
membaik 1. persiapan materi, media, dan alat-alat seperti
- Aktivitas tidak bantal, gait belt
dibantu lagi 2. jadwalkan waktu pendidikan kesehatan sesuai
sekepakatan dengan pasien dengan keluarga
3. berikan kesempatan pada pasien dan keluarga
untuk bertanya
Edukasi
1. jelasakan prosedur, tujuan, indikasi, dan
kotra indikasi mobilisasi serta dampak
imobilisasi
2. ajarkan cara mengidentifikasi sarana dan
prasarana yang mendukung untuk mobilisasi di
rumah.
3. Demotrasi cara melatih rentang gerak
(misalkan gerakan dilaukan dengan perlahan,
dimulai darai kepala ke esktremitas, gerakan
semua persendian sesuai dengan rentang gerak
normal, cara melatih rentang gerak para sisi
ekstremitas yang parese dengan menggunkan
ekstremitas yang normal, frekuensi tiap
gerakan))
4 Gangguan citra Setalh dilakukan Observasi
tubuh b/d proses tindakan keprawatan
penyakit selam 1x 24 jam 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
diharapkan pemikiran tahap perkembangan
positif terhadap citra 2. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan
tubuh Kriteria Hasil: umur terkaid citra tubuh 3. Identifikasi
- Harga diri meningkat perubahan citra tubh yang mengakibatkan isolasi
- Identitas diri positif sosial
- Status coping positif 4. Monitor frekuensi pernyatan kritik terhadap
diri sendiri
5. Monitor apakah pasien bisa melihat bagain
tubuh yang berubah
Teraupetik
Edukasi