NIM. : 2222210093
Mata Kuliah : Filsafat Linguistik
Dosen pengampu : Arip Senjaya S.Pd, M.Phil
● Umberto Eco
Umberto Eco merupakan salah satu yang mendefinisikan Semiotika secara luas.
Semiotika menurut ia merupakan segala sesuatu yang dapat dianggap sebagai
tanda. Hal tersebut dikutip dalam buku Daniel Chandler dijelaskan Eco pada tahun
1976. Semiotika tidak hanya melibatkan tentang tanda yang ada di kehidupan
sehari-hari tetapi tentang apapun yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Semiotika
kontemporer mempelajari tanda-tanda tidak dalam isolasi tapi sebagai bagian dari
sistem tanda Semiotik. Maka dari itu kita mengenal istilah genre hal tersebut
menjelaskan bahwa tanda berada di dalam sistem. Semiotika mempelajari
bagaimana makna dibuat dan bagaimana realitas direpresentasikan.
Menurut Todorok pada 1982 teori tanda Muncul dari sejarah Filsafat zaman kuno
hingga saat ini dan juga refrensi pertama untuk semiotika sebagai cabang filsafat itu
muncul dalam essay concerning human understanding karya John Locke di tahun
1690. Dua Tradisi utama dalam Semiotika kontemporer masing masing berasal dari
Ferdinand de saussure yang berasal dari swiss dan juga Charles Sanders Pierce.
● Ferdinand de Saussure
Saussure menyebutnya semiologi karena berasal dari bahasa Yunani semeion
artinya adalah tanda science. Semiologi saussure berasal dari sebuah manuskrip
tahun 1894. pada buku tersebut saussure berkata bahwa semiotika itu mungkin
dapat digunakan untuk memahami ilmu yang mempelajari peran tanda-tanda
sebagai bagian dari kehidupan sosial. saat ini lanjutnya akan menjadi bagian dari
psikologi sosial dan karenanya merupakan bagian dari psikologi umum. Semiologi
ini sifatnya akan menyelidiki tanda dan hukum yang mengatur tanda tersebut.
saussure melanjutkan bahwa linguistik hanyalah salah satu cabang dari ilmu umum
tersebut hukum-hukum yang akan ditemukan oleh semiologi akan menjadi
hukum-hukum yang berlaku dalam linguistik dan dengan demikian linguistik akan
ditempatkan pada tempat yang jelas dalam bidang pengetahuan manusia.
● Roman Jackobson
Semiotika menurut Roman Jackobson berurusan dengan prinsip-prinsip umum yang
mendasari struktur semua tanda apapun dan dengan karakter penggunaannya
dalam pesan serta kekhususan dari berbagai sistem tanda dan pesan yang beragam
dengan menggunakan jenis tanda yang berbeda. Stukturalisme pertama kali datang
dari Roman Jackobson ia mengatakan pada tahun 1929 strukturalisme adalah
metode analitis yang melibatkan penerapan model linguistik untuk fenomena sosial
yang lebih luas Jackobson mengatakan bahwa bahasa adalah sistem semiotik
murni studi tentang tanda. Menurut Jackobson juga bahasa adalah pusat dan paling
penting diantara semua sistem semiotik manusia. jackobson menegaskan bahwa
bahasa adalah satu-satunya sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang merupakan
penanda dan sekaligus tidak menandakan apa-apa
● Jullia Kristeva
Jullia Kristeva mengatakan bahwa apa yang telah ditemukan oleh semiotika adalah
bahwa hukum yang mengatur atau jika diinginkan kendala utama yang
mempengaruhi praktik sosial apapun terletak pada kenyataan bahwa hal itu
menandakan bahwa hal tersebut diartikulasikan sebagai bahasa. Kristeva pun
menjadikan bahasa sebagai analogi
● Emile Benveniste
Bahasa adalah sistem penafsiran dari semua sistem lain baik itu linguistik dan
nonlinguistik baik itu linguistik maupun non linguistik