Adegan paling romantis yang pernah kudengar. Sampai aku juga ingin
merasakannya. Aku juga ingin memiki 'Fatimah'. Layaknya Ali yang
memiliki Fatimah.
Aku sudah menyusun rencana di tahun ajaran baru aku akan memberi
sambutan dari Rohis untuk siswa baru, sekalian mempromosikan
organisasiku. Dengan harapan Archi melihatku. Tidak tanggung tanggung
aku sudah memikirkan akan membawa sambutan bertema Rohis Cinta
NKRI. Dia pasti akan tertarik masuk Rohis dan juga padaku. Ini akan
menjadi awal terwujudnya mimpiku untuk mendapatkan 'fatimahku'. Mimpi
tentu saja tidak akan terwujud tanpa usaha. Karenanya sejak aku berada di
Rohis, aku menghabiskan banyak waktu mempelajari agamaku. Modal
nikahlah ibaratnya. Aku juga menambah fokusku pada bahasan terkait
Islam dan NKRI, Islam dalam kepemimpinan, Rohis memandang
kepemerintahan dan hal-hal semisalnya. Tentu saja untuk materi
sambutanku. Awalnya aku kesulitan. Aku bahkan mati-matian mengimbangi
kualitas agamaku agar setara dengan anggota Rohis lainnya.
Hingga waktu yang aku tunggu-tunggu itu datang. Aku dipilih oleh
pembina Rohis untuk menyampaikan sambutan. Aku sudah mempersiapkan
semuanya. Termasuk menyisipkan kisah cinta Ali dan Fatimah dalam
sambutanku. Ketika acara penyambutan siswa baru di mulai, aku mencari
sosok Archi di bangku hadirin. Dan aku menemukannya di bangku barisan
tengah bersama teman-temannya. Aku sempat tersenyum padanya sebelum
membawakan sambutan. Agaknya dia sedikit terkejut. Aku tau dia masih
mengingatku. Acara itu berhasil sampai akhir. Aku bersyukur.
Siangnya, saat aku akan ke kantin bersama Andi, teman hijrahku, tiba
tiba suara yang terdengar familiar memanggilku. Aku hafal suara itu.
“Ng. Aku mau masuk Rohis kak.” Setelah mengatakan itu, Archi
Tapi benar saja. Siang membawa kabar. Aku terkejut tak percaya.
“Innalillahi-”
“.....”
“Tuhan punya rencana yang lebih baik dari rencana hambanya. Sebagus
apapun rencana seorang hamba.”
“Gua nggak nyangka bro. Gua udah bayangin akhir yang indah dari
semua rencana gua. Tapi kenapa di saat gua udah yakin, Allah...”
“Semuanya sia sia bro... Sekarang dia udah pergi, gua...” Frustasi.
“Gua pikir lo udah paham bro. Gua liat lo begitu gigih belajar agama.
Tapi sayang, justru yang terpenting dari semua aktifitas hijrah lo. Lo sama
sekali nggak ngerti tentang yang satu ini.”
“maksud lo apa?”
“Nggak Than. Bukan itu yang gua maksud. Hadist itu nyindir lo. Lo
hijrah karena mau dapetin Archi. Secara konteks memang harusnya lo
dapetin dia, tapi Allah nggak ngasih buat lo. Kira kira tujuanNya apa?”
Deg! Aku menyadari sesuatu. Yang salah dari semua ini.
“Luruskan niat. Allah bukan ingkar janji dan Rasul nggak berbohong di
hadist ini. Tapi ini bukti cinta Allah. Hijrah lo, nggak tulus untuk Allah,
orientasi lo cewek! Dengan itu di Akhirat lo nggak bakal dapetin apa apa.
Tapi karena Allah sayang sama Lo, Dia tarik Archi ke sisi-Nya. Agar Lo
sadar. Hijrah itu untuk Allah, akhirat. Bukan untuk dunia.”
“Terserah Lo. Fatimah di dunia ini bukan Cuma satu. Dan cukup Allah
yang memilih siapa Fatimah yang akan diberikannya pada Ali. Dan kalau
Lo benar-benar ingin dapetin Fatimah, jadilah Ali. Bukan mencari Fatimah.”
5 tahun kemudian.
“Apa honey?”
“Sebelum nikah sama kamu, aku sedang suka sama seorang pria dan
berniat menikah dengannya.”
Aku menutup mulutku. Dia pernah bilang dia tidak pernah pacaran.
Atau berhubungan dengan laki laki lain sebelum menikah. Lalu sekarang
apa maksudnya dia mengatakan ini? Siapa laki laki yang disukainya
sebelum menikah denganku? Dan kalau memang begitu...
End
Biodata penulis
Email : afimafu@gmail.com
Instagram : Afimafu