Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI I

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MIPA

UNIVERITAS PANCASAKTI MAKASSAR

PERCOBAAN III

ANALISIS EFEK OBAT ANTIDIARE

OLEH :

NAMA : MERLINDA YUWANTI (520011030)

RESKY AMALIA (520011121)

KELAS /ANGAKATAN : A/2020

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : DARTO

TANGGAL PERCOBAAN : 19 Juni 2022

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR

2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap hari tubuh mengeluarkan sisa dari produk metabolisme ataupun

sisa dari proses pencernaan yang tidak dapat diabsorbsi melalui mekanisme yang

dikenal sebagai ekskresi. Dua jalur ekskresi yang utama dari tubuh melalui ginjal

dan melalui anus. Produk yang keluar melalui ginjal disebut urine dan prosesnya

dikenal sebagai urinasi sedangkan produk yang dikeluarkan melalui anus dikenal

sebagai feses dan prosesnya dikenal sebagai defakasi. Proses defakasi dan urinasi

adalah proses yang normal terjadi pada tubuh kita, namun dalam beberapa

keadaan proses tersebut menjadi suatu masalah tersendiri bagi manusia, apakah

karena proses tersebut tidak terjadi, kurang terjadi atau karena terlalu sering

terjadi. Proses defakasi atau buang air besar yang terlalu sering melewati

kebiasaan dan disertai dengan bentuk feses yang encer dikenal sebagai penyakit

diare. Penyakit ini bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat

membahayakan nyawa penderita. Sedangkan pada proses pengeluaran urine,

terkadang dibutuhkan jumlah urine lebih banyak dikeluarkan, misalnya pada

penyakit hipertensi. Obat yang digunakan untuk menyebabkan pengeluaran urine

lebih banyak disebut sebagai diuretik( Hendra stevani 2016).

Penyakit diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian

dunia. Kebanyakan orang yang meninggal akibat diare karena mengalami


dehidrasi berat dan kehilangan cairan. Diare sendiri di definisikan sebagai buang

air besar (defekasi) (Angeline Novia,dkk 2019).

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada percobaan yaitu

1. Apa yang dimaksud dengan diare ?

2. Apa saja yang menyebabkan diare ?

C.Tujuan penulisan

Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk menghitung dosis

antidiare untuk hewan uji,melakukan pengujian efek obat antidiare ,dan

menganalisis perbedaan obat antidiare


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas

Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antidiare adalah daun

Prasman dimana kandungan kimia yang berkhasiat untuk mengobati penyakit

yaitu tanin dan flavanoid. Tanin berkhasiat adstringens dengan cara menciutkan

selaput lendir usus dan mengecilkan pori sehingga akan menghambat sekresi

cairan dan (elektrolit). Beberapa penelitian juga telah melaporkan mengenai

flavonoid sebagai antidiare. Mekanisme flavonoid (kuersentin) dalam

menghentikan diare adalah dengan menghambat motilitas usus sehingga

mengurangi sekresi cairan dan elektrolit(Zukifli,dkk.2017).

Diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi defekasi melebihi frekuensi

normal dengan konsistensi feases yang encer . Dehidrasi akibat diare merupakan

merupakan salah satu penyebab kematian penting pada anak-anak . Penyakit diare

masih menjadi masalah kesehatan terutama di negara-negara berkembang salah

satunya Indonesia. Dasar pengobatan diarea dalah pemberian cairan, dietetik, dan

obat-obatan termasuk obat tradisional. Dasar pengobatan diare adalah pemberian

cairan, dietetik, dan obat-obatan termasuk obat tradisional [3]. salah satu tanaman

yang berkhasiat sebagai obata dalah sawo manila (Manilkara zapota L.)( Abdul

Rahman,dkk,2018).
Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang

ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan

berulang-ulang yang disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses

menjadi lembek atau cair. Penggunaan obat tradisional pada masyarakat pada

umumnya masih sebatas dalam bentuk jamu, mempunyai kekurangan seperti

penyajian yang kurang praktis, bentuk sediaan yang kurang stabil dan takaran

dosis yang tidak tepat. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut perlu

dikembangkan produk yang lebih baik dan disukai, yaitu dengan membuatnya

dalam bentuk minuman jelly drink(Tri Dewanti,dkk. 2019).

Diare adalah pengeluaran kotoran tinja dengan frekuensi meningkat (tiga

kali dalam sehari) dengan perubahan konsistensi tinja menjadi lembek atau encer,

dengan atau tanpa darah/lendir dalam tinja tersebut. Di Indonesia, diare

merupakan penyakit endemis dan penyakit potensial kejadian luar biasa yang

sering berhubungan dengan kematian(Andika Agus,dkk.2021).

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja

dengan intensitas buang air besar secara berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun

waktu satu hari). Penanganan cepat sangat dibutuhkan untuk mengatasi penyakit

diare karena apabila terlambat maka akan dapat menyebabkan kekurangan cairan

yang dapat menyebabkan kematian. Dalam negara berkembang penyakit diare ada

balita menjadi penyebab kedua angka sakit dan kematian. Penyakit diare di

Indonesia masih menjadi masalah kesehatan yang sangat menarik untuk dikaji dan

dilihat penyebab serta menemukan solusi untuk penyembuhannya. Notoatmojo

(Debby Daviani,dkk.2019)
B. Urayan Bahan

1. Loperamide( FI Edisi III )

Nama resmi : LOPERAMIDA HIDROKLORIDA

Nama Lain : Loperamide Hydrochloride

Pemerian : Serbuk; putih sampai agak kuning; melebur pada suhu

lebih kurang 225oC disertai peruraian

Kelarutan : Mudah larut dalam metanol, dalam isopropil alkohol

dan kloroform; sukar larut dalam air dan dalam asam

encer.

Kegunaan : Obat Diare Dosis manusia : diare akut dimulai dengan 4

mg, selanjutnya 2 mg tiap BAB

2. Minyak Jarak ( FI edisI III )

Nama resmi : Oleum Ricini

Nama lain : Minyak Jarak

Pemerian : Cairan kental, jernih, kuning pucat atau hamper tidak

berwarna, bau lemah ; rasa manis kemudian agak

pedas, umumnya memualkan Kelarutan : larut

dalam 2,5 bagian etanol (90 %) P , mudah larut dalam

etanol mutlak dan dalam asetat glacial P.

Kegunaan : Penginduksi Diare Dosis manusia : 2-3 sendok

makan usus, sehingga mempercepat gerak peristaltik

dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat


3.papaverin HCL ( FI edisi III Hal 472 )

Nama resmi : PAPAVERINI HYDROCHLORIDUM

Nama lain : papverina Hidroklorida

Rumus molekul : C20H21NO4.HCL

Pemerian : hablur atau serbuk hablur ,putih , tidak

berbau ,rasa pahit, kemudian pedas .

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 40 bagian air, dan dalam

lebih kurang 120 bagian etanol ( 95%) P, larut dalam

kloroform P praktis tidak larut dalam eter P.

Kegunaan : spasmolitikum

Dosis : 200mg/600mg
C.Urayan Sampel

1.Klasifkasi mencit mus musculus( Budhi ,2010)

Phlium : chordata

Sub phylum : vertebrata

Class : mamalia

Ordo : rodentia

Family : muridae

Genus : mus

Spesies : mus musculus

2.Karakteristik mencit mus musculus (Malole,1989 )

Pubertas : 35 hari

Masa beranak : sepanjang tahun

Masa tumbuh : 6 bulan

Jumlah sekali lahir : 4-12 ekor

Masa lantasi : 21 hari

Frekuensi kelahiran : 4 tahun

Suhu tubuh : 37,9- 39,2 ⸰ c

Kecepatan respirasi : 136-216 / mencit

Tekanan darah : 147,06/216mmhg

Volume darah : 7,5 ml/kg

Luas permukaan tubuh : k : 11,4

: a : k62

: d : bb
Lama hidup : 2-3 tahun

Berat badan dewasa : jantan :20-40 gram

Betina : 25-40 gram

Berat lahir : 0,5 – 1,5 gram

Jumlah pernafasan : 24-163 kali / mencit

3.Morfologi mencit mus musculus ( Uswatul Hasanah , dkk. 2016

Mencit atau mus musculus adalah salah satu anggota kelompok

kerajaan hewan animalia . hewan ini ditandai dengan ciri sebagai berikut : jinak

takut cahaya ,aktif pada malam hari ,mudah berkembang biak ,siklus hidup yang

pendek dan tergolong poliestrus . mencit mus musculus merupakan hewan yang

paling umum digunakan pada penelitian laboratorium.


BAB III

METODE KERJA

A.Alat dan Bahan

1.Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu: timbangan,

elenmeyer,lumpang,bunsen,kaki tiga,gelas kimia , kertas timbang, botol semperot.

2. Bahan

Adapun bahan yang akan digunakan yaitu:loperamide,papaverinHCl,

minyak jarak,new tabs .

B.Cara kerja

Mencit dikelompokan secara acak kedalam empat kelompok,masing –

masing tediri 3 ekor. Kemudian tiap kelompok diberi perlakuan dimana

kelompok I sebagai kontrol negatif,kelompok II diberi suspensi loperamide ,

kelompok III diberi suspensi papverin HCL dan kelompok IV diberi new

diatabs.mencit ditempatka dalam kandang khusus secara individual yang

beralaskan kertas saring stelah 30 menit perlakuan, mencit diberikan oleum

ricini 0,2 /gr BB mencit, yang diberikan secara oral. Mencit kemudian diamati

berupa frekuensi defekasi( jumlah defekasi, satuan kali ),konsistensi feses,omset

dan durasi diare.konsistensi feses dinilai berdasarakan skoring (0= tidak terjadi

diare, 1=padat, 2= semi padat, 3= cair).


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel pengamatan

1. Tabel frekuensi defekasi

Perlakuan Replikasi Frekuensi defekasi mencit setelah menit ke -

10 20 30

Kontrol negatif

Papaverin HCL - - 1x

Loperamid 2x 3x 1x

HCL

New diatabs 2x 1x -

2.Tabel konsistensi feses

Perlakuan Replikasi Konsistensi feses mencit setelah menit ke -

10 20 30

Kontrol negatif

Papaverin HCL - - 1x

Loperamid 1x 2x 2x

HCL

New diatabs 1x 1x -

B. Pembahasan
Diare berasal dari bahasa yunani dan latin; dia artinya melewati dan

rheein yang berarti mengalir atau berlari, beberapa obat dapat digunakan

untuk mengobati diare :

a. Senyawa intralumen, obat-obat ini dapat bekerja dengan menyerap

air dan meningkatkan massa feses modifikasi tekstur, yakni

perubahan dalam viskositas feses dan penurunan fluiditas feses.

Beberapa obat ini juga dapat mengikat toksin bakteri dan garam

empedu, contoh senyawa intralumen adalah Senyawa-senyawa

pembentuk massa dan bersifat hidroskopik Koloid hidrofilik seperti

psilium, polikarbofil, dan karboksi metilseluosa, Kolestiramin dan

Bismut.

b. Antimotalitas dan Antisekretori, obat-obat ini dapat bekerja dengan

mengurangi motilitas usus, sekresi usus, sebagian juga memiliki

kemampuan untuk melawan bakteri. Kelompok dari obat-obat

golongan ini adalah Opioid, Loperamid, Difeknosilat dan

difenoksin, Agonis reseptor α2-adrenergik, Oktreotid, dan Obat-

obat lain.

Setiap hari tubuh mengeluarkan sisa dari produk metabolisme

ataupun sisa dari proses pencernaan yang tidak dapat diabsorbsi melalui

mekanisme yang dikenal sebagai ekskresi. Dua jalur ekskresi yang utama

dari tubuh melalui ginjal dan melalui anus. Produk yang keluar melalui

ginjal disebut urine dan prosesnya dikenal sebagai urinasi sedangkan produk

yang dikeluarkan melalui anus dikenal sebagai feses dan prosesnya dikenal
sebagai defakasi. Proses defakasi dan urinasi adalah proses yang normal

terjadi pada tubuh kita, namun dalam beberapa keadaan proses tersebut

menjadi suatu masalah tersendiri bagi manusia, apakah karena proses

tersebut tidak terjadi, kurang terjadi atau karena terlalu sering terjadi. Proses

defakasi atau buang air besar yang terlalu sering melewati kebiasaan dan

disertai dengan bentuk feses yang encer dikenal sebagai penyakit diare.

Penyakit ini bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat

membahayakan nyawa penderita.

Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah pada tabel

frekuensi defekasi pada pemberian papaverin HCL terjadi frekuensi defekasi

mencit setelah menit ke 30 sebanyak (1x),pada pemberian loperamid HCL

terjadi frekuensi defekasi pada menit ke -10 sebanyak( 2x),menit ke -20

sebanyak( 3x ) dan pada pemberian new diatabs terjadi frekuensi defekasi

pada menit ke-10 sebanyak (2x),menit ke-20 sebanyak ( 1x) dan pada menit

ke -30 tidak ada.

Adapun hasil pengamatan pada konsistensi feses pada pemberian

papaverin HCL terjadi konsistensi feses terjadi setelah menit ke-30

sebanyak (1x) ,pada pemberian loperamid HCL konsistensi feses menic

pada menit ke-10 ( 1x),pada menit ke-20 ( 2x) dan pada menit ke-30

( 2x),sedangkan pada pemberian new diatabs konsistensi feses mencit pada

menit ke-10 ( 1x)pada menit -20 (1x)sedangkan pada menit ke-30 tidak ada.
Alasan penggunaan minyak jarak atau oleum racini yaitu agar

hewan uji mengalami diare dan diamati onset defakasi, perubahan jumlah

defakasi dan konsistensi feses.

Alasan digunakan obat loperamid HCL ,papaverin HCL, dan new

diatabs yaitu bertujuan untuk menghentikan gerak pristalitik yang tidak

terkendali dari usus mencit karena pemebrian oleum ricini sebagai

pencahar.

Adapun faktor kesalahan yaitu perhitungan dosis obat untuk hewan

uji tidak tepat sehingga efek yang didapatkan tidak sesuai.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pada hewan uji mencit ( mus musculus) pada

konsistensi feses pada pemberian papaverin HCL terjadi konsistensi feses

terjadi setelah menit ke-30 sebanyak (1x) ,pada pemberian loperamid HCL

konsistensi feses menic pada menit ke-10 ( 1x),pada menit ke-20 ( 2x) dan

pada menit ke-30 ( 2x),sedangkan pada pemberian new diatabs konsistensi

feses mencit pada menit ke-10 ( 1x)pada menit -20 (1x)sedangkan pada

menit ke-30 tidak ada.

B. Saran

Saran dari kami sebagai praktikan sangat berharap agar praktikum

kedepannya berjalan lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Wahid,dkk,2018. UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL

DAUN SAWO (MANILKARA ZAPOTA L.) TERHADAP MENCIT

JANTAN DENGAN METODE TRANSIT INTESTINA. Program Studi

Farmasi, Universitas Muhammadiyah Mataram.

Andika Agus Iryanto,dkk,2021. Literature Review : Risk Factors For The

Incidence of Diarrhea in Children Under Five in Indonesia.

Angeline Novia Toemon,2019, dkk. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK

ETANOL BUAH MASISIN (RhodomyrtustomentosaWight)TERHADAP

FREKUENSI, KONSISTENSI, DAN DURASI DIARE PADA HEWAN

COBA MENCIT PUTIH JANTAN (Musmusculus) YANG DIINDUKSI

OLEUM RICINI

Debby Daviani Prawat,dkk,2019. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEJADIAN DIARE DI TAMBAK SARI, KOTA SURABAYA

Hendra Stevani,2016.MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Tri Dewanti Widyaningsih,2019, dkk. EFEK ANTIDIARE MINUMAN

FUNGSIONAL JELLY DRINK CINCAU HITAM (MESONA

PALUSTRIS BL) Effects Antidiarrheal of Functional Drink Cincau Black

Jelly Drink (Mesona palustris BL)


ZULKIFLI,dkk,2017. UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN PRASMAN

(Eupatorium triplinerve Vahl.) TERHADAP TIKUS GALUR WISTAR

(Rattus norvegicus).

PERHITUNGAN

1. Perhitungan Dosis oral Papaverin HCl untuk mencit Dosis

Papaverin HCl untuk manusia = 40 mg

Konversi dosis untuk mencit BB 20 g = Dosis Lazim x Faktor

Konversi

= 40 mg x 0,0026 = 0,104

mg

Untuk mencit dengan berat 30 g = (30 g/ 20 g) x 0,104 mg

= 0,156 mg

Dosis ini diberikan dalam volume = 0,2 ml

Dibuat larutan persediaan sebanyak = 100 ml

% kadar papaverin = 156x 100 %

100 ml

= 0,156 %

Berat 1 tablet = 40 mg

Berat serbuk papverin yang ditimbang = 15,6 x 0,20


40

= 0,78 mg

2. Perhitungan dosis pemberian loparomid pada mencit

Dosis lazim untuk manusia: 2 mg

Konversi dosis untuk mencit BB 20 mg = dosis lazim x konversi

=2 mg x 0,0026

=0,0052 mg

Untuk mencit BB 26,95 g =26,95 g x 0,0052 g

20 g

=0,0070

Dosis ini diberikan dalam 1 ml

Dibuat larutan persediaan :100 ml

Jumlah loperamid yang ditimbang : 100 ml x 0,0070

1 ml

=o,7 mg

Berat satu tab loparimed HCL :0,20 g = 200 g

Berat serbuk loperamid yang ditimbang :0,7 mg x200 g

2 mg

=70 mg

Jumlah oleum ricini yang digunakan

BB mencit 26,95 g

Oleum ricini :0,01ml/gram BB x 26, 95 g

=0,269 ml
3. Perhitungan dosis pemberian new diatabs

Dosis lazim untuk manusia : 600 mg

Konversi dosis untuk mencit BB 200 mg =dosis lazim x konversi

=600 mg x 0,0026

=1,56 mg

Untuk mencit 26,69 g = 26, 69 x 1,56 mg

=2,081 mg

Dosis ini diberikan dalam 1 ml

Dibuat larutan persediaan :100 ml

Jumlah new diatabs yang ditimbang = 100 x 2,081 mg

1 ml

=208,1 mg

Berat 1 tab new tabes =780 mg

Berat serbuk new diatabs yang ditimbang : 208,1 mg x 780 mg

600 mg

=270,53 mg

Jumlah oleum ricini yang ditentukan

BB mencit: 26,6 g

Oleum ricini :0,01 ml x 26, 6 g

=0,266 g ml
LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Mencit dikelompokan secara acak kedalam 4


kelompok masing-masing 3 ekor

Tiap kelompok diberi perlakuan dimana kelompok 1 sebagai kontrol negatif,


kelompok II diberi suspensi loperamid, kelompok III diberi suspensi
papaverin HCL dan kelompok IV diberi new diatabs

Mencit dikelompokan kedalam kandang khusus secara individual yang


beralaskan kertas saring
Setelah 30 menit perlakuan , mencit diberikan oleum ricini 0,01ml/gram BB
mencit ,yang diberikan secara oral.
Mencit kemudian diamati berupa frekuensi defekasi( jumlah defekasi , satuan
kali) ,konsistensi feses,onset dan durasi diare

Konsistensi feses dimulai berdasarkan scoring ( 0= tidak terjadi diare,1=


padat,2= semipadat 3= cair
FOTO SAMPEL

1.Pemberian new diatabs

2.pemberian loperamide

3.pemberian papaverin

Anda mungkin juga menyukai