Anda di halaman 1dari 35

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Dasar dengan judul “Reaksi Reduksi


dan Oksidasi” yang disusun oleh:
Nama : Syafiqatul Fuady
NIM : 200104500002
Kelas / Kelompok : Fisika Sains/ I (Satu)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten yang
bersangkutan, dan dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2020

Koordinator Asisten Asisten

Miftahul Haryani Haeruddin, S. Pd Sofiyah Auliyah, S. Pd

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Mohammad Wijaya, M. Si


NIP. 19730927 19903 1001

1
A. Judul Percobaan
Reaksi Reduksi dan Oksidasi

B. Tujuan Percobaan
Mempelajari reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi

C. Landasan Teori
Di kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan fenomena-fenomena
yang melibatkan reaksi kimia. Misalnya, proses fotosintesis pada tumbuhan,
pengkaratan besi, pembakaran kertas dan logam, proses respirasi yang terjadi
pada tubuh kita, dan masih banyak lagi. Itu semua tidak terlepas dari yang
namanya reaksi kimia. (Yayat Sudrajat. 2016:191)
Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi
(keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.Hal ini dapat berupa
proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan
karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana
(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula
pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. (Abdul
Saraha Rasyid,dkk.2009:125)
Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat
dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:Oksidasi menjelaskan pelepasan
elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion sedangkan reduksi menjelaskan
penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. (Abdul Saraha
Rasyid,dkk.2009:125)
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan
di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada
perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak
akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai
peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan
oksidasi. Dalam praktiknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan
oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"

2
walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen). Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan
perubahan muatan formal (formal charge) dikenal sebagai reaksi metatesis.
(Abdul Saraha Rasyid,dkk.2009:125).Ketika mempelajari redoks maka perlu
melibatkan representatasi, makroskopis dan simbolik.(Langitasari.2017:16)
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau
agen pengoksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga
dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut
sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang
memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2,
MnO−4, CrO3, Cr2O2−7, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat
elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih
dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan
bromin). (Abdul Saraha Rasyid,dkk.2009:125)
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa
lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen
pereduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia
sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut
sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat
bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat
digunakan sebagai reduktor. Logam- logam ini akan memberikan elektronnya
dengan mudah. Jenis reduktor lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya
NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia
organik, terutama dalam reduksi senyawa- senyawa karbonil menjadi alkohol.
Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H2)
dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya
digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon. Cara yang
mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer elektronnya
ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan
teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan

3
oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah reaksi disebut sebagai
pasangan redoks. (Abdul Saraha Rasyid,dkk.2009:126)
Penjelasan tentang konsep redoks reaksi redoks tidak akan bisa dipahami
dengan baik jika hanya menggunakan level makroskopik dan simbolik saja.
Hal ini dikarenakan sebagian besar konsep reaksi redoks bersifat abstrak,
sehingg amembutuhkan penjelasan pada tingkat partikulat.(Indah
Langitasari.2016.:22)
Bilangan oksidasi atau biloks adalah bilangan yang menyatakan jumlah
elektron dalam suatu atom. Penyetaraan reaksi redoks dilakukan dengan cara
menyetarakan elektron yang dilepaskan oksidator dan elektron yang diikat
reduktor. Bilangan oksidasi dapat ditentukan dengan cara berikut: Atom dalam
bentuk unsur bebas memiliki nilai oksidasi 0, contohnya adalah Fe, O2, H2,
dan Mg. Bilangan oksidasi atom sesuai dengan muatan ionnya. Contohnya Na+
memiliki bilangan oksidasi +1 dan Fe2+ memiliki bilangan oksidasi +2. Unsur
fluor (F) memiliki bilangan oksidasi yang selalu sama yaitu -1 Bilangan
oksidasi hidrogen yang berikatan dengan logam adalah +1, dan yang berikatan
dengan non-logam bilangan oksidasinya -1. Bilangan oksidasi logam sesuai
dengan golongannya. Contohnya Mg memiliki bilangan oksidasi +2 karena
berada pada golongan IIA. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA biner adalah
-2, sedangkan bilangan oksidasi unsur golongan VIIA biner adalah -1.
Untuk menyetarakan reaksi redoks, kita dapat melakukannya dengan dua
metode, yaitu metode bilangan oksidasi dan metode ion elektron. (Ratulani
Juwita.2017:150)
1. Metode Bilangan Oksidasi
Metode penyetaraan reaksi redoks menggunakan bilangan oksidasi
didasarkan pada perubahan bilangan oksidasi pada oksidator dan
reduktor.Langkah- langkah untuk menyeimbangkan persamaan kimia
dengan metode bilangan oksidasi adalah sebagai berikut.:
1) Tuliskan persamaan skeletal.
2) Hitung bilangan oksidasi setiap elemen.
3) Hitung kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi per atom dan

4
identifikasi oksidator dan reduktor.
4) Jika kenaikan dan penurunan ini tidak sama, kemudian gandakan
pengoksidasi dan reduktor dengan bilangan bulat yang sesuai untuk
menyamakan total peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
5) Seimbangkan semua atom selain hidrogen dan oksigen.
6) Setarakan hidrogen dan oksigen dengan dua langkah berikut.
Dalam suasana asam, tambahkan molekul H2O ke sisi kekurangan
oksigen dan tambahkan atom hidrogen sebagai ion H+ke sisi yang
kekurangan hidrogen.Dalam suasana basa tambahkan molekul H2O ke sisi
kekurangan oksigen. Untuk hidrogen, tambahkan molekul H2O ke sisi yang

kekurangan hidrogen dan kemudian tambahkan jumlah ion OH–yang sama


pada sisi yang berlawanan. (Ratulani Juwita.2017:150)
2. Metode Ion Elektron
Sementara itu, metode penyetaraan menggunakan ion elektron
didasarkan pada prinsip bahwa elektron yang hilang selama reaksi setengah
oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh selama reaksi reduksi
setengah. Langkah-langkah untuk menyeimbangkan reaksi redoks dengan
metode elektron ion adalah:
1) Tuliskan persamaan skeletal.
2) Hitung bilangan oksidasi setiap elemen.
3) Identifikasi spesies yang teroksidasi dan yang tereduksi.
4) Pisahkan persamaan skeletal menjadi dua setengah reaksi, yaitu reaksi
setengah oksidasi dan reaksi setengah reduksi.
5) Seimbangkan dua setengah reaksi secara terpisah.
6) Seimbangkan atom unsur, yang telah mengalami perubahan bilangan
oksidasi.
7) Tambahkan elektron ke sisi yang diperlukan untuk menyeimbangkan
muatan.
8) Seimbangkan atom oksigen dengan menambahkan molekul H2O yang
cukup pada sisi kekurangan oksigen.

5
9) Seimbangkan atom H dengan menambahkan ion H+(dalam suasana

asam atau netral) atau dengan menambahkan molekul H2O yang


dibutuhkan pada sisi defisiensi Hidrogen dan ion OH– yang sama pada
sisi yang berlawanan (dalam suasana basa).
10) Kalikan dua setengah reaksi dengan bilangan bulat yang sesuai sehingga
jumlah total elektron yang diperoleh dalam satu reaksi setengah sama
dengan jumlah elektron yang hilang dalam setengah reaksi lainnya.
(Ratulani Juwita.2017:151)
Pemanfaatan reaksi redoks dalam berbagai bidang diantarnya adalah sebagai
berikut:
1. Reaksi Redoks dalam Industri
Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi
produk- produk pembersih. Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel
elektrokimia. (Pahriah. 2007:111)
2. Reaksi Redoks dalam Biologi
Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini
berlangsung secara simultan karena sel, sebagai tempat berlangsungnya
reaksi-reaksi biokimia, harus melangsungkan semua fungsi hidup. Agen
biokimia yang mendorong terjadinya oksidasi terhadap substansi berguna
dikenal dalam ilmu pangan dan kesehatan sebagai oksidan. Zat yang
mencegah aktivitas oksidan disebut antioksidan. Pernapasan sel, contohnya,
adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen
menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O
Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+
menjadi NADH dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+).
Fotosintesis secara esensial merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada
pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy → C6H12O6 + 6 O2
Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan
reaksi redoks. Fotosintesis melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula

6
dan oksidasi air menjadi oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan,
mengoksidasi gula, menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai langkah
antara, senyawa karbon yang direduksi digunakan untuk mereduksi
nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang kemudian berkontribusi
dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis
adenosina trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel
hewan, mitokondria menjalankan fungsi yang sama. Istilah keadaan redoks
juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara
NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada
sel dan organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa
set metabolit (misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan
asetoasetat) yang antarubahannya sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan
redoks yang tidak normal akan berakibat buruk, seperti hipoksia, guncangan
(shock), dan sepsis. (Pahriah. 2007:112)
Proses korosi merupakan reaksi redoks yang berlangsung secara spontan
yang mengakibatkan karat dari besi, perak sulfide dari perak, dan patina
(tembaga karbona) dari tembaga. (Bukhari.2017:252)

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi (3 buah)
b. Rak tabung reaksi (1 buah)
c. Gelas ukur 10 mL (2 buah)
d. Pipet tetes (5 buah)
e. Botol semprot (1 buah)
f. Pembakar spritus (1 buah)
g. Penjepit tabung (1 buah)
h. Korek api (1 buah)
2. Bahan
a. Aquades (H2O)
b. Larutan Kalium Permanganat 0,1 M (KMnO4)

7
c. Asam Sulfat 0,1 M (H2SO4)
d. Ferro Sulfat 0,1 M (FeSO4)
e. Natrium Tio Sulfat 0,1 M (Na2S2O3)
f. Asam Oksalat 0,1 M (H2C2O4)

E. Prosedur Kerja
1. Masukkan 1 mL KMnO4 0,1M ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 mL
asam sulfat encer.
2. Tambahkan beberapa tetes Ferro Sulfat (FeSO4) 0,1M. Amati apa yang
terjadi.
3. Ulangi perlakuan 1, tambahkan beberapa tetes Natrium Tio Sulfat
(Na2S2O3) 0,1M. Amati apa yang terjadi.
4. Ulangi perlakuan 1, tambahkan beberapa tetes Natrium Tio Sulfat
(Na2S2O3) 0,1M, kemudian panaskan perlahan-lahan. Amati apa yang
terjadi.

F. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
1.  1 mL KMnO4 (ungu) Larutan berwarna ungu
1 mL H2SO4 (bening)
 Larutan berwarna ungu + 9 Larutan berwarna merah
tetes FeSO4 0,1 M
2.  1 mL KMnO4 (ungu) Larutan berwarna ungu
1 mL H2SO4 (bening)
 Larutan berwarna ungu + 1 Larutan berwarna bening
tetes Na2S2O3 0,1 M
3.  1 mL KMnO4 (ungu) Larutan berwarna ungu
1 mL H2SO4 (bening)
 Larutan berwarna ungu + 5 Larutan berwarna merah bata
tetes H2C2O4 0,1 M

8
G. Pembahasan
Redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi
(keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.Hal ini dapat berupa
proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan
karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana
(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula
pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Abdul
Saraha Rasyid,dkk.2009:125)
Prinsip pada percobaan ini yaitu berdasarkan pada reaksi redoks dimana
larutan (KMnO4) bersifat sebagai oksidator dari larutan uji dan sampel bersifat
reduktor. Pada percobaan ini dimasukkan larutan kalium permanganat dan
asam sulfat ke dalam tabung sebanyak 1mL. Dimana kalium permanganat ini
berfungsi sebagai oksidator dan asam sulfat sebagai katalis untuk mempercepat
jalannya reaksi.
Pada perlakuan pertama yaitu kalium permanganat dan asam sulfat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 1 mL dan
ditambahkan 9 tetes ferro sulfat (reduktor) menghasilkan larutan yang
berwarna merah. Larutan FeSO4 disini juga berfungsi sebagai reduktor yang
dapat mereduksi KMnO4 dengan unsur Mn yang memiliki bilangan oksidasi +7
menjadi +2. Sedangkan KMnO4 berfungsi sebagai oksidator yang
mengoksidasi FeSO4 dari unsur Fe yang memiliki bilangan oksidasi +2 menjadi
+3. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

2KMnO4(aq)+8H2SO4(aq)+10FeSO4(aq)K2SO4(aq)+2MnSO4(aq)+5Fe(SO4)3(aq)+8H2O(l)
7
+ +2 +2 +3
Reduksi
Oksidasi

Dari persamaan reaksi di atas diperoleh bahwa:

9
1. Oksidasi : unsur Fe (mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari +2 menjadi
+3)
2. Reduksi : unsur Mn (mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7
menjadi +2)
3. Oksidator: KMnO4 (karena KMnO4 menyebabkan FeSO4 mangalami
oksidasi)
4. Reduktor: FeSO4 (karena FeSO4 menyebabkanKMnO4 mangalami reduksi)
Perlakuan kedua yaitu kalium permanganat dan asam sulfat dimasukkan
kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 1mL dan ditambahkan 1 tetes
natrium tiosulfat (reduktor) menghasilkan larutan yang berwarna bening.
Larutan Na2S2O3 disini berfungsi sebagai reduktor yang dapat mereduksi
KMnO4 dengan unsur Mn yang memiliki bilangan oksidasi +7 menjadi +2.
Sedangkan KMnO4 berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi
Na2S2O3dari unsur S yang memiliki bilangan oksidasi +2 menjadi +2,5.
Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10Na2S2O3(aq)  K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 5Na2S4O6(aq)+


+7 +2 5Na2(SO4)3(aq) + 8H2O(l) +2 +2,5
Reduksi
Oksidasi

Dari persamaan reaksi di atas dapat diketahui bahwa:


1. Oksidasi : unsur S (mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari +2 menjadi
+2,5)
2. Reduksi : unsur Mn (mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7
menjadi +2)
3. Oksidator : KMnO4 (karena KMnO4 menyebabkan Na2S2O3 mangalami
oksidasi)
4. Reduktor : Na2S2O3 (karena Na2S2O3 menyebabkan KMnO4 mangalami
reduksi)

10
Perlakuan ketiga kalium permanganat dan asam sulfat dimasukkan
kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 1mL dan ditambahkan 5 tetes
asam oksalat (reduktor) dan dilakukan pemanasan selama ± 2 menit yang
menghasilakan larutan yang berwarna merah bata Fungsi pemanasan yaitu
untuk mempercepat reaksi. Larutan H2C2O4 0,1 M berfungsi untuk
memperlihatkan bahwa terjadi reaksi antara KMnO 4 dengan H2C2O4 ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi warna ungu kecokelatan, terdapat
endapan dan gelembung. Selain itu, larutan H2C2O4 disini berfungsi sebagai
reduktor yang dapat mereduksi KMnO4 dengan unsur Mn yang memiliki
bilangan oksidasi +7 menjadi +2. Sedangkan KMnO 4 berfungsi sebagai
oksidator yang mengoksidasi H2C2O4dari unsur S yang memiliki bilangan
oksidasi +3 menjadi +4. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 5H2C2O4(aq)  K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 10CO2(aq)+8H2O(l)


+7 +3 +2 +4
Reduksi
Oksidasi

Dari persamaan reaksi di atas dapat diketahui bahwa:


1. Oksidasi : unsur C (mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari +3 menjadi
+4)
2. Reduksi : unsur Mn (mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7
menjadi +2)
3. Oksidator : KMnO4 (karena KMnO4 menyebabkan H2C2O4 mangalami
oksidasi)
4. Reduktor : H2C2O4 (karena H2C2O4 menyebabkan KMnO4 mangalami
reduksi)

Dari tiga perlakuan ini kita dapat membandingkan hasil yang telah
dicobakan yaitu ketika kalium permanganat dan asam sulfat ditambahkan
bebrapa tetes reduktor dimana reduktor yang dimaksud disini yaitu ferro sulfat,

11
natrium tiosulfat, dan asam oksalat mengalami atau memliki hasil yang
berbeda- beda.

H. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dengan mengoksidasi larutan seperti FeSO 4, Na2S2O3 dan H2C2O4
meskipun pada reaksi membutuhkan katalis untuk mempercepat jalannya
reaksi. Terjadi perubahan warna pada percobaan pertama KMnO4 dan larutan
H2SO4 ditambahkan 9 tetes FeSO4 menghasilkan merah, reaksi antara larutan
KMnO4 dengan larutan H2SO4 dan larutan Na2S2O3 mengalami perubahan
warna dari ungu menjadi bening, pada reaksi antara KMnO 4 dengan larutan
H2SO4 dan larutan H2C2O4 mengalami perubahan warna menjadi merah bata
setelah dipanaskan.

Saran
Diharapkan kepada praktikan agar dalam percobaan ini lebih berhati-hati
dalam melakukan percobaan untuk meenghidari terjadinya kesalahan prosedur
dan penggunaan alat maupun terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti
terkena tumpahan larutan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat Yayat. 2016. Kimia Dasar. Jakarta Selatan :Modul Bahan Ajar

Cetak Farmasi

Saraha Abdul Rasyid, Khusna Arif Rakhman,dkk. 2009. Kimia Dasar I.

Bandung:Resbook

Juwita Ratulani. 2017. Kimia Dasar.Padang:Sekolah Tinggi Keguruan dan

Ilmu Pendidikan STKIP

Pahriah. 2007.Kimia Dasar. Bandung:Deepublish


Bukhari.2017.Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika dalam Memahami

Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi. Jurnal Dedikasi

Langitasari. 2016. Reaksi Oksidasi Reduksi. Jurnal Kimia Vol 1.No 1. ISBN
2502- 4787

13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan Sementara

14
15
16
Lampiran 3. Dokumentasi

Memasukkan 1 mL KMnO4 0,1 M dan Hasil dari (1 mL KMnO4 0,1 M dan 1


1 mL H2SO4 0,1 M mL H2SO4 0,1 M) + 9 tetes FeSO4 0,1
M larutan berwarna merah.

Hasil dari (1 mL KMnO4 0,1 M dan 1 Proses pemanasan campuran (1 mL


mL H2SO4 0,1 M) + 1 tetes Na2S2O3 KMnO4 0,1 M dan 1 mL H2SO4 0,1 M)
0,1 M larutan berwarna bening. + 5 tetes H2C2O4 0,1 M

17
Hasil dari (1 mL KMnO4 0,1 M dan 1 mL H2SO4 0,1 M) + 5 tetes H2C2O4 0,1 M
larutan berwarna merah bata.

18
Lampiran 5. Literatur

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai