Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Praktik Akuntansi Biaya
Disusun oleh :
1. An Nissa Cahyaning Budi 2010102045
2. Umi Hasanah 2010102047
3. Akbar Putra Effendi 2010102080
D3 AKUNTANSI K2
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TIDAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah usaha mikro kecil menengah ini dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun sebagai syarat tugas akhir mata kuliah Praktik Akuntansi Biaya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak, untuk
itu penyusun mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada :
1. Ibu Siti Afidatul Khotijah, S.E., M.Ak. selaku dosen mata kuliah Praktik Akuntansi
Biaya
2. Bapak Kusrianto selaku pemilik UMKM Keripik Tempe
3. Orang tua dan teman seperjuangan
Laporan Tugas Akhir ini berisi tentang Harga Pokok Produksi (HPP) bulanan yang
terjadi pada UMKM “Keripik Tempe”, yang selanjutnya disusun oleh penulis guna
mengetahui informasi dan pengetahuan kepada UMKM Keripik Tempe dalam menentukan
Harga Pokok Penjualan melalui perhitungan yang sesuai agar menghasilkan Harga Pokok
Produksi yang tepat dan akurat serta harga jual produk yang sesuai dipasaran, dan
bahwasannya masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun tekhnik
penulisan yang disajikan. Hal ini disebabkan karena dengan segala kerendahan hati penyusun
menerima segala kritik dan saran yang bersifat kontruktif guna kesempurnaan di masa yang
akan datang dan semoga bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki banyak peran dalam memberantas
kemiskinan, mengurangi pengangguran, serta meningkatkan pendapatan masyarakat
sehingga dapat mandiri dalam menopang ekonominya. Pelaku UMKM harus mampu
berkembang dan bertahan seiring dengan ketatnya persaingan usaha. Kemampuan
bersaingan dalam perdagangan merupakan hal penting agar perekonomian Indonesia tetap
kuat terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh sebab itu
pemerintah terus berupaya agar UMKM di berbagai daerah dapat berkembang sehingga
menopang perekonomian masyarakat kecil dengan memberikan berbagai kemudahan baik
dari segi pendanaan, pemasaran, perizinan, maupun fasilitas – fasilitas lain yang
mendukung.
UMKM yang memproduksi suatu barang memerlukan informasi jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Biaya produksi seperti bahan baku, tenaga kerja,
dan biaya overhead pabrik lainnya digunakan sebagai dasar untuk menghitung Harga
Pokok Produksi (HPP). Penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan alat ukur
untuk menentukan harga pokok penjualan. Begitu juga dengan pelaku UMKM lainnya
khususnya produksi Keripik Tempe harus benar – benar dapat menghitung biaya produksi
yang dikeluarkan untuk menentukan harga jual. Kesalahan dalam penghitungan Harga
Pokok Produksi (HPP) berpengaruh terhadap harga jual. UMKM dituntut lebih efektif dan
efisien dalam menjalankan usahanya agar produk yang dihasilkan mempunyai kualitas
yang bagus sehingga memiliki daya saing dengan para competitor antar UMKM. Selain
kualitas penentuan harga jual harus dengan harga yang wajar tidak terlalu rendah dan juga
tidak terlalu tinggi.
Keripik Tempe merupakan produk yang dihasilkan oleh Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang terletak di Desa Sinungrejo, Kecamatan Ambal, Kabupaten
Kebumen. Seperti halnya permasalahan UMKM pada umumnya, unit usaha ini juga
mengalami kesulitan dalam meningkatkan daya saing pemasaran produk mereka.
Kapasitas produksi sebanyak 1.000 bungkus perhari belum mencerminkan keberhasilan
pemasaran produk ini mengingat keripik tempe mulai dikenal sebagai oleh – oleh khas
Ambal. Media yang digunakan dalam memasarkan produksinya yaitu dengan cara
mendistribusikan ke warung – warung yang berada di sekitar daerah Ambal,
Kutowianngun, Karangsambung dan Suwuk. UMKM Keripik Tempe ini setiap harinya
bisa memproduksi sekitar 1.000 bungkus keripik tempe. Untuk harga setiap bungkus
keripik tempe mulai dari Rp 4.000, Rp 6.500, dan Rp 8.500. Untuk karyawan yang
bekerja di UMKM ini juga cukup banyak bisa mencapai 13 karyawan.
1.3 Tujuan
a. Untuk menganalisis identitas singkat mengenai UMKM Keripik Tempe
b. Untuk dapat menganalisis produksi dari UMKM Keripik Tempe
c. Untuk menganalisis bagaimana penentuan laporan harga pokok produksi pada
UMKM Keripik Tempe
1.4 Manfaat
a. Bagi UMKM Keripik Tempe
Hasil penelitian yang dilakukan tersebut diharapkan dapat menjadi informasi dan
pengetahuan kepada UMKM Keripik Tempe dalam menentukan Harga Pokok
Penjualan melalui perhitungan yang sesuai agar menghasilkan Harga Pokok Produksi
yang tepat dan akurat serta harga jual produk yang sesuai dipasaran.
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan (referensi) dan pembanding bagi
penelitian – penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
PRODUKSI
Keripik Tempe S (100gr) 12.000
Keripik Tempe S (250gr) 9.000
Keripik Tempe L (500gr) 9.000
Jumlah Produksi Perbulan (unit) 30.000
Harga Jual
Harga Jual Keripik Tempe S (100gr) Rp 4.000
Harga Jual Keripik Tempe S (250gr) Rp 6.500
Harga Jual Keripik Tempe L (500gr) Rp 8.500
Beban
BEBAN PENJUALAN
Biaya Promosi Rp 2.000.000
Laba Bruto
3.2 Saran
a. Untuk menghasilkan harga pokok produksi maupun menentukan harga jual
sebaiknya UMKM Keripik Tempe lebih detail dalam menggolongkan biaya –
biaya produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel
b. Penelitian ini diharapkan memberi wawasan kepada UMKM Keripik Tempe
mengenai perhitungan yang benar dengan menggunakan metode harga pokok
proses
c. Sebaiknya mulai saat ini UMKM Keripik Tempe menerapkan pencatatan
akuntansi baik keuangan maupun biaya meskipun dengan cara sederhana sehingga
bisa terkontrol dan dapat memberikan informasi mengenei perkembangan UMKM
Keripik Tempe tersebut
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://semnas.unikama.ac.id/
feb/unduhan/publikasi/
1721391935.pdf&ved=2ahUKEwiZx5v569_wAhVJXSsKHb0DCH4QFjAAegQIAxAC&usg=AOvV
aw37BD0IEVU1VK47lA6-uLe7&cshid=1621774398234